Abdul Hadi W.M.: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Karir +Karier)
Rizal180 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(111 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
 
'''Abdul Hadi Widji Muthari'''
{{Infobox person
({{lahirmati|[[Sumenep]], [[Madura]], [[Jawa Timur]]|24|6|1946}}) adalah salah satu sastrawan [[Indonesia]]. Sejak kecil ia telah mencintai puisi. Penulisannya dimatangkan terutama oleh karya-karya [[Amir Hamzah]] dan [[Chairil Anwar]], ditambah dengan dorongan orang tua, kawan dan gurunya.
| name = Abdul Hadi W.M.
| honorific_prefix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/haji) -->
| image = Hadi_70s.jpg
| caption = Abdul Hadi WM pada tahun 1970-an
| alt =
| birth_name =
| birth_date = {{birth date|1946|6|24}}
| birth_place = [[Sumenep]], [[Pulau Madura|Madura]], [[Jawa Timur]]
| baptised =
| disappeared_date =
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| death_date = {{death date and age|2024|1|19|1946|6|24}}
| death_place = Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Gatot Soebroto, DKI Jakarta
| death_cause =
| body_discovered =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| burial_place =
| burial_coordinates =
| monuments =
| nationality = Indonesia
| other_names =
| siglum =
| citizenship =
| education = [[Doktor Filsafat]]
| alma_mater = {{ubl|[[Universitas Gadjah Mada]]|[[Universitas Padjadjaran]]|[[Universitas Sains Malaysia]]}}
| occupation = {{hlist|[[Sastrawan]]|[[Filsuf]]|[[Budayawan]]|[[Akademikus]]}}
| years_active = 1960-an – sekarang
| era =
| employer =
| organization =
| agent = <!-- Discouraged in most cases, specifically when promotional, and requiring a reliable source -->
| known_for = Peneliti [[sufisme]]
| notable_works = ''Meditasi'', ''Madura'', dll
| style =
| net_worth = <!-- Net worth should be supported with a citation from a reliable source -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| television =
| title = <!-- Formal/awarded/job title. The parameter |office=may be used as an alternative when the label is better rendered as "Office" (e.g. public office or appointments) -->
| term =
| predecessor =
| successor =
| party = {{parpolicon|PPP}}
| movement =
| opponents =
| boards =
| criminal_charges = <!-- Criminality parameters should be supported with citations from reliable sources -->
| criminal_penalty =
| criminal_status =
| spouse =
| partner =
| children =
| parents =
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| relatives =
| family =
| callsign =
| awards =
| website =
| module =
| module2 =
| module3 =
| module4 =
| module5 =
| module6 =
| signature =
| signature_size =
| signature_alt =
| footnotes =
}}
 
'''Abdul Hadi W.M.''' atau nama lengkapnya '''Abdul Hadi Wiji Muthari''' ({{lahirmati|[[Sumenep]]|24|6|1946|[Jakarta]]|19|1|2024}}) adalah [[sastrawan]], [[budayawan]] dan ahli [[filsafat]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Namanya dikenal melalui karya-karyanya yang bernapaskan sufistik, penelitian-penelitiannya dalam bidang kesusasteraan [[Bahasa Melayu|Melayu]] [[Nusantara]] dan pandangan-pandangannya tentang [[Islam]] dan [[pluralisme]].<ref>{{Cite book|last=Abdul Hadi W. M.|date=2000|url=https://www.worldcat.org/oclc/45330308|title=Islam : cakrawala estetik dan budaya|location=Pasar Minggu, Jakarta|publisher=Pustaka Firdaus|isbn=979-541-117-9|edition=Cet. 1|oclc=45330308}}</ref>
 
