Pasang Surut Dinasti Mataram: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
||
(41 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
'''Pasang surut dinasti Mataran''' adalah benang merah yang mencermati gejolak antar waris tahta terutama pada perebutan tahta III yang pada akhirnya melahirkan dinasti dinasti yang baru sebagai kelanjutan dari dinasti Mataram. Tampilnya dinasti baru sebagai kelanjutan dengan para cikal bakal mencatatkan sejarah tersendiri sebagai suatu strategi bangsa Indonesia di wilayah jawa menghadapi hegemoni kekuasaan Belanda sekaligus benteng budaya dengan corak dasar sama (Jawa) tetapi mengembangkan dengan gaya/style berbeda.▼
▲'''Pasang surut dinasti
'''Solo''' adalah tempat atau ibukota Kraton [[Mataram]] sedangkan Giyanti, Salatiga dan Magelang adalah tempat yang menyisakan catatan catatan sejarah Mataram. Perhelatan kekuasaan '''Mataram''' meninggalkan jejak jejak nya di tempat tempat termasud; Solo, Giyanti (Sragen), Salatiga dan Magelang.▼
== Perebutan Kekuasaan di Mataram ==
Menelusur perebutan kekuasaan di '''Mataram''' menjadi sangat unik ketika dua kubu yang semula bermusuhan dan berhadapan di kemudian hari bergandeng tangan dengan segala romantisme waktu.Antara kekuasaan dan kebudayaan yang didalamnya memuat unsur unsur religi dalam kekausaan Mataram disatukan dan penguasa tampil sebagai personifikasi yang diagungkan dan dijunjung tinggi.
'''1. Sultan Agung'''
[[Sultan Agung]] tampil sebagai penguasa [[Mataram]] menggantikan adiknya [[RM.Martapura]] yang hanya sebentar duduk di kursi tahta Mataram.Selanjutnya tampil [[RM.Rangsang]] menempati tempat yang ditinggalkan oleh adiknya.Ceritera babad mengisahkan dengan begitu romantismenya dan menutup kesan telah terjadi penggeseran tampuk kekuasaan. '''RM. Martapura''' menjadi raja Mataram bukan sekadar basa basi karena pesan raja sebelumnya adalah hukum yang tidak boleh dilanggar.
'''2. Sunan Amral dan Pangeran Puger'''
Pemberontakan '''Trunajaya''' yang kemudian menguras harta benda dan penduduk '''Mataram''' telah menimbulkan konflik antar kakak dan adik yaitu [[Sunan Amral]] dan [[Pangeran Puger]].Konflik antara kakak dan adik menghasilkan dua penguasa Mataram sebagai raja dengan dua keraton.[[Sunan Amral]] tampil sebagai penguasa Mataram di [[Kartasura]] sedang pangeran Puger tampil sebagai penguasa Mataram di Keraton [[Plered]]. Antara Sunan Amral dengan Pangeran Puger kemudian dicapai kata sepakat dan Pangeran Puger mengakhiri Mataram yang di Plered sebagai raja.Mataram berhasil disatukan dengan Sunan Amral sebagai Raja Mataram.
'''3. Sunan Mas Dengan Pangeran Puger'''
Sunan Amral digantikan oleh putra mahkota yang tampil sebagai [[Sunan Mas]] menggantikan ayahnya sebagai penguasa.Konflik pada masa ini terjadi antara Pangeran Puger dan Sunan Mas.Pangeran Puger dengan bantuan militer Belanda menyerbu keraton dan berhasil mengusir Sunan mas dari kursi kekuasaan. Pangeran Puger kemudian berkuasa dngan gelar Sunan [[Pakubuwono]] I.
