Vajrayana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
+{{Buddhisme Mahayana|aliran}} {{Buddhisme Tibet}}
 
(105 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}{{rapikan}}
{{Buddhisme|aliran}}
{{Buddhisme Mahayana|aliran}}
{{Buddhisme Tibet}}
[[File:Ghanta et Vajra (British Museum) (8697431158).jpg|thumb|Sebuah [[wajra]] dan [[lonceng]] ([[ghanta]]), yang merupakan simbol ritual klasik Wajrayāna]]
 
'''Vajrayana''' atau kadang ditulis '''Wajrayana''', adalah suatu ajaran [[Buddha]] yang di [[Indonesia]] lebih sering dikenal dengan nama '''Tantra''' atau '''Tantrayana'''. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan, seperti misalnya: mantrayana, ajaran mantra rahasia, ajaran Buddha esoterik. Vajrayana adalah ajaran yang berkembang dari ajaran [[Buddha]] [[Mahayana]], dan berbeda dalam hal praktik, bukan dalam hal filosofi. Dalam ajaran Wajrayana, latihan meditasi sering dilakukan dengan didahului pelafalan mantra pendek dan visualisasi.
 
== Etimologi ==
'''Vajrayana''' adalah suatu ajaran [[Buddha]] yang di [[Indonesia]] lebih sering dikenal dengan nama '''Tantra''' atau '''Tantrayana'''. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan, seperti misalnya: mantrayana, ajaran mantra rahasia, ajaran Buddha eksoterik. Vajrayana adalah merupakan ajaran yang berkembang dari ajaran [[Buddha]] [[Mahayana]], dan berbeda dalam hal praktek, bukan dalam hal filosofi.
Istilah "Vajrayana" berasal dari kata ''[[wajra|vajra]]'' yang dalam bahasa [[sanskerta]] bermakna '[[halilintar]]' atau '[[intan]]'. Vajra melambangkan intan sebagai unsur terkeras di Bumi, maka istilah Vajrayana dapat bermakna "Kendaraan yang tak dapat rusak dan tidak berubah (indestructible and changeless Vehicle)".<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/60664335|title=Tantric ethics : an explanation of the precepts for Buddhist Vajrayāna practice|last=1357-1419.|first=Tsong-kha-pa Blo-bzang-grags-pa,|date=2005|publisher=Wisdom Publications|isbn=0861712900|edition=1st Wisdom ed|location=Boston, Mass.|oclc=60664335}}</ref><ref>Rusli MSA PhD,Dr.Pdt.HS.. Teori dan Praktek Tantra-Vajrayana, 1982, IBC Medan </ref>
 
== Filosofi ==
 
Filosofi ajaran agama Buddha dapat di bagidibagi dua: '''[[Theravada|Hinayana/Pratimokshayana]] (salah satunya Theravada)''' dan '''[[Mahayana]]'''. Hinayana menekankan pada pencapaian sebagai [[Arahat]], sedangkan Mahayana pada pencapaian sebagai [[Bodhisattva]]. Tantrayana yang merupakan bagian dari Mahayana juga sering dikenal dengan nama jalan Boddhisattva. Hinayana dapat dibagi menjadi '''Vaibhashika''' dan '''Sautrantika'''. Sedangkan Mahayana dibagi menjadi '''Cittamatra''' dan '''MadhyamakaMadhyamika'''. Madhyamaka ini terdiri dari Rangtong (yang mencakup Sautrantika dan Prasangika) dan Shentong (Yogacara-Madhyamaka). Keempat filosofi ajaran Buddha ini (Vaibhasika, Sautrantika, Cittamatra, dan MadhyamakaMadhyamika) telah ada sejak zaman [[Buddha Gautama]], muncul karena adanya perbedaan kepercayaan, perbedaan level pemahaman, perbedaan pencapaian, dan realisasi dari para murid [[Buddha]].
 
Ajaran Vaibhasika dan Sautrantika banyak terdapat di [[Thailand]], [[Burma]], [[Sri Lanka]], dan [[Kamboja]]. Ajaran Zen dari [[Mahayana]] serta Mahamudra dari Vajrayana dapat di golongkan ke dalam Cittamatra, karena ajaran ini percaya bahwa pikiran adalah segalanya (misalnya : apapun yang kita lihat, sebenarnya adalah merupakan proyeksi dari pikiran kita). Ajaran Cittamatra ini banyak ditemui di [[China]], [[Taiwan]], [[Jepang]], [[Hongkong]], [[Singapore|Singapur]], [[Malaysia]], [[Indonesia]] serta, [[Tibet]], dan sekitarnya. Ajaran UmaUtama Shentongpa merupakan bagian dari ajaran MadyamakaMadyamika, yang percaya bahwa self-nature (sifat alami kita) sebenarnya tidaklah sekadar kosong, karena self-nature (sifat alami kita) adalah Buddha-nature (inti benih ke-Buddhaan), yang memiliki semua kualitas [[Buddha]].<ref>{{Cite Ajaran Madyamaka ini awalnya banyak terdapat di pengunungan himalaya, seperti di [[Tibet]], [[Nepal]], [[Bhutan]], [[Sikkim]], namun sekarang telah ada di berbagai negara [[asia]] dan di negara baratbook|url=https://books. google.co.id/books?id=mKOn6HGy3BoC&pg=PA228&lpg=PA228&dq=Ajaran+Vaibhasika&source=bl&ots=lQDTV1Oc0v&sig=lXB8duAPIENPR7TXtkh9VuUmpNE&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwjg-PmJtpzaAhVImpQKHQWlC38Q6AEISjAF#v=onepage&q=Ajaran%20Vaibhasika&f=false|title=Ilmu Vajrayana secara umum di berbagai negara lebih dikenal sebagai ajaran agama [[Buddha]] [[Tibet]], yang merupakan bagian dari [[Mahayana]] dan diajarkan langsung oleh '''Buddha Sakyamuni''' yang amat cocok untuk di praktekkan oleh umat perumah tangga, umat yang hidup sendiri Agama|last=(tidak menikahjr.),|first=Anton ataupunGerrit umatHonig|date=1987|publisher=Gunung yang memutuskan untuk hidup sebagai bhiksu di vihara Vajrayana.Mulia|isbn=9789794151792|language=id}}</ref>
 