== Masa kecil ==
Abdul Hadi W.M. terlahir dengan nama Abdul Hadi Wijaya. Ketika dewasa ia mengubah nama Wijaya menjadi Wiji. Ia lahir dari garis keturunan peranakan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] di wilayah [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]], Madura.<ref>{{cite web|url=http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/hadi.html |title=Profil Abdul Hadi W.M. di Taman Ismail Marzuki |accessdate=3 April 2011}}</ref> Ayahnya, saudagar dan guru bahasa [[Jerman]] bernama K. Abu Muthar, dan ibunya adalah putri keturunan Mangkunegaran bernama RA Sumartiyah atau Martiyah. Mereka dikaruniai sepuluh orang anak dan Abdul Hadi adalah putra ketiga; tetapi kedua kakaknya dan empat adiknya yang lain meninggal dunia ketika masih kecil. Anak sulung dari empat bersaudara (semua laki-laki) ini pada masa kecilnya sudah berkenalan dengan bacaan-bacaan yang berat dari pemikir-pemikir seperti [[Plato]], [[Sokrates]], [[Imam Ghazali]], [[Rabindranath Tagore]], dan [[Muhammad Iqbal]]. Sejak kecil pula ia telah mencintai puisi dan dunia tulis-menulis. Penulisannya dimatangkan terutama oleh karya-karya [[Amir Hamzah]] dan [[Chairil Anwar]]. Bersama teman-temannya Zawawi Imron dan Ahmad Fudholi Zaini, Hadi mendirikan sebuah pesantren di kota kelahirannya tahun 1990 yang diberi nama ''Pesantren An-Naba'', yang terdiri dari masjid, asrama, dan sanggar seni tempat para santri diajari sastra, seni rupa (berikut memahat dan mematung), desain, kaligrafi, mengukir, keramik, musik, seni suara, dan drama.<ref>{{cite web|url=http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:MOviyRCgrpUJ:202.158.52.214/id/arsip/1990/01/06/AG/mbm.19900106.AG17722.id.html+abdul+hadi+wm+%2Ban-naba&cd=17&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id |title=Majalah Tempo: Kesenian di Pesantren |accessdate=3 April 2011}}</ref>
Di masa kecilnya pula ia sudah berkenalan dengan bacaan-bacaan yang berat, dengan pemikir-pemikir kelas dunia seperti [[Plato]], [[Sokrates]], [[Imam Ghazali]], [[Rabindranath Tagore]], dan [[Muhammad Iqbal]].
 
== Pendidikan ==
Pendidikan dasar dan sekolah menengah pertamanya diselesaikan di kota kelahirannya. Ketika memasuki sekolah menengah atas, Abdul Hadi meninggalkan kota kelahirannya, pergi ke [[Surabaya]] untuk menuntut ilmu di kota itu. Ia pernahkemudian menempuh pendidikan di Fakultas [[Sastra]], [[Universitas Gadjah Mada]], [[Yogyakarta]] hingga tingkat [[sarjana muda]], lalu pindah ke studi [[Filsafat Barat]] di universitas yang sama hingga tingkat doktoral, namun tidak diselesaikannya. Ia beralih ke Fakultas Sastra, [[Universitas Padjadjaran]], [[Bandung]] dan dalammengambil program studi [[antropologiAntropologi]]. Selama setahun sejak 1973-1974 Hadi bermukim di [[Iowa]], juga[[Amerika tidakSerikat]] tamatuntuk mengikuti [[International Writing Program]] di [[Universitas Iowa]], lalu di [[Hamburg]], [[Jerman]] selama beberapa tahun untuk mendalami sastra dan filsafat. AkhirnyaPada iatahun justru1992 ia mendapatkan kesempatan studi dan mengambil gelar doktor[[master]] dan [[Doktor Filsafat]] dari [[UniversitiUniversitas Sains Malaysia]] di P[[Penang]], [[Malaysia]], di mana pada saat yang bersamaan ia menjadi dosen di universitas tersebut. PenangSekembalinya ke Indonesia, Hadi menerima tawaran dari teman lamanya [[Nurcholis Madjid]] untuk mengajar di [[Universitas Paramadina]], Jakarta, universitas yang sama yang mengukuhkannya sebagai Guru Besar Falsafah dan Agama pada tahun 2008.<ref>{{cite web|url=http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=203253|title=Harian Suara Karya - Pengukuhan Prof. Dr. Abdul Hadi W.M.|accessdate=3 April 2011}}{{Pranala mati|date=Oktober 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Karier ==
Hadi telah menjadi [[redaktur]] ''[[Gema Mahasiswa]]'' (1967-1968) dan redaktur ''[[Mahasiswa Indonesia]]'' (1969-1974) ketika masih berstatus sebagai [[mahasiswa]].<ref>{{Cite journal|last=Mu’jizah|date=2012|title=Abdul Hadi W.M.: Dari Puisi ke Teori|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/4279/1/Majalah%20Pusat%20Edisi%204.pdf|journal=Pusat: Majalah Sastra|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|volume=4|pages=75|issn=2086-3934}}</ref> Kemudian ia menjadi Redaktur Pelaksana majalah ''[[Budaya Jaya]]'' (1977-1978), redaktur majalah [[Kamar Dagang dan Industri Indonesia]] (KADIN) (1979-1981), redaktur [[Balai Pustaka]] (1981-1983) dan redaktur jurnal kebudayaan [[Ulumul Qur'an]]. Sejak 1979 sampai awal 1990-an ia menjabat sebagai redaktur kebudayaan harian [[Berita Buana]]. Tahun 1982, Ia dilantik menjadi Ketua [[Dewan Kesenian Jakarta]] dan ketika [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|reformasi bergulir]], dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu multi partai 1999]], atas desakan rekannya Dr. H. [[Hamzah Haz]], Abdul Hadi didesak maju sebagai wakil daerah wilayah pemilihan [[Jawa Timur]] dari [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP). Tahun 2000, Ia dilantik menjadi anggota [[Lembaga Sensor Film]] dan sampai saat ini dia menjabat Ketua Dewan Kurator [[Bayt al-Qur'an]] dan [[Museum Istiqlal]], Ketua Majlis Kebudayaan [[Muhammadiyah]], anggota Dewan Pakar [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]] (ICMI) dan anggota Dewan Penasihat [[PARMUSI]] (Persaudaraan Muslimin Indonesia). Keterlibatan Abdul Hadi WM dalam lingkaran aktivis Muslim telah dimulai sejak ia menjadi anggota [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI) selama menjadi mahasiswa di [[Universitas Gadjah Mada|UGM]], kemudian ikut merintis lahirnya [[Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah]] (IMM) pada tahun 1964 bersama-sama [[Amien Rais]] dan sahabatnya sesama penyair, [[Slamet Sukirnanto]]
Hadi juga pernah menjabat sebagai redaktur kebudayaan Harian [[Berita Buana]] dan anggota Dewan Pimpinan Harian [[Dewan Kesenian Jakarta]]. Puisi-puisinya kian lama kian kuat diwarnai oleh tasawuf Islam. Kumpulan puisinya, "Meditasi", memenangkan hadiah buku puisi terbaik Dewan Kesenian Jakarta 1978. Bukunya "Hamzah Fansuri, Penyair Sufi Aceh", melukiskan kecenderungan religiusnya.
 
