Mesir Kuno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Masakan |
k →Periode Akhir: Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(303 revisi perantara oleh 86 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Egypt.Giza.Sphinx.01.jpg|
[[Berkas:Ancient Egypt map-id.svg|jmpl|250px|Peta Mesir Kuno, menunjukkan kota dan situs utama pada periode dinasti (3150 SM hingga 30 SM)]]
{{Sejarah Mesir}}
'''Mesir Kuno''' adalah [[peradaban kuno]] di sebelah timur laut benua [[Afrika]], yang berpusat di daerah hilir [[Sungai Nil]], yakni kawasan yang kini menjadi wilayah negara [[Mesir]]. Peradaban ini dimulai dengan unifikasi [[Mesir Hulu]] dan [[Mesir Hilir|Hilir]] sekitar 3150 SM,<ref>{{cite web|url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/chronology/index.html|title=Chronology|accessdate=25 Maret 2008|publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> dan selanjutnya berkembang selama kurang lebih tiga milenium. Sejarah Mesir Kuno diwarnai dengan periode kerajaan-kerajaan yang stabil dan periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai Periode Menengah. Mesir Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa [[Kerajaan Baru]]. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan [[firaun]] secara resmi dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, ketika [[Kekaisaran Romawi]] menaklukkan dan menjadikan wilayah [[Mesir Ptolemaik]] sebagai bagian dari provinsi Romawi.<ref>Clayton (1994) hal. 217</ref> Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan [[politik]] dan [[agama]] secara bertahap di lembah Sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban merdeka Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas pengendalian keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, terutama ditandai dengan:
* [[Irigasi]] teratur terhadap [[Sungai Nil|Lembah Nil]];
* Pendayagunaan [[mineral]] dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
* Perkembangan sistem [[tulisan]] dan [[sastra]];
* Organisasi proyek kolektif;
* [[Perdagangan]] dengan wilayah [[Afrika Timur]] dan [[Afrika Tengah|Tengah]] serta [[Mediterania]] Timur; serta
* Kegiatan [[militer]] yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan suku bangsa lain pada beberapa periode yang berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh penguasa sosial, politik, dan ekonomi, yang berada di bawah pengawasan sosok firaun.<ref>James (2005) hal. 8</ref><ref>Manuelian (1998) hal. 6–7</ref>
Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain: teknik pembangunan monumen seperti [[piramida]], [[kuil]], dan [[obelisk]]; pengetahuan [[matematika]]; teknik [[pengobatan]]; sistem irigasi dan [[agrikultur]]; [[kapal]] pertama yang pernah diketahui; teknologi [[tembikar glasir bening]] dan [[kaca]]; [[seni]] dan [[arsitektur]] yang baru; [[sastra Mesir Kuno]]; dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui.<ref>Clayton (1994) hal. 153</ref> Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumental-nya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-abad.
== Sejarah ==
{{Daftar_Dinasti_Mesir_Kuno}}
Pada akhir masa [[Paleolitik]], iklim [[Afrika Utara]] menjadi semakin panas dan kering. Akibatnya, penduduk di wilayah tersebut terpaksa berpusat di sepanjang [[sungai Nil]]. Sebelumnya, semenjak manusia [[pemburu-pengumpul]] mulai tinggal di wilayah tersebut pada akhir [[Pleistosen|Pleistosen Tengah]] (sekitar 120 ribu tahun lalu), sungai Nil telah menjadi urat nadi kehidupan Mesir.<ref>Shaw (2002) hal. 17</ref> Dataran banjir Nil yang subur memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengembangkan pertanian dan masyarakat yang terpusat dan mutakhir, yang menjadi landasan bagi sejarah peradaban manusia.<ref>Shaw (2002) hal. 17, 67–69</ref>
=== Periode
Pada masa pra dan awal dinasti, iklim Mesir lebih subur daripada
[[Berkas:Vase with gazelles-E 28023- Egypte louvre 316.jpg|
Sekitar tahun 5500 SM, suku-suku kecil yang menetap di lembah sungai Nil telah berkembang menjadi peradaban yang menguasai pertanian dan peternakan. Peradaban mereka juga dapat dikenal melalui tembikar dan barang-barang pribadi, seperti sisir, gelang tangan, dan manik. Peradaban yang terbesar
Di Mesir Utara, Badari diikuti oleh peradaban Amratia dan Gerzia,<ref>Childe, V. Gordon (1953), "New light on the most ancient Near East" (Praeger Publications)</ref> yang
Sementara itu, di Mesir Selatan, peradaban [[Naqada]], mirip dengan Badari, mulai memperluas kekuasaannya di sepanjang sungai Nil sekitar tahun 4000 SM. Sejak masa Naqada I, orang Mesir pra dinasti mengimpor [[obsidian]] dari [[Ethiopia]], untuk membentuk pedang dan benda lain yang terbuat dari ''[[Lithic flake|flake]]''.<ref>Barbara G. Aston, James A. Harrell, Ian Shaw (2000). Paul T. Nicholson and Ian Shaw editors. "Stone," in ''Ancient Egyptian Materials and Technology,'' Cambridge, 5–77, hal. 46–47. Also note: Barbara G. Aston (1994). "Ancient Egyptian Stone Vessels," ''Studien zur Archäologie und Geschichte Altägyptens'' 5, Heidelberg, hal. 23–26. (See on-line posts: [http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/stone/obsidian.html] and [http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/foreignrelations/obsidian.html].)</ref> Setelah sekitar 1000 tahun, peradaban Naqada berkembang dari masyarakat pertanian yang kecil menjadi peradaban yang kuat. Pemimpin mereka berkuasa penuh atas rakyat dan sumber daya alam lembah sungai Nil.<ref>{{cite web|url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/naqadan/chronology.html#naqadaI|title=Chronology of the Naqada Period|accessdate=9 March 2008|publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Setelah mendirikan pusat kekuatan di [[Nekhen|Hierakonpolis]], dan lalu di [[Abydos, Mesir|Abydos]], penguasa-penguasa Naqada III memperluas kekuasaan mereka ke utara.<ref name="Shaw61">Shaw (2002) hal. 61</ref>
Budaya Naqada membuat berbagai macam barang-barang material - yang
=== Periode Dinasti Awal ===
{{Main|Periode Dinasti Awal Mesir}}
[[Berkas:NarmerPalette ROM-gamma.jpg|
Pendeta Mesir pada abad ke-3 SM, [[Manetho]]