'''4. Pangeran Arya Mangkunegara Dengan Pangeran Balitar'''
Pola perebutan kekuasaan terulang kembali selewat Pakubuwono I. Putra Mahkota [[Mangkunegara]] yang menjadi penguasa menggantikan ayahnya tidak mempergunakan gelar '''Pakubuwono''' melainkan gelar pendahulu ayahnya dan untuk dirinya Pangeran Mangkunegara setelah menjadi raja Mataram bergelar Sunan [[Amangkurat IV]].
Dalam konflik antara Pangeran Mangkunegara dengan Pangeran [[Balitar]], Belanda sekali lagi berpihak yang diramalkan memiliki peluang untuk menang yaitu Mangkunegara.
'''5. Sunan Pakubuwono II dengan Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura'''
Semula Sunan '''Amangkurat IV''' menyiapkan putera sulungnya menjadi putra mahkota menggantikan dirinya.RM. Suro sebagai putera tertua Sunan diwisuda sebagai sebagai putra mahkota dengan gelar yang sama seperti Amangkurat IV yaitu gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara.
Sepeninggal Sunan, kedudukan putra mahkota bergeser dari Mangkunegara kepada adiknya Pangeran [[Adipati Anom]] yang kemudian setelah menjadi raja bergelar Sunan [[Pakubuwono II]].Meski tergeser dari kedudukan calon raja, Pangeran Mangkunegara tetap menjalankan tugas tugasnya di Mataram tetapi keberadaan sang pangeran menjadikan sang adik tidak begitu nyaman dalam menjalankan pemerintahannya.Alhasil Pangeran Mangkunegara kartasura dibuang ke [[Ceylon]].
'''6. Pakubuwono II Dengan Amangkurat V'''
Pakubuwono II tidak pernah sepi dari tantangan dan setelah mendepak kakaknya, Pakubuwono II yang peragu ini digulingkan dari kursi kasunanan oleh pemberontakan yang didukung oleh orang Cina dan Jawa yang dikenal sebagai [[geger pacina]]. Pemberontakan yang berhasil ini kemudian mengangkat cucu '''Sunan Mas''' sebagai raja Mataram dengan gelar Sunan [[Amangkurat V]].
Pakubuwono II yang terusir dari singgasana kerajaan mencari bantuan Belanda dan Pangeran [[Cakraningrat]] dari Madura untuk mengusir para agresor yang berhasil.Satuan gabungan Belanda-Mataram-Madura berhasil mendepak '''Amangkurat V''' dari singgasana dan terus melakukan pengejaran dan penangkapan. Penangkapan Sunan berakhir dengan keputusan pembuangan ''Amangkurat V'' ke Ceylon.
'''7. Pakubuwono II Dengan Raden Mas Said'''
Keberhasilan penangkapan Amangkurat V oleh satuan Belanda-Mataram-Madura tidak diikuti dengan keberhasilan menangkap panglima perang Amangkurat V yaitu Pangeran Prangwadana, yang tidak lain adalah Raden Mas Said putera Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura.
'''Mas Said''' yang tidak tertangkap memperkuat barisan di Sukowati sampai kemudian ada sayembara perang penumpasan pemberontakan.Pangeran [[Mangkubumi]] adik Pakubuwono II menyanggupi maju dalam sayembara dan pasukan pemberontak dapat terusir dari Sukowati tanpa penangkapan Mas Said. Tidak tertangkapnya Mas Said oleh Pangeran '''Mangkubumi''' menjadi kecurigaan yang berujung pada bergabungnya sang pangeran kepada pemberontak.
Sekembalinya '''Pakubuwono II''' dari tempat pengungsian, Sunan memindahkan keraton dari Kartsura ke desa Sala dan membangun keraton yang baru.
▲'''
== Belanda Merebut Kekuasaan Mataram ==
Melalui usulan dan perjanjian yang ditanda tangani oleh Sunan [[Paku Buwono II]] akhirnya Belanda mendapatkan kewenangan dan kendali kekuasaan atas Kerajaan Mataram. [[Belanda]] mendapatkan itu semua dari Sunan yang sedang terbaring dalam ranjangnya pada saat saat yang terakhir.