"śūnyatā sarvadriṣṭīṇām proktā niḥsaraṇam jinaiḥ
Dalam ajaran Vajrayana, hubungan antara seorang Guru dan seorang murid adalah amat penting. Seorang murid tidak akan pernah memperoleh pencapaian tanpa bantuan seorang Guru yang berkualitas. Di dalam Vajrayana, seorang guru bisa saja merupakan seorang Yogi (pertapa), seorang Rinpoche (Guru berkualitas yang telah diakui oleh keempat aliran: Nyingmapa, Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa). Didalam Vajrayana seorang praktisi tidak dilarang untuk menikah, serta juga tidak diharuskan untuk hidup sebagai vegetarian (Catatan: Pada saat bercocok tanam, banyak juga mahluk yang terbunuh. Hidup sebagai seorang vegetarian tidaklah menjadikan kita suci, tergantung motivasi kita. Prilaku kita dalam berlatih sehari-harilah yang amat menentukan, termasuk didalamnya : Tubuh - perbuatan, Ucapan serta Pikiran kita). Banyak dari Guru Vajrayana yang tidak menikah, namun tidak sedikit juga yang menikah. Namun pasangan dari seorang Guru Vajrayana bukanlah seorang wanita biasa, mereka biasanya merupakan seorang '''dakini''' (mahluk suci yang telah memperoleh pencapaian) yang ditugaskan untuk membantu sang Guru dalam memperoleh pencapaian demi kebahagiaan semua mahluk.
yeṣām tu śūnyatādṛṣṭtis tan asādhyan babhāṣire"
 
"Para Penakluk mengatakan bahwa (realisasi) Sunyata mengeliminasi semua pandangan.
Semua yang mencengkeram pandangan Sunyata itu dikatakan tidak dapat diobati."
 
- Nagarjuna, Mūlamadhyamakakārikā 13.8
 
Mencengkeram pandangan Sunyata ialah pandangan salah yang belum memahami sunyata. Di antara semua pandangan salah, Nagarjuna menyatakan bahwa pandangan salah yang satu ini tidak dapat diobati lagi. Karena ajaran Sunyata ini sedemikian mendalam, maka tidak sepantasnya dipandang sebagai sekadar 'kosong'.
 
Ajaran Madhyamika ini awalnya banyak terdapat di Pegunungan Himalaya, seperti di [[Tibet]], [[Nepal]], [[Bhutan]], [[Sikkim]], tetapi sekarang telah ada di berbagai negara [[Asia]] dan di negara Barat.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=RkyfVTs0Tr4C&pg=PA612&lpg=PA612&dq=Ajaran+Madyamika&source=bl&ots=3Ezox7SS9C&sig=ho4W7SbvIfy17tOCd156Y2vp0qw&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwjEhIa1tpzaAhXEkJQKHec4BxsQ6AEIWjAH#v=onepage&q=Ajaran%20Madyamika&f=false|title=Merayakan kebebasan beragama: bunga rampai menyambut 70 tahun Djohan Effendi|date=2009|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=9786029556605|language=id}}</ref> Ajaran Vajrayana secara umum di berbagai negara lebih dikenal sebagai ajaran agama [[Buddha]] [[Tibet]], yang merupakan bagian dari [[Mahayana]] dan diajarkan langsung oleh '''Buddha Sakyamuni''' yang amat cocok untuk dipraktikkan oleh umat perumah tangga, umat yang hidup sendiri (tidak menikah), ataupun umat yang memutuskan untuk hidup sebagai biksu di vihara Vajrayana.<ref>{{Cite news|url=https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/filsafat-ilmu-pengetahuannya-buddhisme-2/|title=Filsafat Agama Buddha|date=2006-05-28|newspaper=Samaggi Phala|language=en-US|access-date=2018-04-02}}</ref>
 
