Kopi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jagawana (bicara | kontrib)
k {{terjemah|Inggris}}
k Membatalkan 1 suntingan by Gfsamudra (bicara): Iklan
Tag: Pembatalan
 
(205 revisi perantara oleh 79 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Coffeeroasting woodfired.jpg|jmpl|ka|Kopi pada saat disangrai di Bandung, Indonesia]]
{{terjemah|Inggris}}
'''Kopi Indonesia''', yaitu [[kopi]] yang dibudidayakan dan diekspor dari [[Indonesia]], saat ini menempati peringkat keempat terbesar di dunia dari segi hasil produksi sebanyak 648.000 ton, setelah [[Brazil]], [[Vietnam]] dan [[Kolombia]].{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=59}}
[[Image:Coffeeroasting woodfired.jpg|thumb|right|Coffee being roasted at Toko Aroma, Bandung, Indonesia]]
[[Image:Handmaking coffee in Indonesia.jpg|thumb|right|Handmaking coffee in Sumatra, Indonesia.]]
 
Biji kopi yang tumbuh di Indonesia, pada dasarnya hanya terdiri atas tiga macam, yaitu biji [[Arabika|kopi arabika]], biji [[Robusta|kopi robusta]], dan biji [[kopi liberika]].<ref name="JakartaPost">{{Citation
[[Indonesia]] saat ini adalah penghasil kopi keempat terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia memiliki diberkati dengan letak geografisnya yang sangatlah cocok bagi tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi.
| last = Wira
| first = Ni Nyoman
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Crazy about Indonesian coffee? Here are the basics of java
| newspaper = The Jakarta Post
| pages =
| year = 2018
| date = [[2018-01-20]]
| url = https://www.thejakartapost.com/life/2018/01/19/crazy-about-indonesian-coffee-here-are-the-basics-of-java.html}}</ref> Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia. Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangat cocok difungsikan sebagai lahan perkebunan kopi. Letak [[Indonesia]] sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi.
 
== Asal-usulSejarah ==
=== Abad ke-18 ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Stam van een slecht onderhouden boom in een koffietuin van Coffea Arabica TMnr 10012630.jpg|jmpl|kiri|Tanaman kopi [[Arabika]] yang tidak terawat dengan baik pada zaman pendudukan [[Belanda]]]]
Benih kopi arabika untuk pertama kalinya ditanam di pulau [[Jawa]], tepatnya di daerah Kedawung, sebuah perkebunan berlokasi dekat dengan [[Batavia]] (kelak menjadi [[Jakarta]]) oleh pemerintahan [[Belanda]] pada tahun 1696,{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=8}}<ref name="SINDONEWS">{{Citation
| last = Siregar
| first = Rusman
| author-link = https://index.sindonews.com/blog/2024/rusman-siregar
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Asal Mula Masuknya Kopi di Indonesia
| newspaper = sindonews.com
| pages =
| year = [[2018]]
| date = 2018-03-17
| url = https://daerah.sindonews.com/read/1290346/29/asal-mula-masuknya-kopi-di-indonesia-1521214666/15}}</ref> dibawa langsung oleh pimpinan kapal dagang Belanda, [[Adrian van Ommen]] dari [[Malabar]], [[India]]. Usaha ini mengalami kegagalan, karena bencana gempa bumi dan banjir, yang terjadi pada masa itu.{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=33}} Pemerintahan Belanda melakukan usaha penanaman kedua dengan mendatangkan setek pohon kopi dari Malabar dan mengalami kesuksesan, dan kopi yang dihasilkan berkualitas sangat baik sehingga dijadikan bibit bagi semua perkebunan yang dikembangkan di [[Indonesia]]. Pemerintah Belanda akhirnya meluaskan areal budi dayanya ke [[Sumatra]], [[Sulawesi]], [[Bali]], [[Pulau Timor|Timor]], dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.<ref name="SINDONEWS"/>
 
Pada tahun [[1706]], saat [[kopi]] tumbuh dengan lambak di Jawa, oleh pemerintah Belanda, benih kopi yang tumbuh di bantaran [[Ciliwung]], dikirimkan ke [[kebun botani]] di [[Amsterdam]] untuk dilakukan penelitian, dimana hasilnya, [[kopi]] tersebut berkualitas bagus.{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=8}}
In early days, the prominent coffee under Dutch rule was [[Arabica]]. The coffee was introduced to the [[archipelago]] via Ceylon (modern day [[Sri Lanka]]). The Dutch Colonial Government initially planted coffee around Batavia ([[Jakarta]]), and as far south as [[Sukabumi]] and [[Bogor]]. Coffee plantations were also established in East Java, Central Java, West Java and in parts of [[Sumatra]] and [[Sulawesi]]. Around the turn of the century the Arabica crops were devastated by [[Coffee Rust]], wiping out the bulk of the Dutch root-stocks. Coffee at the time was also grown in East Indonesia- East Timor and [[Flores]]. Both these Islands were originally under Portuguese control- the coffee was also Arabica but from different root stocks. The coffee in Eastern Indonesia was not effected to the same degree by rust, and even today, some coffee in [[East Timor]] can be traced back to the 16th and 17th century.
 