Pada Periode Dinasti Awal, sekitar 3150 SM, firaun pertama memperkuat kekuasaan mereka terhadap Mesir hilir dengan mendirikan
=== Kerajaan Lama ===
{{Main|Kerajaan Lama}}
[[Berkas:Menkaura-ColossalStatue MuseumOfFineArtsBoston.png|
Kemajuan dalam bidang [[arsitektur]], [[seni]], dan [[teknologi]] dibuat pada masa [[Kerajaan Lama]]. Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya produktivitas pertanian, yang dimungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik.<ref>James (2005) hal. 40</ref>
Seiring dengan meningkatnya kepentingan pemerintah pusat, muncul golongan juru tulis (''sesh''<ref>"Scribes", ''Life in Ancient Egypt'', Carnegie Museum of Natural History: [http://www.carnegiemnh.org/exhibits/Egypt/scribes.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090125050123/http://www.carnegiemnh.org/exhibits/Egypt/scribes.htm|date=2009-01-25}}. Diakses pada 29 Januari 2009.</ref>) dan pejabat berpendidikan, yang diberikan tanah oleh firaun sebagai bayaran atas jasa mereka. Firaun juga memberikan tanah kepada struktur-struktur kultus kamar mayat dan kuil-kuil lokal untuk memastikan bahwa institusi-institusi tersebut memiliki sumber daya yang cukup untuk memuja firaun setelah kematiannya. Pada akhir periode Kerajaan Lama, lima abad berlangsungnya
=== Periode Menengah Pertama Mesir ===
{{main|Periode Menengah Pertama Mesir}}
Setelah pemerintahan pusat Mesir runtuh pada akhir periode Kerajaan Lama, pemerintah tidak lagi mampu mendukung atau menstabilkan ekonomi negara. Gubernur-gubernur regional tidak dapat menggantungkan diri kepada firaun pada masa krisis. Kekurangan pangan dan sengketa politik meningkat menjadi kelaparan dan perang saudara berskala kecil. Meskipun berada pada masa yang sulit, pemimpin-pemimpin lokal, yang tidak berhutang upeti kepada firaun, menggunakan kebebasan baru mereka untuk mengembangkan budaya di provinsi-provinsi. Setelah menguasai sumber daya mereka sendiri, provinsi-provinsi menjadi lebih kaya. Fakta ini dibuktikan dengan adanya pemakaman yang lebih besar dan baik
Bebas dari kesetiaan kepada firaun, pemimpin-pemimpin lokal mulai berebut kekuasaan. Pada 2160 SM, penguasa-penguasa di Herakleopolis menguasai Mesir Hilir, sementara [[Intef I|keluarga Intef]] di [[Thebes, Mesir|Thebes]] mengambil alih Mesir Hulu. Dengan berkembangnya kekuatan Intef, serta perluasan kekuasaan mereka ke utara, maka pertempuran antara kedua dinasti sudah tak terhindarkan lagi. Sekitar tahun 2055 SM, tentara Thebes
=== Kerajaan Pertengahan ===
{{Main|Kerajaan Pertengahan Mesir}}
[[Berkas:Egypte louvre 231 visage.jpg|
Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil mengembalikan kesejahteraan dan kestabilan negara, sehingga mendorong kebangkitan seni, sastra, dan proyek pembangunan monumen.<ref>Shaw (2002) hal. 148</ref> Mentuhotep II dan sebelas dinasti penerusnya berkuasa dari Thebes, tetapi wazir [[Amenemhat I]], sebelum memperoleh kekuasaan pada awal [[dinasti ke-12]] (sekitar tahun 1985 SM), memindahkan
Maka populasi, seni, dan agama negara mengalami perkembangan. Berbeda dengan pandangan elitis Kerajaan Lama terhadap dewa-dewa, Kerajaan Pertengahan mengalami peningkatan ungkapan kesalehan pribadi. Selain itu, muncul sesuatu yang dapat dikatakan sebagai demokratisasi setelah akhirat; setiap orang memiliki arwah dan dapat diterima oleh dewa-dewa di akhirat.<ref>Shaw (2002) hal. 179–82</ref> Sastra Kerajaan Pertengahan menampilkan tema dan karakter
yang canggih, yang ditulis menggunakan gaya percaya diri dan elok,<ref name="Shaw146"/> sementara relief dan pahatan potret pada periode ini menampilkan ciri-ciri kepribadian yang lembut, yang mencapai tingkat baru dalam kesempurnaan
teknis.<ref>Robins (1997) hal. 90</ref>
Penguasa terakhir Kerajaan Pertengahan, [[Amenemhat III]], memperbolehkan pendatang dari Asia tinggal di wilayah delta untuk memenuhi kebutuhan pekerja, terutama untuk penambangan dan pembangunan. Penambangan dan pembangunan yang ambisius, ditambah dengan meluapnya sungai Nil, membebani ekonomi dan mempercepat kemunduran
=== Periode Menengah Kedua dan Hyksos ===
{{Main|Periode Menengah Kedua Mesir}}
Sekitar tahun 1650 SM, seiring dengan melemahnya kekuatan firaun Kerajaan Pertengahan, imigran Asia yang tinggal di
Setelah mundur, raja Thebes melihat situasinya yang terperangkap antara Hyksos di utara dan sekutu Nubia Hyksos, [[Kerajaan Kush]], di selatan. Setelah hampir 100 tahun mengalami masa stagnansi, pada tahun 1555 SM, Thebes telah mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk melawan Hyksos dalam konflik selama 30 tahun.<ref name="Ryholt310"/> Firaun [[Seqenenre Tao II]] dan [[Kamose]] berhasil mengalahkan orang-orang Nubia. Pengganti Kamose, [[Ahmose I]], berhasil mengusir Hyksos dari Mesir. Selanjutnya, pada periode Kerajaan Baru, kekuatan militer menjadi prioritas utama firaun agar dapat memperluas perbatasan Mesir dan menancapkan kekuasaan atas wilayah [[Timur Dekat]].<ref>Shaw (2002) hal. 224</ref>
[[Berkas:Egypt NK edit.svg|
=== Kerajaan Baru ===
Baris 86 ⟶ 90:
Firaun-firaun Kerajaan Baru berhasil membawa kesejahteraan yang tak tertandingi sebelumnya. Perbatasan diamankan dan hubungan diplomatik dengan tetangga-tetangga diperkuat. Kampanye militer yang dikobarkan oleh [[Thutmose I|Tuthmosis I]] dan cucunya [[Thutmose III|Tuthmosis III]] memperluas pengaruh firaun ke Suriah dan Nubia, memperkuat kesetiaan, dan membuka jalur impor komoditas yang penting seperti [[perunggu]] dan kayu.<ref>James (2005) hal. 48</ref> Firaun-firaun Kerajaan juga memulai pembangunan besar untuk mengangkat dewa [[Amun]], yang kultusnya berbasis di [[Karnak]]. Para firaun juga membangun monumen untuk memuliakan pencapaian mereka sendiri, baik nyata maupun imajiner. Firaun perempuan [[Hatshepsut]] menggunakan propaganda semacam itu untuk mengesahkan kekuasaannya.<ref>{{cite web |url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/chronology/hatshepsut.html |title=Hatshepsut|accessdate=9 December 2007 |publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh ekspedisi perdagangan ke [[Tanah Punt|Punt]], [[kuil kamar mayat]] yang elegan, pasangan obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.