== Pandangan Salah ==
 
Di beberapa negara (terutama di [[asiaAsia]]), '''banyak sekali anggapan bahwa Vajrayana merupakan ajaran mistik, penuh dengan kegaiban'''. Hal ini sebenarnya tidaklah benar. Dalam Vajrayana, latihanterdapat amatlahbanyak diutamakan.sekali Dalammetode melaksanakan latihan, dianjurkan untukdalam berlatih tiap hari secara disiplin. BanyakMemang gurubanyak mengatakansekali bahwapraktisi lebihVajrayana baik berlatihyang 10memiliki menitkemampuan tiapluar haribiasa, daripadatetapi berlatihhal 300ini menitbukanlah secarasesuatu berturut-turutyang tanpamistik. henti,Hal laluini istirahatsebenarnya selamamerupakan sebulan.hasil Disamping dalamdari latihan, amat diperlukan seorang guru yang berkualitasdilakukan, sehingga di Vajrayana '''hubungan antara guru dan murid'''hal amatlahini pentingharus (untukdiabaikan. ituSeperti '''kitakata perlusang berhati-hati dalam memilih seorangBuddha, guru''' - words of my perfect teacher - Patrul Rinpoche). Seorang guru yang berkualitaslah yang dapat membimbingmenyelamatkan dankita membantupada kitasaat dalamkematian mencapaiadalah pencerahanDharma, bukanbukanlah kesaktian. Kualitas seorang guru dapatyang kita lihatmiliki'''. dariSering riwayatkemampuan silsilahyang beliau (kebanyakan merupakan seorang Tulku) serta pengakuan dari pimpinan ke empat aliran (Nyingmapa, Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa). Haldidapat ini yang menjadi salah satu unsur pokokpenghalang dalam Vajrayana.mencapai Dalamtujuan tradisiutama tertentukita, seringyaitu ajaranmencapai diturunkanpencerahan. secaraHasil rahasiasamping dariberupa seorang guru kepada seorang muridkemampuan (sepertisiddhi) misalnyaini ajaransering Bisikanakan Dakinimeningkatkan yangkesombongan di(ke-aku-an) terima oleh '''Tilopa''' langsung dari Dakinikita, yang diajarkansebenarnya kepadajustru '''Naropa''',harus kemudiankita diturunkanhilangkan, secaradan rahasiabukan olehmerupakan '''Milarepa'''sesuatu (yang jugaharus memperolehdibanggakan. bisikanNamun darisayang Dakini)sekali, hanyabanyak kepadaorang seorangyang muridberpandangan sajasalah, sangmereka muridmengagungkan jugakemampuan menurunkangaib hanyayang kepadadimiliki seorangoleh muridnyaseseorang, begitudan seterusnya,mengabaikan ajaranDharma iniyang tidak diberikan kepada umum)mulia. Dengan adanya hal-hal sepertiHal ini, seringdapat jugaterjadi ajarankarena Vajrayanaadanya dikebodohan/ketidaktahuan kenal(Moha) denganyang ajaran '''mantra rahasia'''dimiliki. Dalam ajaran Vajrayana latihan meditasi sering di barengi dengan visualisasi.
 
Sang Buddha sering berpesan kepada murid-murid-Nya, bahwa mereka tidak boleh memperlihatkan kemampuan (siddhi) mereka, tanpa suatu tujuan yang mulia. Demikian pula, para praktisi tinggi Wajrayana tidak pernah menunjukkan kemampuan mereka hanya demi ego, demi ketenaran, demi kebanggaan, ataupun demi materi. Para praktisi tinggi ini biasanya menunjukkan kemampuan pada murid-murid dekat, ataupun pada orang tertentu yang memiliki hubungan karma dengannya, demi Dharma yang mulia, misalnya untuk menghapus selubung kebodohan, ketidaktahuan, kekotoran batin, ataupun karena kurangnya devosi dalam diri murid tersebut.
Banyak praktisi Vajrayana yang memiliki kemampuan khusus (seperti juga banyak dimiliki oleh praktisi dari ajaran [[Theravada]] maupun [[Mahayana]]){{fact}}, namun hal ini bukanlah merupakan suatu praktek mistik. Kemampuan ini semata-mata adalah '''hasil samping''' dari pencapaian latihan seseorang, misalnya dalam Vajrayana sering seorang praktisi mampu mencapai kualitas tubuh pelangi (Rainbow Body) yaitu meninggal dengan cara menghilang tanpa bekas - menjadi cahaya, hanya meninggalkan potongan rambut dan kuku sebagai bukti bahwa ia telah mencapai pencerahan. Banyak juga yang dapat terbang (misalnya Milarepa dan beberapa yogi lainnya), berlari melebihi kecepatan mobil, merubah air menjadi zat lain, memindahkan kesadaran mahluk lain ke alam yang lain, meramalkan kematian serta kelahirannya kembali dengan tepat (waktu, tempat, suasana, tanda-tanda alam seperti pelangi, terdengar suara nyanyian merdu dan sinar terang dari langit, wangi bunga dan dupa di udara di sekitar tempat kematian dan kelahiran, dan lain sebagainya), serta amat banyak lagi kemampuan-kemampuan yang tidak dapat diterangkan secara ilmiah. Namun semua kemampuan ini di dalam ajaran Vajrayana tidaklah penting, dan harus diabaikan. Sesuai dengan ajaran Sang [[Buddha]], yang menjadi tujuan utama dalam berlatih adalah untuk mencapai pencerahan demi kebahagiaan semua mahluk, bukannya untuk mendapatkan kesaktian. Karena hanya Dharma lah satu-satunya yang dapat menyelamatkan kita pada saat ajal menjelang, bukan kesaktian yang kita miliki.
 