Dengan Kewenangan itu [[Belanda]] memberi
▲== Mataram Terbelah ==
Kemenangan '''Belanda''' merebut Mataram bukan berarti tanpa perlawanan. Penentangan terhadap otoritas dan kehadirannya di Mataram mengundang persekutuan baru yang melancarkan agresi penyerangan kepada Belanda. Persekutuan antara [[Mangkubumi]] dan [[Mas Said]] menentang pengangkatan itu tak bisa dihindari dan defacto Mataram terpecah kedalam dua kekuatan yang saling berhadapan. Sebagai Sunan tandingan Mas Said menjadikan mertuanya Mangkubumi sebagai penguasa tandingan di Mataram sedangkan dirinya menempatkan diri sebagai patih dan panglima perang.
Persekutuan yang merupakan kekuatan besar yang hampir saja mencapai kemenangan akhir secara tiba tiba pecah menjadi dua kelompok mengikuti pemimpinnya; Mas Said dan Mangkubumi. Perpecahan persekutuan ini juga membawa akibat terbelahnya Mataram kedalam beberapa '''Dinasti''' atau '''Wangsa'''.
Perpecahan yang membawa pada pembelahan kerajaan Mataram di [[Jawa]] bukan pengetahuan baru lagi karena dari
Perpecahan yang membelah Mataram membawa konsekuensi di rumus ulang kembali konsep konsep kekuasaan di [[Jawa]] dalam kekuasaan sistem kerajaan.
== Perundingan I Pembagian Mataram ==
Baris 41 ⟶ 85:
2. Mas Said tanpa [[Belanda]] dan [[Mangkubumi]] berhasil menjadi [[Raja Muda]] dengan mendapatkan wilayah kekuasaan yang diambil dari wilayah [[Surakarta]] dan [[Yogyakarta]].
3. Mas Said memberikan keyakinan kepada mertuanya Mangkubumi bahwa tanpa persekutuan dengan
4. Mas Said dengan merangkul Paku Buwono III kepada mertuanya Mangkubumi menyampaikan suatu kritik secara tersirat bahwa pecahnya [[Mataram]] menjadi dua bagian bukan keinginannya melainkan keinginan '''Mangkubumi'''. Belanda sampai kapan pun tidak akan
5. Mas Said kepada mertuanya Mangkubumi secara implisit memberikan khabar bahwa terancamnya Kraton Yogyakarta yang sedang dibangun merupakan pesan bahwa Mas Said menantunya tidak layak dimusuhi karena taruhannya adalah robohnya Kraton Yogyakarta yang sedang dibangun.
Baris 61 ⟶ 105:
'''2. Persaingan Dan Rivalitas Dinasti'''
Tiga dinasti yang merupakan hasil dari dua perjanjian diatas di dalam kehidupan politik dan lapangan kebudayaan untuk tahun tahun awal berdirinya dinasti sampai
Rivalitas antar dinasti diawalnya memang seperti apa yang menjadi pemikiran Soekarno bahwa rasa sentimen yang berlebihan membutakan keharusan untuk bersatu menuju persatuan. Dalam pada itu menjadi tepat pula bila teori darwin yang menyatakan bahwa yang unggul yang menguasai dan mengatur. Keunggulan ini dicapai melalui kekuatan dalam segala lini yang dapat mengatasi segala macam konflik.
Baris 69 ⟶ 113:
Tiga serangkai sebagai generasi pendahulu dalam dinasti itu adalah; [[Paku Buwono III]], [[Hamengku Buwono I]] dan [[Mangkunegara I]]. Dari ketiganya Mangkunegara I adalah yang paling menyulitkan posisi Belanda dalam membuat neraca keseimbangan kekuasaan politik di Jawa. Paku Buwono III dan Hamengku Buwono I terhadap Belanda relatif lebih lunak dan bersahabat ketimbang Mangkunegara I.