Lima belas tahun kemudian, atau kurang lebih pada tahun [[1711]], [[Bupati]] [[Cianjur]], [[Raden Aria Wira Tanu III]], mengapalkan sekitar 4 kuintal [[kopi]] ke [[Amsterdam]], dan ekspor [[kopi]] perdana tersebut memecahkan rekor harga lelang di sana. Pada tahun [[1714]], Raja [[Louis XIV]] dari [[Prancis]], meminta benih ''Coffea arabica var. Arabica'' atau disebut sebagai ''Coffea arabica L. var. typica'' (untuk selanjutnya disebut sebagai ''tipika'') dari [[walikota|Wali Kota]] [[Amsterdam]] [[Nicolaes Witsen]]. Hal ini dikarenakan raja Prancis tersebut mendapatkan fakta bahwa kopi asal pulau Jawa mendapatkan harga tertinggi dalam lelang di Amsterdam, Belanda, sehingga dia menginginkan varietas kopi itu dapat menjadi bagian dari [[kebun raya]] [[Jardin des Plantes]] di kota [[Paris]], Prancis.{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=8}} Benih [[kopi]] Jawa yang ada di kebun raya Jardin des Plantes dibawa oleh perwira [[angkatan laut]] [[Prancis]] ke [[Martinique]], salah satu koloni Prancis di [[Karibia]].
[[Image:Roasted coffee beans.jpg|left|thumb|Roasted coffee beans]]
The Dutch responded to rust by importing and planting [[Liberica]] coffee. This variety had a short lived popularity and was also affected by disease. The Liberica cherry can still be found through out Java, but is seldom used as a commercial crop in Indonesia. The Liberica coffee bean is much larger than either Arabica or the [[Robusta]] cherry- however it shares more in common cupping wise with Robusta.
 
Pada tahun [[1726]], tidak kurang dari 2.145 [[ton]] kopi yang berasal dari pulau Jawa, membanjiri benua [[Eropa]], mengalahkan kopi [[kopi Mocha|mocha]] dari [[Yaman]] yang sebelumnya menjadi penguasa pasar. Dan karena itu pula, kopi yang berasal dari pulau Jawa mulai dikenal dengan nama ''Java coffee.''{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=8}}
== Current status of the industry ==
 
Benih yang diberikan oleh Nicolaes Witsen, aslinya tumbuh di bantaran Ciliwung, seperti [[Kampung Melayu]] dan [[Jatinegara]] atau dahulu dikenal dengan nama [[Meester Cornelis]], yang merupakan area awal perkebunan kopi di Jawa dan bibitnya dibawa orang Belanda dari [[Sri Lanka]].
Robusta replaced Liberica and is still the stock crop today. It is not the coffee Indonesia is famous for, but makes up some 88% of exports from the country.
 
Selain itu, di awal tahun [[1720]]-an, Belanda juga mengirimkan benih kopi jawa ke [[Suriname]], karena tergiur dengan harganya yang tinggi, untuk membuka perkebunan di sana. Dari dua tempat tersebut, benih kopi jawa menyebar ke [[Amerika Tengah]] dan [[Amerika Selatan]]. Jejaknya terlihat di [[Amerika Latin]], yaitu di [[Ethiopia]]. Di sana ada varietas tipika yang sekarang sudah memiliki merek Blue Mountain yang ditanam di [[Jamaika]] dan [[Gesha|Geisha]] atau [[Gesha]], dimana nama itu mengacu pada nama dusun penghasil [[kopi]] di [[Ethiopia]] yang tumbuh di [[Panama]].{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}}
Disaster (disease and natural), [[World War II]] and the struggle for [[independence]] all played a big part in the changes that are seen in Indonesian coffee today. In the early part of the 20th century, the coffee industry was controlled by Dutch plantation owners and the Colonial government. Infrastructure was developed in East and Central Java in particular to make the shipping of commodities such as coffee as easy as possible. Prior to World War Two Central Java in particular had a very strong rail transportation system that brought coffee, sugar, pepper, tea and tobacco out of the province to the port city of [[Semarang]]. Coffee in Central Java was primarily Robusta, while the government estates (Kayu Mas, Blewan, Jampit) in East Java were Arabica. The mountain area stretching from Jember in East Java through to the port of Banyuwangi was heavily planted in both Arabica and Robusta. The Robusta growing at lower elevations, while Arabica was farmed- in plantation farming systems- at higher elevations.
=== Abad ke-19 ===
 
