Kedungprahu, Padas, Ngawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Removing from Category:Desa di Ngawi using Cat-a-lot Tag: Pengembalian manual |
|||
(15 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tanpa referensi|date=Februari 2023}}
<!--Artikel penuh namun tidak memiliki satu referensi sumber terpercaya-->
{{Desa
|peta =
Baris 7 ⟶ 9:
|kecamatan = Padas
|nama pemimpin = Sunarto
|luas =
|penduduk =
|kepadatan =
}}
''' Kedungprahu ''' adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan [[Padas, Ngawi|Padas]], [[Kabupaten Ngawi]], Provinsi [[Jawa Timur]]. Sebelah timur berbatasan dengan desa Sambiroto, sebelah selatan berbatasan dengan desa Sukowiyono dan desa Bintoyo, sebelah barat berbatasan dengan desa Padas, dan desa Sambiroto serta desa Legowetan di sebelah utara.
Mata pencaharian mayoritas penduduknya sebagaimana desa-desa lain di Indonesia yaitu bertani, akan tetapi selama satu dekade belakangan menjadi pedagang serta wirausahawan adalah pilihan yang banyak diambil oleh penduduknya.
== SEJARAH ==
Nama Kedungprahu jika dirunut secara harfiah barangkali nama tersebut bermakna suatu kedung (bagian dari sebuah sungai yang lebih dalam dan sisinya melebar) yang mampu dilalui oleh perahu. Namun
Namun menurut '''[[Moch Yusuf Asyhari]]''' (Seorang pelajar berketurunan asli dari Kedungprahu sekaligus pemegang legenda dari keturunannya) Nama Kedungprahu berasal dari sebuah kerajaan kecil atau bisa juga dikatakan sebuah keluarga besar yang mendapatkan problema yang juga diikuti oleh bencana. Berikut Legenda dari desa Kedungprahu;
Baris 26 ⟶ 28:
Saat perahu dijalankan, Degan bekal yang dibawa Ki Biri yang sudah mengandung racun, diminumnya bersama-sama. Beberapa menit kemudian Bahu Kuncoro, Bahu Daya, dan Bahu Caki pingsan. Saat itulah kesempatan emas muncul, semua pusaka yang menjadi kesaktiannya dirampas oleh Ki Biri agar Bahu Kuncoro dan teman-temannya tak berdaya lagi. Bersamaan dengan itu, datanglah air bah besar disertai dengan ombak yang dahsyat. Sehingga perahunya meluncur ke dalam semak bambu tertimbun sangkrah, semua penumpangnya terpelanting ketepi sungai sebelah utara. Bahu Kuncoro, Bahu Daya, dan Bahu Caki ditangkap oleh masyarakat tanpa melawan karena semua pusaka yang menjadi kesaktiannya hilang. Oleh Masyarakat, Bahu Kuncoro, Bahu Daya, dan Bahu Caki dibawa menghadap pejabat Kadipaten Tunggul yang diwakili oleh Ki Demang Kromo Dongso. Setelah dimengerti, tujuan Bahu Kuncoro ternyata baik untuk rakyat kecil yang anti Belanda, Maka Bahu Kuncoro dan teman-temannya diberi ampun. Selain itu, Bahu Kuncoro diangkat menjadi pejabat dengan pangkat Demang Ki Bela Negara yang bertempat di Kademangan Dero. Setelah meninggal, Bahu Kuncoro atau Ki Bela Negara dimakamkan di desa Tawun kecamatan Padas.
Berhubung kejadian hancurnya perahu yang dibanggakan oleh masyarakat dusun Kedunggarja (kini pedusunan sebelah selatan jalan besar tepatnya Dusun Pilang Bangu dan Dusun Kedungprahu yang menjadi satu) dan Dusun Kedungmara (kini pedusunan sebelah utara jalan besar tepatnya Dusun
Setelah itu Kedungprahu aman,
== PRESTASI ==
Sekitar akhir tahun 70-an hingga awal 80-an, desa ini pernah berbangga diri dengan klub sepak bolanya yang bernama '''PORSDAK''', yang merupakan kependekan dari Persatuan Sepak Bola Desa Kedungprahu. Pada masa jayanya klub ini merupakan klub terbaik antar desa se-kecamatan [[Padas]], bahkan sempat menjadi yang terbaik antar desa se kabupaten [[Ngawi]]. Kemudian '''GALAXY FC''' (Klub yang juga berasal dari Kedungprahu) juga pernah menghiasi prestasi
Disamping
Ramaja dari Kedungprahu pernah dicap menjadi remaja yang memiliki kenakalan terbesar di kabupaten Ngawi,
{{Padas, Ngawi}}
{{Authority control}}
|