Dalam masa pemerintahan Tiga Serangkai[[Mataram]] ini berbagai kejadian yang menggoyang keseimbangan selalu muncul silih berganti seiring dengan lemahnya posisi Belanda dalam kekuatan militer dan finansial. Mangkunegara I yang dalam Perjanjian Salatiga dilantik dengan upacara istimewa (Soekanto, Dr., 1952) kerap mbolos untuk tidak hadie dalam audience Kraton Kasunanan dan
Perilaku Mangkunegara I ini tak kurang merembet juga ke Yogyakarta yang secara diam diam para perwiranya masih menyimpan simpatik kepada Mangkunegara I. Di Yogyakarta serombongan perwira Belanda terluka di tusuk senjata tikam oleh [[Raden Rongga Prawiradirja]]. Insiden ini menyebabkan Sultan turun tangan untuk mendamaikannya.
Baris 81 ⟶ 125:
Dengan demikian maka pada akhir abad 17 dan awal abad 18 tiga dinasti di jawa ini selanjutnya dipegang oleh; [[Paku Buwono IV]], [[Hamengku Buwono II]] dan [[Mangkunegara II]].
Pada awal abad 18 (tahun 1800) VOC-Belanda dibubarkan dan diwarisi oleh pemerintah kerajaan Belanda. KetikaBelanda diserbu Napoleon dan dianeksasi kedalam wilayah
Dalam waktu relatif singkat selama lebih kurang 10 tahun, di jawa telah berganti para [[Gubernur Jenderal]] di Batavia dari [[
'''a. KaSunanan Surakarta'''
Baris 95 ⟶ 139:
'''b. KaSultanan Yogyakarta'''
1). Hamengku Buwono II terjebak kedalam konflik internal kerajaan yang melibatkan kerabat dalam sendiri. Intrik dan konflik yang tidak bisa ditanganinya menyebabkan kemerosotan eksistensi KaSultanan Yogyakarta.Dalam masa nya 'Serat Surya Raja' berhasil diselesaikan.
2). Hamengku Buwono II terhimpit oleh jaringan kelompok kelompok kepentingan dalam keraton yang sulit didamaikan dan potensi mengundang campur tangan pihak luar istana untuk memenangkan tujuan dan kepentingan masing masing kelompok yang saling bertikai/konflik.
3). Hamengku Buwono II mengalami pemakzulan sebagai Sultan dengan pemaksaan kekuatan militer yang dilakukan oleh [[Daendels]] dan [[Raffles]]. Akibat yang lebih jauh kekuasaan Kasultanan dibelah dengan munculnya '''Paku Alaman''' yang mengambil wilayah 4000 karya dari Kasultanan.
'''c. Mangkunegaran'''
Baris 105 ⟶ 149:
1). [[Mangkunegara II]] membentuk Korps militer bersenjata pilihan dengan nama '''Legiun mangkunegaran'''
2). Mangkunegara II memperluas wilayah mangkunegaran dari 4000 karya menjadi 5000 karya serta memperbesar jumlah
3). Mangkunegara II mengadakan penyerbuan ke Yogyakarta untuk mencegah meluasnya konflik internal keluarga dan mencegah pembubaran KaSultanan Yogyakarta.
'''5. Dinasti Yang Penuh Konflik'''
Baris 116 ⟶ 160:
Negara Kerajaan Mataram pada hakikatnya adalah monarki absolut yang kurang dapat mengimplementasikan keabsolutannya kedalam pemerintahan yang kuat. Ilmu pemerintahan dan ideologi pada masa Mataramitu belum ada dan untuk menerangkan kepada masyarakat tentang kehidupan bernegara maka sarana yang dipergunakan adalah elemen elemen kebudayaan, agama, seni pertunjukan wayang dan mitos mitos sebagai penguat legitimasi.