Menurut catatan, banyak sekali praktisi tinggi Vajrayana yang memiliki kemampuan (siddhi) yang luar biasa, misalnya: menghidupkan kembali ikan yang telah dimakan (Tilopa), terbang di angkasa (Milarepa), membalikkan arus Sungai Gangga (Biwarpa), menahan matahari selama beberapa hari (Virupa), mencapai tubuh pelangi (tubuh hilang tanpa bekas, hanya meninggalkan kuku dan rambut sebagai bukti), berlari melebihi kecepatan kuda, mengubah batu jadi emas atau air jadi anggur, memindahkan kesadaran seseorang ke alam suci Sukavati (yang dikenal dengan istilah '''phowa'''), dapat meramalkan secara tepat waktu serta tempat kematian & kelahirannya kembali (H. H. Karmapa), lidah dan jantung yang tidak terbakar ketika dikremasi, terdapat banyaknya relik dari sisa kremasi, dll. Di dalam Vajrayana, semua hasil yang kita peroleh dari latihan kita, haruslah kita simpan serapi mungkin, bukan untuk diceritakan pada orang lain. Sebagai pengecualian, kita boleh mendiskusikan hal tersebut dengan Guru kita, jika memang ada hal yang kurang kita mengerti.
 
== Pentingnya Guru yang Berkualitas ==
 
Dalam ajaran Vajrayana, hubungan antara '''seorang Guru dan seorang murid''' adalah amat penting. Seorang murid tidak akan pernah memperoleh pencapaian tanpa bantuan seorang Guru yang berkualitas, karena Guru yang berkualitas merupakan perwujudan dari Buddha, Dharma, dan Sangha. Di dalam Wajrayana, seorang guru bisa saja merupakan seorang Yogi (pertapa), seorang His Holliness, seorang Rinpoche, ataupun seorang Lama. Seorang Guru berkualitas adalah guru yang telah diakui oleh pimpinan keempat aliran: Nyingmapa, Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa. Di dalam Vajrayana, seorang praktisi tidak dilarang untuk menikah, serta juga tidak diharuskan untuk hidup bervegetarian (Catatan: Pada saat bercocok tanam, banyak juga makhluk yang terbunuh. Hidup sebagai seorang vegetarian tidaklah menjadikan kita suci, tergantung motivasi kita. Perilaku kita dalam berlatih sehari-harilah yang amat menentukan, termasuk di dalamnya: perbuatan/tubuh, ucapan, serta pikiran kita). Banyak dari Guru Vajrayana yang tidak menikah, tetapi tidak sedikit juga yang menikah. Pasangan dari seorang Guru Vajrayana bukanlah seorang wanita biasa, mereka biasanya merupakan seorang '''dakini''' (makhluk suci yang telah memperoleh pencapaian) yang ditugaskan untuk membantu sang Guru dalam memperoleh pencapaian demi kebahagiaan semua makhluk.
 
Dalam ajaran Theravada dan Mahayana dikenal dengan istilah tiga perlindungan, yaitu mengambil perlindungan pada '''Buddha, Dharma, dan Sangha'''. Di dalam ajaran Vajrayana, selain penyerahan total Tubuh, Ucapan, Batin dan berlindung pada Buddha, Dharma, dan Sangha, terdapat juga 3 akar tambahan, yaitu: penyerahan total Tubuh, Ucapan, Batin dan berlindung pada '''Guru, Yidam, dan Protektor/Pelindung Dharma'''. Ketika kita berbicara tentang penyerahan total dan perlindungan, maka terlihat jelas betapa pentingnya kita mencari seorang Guru yang benar-benar berkualitas, yang hanya dengan bantuan dan berkah yang diberikan-Nya kita bisa mencapai pencerahan.
 
Di dalam latihan, amat diperlukan seorang guru yang berkualitas, sehingga '''kita perlu berhati-hati dalam memilih seorang guru''' (words of my perfect teacher - Patrul Rinpoche). Seorang guru yang berkualitaslah yang dapat membimbing dan membantu kita dalam mencapai pencerahan. Kualitas seorang guru dapat kita lihat dari riwayat silsilah dia (kebanyakan merupakan seorang '''Tulku''') serta '''adanya pengakuan dari pimpinan keempat aliran (Nyingmapa, Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa)'''. Hal ini yang menjadi salah satu unsur pokok dalam Vajrayana. Pada saat lahirnya seorang Tulku (guru berkualitas), biasanya ditandai dengan adanya tanda alam yang ikut bergembira, misalnya: adanya pelangi, udara dipenuhi dengan wangi dupa dan bunga, terdengar alunan musik di angkasa, dll. Pada saat dikremasi, sering lidah dan jantung seorang Tulku tidak terbakar, adanya tulisan mantra di batok kepala, juga sering ditemukan relik-relik yang indah. Tidak jarang juga seorang Tulku mencapai tubuh pelangi saat mereka meninggal (tubuh hilang tanpa bekas, hanya meninggalkan kuku dan rambut sebagai bukti).
 
