Kertanagara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(187 revisi perantara oleh 47 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty
|name = Kertanagara
|image = 063 Main Statue, Joko Dolog (39706345204).jpg
|caption = [[Arca Joko Dolog]] Surabaya dari [[Candi Jawi]] perwujudan Kertanagara sebagai [[Akshobhya|Buddha Mahakshobhya]].
|title = Pāduka Śrī Mahārājādhirāja Kṛtanagara Wikrama Dharmmottunggadewa
|succession = [[Singasari|Raja Singhasari]] terakhir
|moretext =
|reign = 1268-1292
|coronation = Jñaneswara Bajra
|predecessor = [[Wisnuwardhana]]
|successor =
|spouses = * Sri Bajradewi
* Dara Kencana
|issue = * [[Tribhuwaneswari]]
* [[Narendraduhita]]
* [[Jayendradewi]]
* [[Gayatri]]
|issue-link = #Pernikahan dan keturunan
|issue-pipe = (dan lain-lain)
|house = [[Wangsa Rajasa|Rajasa]]
|father = [[Wisnuwardhana]]
|mother = Jayawardhani (Waning Hyun)
|birth_date =
|birth_place = [[Singhasari]], [[Malang]]
|death_date = 1292
|death_place = Istana Singhasari
|burial_place = [[Candi Jawi]], [[Candi Wates, Prigen, Pasuruan|Pasuruan]], [[Jawa Timur]].<br>[[Candi Singasari]], [[Malang]], [[Jawa Timur]].
|signature =
|religion = [[Siwa-Buddha]]<br>([[Wajrayana|Tantrayana]])<br>''(Aliran Kālacakra)''
|birth_name = Narāryya Murddhaja
}}
'''Sri Maharaja Kertanagara''' ([[Hanacaraka]]:ꦯꦿꦶꦩꦲꦴꦫꦴꦗꦏꦽꦠꦤꦴꦒꦫ) atau disebut '''Kertanegara''' atau '''Kṛtanagara''' meninggal tahun ([[1292]]), adalah raja terakhir yang memerintah Kerajaan [[Singhasari]] dengan gelar Śrī Mahārājadhiraja Kṛtanāgara Wikrama Dharmmottunggadewa.
Masa pemerintahan Kertanagara dikenal sebagai masa kejayaan Singhasari. Ia sendiri dipandang sebagai penguasa Jawa pertama yang berambisi menyatukan wilayah [[Nusantara]]. Menantunya, [[Raden Wijaya]], selanjutnya mendirikan kerajaan [[Majapahit]] sekitar tahun [[1293]] sebagai penerus ''[[dinasti Rajasa|Wangsa Rajasa]]'' dari [[kerajaan Singasari|Singhasari]].
==
Kertanagara memiliki nama asli kelahiran yaitu Nararyya Murddhaja adalah putera dari [[Wisnuwardhana]] atau Nararyya Seminingrat, raja [[Singhasari]] antara tahun 1248-1268. Ibunya bernama Jayawardhani. Pendapat yang menyebut Waning Hyun adalah ibu Kertanegara berasal dari tafsir Prof. Slamet Muljana, yang menyebutkan Waning Hyun permaisuri Seminingrat adalah putri dari [[Mahisa Wong Ateleng|Bhatara Parameswara]] (putra sulung [[Ken Arok]], pendiri [[Singhasari]], dari [[Ken Dedes]]).
Istri Kertanagara bernama Sri Bajradewi. Dari perkawinan mereka lahir beberapa orang putri, yang dinikahkan antara lain dengan [[Dyah Wijaya]] putra [[Dyah Lembu Tal]], dan [[Ardharaja]] putra [[Jayakatwang]]. Nama empat orang putri Kertanagara yang dinikahi [[Raden Wijaya]] menurut ''[[Nagarakretagama]]'' adalah [[Tribhuwaneswari]], [[Narendraduhita]], [[Jayendradewi]], dan [[Gayatri]].
Berdasarkan [[prasasti Mula Malurung]], [[Prasasti Pakis Wetan]], sebelum menjadi raja [[Singhasari]], Kertanagara lebih dulu diangkat sebagai [[yuwaraja]] di [[Kadiri]] tahun 1254. Nama gelar abhiseka yang ia pakai ialah Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama Murddhaja Namottunggadewa.
== Masa Pemerintahan ==
[[File:Amoghapasa Padang Roco Inscription Front.JPG|thumb|[[Arca Amoghapasa]] dikirimkan oleh Kertanegara dari [[Singhasari]] kepada [[Kerajaan Dharmasraya|Kerajaan Melayu]] Sumatera Timur]]
Kertanagara naik takhta [[Singhasari]] tahun [[1268]] menggantikan ayahnya, [[Wisnuwardhana]].