Ketika Belanda menjadi unsur stabilisator yang menjadikan Mataram stabil, tak kurang disini ditemui beberapa hal yang menjadikan cermatan bahwa para
Para petualang yang tergabung dalam korps militer Belanda memang sudah ditengarai membawa penyakit ketidak beresannya dalam kapasitas sebagai pegawai di dinas kemiliteran [[VOC-Belanda]]. Stabilitas dan ketenteraman di Jawa bagi sebagian orang Belanda yang dinas di militer sangat tidak menguntungkan posisinya karena peran dan penghasilan mereka sebagai pegawai menjadi berkurang (Soekanto, Dr.,1952). Tambahan penghasilan dan karier dalam dinas menjadi berarti ketika tenaga dan keberadaan mereka dibutuhkan dan ini hanya terjadi jika konflik yang berujung perang terbuka terjadi.
Dinasti [[Mataram]] sepanjang sejarahnya adalah dinasti penuh dengan konflik antar keluarga yang sedang memegang tampuk kekuasaan. Yogyakarta sebagai pecahan dari Mataram tidak terkecuali pula dalam hal ini. Kekerabatan di Kasultanan Yogyakarta setelah perjanjian Giyanti meningkat dengan pesat. Peningkatan ini disebabkan tingkat kelahiran di kalangan bangsawan [[Yogyakarta]] lebih tinggi dibanding dua kerabat Kraton yang lain (Lihat: Ricklefs, MC.,2002).
Meningkatnya jumlah keturunan di Yogyakarta tidak diimbangi dengan kekompakan
Konflik yang semakin panas dan tegang sudah dapat ditengarai tradisi Mataram yang lama bakal muncul kembali. Tradisi yang menyelesaikan permasalahan dengan kekuatan bersenjata adalah cara klasik yang kembali dipergunakan untuk mengakhiri suatu konflik sampai seorang yang menang mengungguli dan mengatasi yang lain.
Baris 128 ⟶ 172:
Tahun 1825-1830 di Jawa pecah perang yang kemudian diselesaikan di Magelang. Sehabis perang yang telah memakan korban dan harta benda yang relatif besar wilayah kerajaan di jawa mengalami penyempitan dan Belanda mengontrol secara ketat sampai datangnya Jepang yang menghapus keberadaan Belanda di Nusantara ini. Asia untuk Asia. Itulah yargon dan semboyan yang diekspos pada masa itu.
==
Lahirnya negara moderen [[Republik Indonesia]] dengan Proklamasi [[17 Agustus 1945]] di jawa Tengah dengan segara disambut serta didukung penuh oleh keempat Dinasti wangsa Mataram di Surakarta dan di Yogyakarta. Pada tanggal 1 September 1945 Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran mengeluarkan Maklumat yangisinya bahwa Kasunanan dan Mangkunegaran merupakan wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan status daerah istimewa dan kepala [[daerah istimewa]] yaitu Sunan dan Adipati bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik [[Indonesia]]. Demikian juga sehubungan dengan hal ini di Yogyakarta pada tanggal 5 September 1945 Kasultanan dan Kadipaten Paku Alaman juga mengeluarkan Maklumat yang isinya kurang lebih sama yaitu Kasultanan dan Kadipaten Paku Alaman merupakan wilayah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kepala daerah istimewa bertanggung jawab langsung kepada Presiden.▼
▲Lahirnya negara
Dalam persoalan daerah istimewa antara Surakarta dengan Yogyakarta ditemukan beberapa perbedaan;▼
▲'''Dalam persoalan daerah istimewa antara Surakarta dengan Yogyakarta ditemukan beberapa perbedaan;'''