[[Berkas:SFEC EGYPT ABUSIMBEL 2006-003.JPG|
Sekitar tahun 1350 SM, stabilitas Kerajaan Baru terancam ketika [[Amenhotep IV]] naik tahta dan melakukan reformasi yang radikal dan kacau. Ia mengubah namanya menjadi [[Akhenaten]]. Akhenaten memuja dewa matahari [[Aten]] sebagai dewa tertinggi. Ia lalu menekan pemujaan dewa-dewa lain.<ref>Aldred (1988) hal. 259</ref> Akhenaten juga memindahkan
[[Ramses II]] naik tahta pada tahun 1279 SM. Ia membangun lebih banyak kuil, mendirikan patung-patung dan obelisk, serta
Kekayaan menjadikan Mesir sebagai target serangan, terutama oleh [[
[[Berkas:Third Intermediate Period map-id.svg|
=== Periode Menengah Ketiga ===
{{Main|Periode Menengah Ketiga Mesir}}
Setelah kematian firaun [[
Martabat Mesir terus menurun pada Periode Menengah Ketiga. Sekutu asingnya telah jatuh kedalam pengaruh [[Asiria]], dan pada 700 SM, perang antara kedua negara sudah tak terhindarkan lagi. Antara tahun 671 hingga 667 SM, bangsa Asiria mulai menyerang Mesir. Masa kekuasaan raja Kush, [[Taharqa]], dan penerusnya, [[Tantamani|Tanutamun]], dipenuhi dengan konflik melawan Asiria.<ref>
=== Periode Akhir ===
{{Main|Periode Akhir Mesir Kuno}}
Dengan tiadanya rencana pendudukan permanen, bangsa Asiria menyerahkan kekuasaan Mesir kepada vassal-vassal yang dikenal sebagai raja-raja
Setelah dikuasai Persia, Mesir digabungkan dengan [[Siprus]] dan [[Fenisia]] dalam [[satrap]]i ke-6 [[Kekaisaran Akhemeniyah|Kekaisaran Persia Akhemeniyah]]. Periode pertama kekuasaan Persia atas Mesir, yang juga dikenal sebagai dinasti ke-27, berakhir pada tahun 402 SM. Dari 380–343 SM, [[dinasti ke-30 Mesir|dinasti ke-30]] berkuasa sebagai dinasti asli terakhir Mesir. Restorasi singkat kekuasaan Persia,
=== Dinasti Ptolemeus ===
{{main|Dinasti Ptolemeus}}
Pada tahun 332 SM, [[Alexander yang Agung]] menaklukan Mesir dengan sedikit perlawanan dari bangsa Persia. Pemerintahan yang didirikan oleh penerus Alexander dibuat berdasarkan sistem Mesir, dengan
[[Budaya Yunani]] tidak menggantikan budaya asli Mesir. Penguasa dinasti Ptolemeus mendukung tradisi lokal untuk menjaga kesetiaan rakyat. Mereka membangun kuil-kuil baru dalam gaya Mesir, mendukung kultus tradisional, dan menggambarkan diri mereka sebagai firaun. Beberapa tradisi akhirnya bergabung. Dewa-dewa Yunani dan Mesir [[sinkretisme|disinkretkan]] sebagai dewa gabungan (contoh: [[Serapis]]). Bentuk skulptur [[Yunani Kuno]] juga
=== Dominasi Romawi ===
[[Berkas:Fayum-22.jpg|jmpl|kiri|100px|lurus|[[Potret-potret mumi Fayum]] melambangkan pertemuan budaya Mesir dengan Romawi.]]
Mesir menjadi provinsi [[Kekaisaran Romawi]] pada tahun 30 SM setelah [[Augustus]] berhasil mengalahkan [[Mark Antony]] dan Ratu [[Cleopatra VII]] dalam [[Pertempuran Actium]]. Romawi sangat memerlukan gandum dari Mesir, dan legiun Romawi, di bawah kekuasaan ''praefectus'' yang ditunjuk oleh kaisar, memadamkan pemberontakan, memungut pajak yang besar, serta mencegah serangan bandit.<ref>James (2005) hal. 63</ref>
Meskipun Romawi berlaku lebih kasar daripada Yunani, beberapa tradisi, seperti mumifikasi dan pemujaan dewa-dewa, tetap berlanjut.<ref name="Shaw422">Shaw (2002) hal. 422</ref> Seni potret mumi berkembang, dan beberapa kaisar Romawi menggambarkan diri mereka sebagai firaun (meskipun tidak sejauh penguasa-penguasa dinasti Ptolemeus). Pemerintahan lokal diurus dengan gaya Romawi dan tertutup dari gaya Mesir asli.<ref name="Shaw422"/>
Pada pertengahan abad pertama, [[Kekristenan]] mulai mengakar di Iskandariyah. Agama tersebut dipandang sebagai kultus lain yang akan diterima. Akan tetapi, Kekristenan pada akhirnya dianggap sebagai agama yang ingin menggantikan [[paganisme]] dan mengancam tradisi agama lokal, sehingga muncul penyerangan terhadap orang-orang Kristen. Penyerangan terhadap orang Kristen memuncak pada masa pembersihan [[
== Pemerintahan dan ekonomi ==
=== Administrasi dan perdagangan ===
[[Berkas:Pharaoh.svg|
[[Firaun]] adalah raja yang berkuasa penuh atas
Sebagian besar perekonomian
=== Status sosial ===
Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan [[status sosial]] yang dimiliki seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah.<ref>Manuelian (1998) hal. 383</ref> Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan sistem [[corvée]].<ref>James (2005) hal. 136</ref> Seniman dan pengrajin
Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial apa pun kecuali budak, sama di mata hukum.<ref name=UCJohnson/> Baik pria maupun wanita memiliki hak untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak, menikah dan bercerai, serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui kontrak pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, Roma, dan bahkan tempat-tempat lainnya di dunia, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan Celopatra bahkan bisa menjadi firaun. Namun
[[Berkas:Louvre-antiquites-egyptiennes-p1020372 Cropped and bg reduced.png|
=== Sistem hukum ===
Sistem hukum di Mesir Kuno secara resmi dikepalai oleh firaun yang bertanggung jawab membuat peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan
Dewan sesepuh lokal, yang dikenal dengan nama ''Kenbet'' di Kerajaan Baru, bertanggung jawab mengurus persidangan yang hanya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan kecil.<ref name="Manuelian358"/> Kasus yang lebih besar termasuk di antaranya pembunuhan, transaksi tanah dalam jumlah besar, dan pencurian makam diserahkan kepada ''Kenbet Besar'' yang dipimpin oleh wazir atau firaun. Penggugat dan tergugat diharapkan mewakili diri mereka sendiri dan diminta untuk bersumpah bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya.
