Reinkarnasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
KamikazeBot (bicara | kontrib) k bot Menambah: th:การระลึกชาติ |
|||
(68 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|konsep kelahiran kembali dalam Buddhisme|Punarbawa}}
{{untuk|judul film|Reinkarnasi (film)}}{{Noref|date=September 2024}}[[Berkas:Reincarnation_AS.jpg|jmpl|200px|Sebuah seni yang menjelaskan reinkarnasi pada manusia.]]'''Reinkarnasi''' (dari [[bahasa Latin]]
Berbeda dari keyakinan agama Hindu, konsep kelahiran kembali dalam [[Buddhisme]] menyatakan bahwa meskipun makhluk hidup mengalami siklus kelahiran kembali yang tak berujung, tidak ada jiwa atau roh yang tidak berubah yang berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya.{{sfn|Trainor|2004|p=58, Quote: "Buddhism shares with Hinduism the doctrine of Samsara, whereby all beings pass through an unceasing cycle of birth, death and rebirth until they find a means of liberation from the cycle. However, Buddhism differs from Hinduism in rejecting the assertion that every human being possesses a changeless soul which constitutes his or her ultimate identity, and which transmigrates from one incarnation to the next.}}<ref name="naomiappleton76" /> Ajaran tentang [[tanpa-atma]] (tanpa-diri) ini disebut ''anatta'' ([[Bahasa Pali|Pali]]) atau ''anatman'' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]) dalam [[Kitab Buddhis|kitab-kitab Buddhis]].<ref name="britannicaanatta" /><ref name="anatta3sources" />
==
{{Hindu}}
Dalam filsafat [[agama Hindu]], reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi kesempatan menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya (kualitas). Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang sudah dilakukan. Dalam filsafat ini, bisa dikatakan bahwa manusia dapat menentukan baik-buruk nasib yang ditanggungnya pada kehidupan yang selanjutnya. Ajaran ini juga memberi optimisme kepada manusia. Bahwa semua perbuatannya akan mendatangkan hasil, yang akan dinikmatinya sendiri, bukan orang lain.▼
Menurut [[Hinduisme]], yang bisa berinkarnasi itu bukanlah hanya jiwa manusia saja. Semua jiwa mahluk hidup memiliki kesempatan untuk berinkarnasi dengan tujuan menikmati hasil perbuatannya pada masa lalu dan memperbaiki kulaitas hidupnya. Dalam kehidupan di dunia, manusia menempati strata yang paling tinggi sehingga reinkarnasi yang tertinggi adalah hidup sebagai manusia, bahkan dewa atau malaikat yang ingin sempurna hidupnya, harus turun ke dunia untuk menyempurnakan ''[[atman|jiwatman]]''-nya sehingga mencapai [[moksa]], bersatu dengan [[Brahman]]. Makhluk hidup selain manusia memiliki ''jiwatman'' yang sama. ''Jiwatman'' memiliki memori untuk mencatat dan mengenang peristiwa yang dilakukan atau dialami dalam kehidupan sewaktu masih bersatu dengan raga. Memori tersebut menghasilkan kemelekatan terdadap dunia yang terus dibawa walaupun terjadi kematian yang menyebabkan ''jiwatman'' berpisah dengan badan. Suatu saat jiwatman tersebut akan mencari raga baru yang sesuai dengan kemelekatannya pada konsepsi (janin) yang siap dimasuki roh (atman). Bila manusia mampu meniadakan kemelekatannya terhadap kehidupan dunia, maka ia akan mencapai moksa dan bersatu dengan [[Brahman]].
▲Dalam [[agama Hindu]], filsafat reinkarnasi mengajarkan manusia untuk sadar terhadap kebahagiaan yang sebenarnya dan bertanggung jawab terhadap nasib yang sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada siklus reinkarnasi, maka hidupnya tidak luput dari duka. Selama jiwa terikat pada hasil perbuatan yang buruk, maka ia akan bereinkarnasi menjadi orang yang selalu duka. Dalam [[filsafat Hindu]] dan [[Buddhisme|Buddha]], proses reinkarnasi memberi manusia kesempatan untuk menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Hal tersebut terjadi apabila manusia tidak terpengaruh oleh kenikmatan maupun kesengsaraan duniawi sehingga tidak pernah merasakan duka, dan apabila mereka mengerti arti hidup yang sebenarnya
▲Dalam filsafat [[agama Hindu]], reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi kesempatan menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya (kualitas).
=== Proses reinkarnasi ===
Baris 24 ⟶ 16:
Pada saat [[jiwa]] lahir kembali, roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang rusak, sehingga [[roh]] harus berpindah ke badan yang baru untuk menikmati hasil perbuatannya. Pada saat memasuki badan yang baru, roh yang utama membawa hasil perbuatan dari kehidupannya yang terdahulu, yang mengakibatkan baik-buruk nasibnya kelak. Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak akan mengingat kehidupannya yang terdahulu agar tidak mengenang duka yang bertumpuk-tumpuk di kehidupan lampau. Sebelum mereka bereinkarnasi, biasanya jiwa pergi ke [[surga]] atau ke [[neraka]].