1. Di Surakarta [[Kasunanan]] dan [[Mangkunegaran]] masing masing berdiri sebagai daerah istimewa karena hal ini mengacu pada fakta sejarah keduanya yang di jaman pendudukan Jepang pemerintahan mengakui masing masing sebagai daerah istimewa yang dikenal dengan sebutan koochi dan kepala daerah istimewa disebut sebagai koo.Dari jaman Jepang ini kemudian dikenal adanya Surakarta Koochi dengan pembesar daerah istimewa nya adalah Surakarta koo yaitu Sunan, sedang yang satunya lagi adalah Mangkunegaran koochi dengan pembesar daerah istimewa nya adalah Mangkunegara koo.▼
▲1. Di '''Surakarta''' [[Kasunanan]] dan [[Mangkunegaran]] masing masing berdiri sebagai daerah istimewa karena hal ini mengacu pada fakta sejarah keduanya yang
2. Di Yogyakarta Kasultanan dan Paku Alaman secara bersama sama menggabungkan wilayahnya kedalam daerah istimewa Yogyakarta dengan Sultan sebagai pembesar daerah istimewa sedang Paku Alam sebagai wakil pembesar daerah istimewa.▼
▲2. Di '''Yogyakarta''' Kasultanan dan Paku Alaman secara bersama sama menggabungkan wilayahnya kedalam daerah istimewa Yogyakarta dengan Sultan sebagai pembesar daerah istimewa sedang Paku Alam sebagai wakil pembesar daerah istimewa.
3. Kelanjutan daerah istimewa di Surakarta dan Mangkunegaran kemudian mengalami hambatan karena mendapat penentangan dari kelompok yang tidak menginginkan keberadaan swapraja sehingga Kasunanan dan Mangkunegaran untuk menyelamatkan dari pertikaian disatukan dalam karesidenan.
4. Di Yogyakarta keberlanjutan daerah istimewa tidak mengalami hambatan dan Sultan
5. [[RM.Said]] yang terkenal dengan gelar [[Pangeran Sambernyawa]] sebagai Founding Father
Di Surakarta wilayah daerah istimewa dengan melihat sejarah kedua keraton yang ada di kota ini menjadi lain karena jauh sebelum kemerdekaan Indonesia kedua keraton memiliki hubungan yang otonom sehingga tidak memungkinkan untuk mendudukan dalam satu paket untuk daerah istimewa Surakarta bahwa Sunan adalah kepala daerah istimewa dan Adipati Mangkunegara sebagai wakil kepala daerah istimewa.Mengacu pada masa Jepang disini dapat dikatakan bahwa keduanya; '''Sunan''' dan '''Adipati''' adalah para '''Koo''' yaitu para pembesar daerah istimewa.
6. Kalau di Yogyakarta antara Kasultanan dan Paku Alaman dapat melenggang dalam satu paket kepemimpinan daerah istimewa persoalannya bukan karena kompak atau tidak kompak tetapi perkembangan masyarakat dan keraton dalam perjuangan menegakkan Republik Indonesia dalam rongrongan Belanda bukan isapan jempol belaka melainkan nyata. Kasultanan dan Paku Alaman bisa mencapai kata sepakat untuk memasuki tatanan dunia baru yaitu '''Republik Indonesia'''.Dua daerah swapraja; Kasultanan dan Paku Alaman bergabung kembali menjadi utuh dan merupakan bagian dari Negara Kesatuan '''Republik Indonesia'''. Gabungan wilayah Kasultanan yogyakarta dengan wilayah Kadipaten Paku Alaman ini disebut sebagai '''Daerah Istimewa Yogyakarta'''
7. Dengan dasar perbedaan di Surakarta dan Yogyakarta selanjutnya dalam bulan Agustus 1945 sampai tanggal 16 Juni 1946 yang namanya ''Daerah istimewa Surakarta'' sebagai bagian dari Republik Indonesia itu memang pernah ada. Daerah Istimewa ini dipimpin dan diperintah bersama.
