Masjid Cheng Ho Surabaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(32 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
[[Berkas:Cheng
'''Masjid Raya Cheng
Masjid Cheng Ho, atau juga dikenal dengan nama '''Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya''', ialah bangunan [[masjid]] yang menyerupai kelenteng (rumah ibadah umat Tri Dharma). Gedung ini terletak di areal komplek gedung serba guna PITI ('''Persatuan Islam Tionghoa Indonesia''', dahulu Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa Timur Jalan Gading No.2 (Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa), [[Surabaya]]. Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning. Ornamennya kental nuansa [[Tiongkok]] lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz ''[[Allah]]'' dalam huruf Arab di puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid. Selain Surabaya, di [[Palembang]] juga telah ada masjid serupa dengan nama [[Masjid Cheng Ho Palembang]] atau Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya Palembang dan di [[Banyuwangi]] dengan nama [[Masjid Muhammad Cheng Hoo Banyuwangi]].
== Sejarah penamaan ==
Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada [[Cheng Ho]], [[Laksamana]] asal
kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam. Pada abad ke 15 pada masa [[Dinasti Ming]] ([[1368]]-[[1643]]) orang-orang Tionghoa dari [[Yunnan]] mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di [[pulau Jawa]]. Yang kemudian Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai [[Simongan]], [[Semarang]]. Selain itu dia juga sebagai utusan [[Kaisar]] Yung Lo untuk mengunjungi Raja [[Majapahit]] yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Baris 11 ⟶ 13:
Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan warga Tionghoa muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa maka pada tanggal [[13 Oktober]] [[2002]] diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.
Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jama'ah. Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri
Perpaduan Gaya Tiongkok dan [[Budaya Arab|Arab]] memang menjadi ciri khas masjid ini. Arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami [[Masjid Niu Jie]] (Ox Street) di [[Beijing]] yang dibangun pada tahun [[996]] Masehi. Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atau atap utama, dan mahkota masjid. Selebihnya, hasil perpaduan arsitektur [[Timur Tengah]] dan budaya lokal, [[Jawa]]. Arsiteknya Ir. Abdul Aziz dari [[Bojonegoro]].
== Rujukan ==
* I Made Suarjana, dan Arif Sujatmiko (Surabaya)
* http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-tionghua/2005-11/msg00064.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090828024323/http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-tionghua/2005-11/msg00064.html |date=2009-08-28 }}
{{Masjid di Indonesia}}
[[Kategori:Masjid di
|