Doudo, Panceng, Gresik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arif doudo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(19 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
{{desa
|nama=Doudo
|kecamatan=Panceng
|kode pos =61156
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Gresik
|provinsi=Jawa Timur
|luas=-
|penduduk=lebih kurang 500 kepala keluarga}}
'''Desa Doudo''' (dalam bahasa setempat dilafalkan "Ndhudha") merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan [[Panceng, Gresik|Panceng]]. Desa ini berbatasan dengan Desa [[Sekapuk, Ujung Pangkah, Gresik|Sekapuk]] Kecamatan [[Ujung Pangkah, Gresik|Ujungpangkah]] di sebelah utara, Desa [[Gedangan, Sidayu, Gresik|Gedangan]] Kecamatan [[Sidayu, Gresik|Sidayu]] di sebelah tenggara, dan Desa [[Wotan, Panceng, Gresik|Wotan]] Kecamatan [[Panceng, Gresik|Panceng]] di sebelah barat.
Desa ini dihuni oleh sekitar 500 kepala keluarga, dengan sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani dan pekerja di luar negeri.
Baris 13 ⟶ 16:
Namun dalam versi lain, ada yang menyebut Desa Doudo ini berasal dari [[bahasa Kawi]], "doh" yang berarti jauh, dan "uda" yang berarti air, mengingat keadaan alam Desa Doudo sendiri yang sulit didapati air tanah.
==
Desa Doudo sebagian besar disusun atas tanah bronggalan atau tanah merah, [[tanah lempung]] yang berwarna coklat kekuningan, serta tanah hitam dan tanah kapur. Lahan bertanah merah atau tanah hitam biasanya digunakan untuk alas ([[tegalan]]) yang ditanami [[palawija]] dan [[singkong]], atau digunakan untuk perkebunan misalnya [[jambu monyet]] dan [[mangga]]. Sedangkan lahan bertanah lempung biasanya digunakan untuk [[sawah]] dengan [[padi]] sebagai tanaman utama.
Baris 22 ⟶ 25:
Wilayah Desa Doudo terbagi dalam beberapa sub-wilayah:
* Desa: Ndhudha, Sentana
* Alas Kulon: Paktipah, Sulbak/Selbak
* Alas Kidul
* Alas Wetan: Ndhekem, Kuburan
* Alas Lor: Sangar, Laga Geneng
==
Desa Doudo memiliki beberapa kebudayaan yang bisa dianggap sebagai kebudayaan unik, di antaranya:
* Unsur penggunaan bahasa yang memiliki [[Bahasa Jawa Surabaya#Logat Doudoan|logat]] dan kosakata khas, yang diadaptasi dari berbagai bahasa. Umumnya kosakata tersebut diambil dari [[bahasa Jawa]] baku, dengan perbedaan pelafalan pada kata berakhiran -ih (yang dilafalkan -eh), -uh (yang dilafalkan -oh), serta beberapa kata berakhiran -i+konsonan (yang dilafalkan -iy+konsonan). Kosakata yang lain disinyalir diadaptasi dari berbagai bahasa, misalnya "pulampu" yang disinyalir diambil dari [[bahasa Sanskerta]] atau [[bahasa Tamil]], "cembalin" yang diambil dari [[bahasa Melayu]] "penjalin", dan "kermit" yang diambil dari [[bahasa Inggris]], "permit" (surat izin). Terdapat pula beberapa kosakata yang masih belum diketahui akar bahasanya, dan dimungkinkan merupakan bahasa asli, misalnya "brokohan" (makan pagi di sawah), dan "mbalon" (pesawat terbang).
* Makanan khasnya yakni "rujak bumbu mentah", di mana posisi [[gula jawa]] sebagai bumbu rujak pada umumnya diganti dengan [[terasi]] dan [[petis]]. Selain itu, bumbu-bumbu yang ada tidak digoreng atau disangrai sebagaimana bumbu rujak pada umumnya. Campuran dari bumbu rujak ini bisa dipadukan dengan buah-buahan (jambu air, jambu batu, jambu monyet, mengkudu, pisang batu, bengkuang, nanas, dsb.) maupun dengan "blunyoh", sejenis timun laut mentah.
* Tradisi "kondangan", yakni kunjung-mengunjung antar-warga pada saat malam hari raya (kecuali pada hari raya Ketupat dilakukan di pagi hari), dengan menyuguhkan tumpeng atau berkat kepada yang berkunjung.
* Tradisi takbir keliling dengan membawa oncor(obor) dari pelepah pepaya atau bambu mengelilingi desa tiap malam hari raya [[Idul Fitri]] dan [[Idul Adha]], tetapi sekarang tradisi ini sudah bisa dianggap punah.
== Objek Terkenal ==
Obyek yang terkenal dari desa ini adalah jambu monyet, karena daerah ini, bersama dengan desa sekitarnya yakni Desa [[Wotan]] dan Desa [[Petung]] merupakan daerah satu-satunya di kawasan [[Gresik]] Utara yang menghasilkan tanaman jambu monyet. Selain itu, desa ini juga terkenal dari telaganya yang sering menjadi jujugan pelancong dari desa/kecamatan tetangga, baik untuk sekedar berenang atau memancing.▼
▲
{{Panceng, Gresik}}
|