Peria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(110 revisi perantara oleh 49 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| name = Peria
| image =
| image_width = 200px▼
| image_caption = Peria
|
| synonyms = Sumber:<ref name=Dalimartha>[[Setiawan Dalimartha|Dalimartha, Setiawan]] (2008). ''Atlas Tumbuhan Obat Indonesia''. '''5'''. hal.121 & 131-136. Jakarta: Puspa Swara. ISBN 978-979-1480-18-5.</ref>
* ''Cucumis africanus'' <small>Lindl.</small>
* ''M. balsamina'' <small>Blanco.</small>
* ''M. balsamina'' <small>Descourt.</small>
▲| species = '''''M. charantia'''''
* ''M. cylndrica'' <small>Blanco.</small>
* ''M. jagorana'' <small>C. Koch.</small>
▲| binomial_authority = Descourt.
* ''M. opergulata'' <small>Vell.</small>
| color={{tc2|tumbuhan}}
}}
[[File:Bitter gourd (Momordica charantia).jpg|thumb|Sebuah charantia momordica penuh dengan dua dibelah dua dan dua penampang]]
'''Peria''',
| last = Rospita
| first =
Baris 28 ⟶ 30:
| year =2002
| pages = 1
| isbn = }}</ref>
| last = Sriutami
| first =Sinta
Baris 41 ⟶ 43:
| pages = iii
| isbn = }}</ref>
Nama
| last = (en)Sathish Kumar
| first =D.
Baris 56 ⟶ 58:
| id =ISSN 0976 – 044X
| accessdate =15 Juni 2010 }}</ref>
== Nama-nama lokal ==
Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah [[Jawa]] di sebut sebagai ''paria'', ''pare'', ''pare pahit'', ''pepareh''
== Pemerian dan ekologi ==
[[
Peria adalah sejenis
’’(
▲’’(momordica charantia l.)’’ Menggunakan ’’gummi arabicum’’ Sebagai Bahan Pengikat Secara Granulasi Basah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. hal 3</ref> [[Daun]] merupakan daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang,dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk [[jantung]], serta warnanya [[hijau]] tua.<ref name="iptek"/> [[Bunga]] juga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna [[kuning]].<ref name="iptek"/> [[Buah]]nya bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup.<ref name="iptek"/>
== Persebaran, habitat, & perawatan ==
Pare banyak di daerah [[tropis]]. Tumbuh baik di [[dataran rendah]] dan dapat ditemui di [[tanah]] telantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di [[pagar]] untuk diambil [[buah]]nya. Tanaman ini tidak perlu cahaya [[matahari]] yang terlalu banyak sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.<ref name=Dalimartha/> Benih peria diambil dari buah yang sudah cukup matang. Sesudahnya, semai dalam polypot dengan ukuran 8–12 cm, isi dengan tanah yang baik. Sesudahnya, semai sebanyak 2–3 biji. Tanah harus selalu lembap, hingga tumbuh tunas. Jika daun sudah muncul sebanyak 2–4 lembar, sisakan satu dan cabut yang lainnya. Pindahkan ke tanah, dan siram dengan air yang cukup, dan tutup dengan sekam.<ref name="Menanam">Iritani, Galuh (2012). ''Vegetable Gardening:Menanam Sayuran di Rumah''. hal.77{{spaced ndash}}78. [[Yogyakarta]]:Indonesia Tera. ISBN 979-775-159-7.</ref> Akan tetapi, peria yang berjenis peria gajih lebih baik ditanam di dataran rendah dengan [[tanah]] yang gembur. Biasanya ditanam di pekarangan, dan harus ada sedikit naungan agar [[buah]]nya dapat berwarna putih.<ref name=Soeseno>Soeseno, Slamet (1985). ''Sayur-Mayur untuk Karang Gizi''. hal.48-49. [[Jakarta]]:Penebar Swadaya.</ref>