Dalam beberapa kasus, negara berperan baik sebagai jaksa dan hakim, serta berhak menyiksa terdakwa dengan pemukulan untuk mendapatkan pengakuan dan nama-nama lain yang bersalah. Tidak peduli apakah tuduhan itu sepele atau serius, juru tulis pengadilan mendokumentasikan keluhan, kesaksian, dan putusan kasus untuk referensi
Hukuman untuk kejahatan ringan di antaranya pengenaan denda, pemukulan, mutilasi di bagian wajah, atau pengasingan, tergantung
=== Pertanian ===
[[Berkas:Tomb of Nakht (2).jpg|
Kondisi geografi yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah sangat penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki seseorang.<ref>Manuelian (1998) hal. 361</ref>
Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: ''Akhet'' (banjir), ''Peret'' (tanam), dan ''Shemu'' (panen). Musim banjir berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk [[lanau]] kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai. Setelah banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Mesir hanya mendapat sedikit hujan, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman.<ref>Nicholson (2000) hal. 514</ref> Dari Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk memanen. Selanjutnya, hasil panen [[
Bangsa Mesir menanam [[gandum emmer]] dan [[
[[Berkas:Maler der Grabkammer des Sennudem 001.jpg|
Bangsa Mesir percaya bahwa hubungan yang seimbang antara manusia dengan hewan merupakan elemen yang penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan tumbuhan diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan.<ref name="Strouhal117">Strouhal (1989) hal. 117</ref> Hewan, baik yang di[[domestikasi]] maupun liar, merupakan sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki bagi bangsa Mesir Kuno. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting; pemerintah mengumpulkan pajak terhadap hewan ternak dalam sensus-sensus reguler, dan ukuran ternak melambangkan martabat dan kepentingan pemiliknya. Selain sapi, bangsa Mesir Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi. Unggas seperti bebek, angsa, dan merpati ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan. Di peternakan, unggas-unggas tersebut dipaksa makan adonan agar semakin gemuk.<ref name="Manuelian381">Manuelian (1998) hal. 381</ref> Sementara itu, di sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Lebah-lebah juga didomestikasi dari masa Kerajaan Lama, dan hewan tersebut menghasilkan madu dan lilin.<ref>Nicholson (2000) hal. 409</ref>
Keledai dan lembu digunakan sebagai [[hewan pekerja]]. Hewan-hewan tersebut bertugas membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan.<ref name="Manuelian381"/> Kuda-kuda dibawa oleh Hyksos pada Periode Menengah Kedua, sementara unta, meskipun sudah ada sejak periode Kerajaan Baru, tidak digunakan sebagai hewan pekerja hingga Periode Akhir. Selain itu, terdapat bukti yang
=== Sumber daya alam ===
Mesir kaya akan batu bangunan dan dekoratif, bijih tembaga dan timah, emas, dan batu-batu semimulia. Kekayaan itu memungkinkan orang Mesir Kuno untuk membangun monumen, memahat patung, membuat alat-alat, dan perhiasan.<ref>Greaves (1929) hal. 123</ref> Pembalsem menggunakan garam dari [[Wadi El Natrun|Wadi Natrun]] untuk mumifikasi, yang juga menjadi sumber gypsum yang diperlukan untuk membuat plester.<ref>Lucas (1962) hal. 413</ref> Batuan yang mengandung bijih besi dapat ditemukan di wadi-wadi gurun timur dan Sinai yang kondisi alam yang tidak ramah. Membutuhkan ekspedisi besar (biasanya dikontrol negara) untuk mendapatkan sumber daya alam di sana. Terdapat sebuah tambang emas luas di Nubia, dan salah satu peta pertama yang ditemukan adalah peta sebuah tambang emas di wilayah ini. [[Wadi Hammamat]] adalah sumber penting granit, greywacke, dan emas. [[Rijang]] adalah mineral yang pertama kali dikumpulkan dan digunakan untuk membuat alat-alat, dan kapak Rijang adalah potongan awal yang membuktikan adanya habitat manusia di lembah Sungai Nil. Nodul-nodul mineral secara hati-hati dipipihkan untuk membuat bilah dan kepala panah dengan tingkat kekerasan dan daya tahan yang sedang, dan ini tetap bertahan bahkan setelah tembaga digunakan untuk tujuan tersebut.<ref>Nicholson (2000) hal. 28</ref>
=== Perdagangan ===
