Perenjak jawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Ancaman dan Konservasi: add info |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(55 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| name = Perenjak Jawa
| image =
| image_width = 200px▼
| image_caption = Perenjak jawa yang masih muda
|
|
| familia = [[Cisticolidae]]▼
▲| genus = '' [[Prinia]] ''
}}
'''Perenjak jawa''' atau yang juga dikenal dengan nama '''ciblek''' adalah sejenis [[burung pengicau]] dari suku [[Cisticolidae]] (pada banyak buku masih dimasukkan ke dalam suku [[Sylviidae]]).
== Morfologi ==
▲'''Perenjak jawa''' atau yang juga dikenal dengan nama '''ciblek''' adalah sejenis [[burung pengicau]] dari suku Cisticolidae (pada banyak buku masih dimasukkan ke dalam suku Sylviidae). Dalam [[bahasa Inggris]] burung ini dikenal sebagai ''bar-winged Prinia'', merujuk pada dua garis putih pada setiap sayapnya. Nama ilmiahnya adalah ''Prinia familiaris'' Horsfield, 1821.
Burung kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13
Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapuh berwarna
▲Burung kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khas: ''sayap dengan dua garis putih'', serta ekor panjang dengan ''ujung berwarna hitam dan putih''.
▲Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau merah jambu.
Burung yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di [[taman]], [[pekarangan]], tepi [[sawah]], [[hutan sekunder]], hingga ke [[hutan bakau]].
Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan.
▲==Kebiasaan dan Penyebaran==
▲Burung yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di [[taman]], [[pekarangan]], tepi [[sawah]], [[hutan sekunder]], hingga ke [[hutan bakau]]. Juga kerap teramati di [[kebun|perkebunan]] [[teh]]. Dua atau tiga ekor, atau lebih, kerap terlihat berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras ''cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. !'' Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau.
Habitat perenjak jawa dapat ditemukan hingga ketinggian 900 meter di Pulau Sumatra. Hanya di wilayah [[Sumatera Utara]] yang tidak ditemukan habitat perenjak jawa. Sementara itu, habitat perenjak jawa sangat umum ditemukan di Pulau Jawa dan Pulau Bali pada ketinggian 1.500 meter.<ref>{{Cite book|last=Budiman|first=M. Asyief Khasan|date=2017|url=https://www.researchgate.net/publication/336317567_Burung-Burung_di_Kawasan_Konservasi_Pulai_Gading|title=Burung-Burung di Kawasan Konservasi Pulai Gading JOB Pertamina - Talisman Jambi Merang Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan|location=Jakarta Selatan|publisher=PT Indocarbon Nusantara|isbn=978-602-50308-0-2|pages=88|url-status=live}}</ref>
▲Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.
Sebelum tahun 1990-an, burung ini boleh dibilang tidak memiliki nilai ekonomi, sehingga banyak dibiarkan bebas dan meliar seperti halnya [[burung gereja]] dan [[burung pipit]].
Setelah tahun-tahun itu, burung ini mulai banyak diburu orang untuk diperdagangkan terutama di Jawa. Apalagi burung ini mudah dijumpai di wilayah perkebunan dan memiliki keistimewaan mudah jinak. Sifat jinaknya membuat ia mudah ditangkap dengan cara dipikat yaitu memakai bantuan cermin di dalam sangkar. Burung yang tertarik dengan bayangannya sendiri akan terjebak di dalam sangkar.
▲==Ancaman dan Konservasi==
▲Sebelum tahun 1990-an, burung ini boleh dibilang tidak memiliki nilai ekonomi, sehingga banyak dibiarkan bebas dan meliar seperti halnya [[burung gereja]] dan [[burung pipit]]. Sifatnya yang mudah beradaptasi dan tidak takut pada manusia menyebabkan populasi burung ini cukup tinggi pada wilayah-wilayah yang sesuai.
▲Setelah tahun-tahun itu, burung ini mulai banyak diburu orang untuk diperdagangkan terutama di Jawa. Apalagi burung ini mudah dijumpai di wilayah perkebunan dan memiliki keistimewaan mudah jinak. Sifat jinaknya membuat ia mudah ditangkap dengan cara dipikat yaitu memakai bantuan cermin di dalam sangkar. Burung yang tertarik dengan bayangannya sendiri akan terjebak di dalam sangkar.
Cara lain adalah dengan memasang jerat atau rajut di sekitar sarangnya, atau dengan perangkap getah (''pulut'') pada tempat-tempat tidurnya di waktu malam. Para penangkap burung yang terampil, bahkan, kerap hanya bermodalkan senter, kehati-hatian dan kecepatan tangan menangkap burung yang tidur di malam hari.
Sayang sekali burung ini mudah stres dan mati dalam pemeliharaan, terutama apabila yang ditangkap adalah burung dewasa.
Eksploitasi yang berlebihan
Dalam pemeliharaan biasanya burung ini sering diberi makanan berupa [[kroto]] ([[tempayak]] dan anak [[semut
▲Eksploitasi yang berlebihan ini segera terlihat akibatnya. Di wilayah-wilayah tertentu seperti di pinggiran [[Jakarta]] dan [[Bogor]], di mana burung ini melimpah sebelum tahun ‘90an, kini seolah ‘kehabisan stok’. Perenjak jawa semakin jarang terlihat di taman-taman, dan hadir terbatas di tempat-tempat tertentu yang masih dekat hutan.
== Pembedaan kelamin ==
▲Dalam pemeliharaan biasanya burung ini sering diberi makanan berupa [[kroto]] (tempayak dan anak [[semut ngangrang]]), [[ulat hongkong]], serta pelet (voer).
[[Jantan]] dibedakan dari [[betina]] dengan ukuran tubuhnya yang lebih besar dan aktif berkicau. Ekor lebih panjang dan warna sayap yang lebih gelap.▼
Juga bisa dibedakan dari warna paruh bagian bawahnya:
:Paruh bawah berwarna putih pucat adalah betina
▲Jantan dibedakan dari betina dengan ukuran tubuhnya yang lebih besar dan aktif berkicau. Ekor lebih panjang dan warna sayap yang lebih gelap.
:Paruh bawah berwarna putih dengan ujung hitam adalah burung jantan muda
:Paruh bawah berwarna hitam menyeluruh adalah burung jantan dewasa
:Bila masih muda dapat dibedakan melalui kuku jari
:Kuku jari kaki yang berwarna kusam adalah burung jantan
:Kuku jari kaki bersih adalah burung betina
== Galeri ==
<gallery>
File:Prinia_familiaris_Head_On.jpg
File:Bar-winged_Prinia_(Prinia_familiaris)_3.jpg
File:Bar-winged_Prinia_(Prinia_familiaris)_1.jpg
File:Bar-winged_Prinia_(Prinia_familiaris)_.jpg
</gallery>
==Bahan Bacaan==▼
*MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen. 2000. ''Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan''. LIPI dan BirdLife IP. Bogor.▼
==Pranala Luar==▼
▲* MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen.
{{en}} [http://www.itis.usda.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=562437 ITIS Database], diakses 28/07/2006▼
▲{{en}} [http://www.itis.usda.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=562437 ITIS Database] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041118124420/http://www.itis.usda.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=562437 |date=2004-11-18 }}, diakses 28/07/2006
(Indonesia) Prenjak Jawa Atau [https://pengkicau.com/download-suara-ciblek-gunung/ Burung Ciblek]
[[Kategori:Hewan]]▼
{{Taxonbar|from=Q645303}}
[[Kategori:Burung]]▼
[[
▲[[Kategori:Burung Indonesia]]
|