Televisi berlangganan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
|||
(201 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Televisi berlangganan''' adalah sebuah jasa [[penyiaran]] [[saluran televisi]] yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala. Jasa ini biasanya disediakan dengan menggunakan sistem digital ataupun analog melalui media [[satelit]], jaringan terestrial, dan kabel. Saat ini sistem penyiaran dengan digital adalah yang paling lazim digunakan.
Di beberapa negara seperti di [[
Di Indonesia televisi berlangganan yang pertama kali hadir adalah Indovision (sekarang [[
== Sejarah ==
Istilah televisi berlangganan bagi sebagian penduduk yang bermukim di kota besar tentunya tidak asing lagi. Perkembangan televisi berlangganan di Indonesia sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculannya yang pertama kali. [[Televisi]] berlangganan mengalami perkembangan yang panjang, sama halnya dengan televisi konvensional. Dimulai saat '''Zenith''' meneliti kemungkinan adanya televisi berlangganan ketika televisi sendiri masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Akhirnya pada tahun [[1940]]-an, ''Zenith''-lah yang memperkenalkan sebuah sistem televisi berlangganan yang diberi nama ''Phonevision''
Pada pola televisi berlangganan semacam ini, sistem kabel menjadi sarana paling penting pada proses penyiaran program televisi berlangganan sebelum ditemukannya sistem yang lebih cangggih, yaitu [[satelit]]. Awalnya televisi berlangganan sering diidentikkan dengan TV kabel, karena bermula pada tahun 1948 ketika warga [[Pennsylvania]], Amerika Serikat kesulitan menerima siaran televisi karena terhalang perbukitan. Untuk mengatasi masalah ini, warga setempat memasang antenna untuk menangkap sinyal UHF yang dipakai dalam penyiaran program kemudian menarik kabel dari [[antena]] tersebut dan memasangnya ke rumah-rumah. Pada tahun 1972, ''HBO (Home Box Office)'' muncul dan memikat hati banyak kalangan, dan tentu saja dengan kemunculannya ini mata rantai televisi berlangganan makin kuat. Dengan tuntutan dan kebutuhan akan hiburan yang makin besar, membuat satelit pada era 1980-an menjadi primadona bagi perkembangan televisi berlangganan selanjutnya, sebut saja sistem ''DBS (Direct Broadcast Satellite)'' yang banyak diaplikasikan di berbagai negara.
Sejarah dan perkembangan televisi berlangganan di Amerika memberikan peluang bagi terbukanya lahan komersial ini di wilayah lain seperti [[Eropa]], [[Asia]], dan [[Australia]]. Untuk kawasan regional Asia, Jepang pada tahun 1984 memperkenalkan sistem ''DBS (Direct Broadcast Satellite)'' yang pada akhirnya dipakai dalam industri televisi berlangganan.
== Media
Sebagian besar lembaga penyiaran berlangganan di [[Indonesia]] telah memanfaatkan satelit dan kabel sebagai media penyalur dalam penyampaian program kepada konsumen. Di Indonesia, PT Telkom yang menggunakan jaringan kabel dalam industri TV berlangganan tidak menggunakan [[serat optik]] dalam pendistribusian, namun memakai [[kabel]] [[broadband]].
=== Komponen
Untuk media penyaluran melalui kabel, terdapat beberapa komponen utama dalam sistem kabel yang konvensional, antara lain:
* ''Headend'': komponen atau alat yang digunakan untuk menangkap [[sinyal]] yang dibawa dari [[satelit]] maupun [[gelombang]] lain di [[udara]] yang kemudian akan didistribusikan kepada cable plant (jaringan kabel).
Baris 26 ⟶ 25:
=== Kekurangan ===
Ketersediaan layanan ini sangat bergantung pada berapa banyak kabel yang dimiliki oleh ''provider'' dan wilayah mana saja yang akan menjadi target pemasarannya. Ketika suatu [[wilayah]] belum terdapat jaringan kabel, maka wilayah tersebut belum mampu menerima layanan dari provider.