[[Berkas:Roasted coffee beans.jpg|kiri|jmpl|Biji kopi yang telah digoreng]]
After Independence the plantations throughout Indonesia either came under the control of the new government or were abandoned. Today close to 92% of coffee production is in the hands of small farmers or cooperatives.
Pada era [[Tanam Paksa]] atau ''[[Cultuurstelsel]]'' sekitar tahun ([[1830]] — [[1870]]) di masa penjajahan pemerintah Belanda di nusantara, mereka membuka sebuah perkebunan komersial pada koloninya di [[Hindia Belanda]], khususnya di pulau Jawa, pulau Sumatra dan sebagian [[Indonesia Timur]]. Jenis kopi yang dibudidayakan adalah arabika yang didatangkan langsung dari [[Yaman]]. Pada awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), [[Sukabumi]], [[Bogor]], [[Mandailing]] dan [[Sidikalang]]. [[Kopi]] juga ditanam di [[Jawa Timur]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Barat]], Sumatra, [[Sulawesi]], [[Timor]] dan [[Flores]].
 
Pada tahun [[1878]], di hampir semua area perkebunan kopi Indonesia, terutama yang terletak di dataran rendah, rusak terkena hama [[Hemileia vastatrix|penyakit karat daun]] ([[Hemileia vastatrix]] - [[Hemileia vastatrix|HV]]), yang pada masa itu kopinya berjenis arabika. Penyakit ini berupa jamur yang memakan daun layaknya karat yang menggerus besi, sehingga para petani kemudian menyebutnya sebagai penyakit karat daun.{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}} Pada sekitar tahun [[1880]]-an tersebut, Jawa kehilangan potensi untuk mengirimkan [[kopi]] ke luar negeri hingga 120.000 ton dan mengakibatkan pasar kopi dunia menjadi panik.{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}}
=== Sources ===
 
*http://www.merdekacoffee.com
Pemerintah [[Belanda]] menanggulanginya dengan mendatangkan spesies [[Kopi liberika|kopi Liberika]] (''[[Kopi liberika|Coffea Liberica]]'') yang diharapkan lebih tahan terhadap hama ini. Namun upaya ini juga mengalami kegagalan, karena mereka juga terkena hama yang sama.<ref name="SINDONEWS"/>
[[Category:Indonesian cuisine|Coffee]]
 
[[Category:Economy of Indonesia|Coffee]]
Baru pada tahun [[1907]], pemerintahan [[Belanda]] mendatangkan spesies lainnya, yaitu [[Robusta|kopi robusta]] (''[[Robusta|Coffea canephora]]''). Dan usaha mereka kali ini berhasil dan hampir semua perkebunan yang terletak di dataran rendah tidak terkena lagi hama penyakit karat daun.<ref name="SINDONEWS"/>
[[Category:History of Indonesia|Coffee]]
 
[[Category:Coffee]]
Di pasar dunia, kopi ‘Blue Mountain’ yang berasal dari [[Gesha]], yang sesungguhnya keturunan dari kopi jawa, sempat menjadi primadona. Satu kilogramnya bisa mencapai harga di atas USD1.000 dalam kurs yang berlaku saat ini.{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}} Bahkan salah satu kafe di [[Los Angeles]], [[Amerika Serikat]], sempat menjual secangkir [[Gesha]] hingga USD55. Geisha ini sendiri merupakan persilangan antara kopi [[tipika]] dan varietas lainnya. Biji ini sering kali juga menjadi andalan para peracik dalam ajang kompetisi para peracik kopi internasional.
 
Pada permulaan abad ke-20, perkebunan kopi di nusantara mulai terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Akhirnya pemerintah penjajahan Belanda sempat memutuskan untuk mencoba menggantinya dengan jenis kopi yang lebih kuat terhadap serangan penyakit yaitu kopi Liberika dan [[Ekselsa]]. Menariknya, di daerah [[Timor]] dan [[Flores]] yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa [[Portugis]] tidak terserang hama meskipun jenis [[kopi]] yang dibudidayakan di sana juga [[Arabika|kopi arabica]].
 
Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau [[Jawa]], walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi liberika sedikit lebih besar ukurannya daripada biji kopi arabika dan kopi robusta.
 
Sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dan buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.
 
== Status Industri ==
[[Berkas:Handmaking coffee in Indonesia.jpg|jmpl|ka|Pengolahan kopi di Sumatra, Indonesia.]]
 
Pengembangan sektor pertanian, sangat diperlukan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia, karena sektor ini memiliki kontribusi yang besar dalam [[Produk domestik bruto|Produk Domestik Bruto (PDB)]] dibandingkan dari sektor lainnya. Di Indonesia sendiri, sektor ini berkontribusi sekitar 15% terhadap total [[Produk domestik bruto|(PDB)]].{{sfn|Wahyudi|2016|p=1}}<ref>{{Cite book|last=|first=|date=2007|url=|title=Agriculture for Development. World Development Report 2008|location=Washington DC|publisher=World Bank|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=|first=|date=2009|url=|title=Statistik Perdagangan Ekspor Kopi|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
 
[[Kopi]] dari [[Indonesia]] diekspor ke berbagai negara di dunia, antara lain:
* Amerika Serikat, sebanyak 67,3 [[ton]]
* [[Jerman]] 42,6 [[ton]]
* [[Malaysia]] 39 [[ton]]
* [[Italia]] 35,8 [[ton]]
* [[Jepang]] 35,4 [[ton]]
* [[Rusia]] 24,2 [[ton]]
* [[Mesir]] 21,1 [[ton]]
* [[Inggris]] 18,4 [[ton]]
* [[Belgia]] 12,2 [[ton]]
* [[Kanada]] 4,3 [[ton]] dan
* Negara lainnya 112 [[ton]]{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=59}}
 
Di [[Indonesia]], kopi robusta merupakan kopi yang terbanyak diproduksi, dan Lampung merupakan gudang [[kopi]] utama di Indonesia.{{sfn|Astawan|2004|p=64}} Robusta menggantikan kopi liberika. Walaupun ini bukan [[kopi]] yang khas bagi Indonesia, kopi ini menjadi komoditas ekspor yang penting di Indonesia.
 
Bencana alam, [[Perang Dunia II]], dan perjuangan kemerdekaan mempunyai peranan penting bagi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-20 perkebunan kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Infrastruktur dikembangkan untuk mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut hasil bumi, seperti kopi, gula, merica, teh, dan tembakau ke [[Semarang]] yang kemudian diangkut dengan kapal laut melalui pelabuhan Tanjung Mas. Kopi yang ditanam di Jawa Tengah pada umumnya adalah kopi robusta, seperti Temanggung, Muria, Ambarawa dan Wonosobo, sementara itu di Jawa Timur banyak ditanam kopi arabika, terutama di Kayumas, Blawan, Kalisat atau Jampit di pegunungan Ijen serta banyak juga dari jenis kopi robusta yang diproduksi dari perkebunan seperti Ngrangkah Pawon ([[Kediri]]), Bangelan ([[Malang]]), Malangsari, Kalibaru, Kaliselogiri (Banyuwangi). Di daerah pegunungan dari [[Jember]] hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi arabika dan robusta. Kopi robusta tumbuh di daerah dataran rendah sedangkan kopi arabika tumbuh di daerah dataran tinggi.
 
Pasca-Kemerdekaan, banyak perkebunan kopi yang ditinggalkan atau diambil alih oleh pemerintah yang baru. Saat ini, sekitar 92 persen produksi kopi berada di bawah petani-petani kecil atau koperasi.
 
Kebiasaan masyarakat minum kopi di Indonesia masih belumlah sebesar bangsa Barat, dan masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara [[Asia]] lainnya, serupa [[Singapura]] dan [[Filipina]], yang merupakan negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia saat ini.{{sfn|Astawan|2004|p=63}} Kisaran konsumsi [[kopi]] di negara ini umumnya antara 1-3 cangkir sehari.{{sfn|Astawan|2004|p=63}}
 
== Jenis-jenis kopi di Indonesia ==
 
=== Kopi Sumatra ===
'''Kopi Sumatra''' merupakan salah satu varietas [[kopi]] yang berasal dari [[Sumatra]] yang bertekstur paling halus dan bercita rasa paling berat dan kompleks di antara beragam kopi di dunia. Sebagian besar kopi Sumatra diproses secara kering (''dry-processed''), tetapi sebagian lagi melalui proses pencucian ringan (''semi-washed''). Salah satu pengolahan yang terkenal di dunia yaitu Pengolahan "Giling Basah".
 