Abdul Hadi bekerja sebagai pengajar. Ia merupakan salah seorang guru besar falsafah dan sastra di [[Universitas Paramadina]].<ref>{{Cite book|last=Shaleh|first=Badrus|date=Maret 2020|url=https://www.nusantarainstitute.com/wp-content/uploads/2020/02/E-Book-NAA-2019-Sastrawan-Santri.pdf|title=Sastrawan Santri: Etnografi Sastra Pesantren|location=Semarang|publisher=Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Press|isbn=978- 602-6418-56-2|editor-last=Al Qutuby|editor-first=Sumanto|pages=2|url-status=live}}</ref> Selain itu, ia juga merupakan dosen luar biasa Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Indonesia]], dan dosen Pascasarjana [[Universitas Muhammadiyah Jakarta]] dan [[The Islamic College for Advanced Studies]] (ICAS) [[London]] kampus Jakarta.
Pada tahun [[1992]], ia menerima tawaran dari [[Universiti Sains Malaysia]] di P. Penang, untuk menjadi "ahli cipta" di Pusat Pengajian Ilmu Kemanusiaan, di sana. Posisinya sebagai "ahli cipta" di perguruan tinggi yang berlokasi di Penang, Malaysia itu membuka peluang mengikuti program doktoral di perguruan tinggi itu dalam bidang sastra. Ia kembali ke Indonesia dengan gelar doktor, dan kini Hadi menjadi dosen di Fakultas Falsafah dan Peradaban [[Universitas Paramadina]]. Tahun 2008, Abdul Hadi memperoleh gelar guru besar.
 
Sebagai sastrawan, Hadi bersama sahabat-sahabatnya antara lain [[Taufik Ismail]], [[Sutardji Calzoum Bachri]], [[Hamid Jabar]] dan [[Leon Agusta]] menggerakkan program ''Sastrawan Masuk Sekolah ''(SMS), di bawah naungan [[Departemen Pendidikan Nasional]] dan [[Yayasan Indonesia]], dengan sponsor dari [[The Ford Foundation]].<ref>{{Cite web|title=Artikel "Abdul Hadi W.M." - Ensiklopedia Sastra Indonesia|url=https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Abdul_Hadi_W_M|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2023-08-29}}</ref>
Hingga kini sudah enam kumpulan puisi yang diterbitkannya. Empat buku lainnya bukan puisi. Dengan istrinya, Tedjawati, yang menjadi pelukis, ia sering terlibat diskusi soal seni. Ia juga menyukai karya [[Bach]], [[Beethoven]], dan [[The Beatles]].
 