Dalam filsafat agama yang menganut
********************
CATATAN: ada jangka waktu tertentu untuk hidup sebagai hewan, jadi hewan tidak selamanya menjadi hewan, kelak ia akan menjadi manusia
********************
Baris 36 ⟶ 28:
=== Akhir proses reinkarnasi ===
Selama [[jiwa]] masih terikat pada hasil perbuatannya yang terdahulu, maka ia tidak akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yakni lepas dari siklus reinkarnasi. Maka, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi tersebut, [[roh]] yang utama melalui badan kasarnya berusaha melepaskan diri dari belenggu duniawi dan harus mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jika tubuh terlepas dari belenggu duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang sesungguhnya, maka perasaan tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari siklus kelahiran kembali. Dalam keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan [[Tuhan]] ([[Moksha]]
==
{{Utama|Punarbawa}}{{Buddhisme}}
Konsep kelahiran kembali atau [[punarbawa]] dalam Buddhisme menyatakan bahwa tindakan makhluk hidup mengarah pada kehidupan baru setelah kematian, dalam siklus tanpa akhir yang disebut ''[[Saṃsāra (Buddhisme)|saṃsāra]]''.<ref name="Harvey2012p46">{{cite book|author=Peter Harvey|year=2012|url=https://books.google.com/books?id=u0sg9LV_rEgC|title=An Introduction to Buddhism: Teachings, History and Practices|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-85942-4|pages=32–33, 38–39, 46–49|access-date=2016-10-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230111060831/https://books.google.com/books?id=u0sg9LV_rEgC|archive-date=2023-01-11|url-status=live}}</ref>{{sfn|Trainor|2004|p=58, '''Quote:''' "Buddhism shares with Hinduism the doctrine of Samsara, whereby all beings pass through an unceasing cycle of birth, death and rebirth until they find a means of liberation from the cycle. However, Buddhism differs from Hinduism in rejecting the assertion that every human being possesses a changeless soul which constitutes his or her ultimate identity, and which transmigrates from one incarnation to the next.}} Punarbawa juga sering disebut sebagai kelahiran kembali atau tumimbal lahir. Siklus ini dianggap sebagai ''[[Penderitaan (Buddhisme)|dukkha]]'', yaitu "tidak memuaskan, menderita, dan menyakitkan". Siklus ini berhenti hanya jika [[Nirwana]] (pembebasan) dicapai melalui [[Bodhi|pencerahan]] dan padamnya [[nafsu keinginan]].<ref name="McClelland2010p2272">{{cite book|author=Norman C. McClelland|year=2010|url=https://books.google.com/books?id=S_Leq4U5ihkC|title=Encyclopedia of Reincarnation and Karma|publisher=McFarland|isbn=978-0-7864-5675-8|pages=226–228}}</ref><ref name="buswelllopezp7082">{{cite book|author1=Robert E. Buswell Jr.|author2=Donald S. Lopez Jr.|year=2013|url=https://books.google.com/books?id=DXN2AAAAQBAJ|title=The Princeton Dictionary of Buddhism|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-4805-8|pages=708–709}}</ref> Punarbawa adalah salah satu ajaran dasar Buddhisme, bersama dengan [[Karma dalam Buddhisme|karma]] dan [[Nirwana]].<ref name="Harvey2012p463">{{cite book|author=Peter Harvey|year=2012|url=https://books.google.com/books?id=u0sg9LV_rEgC|title=An Introduction to Buddhism: Teachings, History and Practices|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-85942-4|pages=32–33, 38–39, 46–49|access-date=2016-10-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230111060831/https://books.google.com/books?id=u0sg9LV_rEgC|archive-date=2023-01-11|url-status=live}}</ref><ref name="McClelland2010p2272" /><ref name="Craig19982">{{cite book|author=Edward Craig|year=1998|url=https://books.google.com/books?id=8FWa85vgoTQC|title=Routledge Encyclopedia of Philosophy|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-18715-2|page=402}}</ref>