=== Kopi gayo ===
 
{{main|Kopi gayo}}
'''Kopi gayo''' (''{{lang-en|Gayo coffee}}'') merupakan salah satu varietas kopi arabika yang ditanam di daerah [[Dataran tinggi Gayo]], [[Aceh Tengah]], [[Indonesia]].<ref name="Kopi Gayo">{{Citation
| last =
| first =
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Market Brief Kopi di Pasar Jerman
| date = Januari
| year = [[2013]]
| url = http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/researchcorner/1561376297761.pdf
| accessdate = 2018-12-26 }}</ref>
 
=== Kopi luwak ===
{{main| Kopi luwak}}
[[Kopi luwak]] adalah seduhan [[kopi]] menggunakan [[biji kopi]] yang diambil dari sisa [[feses|kotoran]] [[luwak]]/[[luwak|musang kelapa]]. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan [[luwak]]. Kemasyhuran [[kopi]] ini di kawasan [[Asia Tenggara]] telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat [[kopi]] ''gourmet'' setelah publikasi pada tahun [[1980]]-an. Biji [[kopi luwak]] adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 [[gram]].
 
=== Kopi jawa ===
{{main| Kopi jawa}}
Kopi jawa (''Java coffee'') adalah kopi yang berasal dari Pulau Jawa. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi ini. Kopi jawa tidak memiliki bentuk yang sama dengan kopi asal Sumatra dan Sulawesi, cita rasa juga tidak terlalu kaya sebagaimana kopi dari Sumatra atau Sulawesi karena sebagian besar kopi jawa diproses secara basah (''wet process''). Meskipun begitu, sebagian kopi jawa mengeluarkan aroma tipis rempah sehingga membuatnya lebih baik dari jenis kopi lainnya. Kopi jawa memiliki keasaman yang rendah yang dipengaruhi oleh kondisi tanah, suhu udara, cuaca, serta kelembapan udara.
 
Kopi jawa yang paling terkenal adalah [[Jampit]] dan [[Blawan]]. Biji kopi Jawa yang tua (disebut ''old-brown'') berbentuk besar dan rendah kadar asam.<ref>{{cite web |url=http://www.rumahkopi.com/2012/02/kopi-sumatra-kopi-jawa-kopi-sulawesi.html | title=Perbandingan Kopi Jawa |date=30 March 2013}}</ref>
 
Kopi ini dengan rasa kuat, pekat, rasa kopi manis. Produksi kopi jawa arabika dipusatkan di tengah Pegunungan [[Ijen]], di bagian ujung timur pulau [[Jawa]], di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Kopi ini dibudidayakan pertama kali di perkebunan dengan sekala besar oleh kolonial Belanda pada abad ke-18.
 
<gallery>
Berkas:Kopi Indonesia Shangri-La Hotel.jpg|Beberapa biji kopi produksi Indonesia
File:Coffee packages in Aneka Sari Rasa Gift Shop - Jalan Ikan Kakap, Pesawahan, South Telukbetung, Bandar Lampung, Lampung.jpg|Produk kopi lokal Indonesia di sebuah toko di Bandar Lampung.
Berkas:Kopi Luwak Gayo, Takengon, Aceh.jpg|Secangkir kopi luwak dari Gayo, Takengon, [[Aceh]]
File:Penyajian kopi di Bali.jpg|Kopi di Bali
File:Kopi Tubruk Jakarta.jpg|Kopi Tubruk di Jakarta
</gallery>
 
== Lihat pula ==
* [[Kopi]]
* [[Arabika]]
* [[Robusta]]
* [[Kopi liberika|Liberika]]
* [[Kopi Jawa]]
* [[Kopi Sumatra]]
* [[Hemileia vastatrix]]
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |title=Solusi Sehat: Sehat Bersama Aneka Serat Pangan Alami |last=Astawan |first=Made |year=2004 |location=[[Solo]] |publisher=[[Tiga Serangkai]] |isbn=979-668-443-8 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Taufiqurohman|first=Muhammad|title=Kopi: Aroma, Rasa, Cerita|publisher=Pusat Data dan Analisis Tempo Publishers|year=2018|isbn=978-602-6773-23-4|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Wahyudi|first=Teguh|first2=Pujiyanto|last3=Misnawi|date=2016|url=|title=Kopi: Sejarah, Botani, Proses Produksi, Pengolahan, Produk Hilir dan Sistem Kemitraan|location=Yogyakarta|publisher=Gadjah Mada University Press|isbn=|pages=|url-status=live}}
 
== Pranala luar ==
{{Kopi di Indonesia}}
{{Commonscat|Manufacture of coffee in Indonesia}}
 
[[Kategori:Kopi di Indonesia| ]]
[[Kategori:Ekonomi Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]