Pada Oktober 1945, berdiri gerakan Swapraja/anti monarki/anti feodal di Surakarta yang bertujuan untuk membubarkan Mangkunegaran dan Kasunanan.Motifasi dari gerakan anti monarki di Surakarta ternyata menyimpan tujuan lain dari sekadar pembubaran dua monarki di kota Bengawan itu. Dua monarki hendak dibubarkan karena gerakan anti monarki bertujuan untuk merampas tanah tanah Mangkunegaran dan Kasunanan untuk dibagi bagikan kepada rakyat.
Pada tanggal 16 Juni 1946 Daerah Istimewa Surakarta diganti menjadi daerah Karesidenan. Pergantian ini dilakukan karena status Daerah Istimewa dengan gerakan anti monarki menimbulkan kerusuhan, pencullikan serta pembunuhan. Daerah Surakarta menjadi daerah dalam keadaan bahaya.Status ke dua keraton selanjutnya menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa.
8. Untuk Yogyakarta meski status sebagai daerah Istimewa goal namun mengalami kegagalan dalam menerapkan sistem pemerintahan kerajaan di wilayah Yogyakarta. Semula Sultan Hamengkubuwono IX mengangkat dan menunjuk para pejabat di lingkungan kepatihan yang berasal dari para kerabat namun karena kontrol dari pusat sebagai kebijakan Presiden Soekarno yang karena alasan alasan ideologis, maksud Sultan menjadi gagal. Kegagalan ini berlanjut ketika iklim pergantian kekuasaan dan politik terjadi tahun 1965-1966.Dengan masih mempertahankan Sultan dan Sri paduka Paku Alam sebagai kepala daerah dan wakilnya, untuk jabatan yang lain seperti Wali kota dan Bupati juga posisi strategis banyak dijabat oleh kalangan militer.
9. Republik Indonesia yang berdiri 1945 memiliki "claim" bahwa wilayah negara proklamasi ini adalah bekas Hindia Belanda. Nah disinilah akar permasalahannya untuk suatu daerah yang harus disebut sebagai "Yang Istimewa". Apakah daerah swapraja adalah wilayah Hindia Belanda pada masa itu jauh sebelum Republik ini berdiri 17 Agustus 1945 sebagai sebuah negara?
== Kebudayaan Mataram Dalam Negara Indonesia ==
Negara kesatuan Rapublik Indonesia mewarisi wilayah dari Sabang sampai Merauke sebagai warisan wilayah dari kolonial Belanda. Jakarta yang semula Batavia menjadi ibu kota negara dan kediaman Gubernur Jenderal menjadi Istana Presiden.Presiden Soekarno kemudian menata ulang konsep tata ruang kota mengikuti pola pola kota kerajaan dengan membangun Monumen Nasional dan tempat peribadatan umat muslim.Istana sekarang benar benar mengikuti pola lama kerajaan Jawa masa lalu; ada istana, tempat peribadatan, lapangan terbuka dan tugu atau monumen sebagai lambang yoni dalam paham Jawa masa lalu.
Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dalam memimpin negara memadukan unsur unsur pengetahuan modern dengan kultur nusantara dan dari berbagai kultur nusantara itu kultur dari [[Jawa]] sedikit menonjol dalam kepemimpinannya.
Soekarno merangkul para raja raja dan penguasa lokal di nusantara untuk bersama sama membangun negeri dan menjaga kultur yang telah menjadi ciri setempat kedalam integralitas kultur Indonesia.Soekarno menjadi representasi dari rakyat dan penguasa dalam menggantikan peran Belanda mengatur negeri.
== Referensi ==
* Soekanto, Dr., Sekitar Jogjakarta (1755-1825) dari Gianti ke Magelang, Djakarta:Mahabarat Amsterdam, 1952.
* Lombard,Denys, Nusa Jawa: Silang Budaya III (Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris), Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2005.
Baris 158 ⟶ 217:
* Ricklefs, MC., Johjakarta Under Sultan Mangkubumi, 1749-1792, Sejarah pembagian Jawa, Yogyakarta:Matabangsa, 2002.
[[Kategori:Sejarah
|