Mekanisme pendistribusian pada layanan kabel sebenarnya sederhana
== Media
Media lain yang juga sangat menarik dalam industri televisi berlangganan kita adalah satelit.
===
Mekanisme penyiaran satelit untuk televisi berlangganan umumnya sama, dimulai ketika ''provider'' memancarkan siarannya ke satelit ''(uplink)'' lalu kemudian sinyal tersebut ditransfer dan dikirim lagi menuju ke bumi ''(downlink)''. Di Indonesia kita bisa mengakses siaran-siaran TV dari [[Amerika Serikat]], [[Jepang]], [[Inggris]], dll. Siaran tersebut pertama kali dipancarkan dari tempat produksi siaran dilakukan, kemudian dipancarkan kembali melalui satelit di Indonesia sampai akhirya kita bisa menikmati ratusan tayangan dari berbagai negara di dunia. Siaran dari satelit penyedia tersebut dapat diterima pelanggan yang telah dilengkapi alat bernama ''decoder''. Dengan menggunakan media penyaluran satelit, suatu program televisi dapat dinikmati sejauh kita memiliki akses untuk menangkap sinyal uplink satelit induk. Selain itu, yang menarik dari sistem berlangganan program TV dengan menggunakan satelit adalah adanya pengacakan sinyal (''scramble''). Artinya, sinyal yang dikirim oleh satelit diacak terlebih dulu, sehingga hanya orang yang memiliki ''decoder'' saja yang dapat mengakses program siaran tersebut.
=== Alat penangkap sinyal satelit ===
{{Utama|Antena parabola}}
Untuk mengakses beberapa bahkan sampai ratusan saluran televisi, kita harus memiliki alat-alat penangkap sinyal satelit. Beberapa Peralatan tersebut antara lain:
* ''Satellite dish'': Merupakan antena yang berfungsi untuk memantulkan signal dari satelit menuju titik fokus dan diterima oleh LNB.
* ''Decoder'' atau ''set-top box'' (STB): Alat yang berfungsi untuk mengkonversi signal yang diterima dari LNB menjadi Audio dan Video untuk disalurkan ke Televisi/ Monitor.
* LNB (Low Noise Block): Merupakan Alat untuk menerima signal lemah dari satelit yang dipantulkan oleh dish.
* ''Smart card'': Alat untuk mengakses sistem.
== Televisi berlangganan di Indonesia ==
=== Sejarah ===
Beberapa medium awal televisi berlangganan di Indonesia muncul pada era 1980-an. Misalnya, pada tahun 1988, harian ''[[Suara Pembaruan]]'' melaporkan bahwa terdapat sistem televisi kabel yang berada di [[rumah susun]] di sekitar [[Jakarta]]. Siaran yang tidak diketahui identitasnya ini beroperasi dari pagi hingga malam, berisi video-video, dan berbiaya bulanan Rp 7.500 (ditambah uang pangkal Rp 25.000).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=hFZGYmE9d1oC&pg=PA109&dq=suara+pembaruan+rumah+susun&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj0tfv-7oD0AhWaYisKHbktD2gQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=suara%20pembaruan%20rumah%20susun&f=false Televisi Jakarta di atas Indonesia]</ref> Lalu, stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, [[RCTI]], pada awalnya juga bersiaran dengan sistem berlangganan terestrial, dimana [[pesawat televisi]] penerima harus memiliki [[dekoder (televisi)|dekoder]] khusus demi menerima siaran RCTI. Dekoder tersebut berbiaya Rp 131.000 dan perbulannya Rp 30.000.<ref>[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p56.html Default Supaya betah menatap layar kaca]</ref> Namun, penggunaan dekoder ini kemudian dihapus pada 24 Agustus 1990, sehingga RCTI dapat bersiaran bebas.<ref name="hanyatvwarna">[https://www.facebook.com/notes/rcti-jadul-entertainment/hanya-tv-warna-tangkap-rcti-sctv/478417735555080 HANYA TV WARNA TANGKAP RCTI & SCTV]</ref>