Dalam melaksanakan latihan, sering dianjurkan untuk berlatih tiap hari secara disiplin. Banyak guru mengatakan bahwa lebih baik berlatih 10 menit tiap hari, daripada berlatih 300 menit secara berturut-turut tanpa henti, lalu istirahat selama sebulan.
 
== Istilah Ajaran (Mantra) Rahasia ==
 
Dalam tradisi tertentu, sering ajaran diturunkan secara rahasia secara lisan dan merupakan silsilah yang tidak terputus dari seorang guru kepada seorang murid (seperti misalnya ajaran Bisikan Dakini yang diterima oleh '''Tilopa''' langsung dari Dakini, yang diajarkan kepada '''Naropa''', kemudian diturunkan secara rahasia oleh '''Milarepa''' hanya kepada seorang murid saja ('''Gampopa'''), sang murid juga menurunkan hanya kepada seorang muridnya, begitu seterusnya, ajaran ini tidak diberikan kepada umum). Dengan adanya hal-hal seperti ini, sering juga ajaran Vajrayana dikenal dengan '''ajaran rahasia'''. Karena praktik Vajrayana tidak terlepas dari penjapaan mantra, maka sering juga dikenal dengan istilah ajaran '''mantra rahasia'''.
 
Ajaran Vajrayana sering juga disebut dengan Praktik Rahasia, atau Kendaraan Rahasia. Hal ini menggambarkan bahwa ketika seorang praktisi semakin merahasiakan latihannya, maka ia akan semakin mendapatkan kemajuan pencapaian dan berkah dari latihan yang ia lakukan. Semakin ia menceritakan tentang latihannya, maka semakin sedikit berkah yang akan ia peroleh.
 
Selain itu dalam Vajrayana terdapat juga latihan Protektor/Pelindung Dharma, latihan Channel, dan Cakra. Jika latihan ini dipublikasi, maka akan mengakibatkan adanya salah tafsir dari arti latihan yang sebenarnya, yang banyak terjadi pada mereka yang kurang percaya ataupun yang tidak mengerti. Sebagai contoh: Jika orang mendengar tentang Buddha, maka dalam bayangan mereka Buddha digambarkan sebagai sesuatu yang tenang, damai, dan indah. Namun beberapa gambar Protektor terlihat murka/garang, walaupun sebenarnya Protektor adalah manifestasi dari Buddha juga. Jika orang awan melihat hal ini, maka mereka akan mulai mengkritik dan menyalahartikan ajaran Vajrayana, dan hal ini akan berakibat terjadinya karma buruk, yang tentu amat merugikan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam latihan tingkat tinggi Wajrayana, '''latihan selalu harus dilakukan secara rahasia'''.
 
{{Buddhisme Tibet}}
Baris 21 ⟶ 58:
== Sejarah dan Silsilah Vajrayana ==
 
Buddhadharma atau Buddhisme mulai masuk ke Tibet sekitar abad ketujuh pada masa pemerintahan Raja Songtsen Gampo. Pada abad kedelapan, Buddhisme mulai berakar di Tibet, yaitu pada masa pemerintahan Raja Trisong Detsen. Acharya '''Padmasambhava''' dan Abbot Shantirakshita membantu Raja untuk membawa dharma ke Tibet dan menerjemahkan ajaran-ajaran Buddha ke dalam bahasa Tibet.
Semua ajaran dan praktekpraktik Buddhisme Tibet berasal langsung dari '''Buddha Sakyamuni'''. Tidak dapat dipungkiridimungkiri bahwa ajaran yang berada di Tibet mempunyai hubungan ke suatu tradisi di India. Vajrayana memiliki 4 tradisi atau silsilah, yakni: Silsilah Nyingmapa, Silsilah Sakyapa, Silsilah Kagyudpa, dan Silsilah Gelugpa.
 
=== Silsilah Nyingmapa ===
{{main|Nyingma}}
Silsilah Nyingma (sering disebut silsilah Terma) merujuk pada Buddha Samantabhadra, Vajrasattva, dan Garab Dorje dari Uddiyana. Sosok yang paling penting dalam Nyingma adalah maha guru dari India Guru Padmasambhava, sebagai pendiri dari silsilah Nyingma, yang datang ke Tibet di abad kedelapan. Padmasambhava diundang oleh Raja Mindrolling Trichen Trisong Deutsan (742-797) untuk memusnahkan kekuatan jahat dan mendirikan pusat pengajaran agama Buddha di Tibet. Ia dikenal dengan nama Guru Rinpoche (guru yang amat berharga). Selama bertahun-tahun Guru Rinpoche dan Abbot Shantirakshita mengajarkan sutra dan tantra secara menyeluruh di Tibet. Padmasambhava menyembunyikan secara gaib ratusan Terma (ajaran dan petunjuk) dalam bentuk: kitab suci, gambar, artikel / teks upacara agama, yang hanya dapat ditemukan oleh orang tertentu yang memiliki pencapaian, di masa depan. Sebagian dari Terma ini telah ditemukan, dan diajarkan secara rahasia dari guru ke murid. Maka muncullah istilah silsilah Terma (wahyu).
Silsilah Nyingma (sering disebut silsilah Terma) merujuk pada Buddha Samantabhadra, Vajrasattva, dan Garab Dorje dari Uddiyana. Sosok yang paling penting dalam Nyingma adalah mahaguru dari India Guru Padmasambhava, sebagai pendiri dari silsilah Nyingma, yang datang ke Tibet pada abad kedelapan. Padmasambhava diundang oleh Raja Mindrolling Trichen Trisong Deutsan (742-797) untuk memusnahkan kekuatan jahat dan mendirikan pusat pengajaran agama Buddha di Tibet. Ia dikenal dengan nama Guru Rinpoche (guru yang amat berharga). Selama bertahun-tahun Guru Rinpoche dan Abbot Shantarakshita mengajarkan sutra dan tantra secara menyeluruh di Tibet. Padmasambhava menyembunyikan secara gaib ratusan Terma (ajaran dan petunjuk) dalam bentuk: kitab suci, gambar, artikel/teks upacara agama, yang hanya dapat ditemukan oleh orang tertentu yang memiliki pencapaian, pada masa depan. Sebagian dari Terma ini telah ditemukan, dan diajarkan secara rahasia dari guru ke murid. Maka muncullah istilah silsilah Terma.
Pimpinan Nyingma saat ini adalah Yang Mulia Mindrolling Trichen Rinpoche, yang mendirikan biara Mindrolling di Clementown, Dehradun, India.
Pimpinan Nyingma saat ini adalah Yang Mulia Mindrolling Trichen Rinpoche, yang mendirikan Biara Mindrolling di Clementown, Dehradun, India.
 