Cara lain menanam tanaman pare adalah tanam langsung dengan memasukan 2 biji kedalam lubang sedalam 1–2 cm kemudian ditimbun tanah. Panen mulai usia 2 bulan dan diulangi setiap seminggu sekali. Peria gajih ditanam lewat [[biji]]nya. Saat menugal biji, sebaiknya diberi abu dapur dahulu. Sebab, menanam peria gajih tidak boleh sembarangan.<ref name=Soeseno/> Sulurnya harus dibantu merambat ke tiang rambatan. Adapun, jika sulur induk sudah berdaun lebih dari 10 lembar, gunting ujungnya agar bunga betina tidak muncul dari sulur induk. Setelah sulur dipotong, kelak akan ada muncul sulur yang baru. Jika hujan tidak juga turun, siram peria dengan teratur. Setelah bunga betina muncul, baru dilakukan [[pupuk|pemupukan]]. Jangan berlebihan, sebab akan mengakibatkan sementara [[daun]] menjadi lebar, akan tetapi buahnya tetap kecil saja. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali, dengan pupuk kimia atau organik.<ref name=Menanam/> Kalau buahnya sudah terbentuk, harus dilapis [[kertas]] 2 rangkap untuk menghindarkan dari serangan [[lalat buah]]. Setelah 3 bulan, sudah bisa dipanen.<ref name=Soeseno/> Buah barulah bisa dipanen apabila permukaan buah sudah menggembung dan berair. Tekan bagian tengah buah, apabila masih keras, tunggu hingga sudah agak kenyal.<ref name=Menanam/> Segerakanlah memetik buah sebelum menjadi kuning, karena itu pertanda buah sudah menua. Buah yang menguning, sudah boleh diambil bijinya sebagai bibit. Apabila daun sudah menguning, cabutlah pohon peria tersebut, karena pertanda sudah tak produktif.<ref name=Menanam/>
== Kegunaan ==
[[Berkas:Bittermelonsambal.jpg|
{{nutritionalvalue | name = Kandungan Peria | kJ=79 | protein=0
Di
▲[[Berkas:Bittermelonsambal.jpg|thumb|left|200px|Buah peria disajikan sebagai masakan khas Asia dengan kombinasi rempah-rempah]]
▲{{nutritionalvalue | name = Kandungan Peria | kJ=79 | protein=0.84 g | fat= 0.18 g | satfat=0.014 g | monofat = 0.033 g | polyfat = 0.078 g | carbs =4.32 g | sugars=1.95 g | fiber=2.0 g | thiamin_mg=0.051 | riboflavin_mg=0.053 | niacin_mg=0.280 | folate_ug=51 | vitA_ug = 6 | vitB6_mg=0.041 | vitB12_ug=0 | vitC_mg=33.0 | vitE_mg=0.14 | vitK_ug=4.8 | calcium_mg=9 | iron_mg=0.38 | magnesium_mg=16 | phosphorus_mg=36 | potassium_mg = 319 | sodium_mg=6 | zinc_mg=0.77 | water=93.95 g | copper_mg=0.033 g | source_usda=1 | right=1}}
Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada [[gado-gado]], [[pecel]], [[rendang]], atau [[gulai]].<ref name=
▲Di beberapa negara terutama [[Jepang]], [[Korea]] dan [[Cina]], peria dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal.<ref name="suara"/> Buahnya mengandung albiminoid, [[karbohidrat]], dan zat warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, [[karantina]], [[resin]], dan minyak [[lemak]], sementara [[akar]]nya mengandung [[asam momordial]] dan [[asam oleanolat]], sedangkan bijinya mengandung [[saponin]], [[alkaloid]], [[triterprenoid]], dan asam momordial.<ref name="davit">[http://davitherbal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=53:manfaat-tanaman-pare-1&catid=3:newsflash&Itemid=53 Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare]<small> diakses 18 Mei 2010</small></ref> Peria juga dapat merangsang nafsu makan,menyembuhkan penyakit kuning,memperlancar [[pencernaan]], dan sebagai obat [[malaria]]. <ref name="tati"> Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.</ref> Selain itu peria juga mengandung betakaroten dua kali lebih besar dari brokoli. Sehingga mampu mencegah timbulnya penyakit kanker dan mengurangi resiko terkena serangan jantung ataupun terinfeksi virus.<ref name="suara"/> [[Daun]] peria juga bermanfaat untuk menyembuhkan mencret pada [[bayi]], membersihkan [[darah]] bagi wanita yang baru melahirkan, menurunkan [[demam]], mengeluarkan [[cacing kremi]], serta dapat menyembuhkan [[batuk]].<ref name="tati"/>