Kemudian, seiring dengan reformasi teknologi yang terus bergulir dan merambah banyak aspek kehidupan global, Indonesia pun tak lepas dari imbas dan gejolak teknologi tersebut. TV berbayar pun hadir dengan teknologi baru, menawarkan sistem ''[[Bayar-per-tayang|pay-per-view]]'' (PPV) yang ditawarkan melalui kabel atau ''DBS''. Dengan sistem ''PPV ''ini, pelanggan harus menunggu sampai progam siaran yang mereka inginkan diudarakan baik oleh kabel maupun ''DBS''. Salah satu penyedia layanan televisi berlangganan Indonesia, Indovision mengklaim dirinya sebagai perusahaan televisi berlangganan pertama yang mengaplikasikan sistem ''DBS'' dengan menggunakan satelit [[Palapa C-2]] sejak pertama berdiri pada bulan Agustus 1988 dan beroperasi pada 1994.<ref>{{cite web |url=https://www.mnc.co.id/businesses/paytv/id |title=Saluran TV Berlangganan |website=[[Media Nusantara Citra]] |accessdate=22 Januari 2018 |archive-date=2019-02-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190214002915/https://www.mnc.co.id/businesses/paytv/id |dead-url=yes }}</ref><ref name="mncvision">{{cite web|url=https://tirto.id/mnc-sky-vision-juara-yang-selalu-merugi-bliH |title=MNC Sky Vision: Juara yang Selalu Merugi |first=Aqwam F. |last=Hanifan |editor-first=Nurul Q. |editor-last=Pramisti|date=17 Juni 2016 |accessdate=18 Juni 2016 |website=Tirto.id}}</ref> Sembilan tahun kemudian (1997), Indovision meluncurkan satelit barunya yakni IndoStar 1 atau yang lebih dikenal dengan satelit Cakrawarta 1 yang digunakan sampai sekarang.
Dalam perkembangannya, juga muncul berbagai penyedia lain yang menyelenggarakan siaran berlangganan dengan aneka metode. Perusahaan pertama yang menyediakan [[televisi kabel]] adalah PT Tanjung Bangun Semesta (sekarang PT [[First Media]] Tbk) yang meluncurkan siarannya dengan nama Kabelvision pada 1999.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=GEUuAAAAMAAJ&q=tanjung+bangun+semesta&dq=tanjung+bangun+semesta&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-i9_M3vruAhXiH7cAHeiMAucQ6AEwAnoECAAQAg Panji masyarakat]</ref> Kemudian, dalam televisi berlangganan [[terestrial]], sempat muncul [[Nexmedia]] pada November 2011.<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/nexmedia-ingin-raup-50.000-pelanggan-tv-berbayar Nexmedia ingin raup 50.000 pelanggan TV berbayar]</ref> Sempat juga muncul usaha menghidupkan [[televisi digital]] [[telepon seluler]] bersistem [[DVB-H]] pada 2009 lalu.<ref>[https://www.postel.go.id/berita-peresmian-uji-coba-lapangan-siaran-digital-untuk-penerimaan-bergerak-mobile-26-968 Siaran Pers No. 164/PIH/KOMINFO/8/2009 Peresmian Uji Coba Lapangan Siaran Digital Untuk Penerimaan Bergerak (Mobile TV)]</ref> Walaupun kemudian, dua jenis televisi berlangganan yang terakhir ini tidak sukses, dan saat ini siaran berlangganan dengan menggunakan televisi satelit maupun kabel tetap menjadi medium yang dominan.