=== Silsilah Sakyapa ===
{{main|Sakya (aliran)}}
Silsilah Sakya dimulai dari seorang yogi besar India, Virupa (abad ke-9), salah satu dari 84 Mahasiddhas yang amat terkenal dan memiliki pencapaian serta dapat melakukan berbagai keajaiban. Melalui Gayadhara (994-1043) silsilah ajaran diturunkan kepada seorang murid Tibet bernama Drokmi Lotsawa Shakya Yeshe (992-1072 ). Drokmi Lotsawa kemudian menurunkan silsilah ajaran kepada murid utamanya, Khon Könchok Gyalpo (1034-1102), yang membangun biara besar di wilayah Tsang, di pusat Tibet.
Silsilah Sakya dimulai dari seorang yogi besar India, Virupa (abad ke-9), salah satu dari 84 Mahasiddhas yang amat terkenal dan memiliki pencapaian serta dapat melakukan berbagai keajaiban. Melalui Gayadhara (994-1043) silsilah ajaran diturunkan kepada seorang murid Tibet bernama Drokmi Lotsawa Shakya Yeshe (992-1072 ). Drokmi Lotsawa kemudian menurunkan silsilah ajaran kepada murid utamanya, Khon Könchok Gyalpo (1034-1102), yang membangun biara besar di wilayah Tsang, di pusat Tibet.
Tradisi garis silsilah Sakya berhubungan erat dengan keluarga Khon, yang menurut sejarahnya berasal dari mahlukmakhluk sempurna yang memiliki pencapaian tinggi. Silsilah ini berlanjut terus hingga sekarang sejak masa Könchok Gyalpo (1034-l102), sebagai pendiri tradisi sakya. Pimpinan silsilah ajaran Sakya saat ini adalah Yang Mulia Sakya Trizin (Ngakwang Kunga Thekchen Palbar Samphel Ganggi Gyalpo), yang lahir pada tahun 1945 di Tsedong, Tibet. Yang Mulia Sakya Trizin tinggal di Rajpur, India, dan melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menyebarkan ajaran silsilah Sakya demi kebahagiaan semua mahlukmakhluk. Pada tahun 1974, Yang Mulia Sakya Trizin menikahi Dakmo Tashi Lhakyi dan memiliki dua anak, Ratna Vajra Rinpoche (lahir tahun 1974) dan Jnana Vajra Rinpoche (lahir tahun 1979).
 
