Banturejo, Ngantang, Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k top: clean up
 
(45 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Desa
{DESA BANTUREJO )
|peta =
|nama =Banturejo
Baris 6:
|nama dati2 =Malang
|kecamatan =Ngantang
|kode pos =65392
|nama pemimpin =Kusnanto
|luas =218.678.. km²
|penduduk =3.363.. jiwa
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
BANTUREJO'''Banturejo''' adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan [[Ngantang, Malang|Ngantang]], [[Kabupaten Malang]], Provinsi [[Jawa Timur]].
Desa ini berada di sekitar gerbang resmi memasuki kawasan taman wisata Selorejo. Mayoritas warga di desa ini masih mempunyai trah Mataram. Bahkan banyakbeberapa warga diantaranya merupakan keturunan langsung dari Ingkang Sinuhun Kanjeng Panembahan Senopati (Mataram). Hal ini dibuktikan dengan silsilah keturunan yang dimiliki oleh warga tersebut.{{citation needed}}<!--
Desa ini didirikan oleh Raden Poncoreno, salah seorang ahli waris kerajaan Mataram, yang juga penasihat spiritual Pangeran Diponegoro yang melarikan diri dari kejaran prajurit Belanda. Raden Poncoreno dimakamkan di pemakaman umum desa Banturejo, di belakang balai desa Banturejo. Disamping makam Raden Poncoreno, ada makam istri beliau, makam Raden Setyowiryo, dan beberapa pejuang Mataram lainnya. Makam Raden Poncoreno ini seringkali dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah di Malang, bahkan dari Jawa Tengah khususnya keluarga kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat maupun Ngayogjakarta Hadiningrat.
Di bagian pinggir desa ini tepatnya di lereng bukit yang membendung waduk Selorejo terdapat juga sebuah makam yang dikenal sebagai Makam Putri Kleting Kuning, yang konon merupakan istri dari Trunojoyo.
Desa Banturejo membawahi 3 Dusun, dusun Sromo, dusun Banu, dan dusun Ngramban. Dusun Sromo dipimpin oleh Muhammad Kholid, dusun Banu oleh Subeni. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani, peternak sapi perah, buruh pabrik, dan pedagang.-->
 
{{Ngantang, Malang}}
BANTUREJO adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
Desa ini berada di sekitar gerbang resmi memasuki kawasan taman wisata Selorejo. Mayoritas warga di desa ini masih mempunyai trah Mataram. Bahkan banyak warga merupakan keturunan langsung dari Ingkang Sinuhun Kanjeng Panembahan Senopati (Mataram). Hal ini dibuktikan dengan silsilah keturunan yang dimiliki oleh warga tersebut.
Desa Banturejo membawahi 3 Dusun, dusun Sromo, dusun Banu, dan dusun Ngramban.
 
{{Authority control}}
Keadaan Umum Wilayah Desa Banturejo
Batas Wilayah
Utara - Desa Kaumrejo
Selatan - Desa Ngantru
Barat - Desa Pandansari
Timur - Desa Ngantru
 
SEJARAH BERDIRINYA DESA BANTUREJO
Desa Banturejo dirintis (Bedah Krawang) oleh seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang bernama Raden Poncoreno.
Setelah terjadi peperangan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro pada tahun 1825 - 1830 dan dihianati oleh Kolonial Belanda ditangakap dan diasingkan Raden Poncoreno untuk melanjutkan perjuangannya membuka tanah kediaman diwilayah ini sampai akhirnya menjadi Desa Banturejo.
Desa Banturejo bermula dengan nama Banu yang asal usulnya karena beliau adalah saudara tertua dari lima bersaudara yaitu 1.R Poncoreno 2. R.Poncotoyo 3.Poncolegowo 4. R Poncowati 5.R.Anengpati. Sanak saudara dan anak cucu beliau jika hendak datang berkunjung ke keliau mengatakan akan datang ke Mbahno sebutan Mbah R. Poncoreno. Lama kelamaan sebutan Mbahno menjadi sebutan desa mbano yang akhirnya karena perubahan logat dan bahasa menjadi Banu yang pada akhirnya sesuai dengan perkembangan penduduk dan kemajuan pemerintah, Desa Banu dibagi menjadi tiga bagian; 1. Dusun Sromo 2. Dusun Banu 3 Dusun Ngramban menjadi Desa Banturejo pada tahun 1889 pada waktu Pemilihan Petinggi yang pertama. Sedang sebelunya dipimpin oleh seorang Kepala Kampung sejak Tahun 1862 oleh R.Setrowiryo putra dari R.Poncoreno.
 
{{Kelurahan-stub}}
Petinggi Petinggi Desa Banturejo
1. R.Setrowijoyo (1889 - 1901)
2. R.Sagimah Kertowongso (1901 - 1908)+(1912 - 1916)
3. R.Brojosetro (1908 - 1912)
4. R.Banurejo (1916 - 1922)
5. R Kaselin Joyoastro (1922 - 1934)
6. R.Sadi Kertodiwongso (1934 - 1943)
7. Ki Sartam (1943 - 1968)
9. Saji Joyo Slamet (Purnawirawan TNI) (1968 - 1978)
10. R.Soeharto (1980 - 1990)
11. R.Guguk Dwi Praminto 1990 - 2007
10. Kusnanto (2007 - 2013)