===
Perkembangan televisi berbayar atau berlangganan ini tergolong cukup signifikan di [[Indonesia]]. Menurut data yang diungkap Direktur Utama Indovision, Rudy Tanoesoedibjo di tahun 2008, pasar potensial televisi berbayar di Indonesia pada
===
Berikut beberapa lembaga media penyiaran yang ada di Indonesia beserta media penyalurannya:
==== Saat ini ====
* [[MNC Vision Networks|PT MNC Vision Networks Tbk]]
** PT
** PT MNC Kabel Mediacom ([[MNC Play]]), kabel/serat optik/protokol internet
** PT
* PT [[LinkNet]] Tbk ([[First Media (telekomunikasi)|First Media]]), hybrid fiber-coaxial
* PT Mediatama Televisi ([[Nex Parabola]]), satelit
* PT Indonusa Telemedia ([[Transvision]]), satelit
* PT Supra Prima Nusantara ([[Biznet Home]]), kabel/serat optik/protokol internet
* [[Telkomsel|PT Telekomunikasi Selular]] ([[IndiHome]]/[[IndiHome TV]]), kabel/serat optik/protokol internet
* PT Eka Mas Republik ([[MyRepublic Indonesia|MyRepublic]]), kabel/serat optik/protokol internet
* [[Mora Telematika Indonesia|PT Mora Telematika Indonesia/Moratelindo]]
** [[Oxygen.id]], kabel/serat optik/protokol internet
* PT Indonesia Comnets Plus ([[ICON+]])
** [[Iconnet]], kabel/serat optik/protokol internet
* PT Cyberindo Aditama ([[CBN (penyedia layanan internet)|CBN]])
** PT Digdaya Duta Digital ([[DensTV]]), kabel/serat optik/protokol internet
* PT Paramitra Media Interaktif ([[BaliFiber]]), kabel/serat optik/protokol internet
* PT Fastel Sarana Indonesia ([[Globe.net]]), kabel/serat optik/protokol internet
* PT Milenial Utama Televisi ([[Kugosky]]), satelit
* PT Sarana Media Vision ([[SMV FreeSat TV]]),satelit
* PT Netciti Persada ([[Netciti]]), kabel/serat optik/protokol internet
==== Sebelumnya ====
{{unreferenced section}}
Penyedia diurutkan menurut tanggal tutup.
'''Terestrial'''
* PT Mediatama Anugrah Citra ([[Nexmedia]], tutup 1 September 2019)
* PT Mentari Multimedia ([[M2V Mobile TV]], tidak diketahui)
'''Satelit'''
* PT Direct Vision ([[Astro Nusantara]], tutup 19 Oktober 2008)
* PT Central Tivi Digital ([[Centrin TV]], tutup 28 Februari 2013)
* PT Karyamegah Adijaya ([[aora]], tutup 2015)
* PT Digital Media Asia ([[viva+]], tutup 31 Desember 2016)
* PT Mega Media Indonesia ([[Orange TV]], tutup 2018)
* PT Karya Kreatif Bersama ([[Topas TV]], tutup 30 April 2020)
* PT Indonesia Media Televisi ([[BiG TV]], tutup 31 Mei 2020)
* PT Garuda Media Nusantara ([[Matrix TV]], tutup 31 Juli 2020)
* PT Cipta Skynindo ([[Skynindo]], tutup 31 Desember 2023)
'''Kabel'''
* [[IndosatM2|PT Indosat Mega Media]] ([[IM2 PayTV]], tutup 31 Oktober 2014)
== Referensi ==
{{reflist}}
== Sumber ==
* August E.Grant dan Jennifer H.Meadows, ''Communication Technologi Updat'', 9th edition. (2004)
* Mirabito M.A.M dan Morgenstren B.L.''The New Communication Technology”, (2004)
== Lihat pula ==
* [[Daftar stasiun televisi berlangganan di Indonesia]]
{{Penyedia TV Berlangganan Indonesia}}
{{CATV}}
[[
[[Kategori:Penyiaran]]
|