=== Silsilah Kagyudpa ===
{{main|Kagyu}}
Silsilah Kagyud dimulai dari Mahasiddha agung Tilopa (988-1069), salah satu dari 84 mahasiddhas besar India, yang pertama kali mengembangkan wawasan spontan. Pencapaian ini diperoleh melalui methoda yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni hanya kepada murid terdekat beliau. Tilopa sendiri sebenarnya bukanlah manusia biasa. Ketika Tilopa masih muda, ada sosok Dakini bertampang seram yang menampakkan diri di hadapannya. Tilopa menanyakan status, asal-usul dan keluarganya, dan Dakini ini menjawab : “Negrimu adalah Udiyana, ayahmu adalah Chakrasamvara, ibumu adalah Vajrayogini”. Tilopa kemudian menurunkan garis silsilah Kagyu kepada Naropa (1016-1100) dan diteruskan kepada Marpa Lotsawa (1012-1097), berlanjut kepada Milarepa (1052-1135) seorang yogi yang amat terkenal di Tibet, yang mencapai pencerahan dalam 1 kehidupan (Malarepa awalnya adalah seorang dukun aliran Bon yang berilmu amat tinggi, yang telah membunuh penduduk sebuah desa dengan jalan menciptakan batu besar dan menjatuhkannya dari langit, serta menciptakan kalajengking dan kelabang sebesar sebuah rumah). Milarepa memperoleh pencerahan dibawah bimbingan yang amat keras dari gurunya, Marpa Lotsawa. Karena keuletan dan devosi yang besar terhadap Dharma, Milarepa berlatih dengan keras, tanpa mengenal lelah setiap detik, hingga tidak memikirkan makan serta hal duniawi lainnya. Dengan memperhatian pikiran yang muncul, membuang semua noda batin, akhirnya Milarepa mampu mencapai pencerahan hanya dalam 1 kehidupan dan memiliki banyak sekali kemampuan supra natural. Milarepa menurunkan silsilah pada Gampopa (1079-1153), yang kemudian diturunkan kepada Karmapa I – Dusum Kyenpa (1110-1193) dan berlanjut hingga sekarang pada Karmapa XVII - Ogyen Trinley Dorje (lahir tahun 1985).
Silsilah Kagyud dimulai dari Mahasiddha agung Tilopa (988-1069), salah satu dari 84 mahasiddhas besar India, yang pertama kali mengembangkan wawasan spontan. Pencapaian ini diperoleh melalui metode yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni hanya kepada murid terdekat dia. Tilopa sendiri sebenarnya bukanlah manusia biasa. Ketika Tilopa masih muda, ada sosok Dakini bertampang seram yang menampakkan diri di hadapannya. Tilopa menanyakan status, asal usul dan keluarganya, dan Dakini ini menjawab: “Negrimu adalah Udiyana, ayahmu adalah Chakrasamvara, ibumu adalah Vajrayogini”. Tilopa kemudian menurunkan garis silsilah Kagyu kepada Naropa (1016-1100) dan diteruskan kepada Marpa Lotsawa (1012-1097), berlanjut kepada Milarepa (1052-1135) seorang yogi yang amat terkenal di Tibet, yang mencapai pencerahan dalam 1 kehidupan (Milarepa awalnya adalah seorang dukun aliran Bon yang berilmu amat tinggi, yang telah membunuh penduduk sebuah desa dengan jalan menciptakan batu besar dan menjatuhkannya dari langit, serta menciptakan kalajengking dan kelabang sebesar sebuah rumah). Milarepa memperoleh pencerahan di bawah bimbingan yang amat keras dari gurunya, Marpa Lotsawa. Karena keuletan dan devosi yang besar terhadap Dharma, Milarepa berlatih dengan keras, tanpa mengenal lelah setiap detik, hingga tidak memikirkan makan serta hal duniawi lainnya. Dengan memperhatikan pikiran yang muncul, membuang semua noda batin, akhirnya Milarepa mampu mencapai pencerahan hanya dalam 1 kehidupan dan memiliki banyak sekali kemampuan supranatural. Milarepa menurunkan silsilah pada Gampopa (1079-1153), yang kemudian diturunkan kepada Karmapa I – Dusum Kyenpa (1110-1193) dan berlanjut hingga sekarang pada Karmapa XVII - Trinley Thaye Dorje (lahir tahun 1983).
Silsilah Kagyud dapat dibagi menjadi 4 aliran besar dan 8 aliran kecil. Keempat aliarn besar tersebut adalah : Phaktru ('phag gru) Kagyud, Kamtsang (kam tshang) atau disebut juga Karma (kar ma) Kagyud, Tsalpa (tshal pa) Kagyud, Barom ('ba' rom) Kagyud. Sedangkan 8 aliran kecil merupakan subbagian dari Phaktru Kagyud, yaitu : Drikhung Kagyud, Drukpa Kagyud, Taklung Kagyud, Yasang Kagyud, Trophu Kagyud, Shuksep Kagyud, Yelpa Kagyud, serta Martsang Kagyud.
Silsilah Kagyud dapat dibagi menjadi 4 aliran besar dan 8 aliran kecil. Keempat aliran besar tersebut adalah: Phaktru ('phag gru) Kagyud, Kamtsang (kam tshang) atau disebut juga Karma (kar ma) Kagyud, Tsalpa (tshal pa) Kagyud, dan Barom ('ba' rom) Kagyud. Sedangkan 8 aliran kecil merupakan subbagian dari Phaktru Kagyud, yaitu: Drikhung Kagyud, Drukpa Kagyud, Taklung Kagyud, Yasang Kagyud, Trophu Kagyud, Shuksep Kagyud, Yelpa Kagyud, serta Martsang Kagyud.
Pimpinan dari Silsilah Kagyud saat ini adalah Yang Mulia Karmapa XVII - Ogyen Trinley Dorje, yang merupakan reinkarnasi ke 17 Karmapa, dan sekarang hidup di pengasingan di India. Ia di yakini sebagai emanasi dari Bodhisattva Chenrezig, dan akan menjadi Buddha ke 6 yang membabarkan dharma di masa yang akan datang, dengan nama '''Buddha Simha''' (setelah '''Boddhisatva Maitreya''' sebagai Buddha ke 5 – yang akan lahir kembali terakhir kali sebagai pangeran Ajita, serta '''Buddha Sakyamuni''' - terlahir sebagai pangeran Sidharta Gautama - sebagai Buddha ke 4 - Buddha saat ini).
Pimpinan dari Silsilah Kagyud saat ini adalah Yang Mulia Karmapa XVII - Trinley Thaye Dorje, yang merupakan reinkarnasi ke-17 Karmapa, dan sekarang hidup di pengasingan di India. Beliau diyakini sebagai emanasi dari Bodhisattva Chenrezig, dan akan menjadi Buddha ke-6 yang membabarkan dharma pada masa yang akan datang, dengan nama '''Buddha Simha''' (setelah '''Boddhisatva Maitreya''' sebagai Buddha ke-5 yang akan lahir kembali terakhir kali sebagai Pangeran Ajita). '''Buddha Sakyamuni'''-yang terlahir sebagai pangeran Sidharta Gautama-merupakan Buddha ke-4, Buddha saat ini (akan ada 1002 Buddha dalam Kalpa ini). Buddha Simha (H. H. Karmapa) ini telah diramalkan oleh Sang Buddha sendiri dan tertulis dalam '''Bhadrakalpa Sutra''' (ditulis dalam [[bahasa Sanskerta]]).
 