Orang Mesir kuno berdagang dengan negeri-negeri tetangga untuk memperoleh barang yang tidak ada di Mesir. Pada masa pra dinasti, mereka berdagang dengan [[Nubia]] untuk memperoleh emas dan dupa. Orang Mesir kuno juga berdagang dengan Palestina, dengan bukti adanya kendi minyak bergaya Palestina di pemakaman firaun Dinasti Pertama.<ref>Shaw (2002) hal. 72</ref> Koloni Mesir di [[Kanaan]] selatan juga berusia sedikit lebih tua dari dinasti pertama.<ref>Naomi Porat and Edwin van den Brink (editor), "An Egyptian Colony in Southern Palestine During the Late Predynastic to Early Dynastic," in ''The Nile Delta in Transition: 4th to 3rd Millennium BC'' (1992), hal. 433–440.</ref> Firaun [[Narmer]] memproduksi tembikar Mesir di Kanaan, dan mengekspornya kembali ke [[Mesir]].<ref name="Naomi">Naomi Porat, "Local Industry of Egyptian Pottery in Southern Palestine During the Early Bronze I Period," in ''Bulletin of the Egyptological, Seminar 8'' (1986/1987), hal. 109–129. See also [http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/foreignrelations/1stdynegyppotsinpalestine.html University College London web post, 2000].</ref>
Paling lambat dari masa Dinasti Kedua, Mesir kuno mendapatkan kayu berkualitas tinggi (yang tak dapat ditemui di Mesir) dari [[Byblos]]. Pada masa Dinasti Kelima, Mesir kuno dan [[Tanah Punt|Punt]] memperdagangkan emas, damar, eboni, gading, dan binatang liar seperti monyet.<ref>Shaw (2002) hal. 322</ref> Mesir bergantung pada [[Anatolia]] untuk memasok persediaan timah dan tembaga (keduanya merupakan bahan baku untuk membuat perunggu). Orang Mesir kuno juga menghargai batu biru [[
== Bahasa ==
Baris 174 ⟶ 178:
=== Perkembangan historis ===
[[Bahasa Mesir]] adalah bahasa [[Rumpun bahasa Afro-Asiatik|Afro-Asiatik]] yang berhubungan dekat dengan [[bahasa Berber]] dan [[bahasa Semit|Semit]].<ref>Loprieno (1995b) hal. 2137</ref> Bahasa ini memiliki sejarah bahasa terpanjang kedua (setelah [[bahasa Sumeria|Sumeria]]). Bahasa Mesir telah ditulis sejak 3200 SM dan sudah dituturkan sejak waktu yang lebih lama. Fase-fase pada bahasa Mesir Kuno adalah [[bahasa Mesir Lama]], [[bahasa Mesir Pertengahan|Pertengahan]], [[bahasa Mesir Akhir|Akhir]], [[
=== Kesusasteraan ===
{{Main|Sastra Mesir Kuno}}
[[Berkas:Edwin Smith Papyrus v2.jpg|jmpl|lurus|ka|[[Papirus Edwin Smith]] (sekitar abad ke-16 SM) yang menggambarkan anatomi dan perawatan medis.]]
Tulisan pertama kali ditemukan di lingkungan kerajaan, terutama pada barang-barang di makam keluarga kerajaan. Pekerjaan menulis biasanya hanya diberikan kepada orang-orang tertentu yang juga menjalankan institusi ''Per Ankh'' atau Rumah Kehidupan, serta perpustakaan (disebut Rumah Buku), laboratorium, dan observatorium.<ref>Strouhal (1989) hal. 235</ref> Karya-karya literatur yang terkenal sebagian ditulis dalam bahasa Mesir Klasik, yang terus digunakan secara bahasa tertulis hingga sekitar tahun 1300 SM. Bahasa Mesir Akhir mulai digunakan mulai masa Kerajaan Baru sebagaimana direpresentasikan dalam dokumen administratif [[Periode Ramses|Ramses]], puisi dan kisah cinta, serta teks-teks Demotik dan Koptik. Selama periode ini, berkembang tradisi menulis autografi di makam. Genre ini dikenal sebagai ''[[Sebayt]]'' (''instruksi'') dan dikembangkan sebagai usaha untuk menurunkan ajaran dan tuntunan bangsawan terkenal.
[[Kisah Sinuhe]] yang ditulis dalam [[bahasa Mesir Pertengahan]] juga dapat dikategorikan sebagai literatur Mesir klasik.<ref>Lichtheim (1975) hal. 11</ref> Contoh lainnya adalah [[Instruksi Amenemope]] yang dianggap sebagai mahakarya dalam dunia literatur timur tengah.<ref>"''Wisdom in Ancient Israel"'', John Day,/John Adney Emerton,/Robert P. Gordon/ Hugh Godfrey/Maturin Williamson, p23, Cambridge University Press, 1997, ISBN 0-521-62489-4</ref> Pada masa akhir Kerajaan Baru, Bahasa Mesir Akhir lebih banyak digunakan untuk menulis seperti yang terlihat pada [[Cerita Wenamun]] dan [[Instruksi Any]]. Cerita Wenamun menceritakan kisah tentang bangsawan yang dirampok dalam perjalanannya untuk membeli cedar dari Lebanon dan perjuangannya kembali ke Mesir. Sejak 700 SM, cerita naratif dan instruksi, seperti misalnya Instruksi Onchshesonqy, dan dokumen-dokumen bisnis ditulis dalam bahasa [[Demotik (Mesir)|Demotik]]). Banyak cerita pada masa Yunani-Romawi juga dalam bahasa Demotik, dan biasanya memiliki setting pada masa-masa ketika Mesir merdeka di bawah kekuasaan Firaun agung seperti [[Ramses II]].<ref>Lichtheim (1980) hal. 159</ref>
=== Tulisan ===
Tulisan hieroglif terdiri dari sekitar 500 simbol. Sebuah hieroglif dapat mewakili kata atau suara. Simbol yang sama dapat menyajikan tujuan yang berbeda dalam konteks yang berbeda pula. Hieroglif adalah aksara resmi, digunakan pada monumen batu dan kuburan. Pada penulisan sehari hari, juru tulis membuat tulisan kursif, yang disebut keramat. Tulisan kursif ini lebih cepat dan mudah. Sementara hieroglif formal dapat dibaca dalam baris atau kolom di kedua arah (walaupun biasanya ditulis dari kanan ke kiri), aksara keramat selalu ditulis dari kanan ke kiri, biasanya pada baris horisontal. Sebuah bentuk baru penulisan, [[Demotik (Mesir)|demotik]], menjadi gaya penulisan umum, dan inilah bentuk tulisan -bersama dengan hieroglif formal - yang menyertai teks Yunani di Batu Rosetta.