Berdasarkan [[Prasasti Padang Roco]] yang bertarikh 1286, Kertanagara bergelar śrī mahārājādhirāja kŗtanagara wikrama dharmmottunggadewa.<ref name="Muljana">Muljana, Slamet, 1981, Kuntala, Sriwijaya Dan Suwarnabhumi, Jakarta: Yayasan Idayu, hlm. 223.</ref>
Menurut ''[[Pararaton]]'' ia adalah satu-satunya raja [[Singhasari]] yang naik takhta secara damai. Kertanagara merupakan sosok raja [[Jawa]] pertama yang ingin memperluas kekuasaannya mencakup wilayah [[Nusantara]]. ''[[Nagarakretagama]]'' menyebutkan daerah-daerah bawahan Tumapel di dalam dan di luar pulau Jawa pada masa Kertanagara antara lain, [[Kerajaan Melayu]], [[Bali]], [[Pahang]], [[Gurun]], [[Sunda]], [[Madura]] dan [[Bakulapura]].<ref>http://www.spaetmittelalter.uni-hamburg.de/java-history/JavaNK/Java1365.Nagara-Kertagama.Canto.38.3-49.html</ref>
:<blockquote>... 2. Samankana nikaɳ digantara padanabhaya mark i jöɳ nareçwara, ikaɳ sa- (110b) kahawat/ pahaɳ sakahawat malayu pada manunkul adara, muwah sakahawat gurun sakahawat/ bakulapura manaçrayomark, ndatan linen i sunda len/ madura pan satanah i yawa bhakti tan salah. ...</blockquote>
:<blockquote>... 2. Begitulah dari empat penjuru orang lari berlindung dibawah Baginda. Seluruh Pahang, segenap Melayu tunduk menekur dihadapan beliau. Seluruh Gurun, segenap Bakulapura lari mencari perlindungan. Sunda Madura tak perlu dikatakan, sebab sudah terang setanah Jawa. ...<br>— (''Kakawin Nagarakretagama'', ''Pupuh 42'').</blockquote>
=== Penyatuan Hindu dan Buddha ===
Dalam bidang agama, Kertanagara memperkenalkan penyatuan agama [[Hindu]] aliran [[
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', Kertanagara telah menguasai semua ajaran agama [[Hindu]] dan [[Buddha]], Itu sebabnya Kertanagara dikisahkan pula dalam naskah-naskah kidung sebagai seorang yang bebas dari segala dosa. Bahkan, salah satu ritual agamanya adalah berpesta minuman keras.
Gelar keagamaan Kertanagara dalam ''[[Nagarakretagama]]'' adalah
==
Dalam ''[[Pararaton]]'' dikisahkan, Kertanagara memecat para pejabat yang berani menentang cita-citanya. Antara lain [[Mpu Raganata]] diturunkan dari jabatan ''rakryan patih'' menjadi ''ramadhyaksa''. Penggantinya bernama Kebo Anengah dan Panji Angragani.
Sedangkan [[Arya Wiraraja]] dimutasi dari jabatan ''rakryan demung'' menjadi bupati [[Sumenep]]. Menurut ''[[Pararaton]]'' dan ''Kidung Panji Wijayakrama'' perombakan susunan kabinet tersebut mengundang ketidakpuasan antara lain dari '''Kalana Bhayangkara''' yang memberontak pada tahun [[1270]] (dalam ''[[Nagarakretagama]]'' ia disebut dengan nama Cayaraja)
=== Ekspedisi Pamalayu Pertama ===
{{Main|Ekspedisi Pamalayu}}
Untuk mewujudkan ambisi memperluas wilayah kekuasaannya, dilaksanakanlah [[ekspedisi Pamalayu]] (''Pamalayu'' bermakna perang Malayu) yang bertujuan untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di [[Sumatra]] sehingga dapat memperkuat pengaruhnya di selat [[Malaka]] yang merupakan jalur ekonomi dan politik penting. Ekspedisi ini juga bertujuan untuk menghadang pengaruh kekuasaan [[Mongol]] yang telah menguasai hampir seluruh daratan [[Asia]].
Pengiriman pasukan ke [[Sumatra]] dilakukan pada tahun [[1275]] di bawah pimpinan [[Mahisa Anabrang]].
===Pemberontakan Mahisa Rangkah===
Selain itu [[Nagarakretagama]] juga menyebutkan adanya pemberontakan Mahisa Rangkah tahun [[1280]]. Disebutkan kalau Mahisa Rangkah adalah tokoh yang tidak disukai penduduk [[Singhasari]].
=== Ekspedisi Pabali ===
Pada tahun [[1282]], Kertanagara mengirim ekspedisi ke [[Bali]] atau disebut ekspedisi Pabali. Pada tahun [[1284]], ekspedisi ini berhasil menaklukkan [[Kerajaan Bali]], dan membawa rajanya sebagai tawanan menghadap ke [[Singhasari]].
Selain Sumatra dan Bali, Kertanegara juga berhasil menaklukkan daerah-daerah lainnya, yaitu [[Gurun]], [[Pahang]], dan [[Bakulapura]].