=== Silsilah Gelugpa ===
{{main|Gelug}}
Silsilah Gelugpa berasal dari tradisi Kadampa, yang di ajarkan oleh guru besar dari India, Atisha (982-1054). Silsilah Gelugpa ini didirikan oleh seorang guru besar Tibet, Je Tsongkhapa Lobsang Drakpa (1357-1419). Je Tsongkhapa mendirikan biara Gaden (Drok Riwo Ganden) yang menjadi pusat pengajaran silsilah Gelug.
Silsilah Gelugpa berasal dari tradisi Kadampa, yang diajarkan oleh guru besar dari India, Atisha (982-1054). Silsilah Gelugpa ini didirikan oleh seorang guru besar Tibet, Je Tsongkhapa Lobsang Drakpa (1357-1419). Je Tsongkhapa mendirikan Biara Gaden (Drok Riwo Ganden) yang menjadi pusat pengajaran silsilah Gelug.
Pimpinan silsilah Gelug disebut dengan Gaden Tripa Rinpoche (pemegang takhta). Yang Mulia Gaden Tripa Rinpoche saat ini adalah Khensur Lungri Namgyel, yang merupakan pemegang silsilah ke 101 dari Gaden Tripa (sejak 2003).
Pimpinan silsilah Gelug disebut dengan Gaden Tripa Rinpoche (pemegang takhta). Yang Mulia Gaden Tripa Rinpoche saat ini adalah Khensur Lungri Namgyel, yang merupakan pemegang silsilah ke-101 dari Gaden Tripa (sejak 2003).
 
Tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Yang Mulia Dalai Lama XIV. BeliauDia selain sebagai seorang spiritual, juga seorang tokoh politik Tibet yang disenganidisegani berbagai pihak, termasuk negara baratBarat. Dalai Lama XIV saat ini hidup di pengasingan, di Dharamsala (India).
 
== Referensi ==
<references />
 
== Lihat pula ==
Baris 50 ⟶ 94:
* [http://www.simhas.org/ Simhas]
* [http://www.kagyuoffice.org/ Kagyud Office - Kagyudpa]
* [http://www.zurmangkagyudindonesia.org/dharma/ Zurmang Kagyud Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090102035830/http://www.zurmangkagyudindonesia.org/dharma/ |date=2009-01-02 }}
* [http://www.mindrolling.com/ Mindrolling - Nyingmapa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180314140351/http://www.mindrolling.com/ |date=2018-03-14 }}
* [http://hhthesakyatrizin.org/ SakyaTrizin - Sakyapa]
* [http://dalailama.com/ Dalailama - Gelugpa]
* [http://www.shenlun.org/biografibiografie/grand-master-lu/ Grand Master ShenSheng Yen Lu]{{Pranala mati|date=Februari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Lu-Sheng-yen Master Sheng Yen Lu - English Biografi]
 
{{Buddhisme-topik}}
{{Meditasi}}
{{buddhisme-stub}}
 
[[Kategori:SekteAliran Buddhisme]]
[[Kategori:Vajrayana]]
 
[[ar:فاجرايانا]]
[[bg:Ваджраяна]]
[[ca:Vajrayana]]
[[cs:Vadžrajána]]
[[da:Vajrayana]]
[[de:Vajrayana]]
[[en:Vajrayana]]
[[es:Vajrayāna]]
[[et:Vadžrajaana]]
[[fa:وجره‌یانه]]
[[fi:Vajrayana]]
[[fr:Bouddhisme vajrayāna]]
[[he:וג'ריאנה]]
[[is:Vajrayāna]]
[[it:Buddhismo Vajrayana]]
[[ja:密教]]
[[ko:밀교]]
[[lt:Vadžrajana]]
[[mwl:Bajrayana]]
[[new:बज्रयान]]
[[nl:Vajrayana]]
[[no:Vajrayana]]
[[pl:Wadżrajana]]
[[pt:Vajrayana]]
[[ru:Ваджраяна]]
[[simple:Vajrayana]]
[[sk:Vadžrajána]]
[[sr:Вађрајана]]
[[sv:Vajrayana]]
[[ta:வச்ரயான பௌத்தம்]]
[[th:วัชรยาน]]
[[tr:Vajrayana]]
[[uk:Ваджраяна]]
[[vi:Kim cương thừa]]
[[zh:密宗]]