Marga Simalungun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Membatalkan 1 suntingan oleh Saragih 12 (bicara) ke revisi terakhir oleh 27christian11 (TW) Tag: Pembatalan |
||
(158 revisi perantara oleh 71 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Refimprove|date=May 2022}}
'''Marga Simalungun''' merujuk pada marga yang dipakai di belakang nama depan masyarakat [[Suku Simalungun|Batak Simalungun]]. Ada empat marga asli etnis ini, yakni [[Damanik]], [[Purba]], [[Saragih]], dan [[Sinaga]].
== Asal-
Sejarah asal
{{main|Damanik}}
'''Damanik''' berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Batak Simalungun
Raja ini berasal
* '''Marah Silau''' (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
* '''Soro Tilu''' (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
Baris 18 ⟶ 19:
Selain itu datang marga keturunan ''Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja'' yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.
{{main|Saragih}}
'''[[Saragih]]''' dalam bahasa Simalungun berarti ''Simada Ragih'', yang mana '' '''Ragih''' '' berarti atur, susun, tata, sehingga ''simada ragih'' berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.
Baris 29 ⟶ 30:
** '''Dajawak''', merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi marga Ginting Jawak.
Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada 2 keturunan Raja Banua Sobou, pada zaman '''Tuan Rondahaim''' terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Saragih (berafiliasi), yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata
Ada satu lagi marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini berasal dari daerah Samosir.
[[Berkas:RBolonSimalungun.jpg|thumb|300px|Rumah Bolon Raja Purba di Pematang Purba, Simalungun.]]
=== '''Raja Banua Purba''' bermarga [[Purba]] ===
{{main|Purba}}
Menurut versi [[Batak Toba]], beberapa marga Simamora/Purba Toba dari Bakkara melalui Samosir untuk kemudian menetap di [[Haranggaol Horisan, Simalungun|Haranggaol]] dan mengaku dirinya Purba. Purba keturunan Simamora ini ke Raja Banua Purba bermarga Purba.
'''Purba''' menurut bahasa berasal dari [[bahasa Sanskerta]] yaitu ''Purwa'' yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana.
Keturunannya adalah:
* '''Purba Tambak''' berasal dari Dolog Silou yang merantau ke [[Tanah Karo]] dan menjadi marga '''[[Tarigan |Tarigan Tambak]]'''. Purba Tambak adalah marga dari raja-raja di Kerajaan Dolog Silou.
* '''Purba Sidasuha''' (lebih sering '''Purba Dasuha''') berasal dari [[Panei, Simalungun]]. yang pecah menjadi Purba Sidadolog dan Purba Sidagambir. Purba Dasuha merupakan marga dari raja-raja di Kerajaan Panei.
* '''Purba Sigumonrong''' berasal dari daerah [[Cingkes, Dolok Silau, Simalungun]] yang keturunannnya menyebar ke berbagai daerah, salah satunya ke Tanah Karo menjadi marga '''Tarigan Gerneng'''.
* '''Purba Tua''' yang juga merantau ke Tanah Karo menjadi marga '''Tarigan Tua'''.
Kemudian ada lagi marga Purba Siboro, Purba Tanjung, Purba Pakpak, Purba Girsang, Purba Tondang, Sihala, Tambunsaribu, dan Raya.
Pada [[abad ke-18]] ada beberapa marga Simamora dari mudian menjadi Purba Manorsa dan tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu.
=== Raja Saniang Naga bermarga Sinaga ===
{{main|Sinaga}}
'''Sinaga''' berarti ''Simada Naga'', dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penebab Gempa dan Tanah Longsor.
Keturunannya adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan.
Baris 52 ⟶ 62:
Menurut '''Taralamsyah Saragih''', nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga '''Sinaga Dadihoyong''' setelah ia mengalahkan '''Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga''' dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah (''Sibijaon'').<sup>Tideman, 1922</sup>
Beberapa Sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari [[India]], salah satunya adalah menrurut '''Tuan Gindo Sinaga''' keturunan dari '''Tuan Djorlang Hatara'''.
Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah [[Nagaland]] (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar yang memang memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya. hhkg
== Marga-marga perbauran ==
Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan [[Suku Pakpak|Pakpak]] menimbulkan marga-marga baru. Sebagian besar dari marga-marga ini merupakan marga yang telah ada di daerah/suku lain. Marga-marga tersebut yaitu:
=== Saragih ===
* Sumbayak
* Garingging
* [[Simarmata]]
* [[Munte|Munthe]]
* Dajawak
* Dasalak
* Sidabalok
* Siadari
* [[Sidauruk]]
* [[Manihuruk|Simanihuruk]]
* [[Sijabat]]
* [[Sitio]]
=== Purba ===
* [[Girsang]]
* Silangit
* Sidadolog
* [[Sigumonrong]]
* Pakpak
* [[Siboro]]
* Manorsa
* Tondang
* Sidagambir
* Tambak
* Tambun Saribu
* [[Dasuha]]
* Tanjung
=== Damanik ===
*
*
*
*
* Tomok
*
* Simaringga
=== Sinaga ===
* [[Sipayung]]
*
*
* Sitopu
Sebagian marga di atas dikategorikan ke dalam salah satu marga Simalungun karena hubungan persaudaraan, perjanjian atau kerjasama antara kedua marga.
== Marga Mengikuti Raja ==
Zaman raja-raja Simalungun, orang yang tidak jelas garis keturunannya dari raja-raja disebut “jolma tuhe-tuhe” atau “silawar” (pendatang). Fenomena sosial ini diakibatkan adanya hukum marga yang keras di Simalungun menyatukan dirinya dengan marga raja-raja agar mendapat hak hidup di Simalungun.<br /> Demikianlah sehingga makin bertambah banyak marga di Simalungun. Tetapi meski demikian sejak dahulu hanya ada empat marga pokok di Simalungun yakni Sisadapur : Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba.
Setelah raja-raja dikuasai [[Belanda]] sejak ditandatanganinya ''Korte Verklaring'' (Perjanjian Pendek) tahun [[1907]] dan dihapuskannya kerajaan/[[feodalisme]] dalam aksi [[Revolusi]] Sosial tanggal [[3 Maret]] [[1946]] sampai April [[1947]], peraturan tentang marga itu menghilang dengan sendirinya di Simalungun. Masing-masing marga kembali lagi ke marga aslinya dan ke sukunya semula.
== Penambahan marga ==
Pada tahun [[1930]], Pdt. J. Wismar Saragih pernah menuliskan surat permohonan pada kumpulan Raja-Raja Simalungun yang berkumpul di [[Pematang Siantar]] yang meminta agar Raja-Raja tersebut menetapkan marga-marga baru sebagai tambahan kepada marga resmi Simalungun dengan maksud agar semakin banyak marga Simalungun seperti pada suku lain.
Walaupun ide tersebut diterima oleh Raja-Raja tersebut namun permohonan J. Wismar Saragih belum disetujui karena belum tepat waktunya.
Karena alasan tersebut di atas, sebagian orang berpandangan bahwa masih ada kemungkinan bertambahnya Marga-marga di Simalungun. Hal ini senada dengan apa yang pernah dituliskan mengenai asal
Marga Damanik juga disebut sebagai pendatang yang menikah dengan keturunan Tuan Silampuyang yang bermarga Saragih dan kemudian diberi marga.
Baris 214 ⟶ 133:
Bagi Wanita, marga disebutkan sesudah kata '''boru''' (biasa disingkat br.), sehingga jika ada seorang wanita bernama Sofia yang lahir dari ayah bermarga Saragih, maka akan dipanggil sebagai Sofia boru Saragih.
Saat seorang wanita Simalungun menikah dengan lelaki dari marga lain, biasanya ia akan menggunakan marga suaminya tersebut pada namanya. Sehingga jika Sofia boru Saragih menikah dengan marga Purba, maka ia akan dipanggil sebagai Sofia Purba boru Saragih.
== Lihat pula ==
* [[Suku Simalungun]]
==
{{reflist}}
{{Marga simalungun}}
{{Suku Bangsa Batak}}
[[Kategori:Marga
[[Kategori:
|