Sekitar abad ke-1 Masehi, aksara Koptik mulai digunakan bersama aksara demotik. Koptik adalah modifikasi abjad Yunani dengan penambahan beberapa tanda-tanda demotik.<ref>Allen (2000) hal. 7</ref> Meskipun hieroglif formal digunakan dalam acara seremonial hingga abad ke-4, menjelang akhir abad hanya segelintir kecil imam yang masih bisa membacanya. Akibat institusi keagamaan tradisional dibubarkan, pengetahuan tulisan hieroglif semakin menghilang. Usaha untuk mengartikannya muncul pada masa [[Bizantium]]<ref>Loprieno (2004) hal. 166</ref> dan [[Islam]] di Mesir,<ref>El-Daly (2005) hal. 164</ref> tetapi baru pada tahun 1822, setelah penemuan batu Rosetta dan penelitian oleh [[Thomas Young (ilmuwan)|Thomas Young]] dan [[Jean-François Champollion]], hieroglif baru dapat diartikan.<ref>Allen (2000) hal. 8</ref>
== Budaya ==
=== Kehidupan sehari-hari ===
[[Berkas:LowClassAncientEgyptianStatuettes.png|jmpl|Patung yang menggambarkan kegiatan masyarakat kecil Mesir Kuno.]]
Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dari [[tanah liat]] yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti.<ref>Manuelian (1998) hal. 401</ref> Tembok dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana untuk duduk dan tidur.<ref>Manuelian (1998) hal. 403</ref>
Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi di Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat dari [[lemak]] binatang dan kapur. Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan, menggunakan minyak wangi dan salep untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit.<ref>Manuelian (1998) hal. 405</ref> Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik. Anak-anak tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur. Ibu bertanggung jawab menjaga anaknya, sementara sang ayah bertugas mencari nafkah.<ref>Manuelian (1998) hal. 406–7</ref>
Musik dan tarian menjadi hiburan yang paling populer bagi mereka yang mampu membayar untuk melihatnya. Instrumen yang digunakan antara lain seruling dan harpa, juga instrumen yang mirip terompet juga digunakan. Pada masa Kerajaan Baru, bangsa Mesir memainkan bel, simbal, tamborine, dan drum serta mengimpor kecapi dan lira dari Asia.<ref>{{cite web|url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/furniture/music.html|title=Music in Ancient Egypt|accessdate=9 March 2008|publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Mereka juga menggunakan sistrum, instrumen musik yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan.
Bangsa Mesir Kuno mengenal berbagai macam hiburan, permainan dan musik, salah satunya adalah [[Senet]], permainan papan yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak. Selain itu mereka juga mengenal [[mehen]]. Juggling dan permainan menggunakan bola juga sering dimainkan anak-anak, juga permainan gulat sebagaimana digambarkan dalam makam [[Beni Hasan]].<ref>Manuelian (1998) hal. 126</ref> Orang-orang kaya di Mesir Kuno juga gemar berburu dan berlayar untuk hiburan.
=== Masakan ===
{{Main|Masakan Mesir Kuno}}
Masakan Mesir cenderung tidak berubah selama berabad-abad; Masakan Mesir modern memiliki banyak persamaan dengan Masakan Mesir Kuno. Makanan sehari-hari biasanya mengandung roti dan bir, dengan lauk berupa sayuran seperti bawang merah dan bawang putih, serta buah-buahan berbentuk biji dan ara. Wine dan daging biasanya hanya disajikan pada perayaan tertentu, kecuali di kalangan orang kaya yang lebih sering menyantapnya. Ikan, daging, dan unggas dapat diasinkan atau dikeringkan, serta direbus atau dibakar.<ref>Manuelian (1998)
=== Arsitektur ===
{{Main|Arsitektur Mesir Kuno}}
[[Berkas:S F-E-CAMERON EGYPT 2006 FEB 00289.JPG|jmpl|[[Kuil Edfu]] adalah salah satu hasil karya arsitektur bangsa Mesir Kuno.]]
Karya arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: [[Piramida Giza]] dan [[Karnak|kuil di Thebes]]. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.<ref>Clarke (1990) hal. 94–7</ref>
Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini. Kaum tani tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak di [[Malkata]] dan [[Amarna]], menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan dengan gambar pemandangan yang indah.<ref>Badawy (1968) hal. 50</ref> Struktur penting seperti kuil atau makam dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.
Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan [[pilon]], halaman terbuka, dan ruangan [[hypostyle]]; gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi.<ref>{{cite web|url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/temple/typestime.html|title=Types of temples in ancient Egypt|accessdate=9 March 2008|publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah [[mastaba]], struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.<ref>Dodson (1991) hal. 23</ref>
=== Seni ===
[[
{{Main|Seni Mesir Kuno}}
Bangsa Mesir Kuno memproduksi seni untuk berbagai tujuan. Selama 3500 tahun, seniman mengikuti bentuk artistik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan Lama. Aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran lain.<ref>Robins (1997) hal. 29</ref> Standar artistik—garis-garis sederhana, bentuk, dan area warna yang datar dikombinasikan dengan karakteristik figure yang tidak memiliki kedalaman spasial—menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya.
Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan [[gum arab]] sebagai pengikat dan ditekan (''press''), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak digunakan.<ref>Nicholson (2000) hal. 105</ref> Firaun menggunakan [[relief]] untuk mencatat kemenangan di pertempuran, dekret kerajaan, atau peristiwa religius. Pada masa Kerajaan Pertengahan, model kayu atau tanah liat yang menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi populer untuk ditambahkan di makam. Sebagai usaha menduplikasi aktivitas hidup di kehidupan setelah kematian, model ini diberi bentuk buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer.<ref>Robins (1998) hal. 74</ref>
=== Agama dan kepercayaan ===
{{Main|Agama Mesir Kuno}}
[[Berkas:BD Hunefer.jpg|jmpl|300px|[[Kitab Kematian]] adalah panduan perjalanan untuk kehidupan setelah kematian.]]
Kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan supernatural dan menjadi tempat untuk meminta perlindungan, namun dewa-dewa tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik; orang mesir percaya dewa-dewa perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini dapat berubah, tergantung siapa yang berkuasa ketika itu.
