Ekspedisi Pamalayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(56 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Borobudur ship.JPG|200px|
'''Ekspedisi Pamalayu''' adalah sebuah diplomasi melalui operasi kewibawaan militer<ref name="MalayIdentity2001">{{cite journal|last=Reid|first=Anthony|journal=Journal of Southeast Asian Studies|title=Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern Identities|volume=32|issue=3|date=2001|pages=295–313|url=|doi=10.1017/S0022463401000157}}</ref> yang dilakukan [[Kerajaan Singhasari]]
== Latar belakang ==
Baris 8:
''[[Nagarakretagama]]''<ref name="Muljana-2">Muljana, Slamet, (2006), ''Tafsir Sejarah Nagarakretagama'', Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, ISBN 979-25-5254-5.</ref> mengisahkan bahwa tujuan Ekspedisi Pamalayu sebenarnya untuk menundukkan Swarnnabhumi secara baik-baik. Namun, tujuan tersebut mengalami perubahan karena raja Swarnnabhumi ternyata melakukan perlawanan. Meskipun demikian, pasukan Singhasari tetap berhasil memperoleh kemenangan.
Menurut analisis para sejarawan, latar belakang pengiriman Ekspedisi Pamalayu adalah untuk membendung serbuan bangsa [[Mongol]]. Saat itu kekuasaan [[Kubilai Khan]] raja Mongol (atau [[Dinasti Yuan]]) sedang mengancam wilayah [[Asia Tenggara]]. Untuk itu, Kertanagara mencoba mendahuluinya dengan menguasai [[
== Sasaran ekspedisi ==
[[Berkas:Jong (Javanese junk), Java island, and other Indonesian islands in Catalan atlas.jpg|thumb|Sebagian dari atlas Katala yang menggambarkan kepulauan Indonesia. Di sebelah kiri ada ''inchi'' bertiang lima (kesalahan penyalinan ''jũchi'', atau jung, dari jong Jawa). Di tengah adalah ''illa iana'' (kesalahan pencatatan ''illa iaua'', pulau Jawa), yang diperintah oleh seorang ratu (mungkin [[Tribhuwana Wijayatunggadewi|Tribhuwana]], memerintah dari tahun 1328 hingga 1350). Di sebelah kanan adalah pulau-pulau Indonesia lainnya.]]
Beberapa literatur menyebut sasaran Ekspedisi Pamalayu adalah untuk menguasai negeri [[Melayu]] sebagai batu loncatan untuk menaklukkan [[Sriwijaya]]. Dengan demikian, posisi Sriwijaya sebagai penguasa Asia Tenggara dapat diperlemah. Namun pendapat ini kurang tepat karena pada saat itu kerajaan Sriwijaya sudah musnah. ''[[Nagarakretagama]]'' yang ditulis tahun [[1365]] juga tidak pernah menyebutkan adanya negeri bernama Sriwijaya lagi, tetapi melainkan bernama [[Palembang]]. Itu artinya pada zaman tersebut, nama Sriwijaya sudah tidak dikenal lagi.
Catatan dari [[Dinasti Ming]] memang menyebutkan bahwa pada tahun [[1377]] tentara Jawa menghancurkan pemberontakan San-fo-tsi. Meskipun demikian, istilah San-fo-tsi tidak harus bermakna Sriwijaya. Dalam catatan [[Dinasti Song]] istilah San-fo-tsi memang identik dengan Sriwijaya, namun dalam naskah ''Chu-fan-chi'' yang ditulis tahun [[1225]], istilah San-fo-tsi identik dengan Dharmasraya. Dengan kata lain, San-fo-tsi adalah sebutan bangsa [[Cina]] untuk pulau Sumatera, sebagaimana mereka menyebut [[Jawa]] dengan istilah ''Cho-po''.▼
▲Catatan dari [[Dinasti Ming]] memang menyebutkan bahwa pada tahun [[1377]] tentara Jawa menghancurkan pemberontakan San-fo-tsi. Meskipun demikian, istilah San-fo-tsi tidak harus bermakna Sriwijaya. Dalam catatan [[Dinasti Song]] istilah San-fo-tsi memang identik dengan Sriwijaya,
Jadi, sasaran Ekspedisi Pamalayu adalah inspeksi pada Kerajaan Melayu karena dalam ''Nagarakretagama'' telah disebutkan bahwa kerajaan wilayah Melayu merupakan daerah bawahan di antara sekian banyak daerah jajahan Majapahit, dimana penyebutan ''Malayu'' tersebut dirujuk kepada beberapa negeri yang ada di pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya.▼
▲Jadi, sasaran Ekspedisi Pamalayu adalah inspeksi pada Kerajaan Melayu karena dalam ''Nagarakretagama'' telah disebutkan bahwa kerajaan wilayah Melayu merupakan daerah bawahan di antara sekian banyak daerah jajahan Majapahit,
== Dharmasraya penganti Sriwijaya ==
Istilah ''Pamalayu'' dapat bermakna “perang melawan Malayu” {{fact}} atau kalau alih dari bahasa
Kebangkitan kembali Kerajaan Melayu di bawah pimpinan [[Srimat Trailokyabhusana Mauli Warmadewa]] sebagaimana yang tertulis dalam [[Prasasti Grahi]] tahun [[1183]].<ref name="Muljana-1">Muljana, Slamet, (2006), ''Sriwijaya'', Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, ISBN 979-8451-62-7.</ref>
== Pengiriman Arca Amoghapasa ==
[[Berkas:Amoghapasa Padang Roco Inscription Front.JPG|200px|
Setelah kerajaan Melayu di Dharmasraya dengan rajanya waktu itu [[Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa]] takluk dan menjadi daerah bawahan, maka pada tahun [[1286]] Kertanagara mengirim [[Arca Amoghapasa]] untuk ditempatkan di Dharmasraya.<ref name="MalayOrigins2001">{{cite journal|last=Andaya|first=Leonard Y.|journal=Journal of Southeast Asian Studies|title=The Search for the ‘Origins’ of Melayu|volume=32|issue=3|date=2001|pages=315–330|url=|doi=10.1017/S0022463401000169}}</ref>
Prasasti Padangroco juga menyebutkan bahwa arca Amoghapasa diberangkatkan dari Jawa menuju
Setelah penyerahkan arca tersebut, Raja Melayu kemudian menghadiahkan dua putrinya, [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]], untuk dinikahkan dengan Kertanagara di Singhasari.