Menurut beberapa ahli, punarbawa dalam [[Agama Buddha|Buddhisme]] tidak dapat disamakan dengan reinkarnasi (terutama dalam [[agama Hindu]]) karena konsep reinkarnasi meyakini bahwa jasmani mengalami kehancuran, tetapi roh atau jiwa tidak mengalami kehancuran atau perubahan.{{sfn|Trainor|2004|p=58, Quote: "Buddhism shares with Hinduism the doctrine of Samsara, whereby all beings pass through an unceasing cycle of birth, death and rebirth until they find a means of liberation from the cycle. However, Buddhism differs from Hinduism in rejecting the assertion that every human being possesses a changeless soul which constitutes his or her ultimate identity, and which transmigrates from one incarnation to the next.}}<ref name="naomiappleton76">{{cite book|author=Naomi Appleton|year=2014|url=https://books.google.com/books?id=AhT7AgAAQBAJ|title=Narrating Karma and Rebirth: Buddhist and Jain Multi-Life Stories|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1-139-91640-0|pages=76–89|access-date=2016-09-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20160830191147/https://books.google.com/books?id=AhT7AgAAQBAJ|archive-date=2016-08-30|url-status=live}}</ref> Pada konsep reinkarnasi, jiwa kekal tersebut “mencari” dan menempatkan jasmani yang baru. Konsep reinkarnasi demikian dianut oleh [[agama Hindu]], seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci [[Bhagawadgita]]. Buddhisme menolak eksistensi roh dan menekankan bahwa makhluk-makhluk hanya terdiri atas [[Gugusan (Buddhisme)|gugusan kehidupan]] (''khandha''). Ajaran tentang [[tanpa-atma]] (tanpa-diri) ini disebut ''anatta'' ([[Bahasa Pali|Pali]]) atau ''anatman'' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]) dalam [[Kitab Buddhis|kitab-kitab Buddhis]].<ref name="britannicaanatta">[http://www.britannica.com/topic/anatta Anatta Buddhism] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151210185046/http://www.britannica.com/topic/anatta|date=2015-12-10}}, Encyclopædia Britannica (2013)</ref><ref name="anatta3sources">[a] {{cite book|author=Christmas Humphreys|year=2012|url=https://books.google.com/books?id=V3rYtmCZEIEC|title=Exploring Buddhism|publisher=Routledge|isbn=978-1-136-22877-3|pages=42–43|access-date=2016-09-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210413214532/https://books.google.com/books?id=V3rYtmCZEIEC|archive-date=2021-04-13|url-status=live}} [b] {{cite book|author=Brian Morris|year=2006|url=https://books.google.com/books?id=PguGB_uEQh4C&pg=PA51|title=Religion and Anthropology: A Critical Introduction|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-85241-8|pages=51|access-date=2016-09-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210414231532/https://books.google.com/books?id=PguGB_uEQh4C&pg=PA51|archive-date=2021-04-14|url-status=live}}, '''Quote:''' "(...) anatta is the doctrine of non-self, and is an extreme empiricist doctrine that holds that the notion of an unchanging permanent self is a fiction and has no reality. According to Buddhist doctrine, the individual person consists of five skandhas or heaps - the body, feelings, perceptions, impulses and consciousness. The belief in a self or soul, over these five skandhas, is illusory and the cause of suffering." [c] {{cite book|author=Richard Gombrich|year=2006|url=https://books.google.com/books?id=jZyJAgAAQBAJ|title=Theravada Buddhism|publisher=Routledge|isbn=978-1-134-90352-8|page=47|access-date=2016-09-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20190816142222/https://books.google.com/books?id=jZyJAgAAQBAJ|archive-date=2019-08-16|url-status=live}}, '''Quote:''' "(...) Buddha's teaching that beings have no soul, no abiding essence. This 'no-soul doctrine' (anatta-vada) he expounded in his second sermon."</ref>
== Lihat pula ==
* [[Regresi kehidupan masa lalu]]
* [[Samsara]]
* [[Karmaphala]]
* [[Moksha]]
* [[
==
{{reflist}}
=== Catatan kaki ===
{{notelist}}
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.chabad.org/multimedia/media.asp?AID=456599 Audio file of Jewish view of reincarnation]
* {{en}} [http://www.lauralee.com/index.cgi?pid=3330 Carol Bowman, "Families Reincarnating Together"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070813001045/http://www.lauralee.com/index.cgi?pid=3330 |date=2007-08-13 }}
* {{en}} [http://www.healthsystem.virginia.edu/internet/personalitystudies/ Division of Perceptual Studies, University of Virginia] {{Webarchive|url=http://arquivo.pt/wayback/20091015071449/http%3A//www.healthsystem.virginia.edu/internet/personalitystudies/ |date=2009-10-15 }}
* {{en}} [http://www.ial.goldthread.com In Another Life, reincarnation documentary project]
* {{en}} [http://baharna.com/karma/mystknow.htm Problems in the Theory of Karma: Karma & Reincarnation - a philosophical examination]
* {{en}} [http://www.harekrishna.com/col/books/KR/cb/chapter1.html Reincarnation: Socrates to Salinger]
* {{en}} [http://www.gilgulim.com The Jewish Book of Reincarnations by Reb Chaim Vital]
* {{en}} [http://www.skepdic.com/reincarn.html ''Reincarnation'']
{{Buddhisme-topik}}
[[Kategori:Filsafat Hindu]]
[[Kategori:Buddhisme]]
|