[[
Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya.<ref>James (2005) hal. 117</ref> Setelah Kerajaan Baru, peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang seiring dengan munculnya kebiasaan untuk memuja langsung tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain, para imam mengembangkan sistem
Masyarakat mesir percaya bahwa setiap manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Selain badan, manusia juga memiliki ''šwt'' (bayangan), ''ba'' (kepribadian atau jiwa), ''ka'' (''nyawa''), dan nama.<ref>Allen (2000)
[[
=== Adat pemakaman ===
Orang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman yang
[[Berkas:Anubis attending the mummy of Sennedjem.jpg|jmpl|kiri|Anubis adalah dewa pada zaman mesir kuno yang dikaitkan dengan mumifikasi dan ritual pemakaman. Pada gambar ini ia sedang mendatangi seorang mumi.]]
Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung, mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir diletakkan pada laci besar cartonnage yang telah dicat. Praktik pengawetan mayat asli mulai menurun sejak zaman Ptolemeus dan Romawi, pada zaman ini masyarakat mesir kuno lebih menitikberatkan pada tampilan luar mumi.<ref name="James 2005 hal. 124">James (2005) hal. 124</ref>
Orang kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Pada permulaan Kerajaan Baru, [[Kitab Kematian]] ikut disertakan di kuburan, bersamaan dengan patung [[shabti]] yang dipercaya akan membantu pekerjaan mereka di akhirat.<ref>{{cite web|url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/burialcustoms/shabtis.html|title=Shabtis|accessdate=9 March 2008|publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Setelah pemakaman, kerabat yang masih hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan ke makam dan mengucapkan doa atas nama almarhum.<ref name="James 2005 hal. 124"/>
=== Militer ===
[[Berkas:Egyptian-Chariot.png|
Angkatan perang Mesir kuno bertanggung jawab untuk melindungi Mesir dari serangan asing, dan menjaga kekuasaan Mesir di [[Timur Dekat
Peralatan militer yang digunakan pada masa itu adalah panah, tombak, dan perisai berbahan dasar kerangka kayu dan kulit binatang. Pada masa Kerajaan Baru, angkatan perang mulai menggunakan
== Teknologi, pengobatan, dan matematika ==
=== Teknologi ===
{{Main|Teknologi Mesir
Dalam bidang tekonologi, pengobatan, dan matematika, Mesir kuno telah mencapai standar yang relatif tinggi dan canggih
[[Berkas:Egyptian glass jar.jpg|
===
Bahkan sebelum masa keemasan di bawah kekuasaan [[Kerajaan Lama]], bangsa Mesir kuno telah mampu mengembangkan sebuah material kilap yang dikenal sebagai
Bangsa mesir kuno juga mampu membuat berbagai macam objek dari kaca, namun tidak jelas apakah mereka mengembangkan teknik itu sendiri atau bukan.<ref>Nicholson (2000)
=== Pengobatan ===
{{Main|Pengobatan Mesir kuno}}
[[Berkas:Ancient Egyptian medical instruments.jpg|
Permasalahan medis di Mesir kuno kebanyakan berasal dari kondisi lingkungan di sana. Hidup dan bekerja di dekat sungai Nil mengakibatkan mereka terancam penyakit seperti [[malaria]] dan parasit [[schistosomiasis]], yang dapat mengakibatkan kerusakan hati dan dan pencernaan. Binatang berbahaya seperti buaya dan kuda nil juga menjadi ancaman.
Hidangan yang dimakan orang kaya di Mesir kuno biasanya mengandung banyak gula, yang mengakibatkan banyaknya penyakit [[periodontitis]].<ref>Filer (1995) hal. 78–80</ref> Meskipun di dinding-dinding makam kebanyakan orang kaya digambarkan memiliki tubuh yang kurus, berat badan mumi mereka menunjukkan bahwa mereka hidup secara berlebihan.
Tabib-tabib Mesir Kuno termasyhur dengan kemampuan pengobatan mereka dan beberapa, seperti [[Imhotep]], tetap dikenang meskipun telah lama meninggal.
Luka-luka dirawat dengan cara membungkusnya dengan daging mentah, linen putih, jahitan, jaring, blok, dan kain yang dilumuri madu untuk mencegah infeksi.<ref>Stroual (1989)
=== Pembuatan kapal ===
{{Main|Pembuatan kapal}}
Bangsa Mesir kuno telah tahu bagaimana merakit papan kayu menjadi lambung kapal sejak tahun 3000 SM. [[Archaeological Institute of America]] melaporkan<ref name="AIA">Ward, Cheryl. "[http://www.archaeology.org/0105/abstracts/abydos3.html World's Oldest Planked Boats]", in ''[[Archaeology (magazine)|Archaeology]]'' (Volume 54, Number 3, May/June 2001). Archaeological Institute of America.</ref> bahwa beberapa kapal tertua yang pernah ditemukan berjenis [[kapal Abydos]]. Kapal-kapal yang ditemukan di [[Abydos, Mesir|Abydos]] ini dibuat dari papan kayu yang "dijahit" menggunakan tali pengikat.<ref name="AIA" /><ref name="AIA2">Schuster, Angela M.H. "[http://www.archaeology.org/online/news/abydos.html This Old Boat]", 11 December 2000. Archaeological Institute of America.</ref
Namun meskipun bangsa Mesir Kuno memiliki kemampuan untuk membuat kapal yang sangat besar dan mudah dikendalikan di atas sungai Nil, mereka tidak dikenal sebagai pelaut yang handal.