== TulisanKarya ==
Sekitar tahun 1970-an, para pengamat menilainya sebagai pencipta puisi [[Sufisme|sufis]]. Ia memang menulis tentang kesepian, kematian, dan waktu. Seiring dengan waktu, karya-karyanya kian kuat diwarnai oleh tasawuf Islam. Orang sering membandingkannya dengan sahabat karibnya [[Taufik Ismail]], yang juga berpuisi religius. Namun ia membantah. ''“Dengan tulisan, saya mengajak orang lain untuk mengalami pengalaman religius yang saya rasakan. Sedang Taufik menekankan sisi moralistisnya.”''
=== Kumpulan puisi ===
* Meditasi (1976)
* Laut Belum Pasang (1971)
* Cermin (1975)
* Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)
* Tergantung Pada Angin (1977)
* Anak Laut, Anak Angin (1983)
 
Saat itu sejak 1970-an kecenderungan estetika timur menguat dalam sastra Indonesia kontemporer, puitika sufistik yang dikembangkan Abdul Hadi menjadi mainstream cukup dominan dan cukup banyak pengaruh dan pengikutnya. Tampak ia ikut menafasi kebudayaan dengan puitika sufistik dan prinsip-prinsip seni Islami, ikut mendorong masyarakat ke arah pencerahan sosial dan spiritual yang dianggap sebagai penyeimbang pengaruh budaya Barat hedonis dan sekuler.<ref>{{cite web|url=http://sastra-indonesia.com/2010/09/sastra-abdul-hadi-wm-dan-fenomena-puisi-sufistik/ |title= Sastra, Abdul Hadi W.M., dan Fenomena Puisi Sufistik|accessdate= 3 April 2011}}</ref>
=== Tulisan tentang Abdul Hadi WM ===
 
Sampai saat ini Abdul Hadi telah menulis beberapa buku penelitian filsafat di antaranya ''Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik'' (Pustaka Firdaus, 1999), ''Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya'' (Pustaka Firdaus, 1999), ''Tasawuf Yang Tertindas'', serta beberapa buku kumpulan puisi antara lain ''At Last We Meet Again'', ''Arjuna in Meditation'' (bersama [[Sutardji Calzoum Bachri]] dan [[Darmanto Yatman]]), ''Laut Belum Pasang'', ''Meditasi'', ''Cermin'', ''Tergantung pada Angin'', ''Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur'', ''Anak Laut Anak Angin'', ''Madura: Luang Prabhang dan Pembawa Matahari'', sejumlah karya terjemahan sastra sufi dan sastra dunia, terutama karya Iqbal, Rumi, Hafiz, Goethe, penyair sufi Persia dan penyair modern Jepang. Selain itu, ia juga menulis beberapa buku dongeng anak-anak untuk [[Balai Pustaka]].
 
Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa [[Inggris]], [[Prancis]], [[Belanda]], [[Jepang]], [[Jerman]], [[Cina]], [[Thailand]], [[Bahasa Arab|Arab]], [[Bengali]], [[Urdu]], [[Korea]] dan [[Spanyol]].{{fact}}
 
== Penghargaan ==
 
Pada tahun 1969, Abdul Hadi memperoleh Hadiah Puisi Terbaik II Majalah Sastra ''Horison.''{{Butuh rujukan}} Hadiah ini diperoleh untuk sajaknya yang berjudul ''Madura'' yang terbit tahun 1968. Lalu pada tahun 1977, Abdul Hadi memperoleh Hadiah Buku Puisi Terbaik dari [[Dewan Kesenian Jakarta]]. Hadiah ini diberikan kepadanya untuk kumpulan sajak yang ditulisnya, yaitu ''Meditasi''. Kumpulan sajak ini diterbitkan pada tahun 1976. Pemerintah Indonesia juga memberikan Hadiah Seni kepadanya pada tahun 1979 atas prestasinya dalam penulisan sajak. Kemudian, pada tahun 1985, Abdul Hadi menerima Hadiah Sastra ASEAN dari Putra Mahkota Thailand di [[Bangkok]]. Hadiah ini merupakan penghargaan atas sajaknya yang berjudul ''Tergantung pada Angin''. Sajak ini diterbitkan pada tahun 1983.<ref>{{Cite book|date=2003|url=https://www.researchgate.net/profile/Puji-Santosa/publication/330889150_Ensiklopedia_Sastra_Indonesia_Modern/links/5c5a264045851582c3d173e0/Ensiklopedia-Sastra-Indonesia-Modern.pdf|title=Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern|location=Jakarta|publisher=Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=979-685-308-6|editor-last=Sugono, D., dkk.|editor-first=|pages=6-7|url-status=live}}</ref>
 