== Kembali ke Jawa ==
''[[Pararaton]]''<ref>Mangkudimedja, R.M., (1979), ''Serat Pararaton'', Jilid 2, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref> menyebutkan bahwa pasukan Pamalayu yang berangkat tahun [[1275]] akhirnya pulang ke [[Jawa]] sepuluh hari setelah kepergian bangsa [[Mongol]] tahun [[1294]].<ref name="Muljana 2005">{{cite book | last=Muljana
Menurut catatan [[Dinasti Yuan]], Kaisar Khubilai Khan mengirim pasukan Mongol untuk menyerang kerajaan [[Singhasari]] tahun [[1292]]. Namun, Singhasari ternyata sudah runtuh akibat pemberontakan [[Jayakatwang]]. Pasukan Mongol kemudian bekerja sama dengan [[Raden Wijaya]] penguasa [[Majapahit]] untuk menghancurkan Jayakatwang.
Sesudah itu, Raden Wijaya ganti mengusir pasukan Mongol dari Pulau Jawa. Kepergian pasukan yang dipimpin [[Ike Mese]] itu terjadi pada tanggal [[23 April]] [[1293]]. Jadi, pemberitaan ''Pararaton'' meleset satu tahun. Dengan demikian, kepulangan pasukan Pamalayu tiba di Jawa sekitar tanggal [[3 Mei]] [[1293]].
Dan selanjutnya kedua orang putri [[Melayu]] tersebut, Raden Wijaya sebagai ahli waris Kertanagara mengambil Dara Petak sebagai istri, dan menyerahkan Dara Jingga kepada seorang ''dewa''.
Sedangkan Dara Jingga kemudian melahirkan seorang anak laki-laki bernama Tuhanku Janaka atau Mantrolot Warmadewa yang identik dengan [[Adityawarman]],<ref>Berg, C.C., (1985), ''Penulisan Sejarah Jawa'', (terj.), Jakarta: Bhratara.</ref>
Namun ada pendapat lain terutama dari Prof. [[Uli Kozok]] yang mengatakan bahwa anak dari Dara Jingga tersebut adalah yang bernama [[Akarendrawarman]].
== Sisa pasukan Pamalayu ==
Menurut sumber dari [[Batak]], pasukan Pamalayu dipimpin oleh Indrawarman, bukan Kebo Anabrang. Tokoh Indrawarman ini tidak
Pendirian Kerajaan Silo oleh Indrawarman dan pasukan asal Jawa ini kemungkinan dibantu oleh marga Siregar/Silo yang datang dari Lottung (Lontung), Samosir Timur, mereka bekerjasama untuk melawan desakan marga Sinaga yang juga datang dari Samosir Timur. Pelabuhan kerajaan ini terletak di muara Sungai Bah Belon bernama Indrapura. Kemudian pasukan Jawa tersebut juga mengadopsi marga lokal dan membentuk marga baru.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=18}}}} Indrawarman mengadopsi marga Siregar/Silo walau sembilan putranya mengadopsi marga lainnya di Simalungun. Pada tahun [[1339]] datang pasukan Majapahit di bawah pimpinan [[Adityawarman]] menghancurkan kerajaan ini. Indrawarman terbunuh dan beberapa pusat kerajaan dihancurkan, walau putra-putra raja Indrawarman berhasil lolos ke [[Haranggaol, Haranggaol Horison, Simalungun|Haranggaol]], pesisir [[Danau Toba]]. Tentara Majapahit kemudian menyerang kerajaan Batak [[Suku Karo|Karo]] di muara [[Sungai Wampu]], walau kemudian dipukul mundur oleh [[Kesultanan Samudera Pasai]]. Keturunan Indrawarman kemudian mendirikan Kerajaan [[Dolok Silau, Simalungun|Dolok Silo]] dan Kerajaan [[Raya Kahean, Simalungun|Raya Kahean]] di hulu Sungai Ular dan Sungai Padang, sedangkan marga Sinaga memasuki daerah lama Kerajaan Silo dan mendirikan Kerajaan Tanah Jawa, yang melanjutkan permusuhan marga Sinaga dan Siregar sebagai pewaris Indrawarman.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=19}}}} Majapahit sendiri kemudian melakukan ekspedisi ketiga dan mendarat di muara Sungai Padang walau berhasil dikalahkan pasukan Samudra Pasai, Dolok Silo dan Raya Kahean.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=20}}}}
==
{{Reflist|group=
{{notelist-lg}}
==Daftar Pustaka==
*{{citation |last=Muljana
|first=Slamet
|date=2005
|title=Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
|publisher=LKiS Yogyakarta
|isbn=978-979-8451-16-4
|url=https://books.google.com/books?id=9dBqDwAAQBAJ&pg=PA19
| language=id}}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Lembaran hitam Nusantara}}
[[Kategori:Kerajaan Melayu]]
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Kerajaan Dharmasraya]]
|