=== Matematika ===
{{Main|Matematika
Perhitungan matematika tertua yang ditemukan berasal dari periode [[Naqada]], yang juga menunjukkan bahwa bangsa Mesir ketika itu telah mengembangkan [[sistem bilangan]].<ref>Pemahaman ilmuwan terhadap matematika Mesir masih belum sempurna disebabkan karena tidak cukupnya bahan dan kurangnya penelitian terhadap teks-teks yang telah ditemukan. Imhausen ''et al.'' (2007) hal. 13</ref> Nilai penting matematika bagi seorang intelektual kala itu digambarkan dalam sebuah surat fiksi dari zaman Kerajaan Baru. Pada surat itu, penulisnya mengusulkan untuk mengadakan kompetisi antara dirinya dan ilmuwan lain berkenaan masalah penghitungan sehari-hari seperti penghitungan tanah, tenaga kerja, dan padi.<ref>Imhausen ''et al.'' (2007)
{{hiero | {{frac|2|3}} | <hiero>D22</hiero>| align=right| era=default}} Notasi matematika Mesir Kuno bersifat desimal (berbasis 10) dan didasarkan pada simbol-simbol hieroglif untuk tiap nilai perpangkatan 10 (1, 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000) sampai dengan sejuta. Tiap-tiap simbol ini dapat ditulis sebanyak apapun sesuai dengan bilangan yang diinginkan; sehingga untuk menuliskan bilangan delapan puluh atau delapan ratus, simbol 10 atau 100 ditulis sebanyak delapan kali.<ref>Clarke (1990) hal. 217</ref> Karena metode perhitungan mereka tidak dapat menghitung pecahan dengan pembilang lebih besar daripada satu, pecahan Mesir Kuno ditulis sebagai jumlah dari beberapa pecahan. Sebagai contohnya, pecahan dua per tiga (2/3) dibagi menjadi jumlah dari 1/3 + 1/15; proses ini dibantu oleh tabel nilai [pecahan] standar.<ref>Clarke (1990) hal. 218</ref> Beberapa pecahan ditulis menggunakan glif khusus; nilai yang setara dengan 2/3 ditunjukkan oleh gambar di samping.<ref>Gardiner (1957) hal. 197</ref>
Matematikawan Mesir Kuno telah mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari [[teorema Pythagoras]].<ref name="Strouhal241">Strouhal (1989) hal. 241</ref> Mereka juga dapat memperkirakan luas lingkaran dengan mengurangi satu per sembilan diameternya dan memangkatkan hasilnya:
: <math>Luas \approx \left [ \left ( \frac{8}{9} \right ) D \right ]^2 = \left ( \frac{256}{81} \right ) r^2 \approx 3.16 r^2</math>
yang hasilnya mendekati rumus '''[[Pi|π]]'''''r''<sup> 2</sup>.<ref name="Strouhal241"/><ref>Imhausen ''et al.'' (2007) hal. 31</ref>
== Peninggalan ==
[[Berkas:Egypt.ZahiHawass.01.jpg|
Budaya dan monumen Mesir kuno telah menjadi peninggalan sejarah yang abadi. Pemujaan terhadap dewi [[Isis]], sebagai contoh, menjadi populer
Pada abad ke-17 dan 18, penjelajah dan turis Eropa membawa banyak barang antik dan menulis tentang kisah perjalanan mereka di Mesir, yang kemudian memancing terjadinya gelombang ''[[Egyptomania]]'' di Eropa. Ketertarikan tersebut mengakibatkan banyaknya kolektor Eropa yang membeli atau membawa barang-barang antik penting dari Mesir.<ref>Siliotti (1998)
== Lihat pula ==
Baris 264 ⟶ 302:
* [[Firaun]]
==
{{Reflist|colwidth=30em}}
== Daftar Pustaka ==
* {{Cite journal|last=Okafor|first=Victor Oguejiofor|date=1991|title=Diop and the African Origin of Civilization: An Afrocentric Analysis|url=https://www.jstor.org/stable/2784597|journal=Journal of Black Studies|language=en|volume=22|issue=2|doi=|issn=0021-9347|ref={{Sfnref|Okafor|(1991)}}}}
== Bacaan lanjut ==
* {{Cite book|author=[[John Baines|Baines, John]] and [[Jaromir Malek]]|title=The Cultural Atlas of Ancient Egypt|edition=revised|publisher=Facts on File|year=2000|isbn=0816040362}}
* {{Cite book|last = Bard|first = KA|title = Encyclopedia of the Archaeology of Ancient Egypt|publisher = Routledge|location = NY, NY|year = 1999|isbn=0-415-18589-0}}
* {{Cite book|first=Nicolas|last=Grimal|title=A History of Ancient Egypt|url=https://archive.org/details/historyofancient0000grim_o8d3|publisher=Blackwell Books|year=1992|isbn=0631193960}}
* {{Cite book|author=[[Mark Lehner|Lehner, Mark]]|title=The Complete Pyramids|location=London|publisher=Thames & Hudson|year=1997|isbn=0500050848}}
* {{Cite book|last=Wilkinson|first=R.H.|title=The Complete Gods and Goddesses of Ancient Egypt|url=https://archive.org/details/completegodsgodd00wilk_0|location=London|publisher=Thames and Hudson|year=2003|isbn=0500051208}}
== Pranala luar ==
{{Sister project links
|wikt=
|b=Ancient History/Egypt
|q=
|s=Wikisource:Ancient Egypt
|commons=Category:Ancient Egypt
|n=
|v=
}}
* {{en}} [http://www.ancientegypt.co.uk/ British Museum: Ancient Egypt]
* {{en}} [http://archaeology.about.com/od/ancientegypt/ About Archaeology: Ancient Egypt and Egyptians] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161118233742/http://archaeology.about.com/od/ancientegypt/ |date=2016-11-18 }}
* {{en}} [http://www.bbc.co.uk/history/ancient/egyptians/ BBC History: Egyptians]
* {{en}} [http://www.mysteries-in-stone.co.uk Ancient Egyptian History]
* {{en}} [http://www.ancientneareast.net/egypt.html Ancientneareast.net: Ancient Egypt]
* {{en}} [http://www.archaeowiki.org/ Archaeowiki.org]
* {{en}} [http://www.newton.cam.ac.uk/egypt/ Egyptology Resources] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20030602190238/http://www.newton.cam.ac.uk/egypt/ |date=2003-06-02 }}
* {{en}} [http://www.kv5.com/ The Theban Mapping Project]
* {{en}} Dokumen historis Mesir Kuno oleh James Henry Breasted (1906):
Baris 280 ⟶ 340:
** [http://library.case.edu/ksl/ecoll/books/breanc03/breanc03.html Volume IV],
** [http://library.case.edu/ksl/ecoll/books/breanc04/breanc04.html Volume V]
* {{en}} [http://automaticfreeweb.com/index.cfm?s=ancientegyptweb Ancient Egypt Web Community] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070314135810/http://automaticfreeweb.com/index.cfm?s=ancientegyptweb |date=2007-03-14 }}
{{Topik Mesir}}
[[Kategori:Mesir Kuno| ]]
[[Kategori:Tempat di Alkitab]]
[[Kategori:Sejarah Mediterania]]
[[Kategori:Peradaban]]
[[Kategori:Sejarah Mesir]]
[[Kategori:Bangsa kuno]]
|