Abdul Hadi juga meneriama Anugerah Mastera dari Majelis Sastra Asia Tenggara pada tahun 2003. Selain itu, ia menerima Penghargaan Satyalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2010.{{Butuh rujukan}} Lalu pada bulan Maret 2011, Hadi memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata [[Jero Wacik]], penghargaan diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa si penerima memiliki jasa besar di bidang kebudayaan yang telah mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.<ref>{{Cite news|url=http://www.antaranews.com/berita/1300963597/menbudpar-sematkan-satyalencana-kebudayaan-2010|title=Menbudpar Sematkan Satyalencana Kebudayaan 2010|accessdate=3 April 2011|last=Adityawarman|editor-last=Wire|editor-first=PR|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}</ref> Pada tahun 2014, Abdul Hadi memperoleh Habibie Award di bidang sastra dan kebudayaan.{{Butuh rujukan}}
 
== Kehidupan pribadi ==
Pada 25 November tahun 1978, ia menikah dengan wartawati dan pelukis Tedjawati atau akrab dikenal sebagai [[Atiek Koentjoro]]. Atiek adalah saudara sepupu budayawan [[Umar Kayam]]. Mereka dikaruniai tiga orang putri yaitu [[Gayatri Wedotami]] (atau juga dikenal sebagai Chen Chen, seorang cerpenis dan aktivis di bidang perdamaian antar-iman), [[Dian Kuswandini]] (seorang jurnalis yang sekarang bermukim di Paris), dan [[Ayusha Ayutthaya]] (seorang guru bahasa Mandarin). Saat ini Abdul Hadi WM memperoleh tiga orang cucu, dua orang anak perempuan dari Gayatri dan seorang dari Ayusha.
Sewaktu masih tinggal di Jakarta, Abdul Hadi WM hidup bertetangga dengan saudara sepupu ibunya, [[Soetarni]], istri dari tokoh PKI [[Nyoto]]. Dari sini keluarga Sutarni maupun keluarga Abdul Hadi WM menjadi dekat. Abdul Hadi WM menyukai karya [[Bach]], [[Beethoven]], dan [[The Beatles]]. Selain membaca buku, ia juga gemar berkebun.{{fact}}
== Rujukan ==
{{reflist|30em}}
 
== Bacaan lanjutan ==
* "Naturmagie und Sufismus - Gedichte des indonesischen Lyrikers Abdul Hadi W.M.", dalam ''Orientierungen'' 1/1991, S. 113-122.
* "Struktur sajak penyair Abdul Hadi W.M." (1998) oleh Anita K. Rustapa
* "Mysticism reborn? — The poet Abdul Hadi W.M." (1974) oleh Christine Deakin
* "Arjuna in meditation: three young Indonesian poets: selected verse of Abdul Hadi W.M., Darmanto Jt & Sutardji Calzoum Bachri", (1976) Writers Workshop, Calcutta.
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/hadi.html Profil Abdul Hadi WM di situs web Taman Ismail Marzuki]
* http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/A/ads,20030616-09,A.html (memerlukan pendaftaran)
* {{id}} [http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/index.php?info=sea_award&rmenu=penghargaan&infocmd=show&award_tahun=&award_title=&award_penerima=&infoid=8&row= Profil singkat di Pusat Bahasa Diknas]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.eramuslim.net/?buka=show_artikel&id=837 Era Muslim: Abdul Hadi WM: Islam itu Bukan Kebudayaan Arab]
* {{id}} [http://republika.co.id:8080/berita/45094/Prof_Dr_Abdul_Hadi_WM_Indonesia_tak_Punya_Rumah_Kebudayaan_Sendiri Wawancara dengan Republika] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110925222745/http://republika.co.id:8080/berita/45094/Prof_Dr_Abdul_Hadi_WM_Indonesia_tak_Punya_Rumah_Kebudayaan_Sendiri |date=2011-09-25 }}
* {{id}} [http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=203253 Pengukuhan Guru Besar Abdul Hadi WM di Suara Karya]{{Pranala mati|date=Oktober 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{DEFAULTSORT:Muthari, lifetime|1946||Abdul Hadi WidjiWiji Muthari}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:AlumniFilsuf Universitas Gadjah MadaIndonesia]]
[[Kategori:KelahiranProfesor 1948Indonesia]]
[[Kategori:Sufi Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Alumni Universitas Sains Malaysia]]
[[Kategori:Dosen Universitas Sains Malaysia]]
[[Kategori:Dosen Universitas Paramadina]]
[[Kategori:Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta]]
[[Kategori:Dosen Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Tokoh Madura]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Sumenep]]
[[Kategori:Kelahiran 1946]]
[[Kategori:Kematian 2024]]