▲Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada [[gado-gado]], [[pecel]], [[rendang]], atau [[gulai]].<ref name= "instalasi"/> Di Cina peria diolah dengan tausi, [[tauco]], daging [[sapi]] dan [[cabai]] sehingga rasanya makin enak atau diisi dengan adonan daging dan [[tofu]], sedangkan di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, tempura atau asinan sayuran.<ref name="suara"/>
Ekstrak biji peria selain digunakan sebagai bahan obat, ternyata juga dapat digunakan sebagai pembasmi [[larva]] alami yang merugikan seperti larva ''[[Aedes aegypti L]]'' yang menyebarkan penyakit [[demam berdarah]] atau DBD.<ref> [http://digilib.uns.ac.id/abstrakpdf_10957_pengaruh-ekstrak-biji-pare--momordica-charantia-l.--terhadap-mortalitas-larva-aedes-aegypti-l..pdf Bahatiyanusa, Rudy. Pengaruh ekstrak biji pare (momordica CHARANTIA l.) Terhadap mortalitas larva aedes AEGYPTI l.]<small>diakses 15 Juni 2010</small></ref>▼
▲Ekstrak biji peria selain digunakan sebagai bahan obat, ternyata juga dapat digunakan sebagai pembasmi [[larva]] alami yang merugikan seperti larva ''[[Aedes aegypti
=== Peria dan
[[
Sejak zaman [[purba]] peria digunakan untuk merawat penderita [[kencing manis]] karena terbukti
Efek peria dalam menurunkan [[gula darah]] pada [[hewan]] percobaan bekerja dengan mencegah [[usus
Penemuan peria sebagai antidiabetes ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli obat berkebangsaan Inggris, A.Raman
Sebagai obat diabetes, buah peria dapat disajikan sebagai teh karena terbukti tidak memiliki efek samping terhadap [[sistem pencernaan]] sehingga tepat dikonsumsi oleh penderita yang mengalami [[konstipasi]].<ref name="jornalphp">
{{cite journal
Baris 100 ⟶ 106:
== Keanekaragaman ==
[[Berkas:Parepare.jpg|100px|jmpl|Peria hijau (kiri) dan peria putih.]]
[[Berkas:Paria Kecil (Momordica balsamina).jpg|jmpl|ka|200px|Peria hutan kecil ([[Momordica balsamina]])]]
[[Berkas:Pare ulo.jpg|100px|jmpl|kiri|Peria ular.]]
Keanekaragaman peria ada tiga, peria gajih, peria hijau, dan peria ular. Kedua peria tersebut tidak dimakan, kecuali peria gajih karena rasanya pahit. Namun, peria gajih memiliki rasa yang masih lumayan, sehingga masih disukai.<ref name=Soeseno/>
* '''Peria gajih''' adalah jenis peria yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.<ref name="instalasi"/> Jenis ini biasa disebut juga pare putih atau pare mentega yang berasal dari [[India]] dan [[Afrika]] dengan bentuk buah panjang berukuran 30
halus.
* '''Peria
▲pare putih atau pare mentega yang berasal dari [[India]] dan [[Afrika]] dengan bentuk buah panjang berukuran 30 - 50 cm, diameter 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.<ref name="rospita"/>
▲'''Peria Hijau''' berbentuk lonjong, kecil dan berwarna [[hijau]] dengan bintil-bintil agak
▲halus. <ref name= "instalasi"/> Buah peria ini mempunyai panjang 15 - 20 cm, rasanya pahit dan daging buahnya tipis. <ref name= "instalasi"/> Peria hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman ini dapat tumbuh
▲dengan baik.<ref name= "instalasi"/>
▲'''Peria Ular''' atau '''Peria Belut''' dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.<ref name="rospita"/> Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.<ref name="rospita"/>
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{sisterlinks|Peria}}
{{Taxonbar|from=Q428750}}
== Galeri foto ==
<center>
<gallery>
Baris 126 ⟶ 130:
berkas:Momordica charantia - D7-09-2953.JPG|Biji peria
berkas:Korola tree.JPG|Budidaya peria
berkas:Bitter
berkas:Bittermelonman.jpg|Minuman kaleng sari peria
berkas:Momordica charantia - D7-10-3692.JPG|Buah yang sudah pecah
</gallery>
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Sayuran buah]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
|