=== Ekspedisi Pamalayu Kedua ===
Pada tahun [[1286]], setelah ''Bhumi Malayu'' dapat ditundukkan, Kertanagara mengirim kembali utusan ke ''Bhumi Malayu'' yang dipimpin oleh ''Rakryan Mahamantri'' [[Adwayabrahma]], didampingi [[Mahisa Anabrang]], membawa arca ''Amoghapasa'' sebagai tanda persahabatan dan hubungan diplomatik dengan [[Kerajaan Dharmasraya]] yang saat itu rajanya bernama śrī mahārāja śrīmat tribhuwanarāja mauliwarmmadewa.<ref name="Muljana"/>
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Ekspedisi Pamalayu ini bertujuan untuk menjalin kekuatan untuk menghadapi orang [[Mongol]] dari [[Dinasti Yuan]] yang berkedudukan di Khanbalik ([[Beijing]] sekarang). saat itu Dinasti Yuan atau dikenal sebagai Dinasti Mongol sedang melakukan ekspansi wilayah bahkan memiliki bentangan yang cukup luas, dari [[Korea]] hingga [[Rusia]] ([[Rus Kiev|Kievan Rus]]), Timur-Tengah (menghancurkan [[dinasti Abbasiyah]] di [[Bagdad|Baghdad]]) dan Eropa Timur. Dan pada tahun tahun itu, Dinasti Mongol berusaha mengadakan perluasan diantaranya ke Jepang dan Jawa. Jadi maksud ekspedisi ini adalah untuk menghadang langsung armada Mongol agar tidak masuk ke perairan Jawa.
=== Konflik dengan Yuan-Mongol ===
{{Main|Invasi Yuan-Mongol ke Jawa}}
Pada tahun [[1289]] datang utusan [[Kubilai Khan]] yang bernama Meng Khi, meminta agar Kertanagara tunduk kepada kekuasaan [[Mongol]] dan menyerahkan upeti setiap tahunnya. Kertanagara menolak permintaan itu, bahkan melukai wajah Meng Khi. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Kertanegara bahkan sampai memotong salah-satu telinga Meng Khi.
Untuk membalas hal itu, beberapa tahun kemudian [[Kubilai Khan]] mengirim pasukan yang dipimpin [[Ike Mese]] untuk menaklukkan [[Singhasari]]. [[Invasi Yuan-Mongol ke Jawa|Pasukan tersebut mendarat]] di [[Jawa]] tahun [[1293]] di mana saat itu Kertanagara telah lebih dulu meninggal akibat pemberontakan [[Jayakatwang]].
== Kematian ==
=== Pemberontakan Jayakatwang ===
Pada tahun [[1292]], dikisahkan dalam [[Pararaton]], Kidung Harsawijaya, dan Kidung Panji Wijayakrama, [[Jayakatwang]] dipengaruhi [[Arya Wiraraja]] supaya memberontak. [[Jayakatwang]] merupakan keturunan [[Kertajaya]] raja terakhir [[Kadiri]] yang dikalahkan [[Ken Arok]] leluhur Kertanagara tahun 1222. Sedangkan [[Arya Wiraraja]] adalah mantan pejabat [[Singhasari]] yang sakit hati karena telah dimutasi ke [[Sumenep]].
Pasukan [[Jayakatwang]] dipimpin "Jaran Guyang" bergerak menyerang [[Singhasari]] dari utara ([[Kahuripan]]). Kertanagara mengirim kedua menantunya, yaitu [[Raden Wijaya]] putra [[Lembu Tal]] dan Ardharaja putra [[Jayakatwang]] untuk melawan. Tetapi Ardharaja berkhianat dan kemudian bergabung ke dalam pasukan ayahnya.
Pasukan Jaran Guyang hanyalah pancingan supaya pertahanan ibu kota kosong. Pasukan kedua [[Jayakatwang]] menyerang dari selatan dipimpin Patih Kebo
[[File:Candi Jawi A.JPG|thumb|200px||[[Candi Jawi]], [[Candi Wates, Prigen, Pasuruan|Pasuruan]].]]
Kematian Kertanagara pada tahun [[1292]], diakibatkan oleh pemberontakan [[Jayakatwang]] bupati [[Gelanggelang]], yang menurut [[Prasasti Mula Malurung]] merupakan ipar, sekaligus besannya sendiri, dan menjadi sebab runtuhnya kerajaan Singhasari. Hal ini mengakibatkan lepasnya daerah kekuasaan Singhasari diantaranya [[Bali]], [[Gurun]], [[Pahang]] dan [[Tanjungpura]].
Pemerintahan [[Wangsa Rajasa]] kemudian diteruskan oleh menantunya yaitu [[Raden Wijaya]], dengan mendirikan kerajaan [[Majapahit]] pada tahun 1293.
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', Kertanagara dicandikan bersama istrinya di [[Candi Jawi]], [[Candi Wates, Prigen, Pasuruan|Pasuruan]] sebagai Wairocana dan Locana, dengan lambang arca tunggal Ardhanareswari. Kertanegara juga disanjung sebagai titisan Budha Agung [[Akshobhya|Mahakshobya]] oleh para keturunannya, yaitu dalam [[prasasti Wurare]] yang ditemukan di Trowulan, Mojokerto.<ref>{{cite book | url = https://books.google.co.id/books?id=7cd2Ha7fT90C&pg=PA78&dq=Wurare+kern&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiSgfGm8c3cAhWZfSsKHT2uBKIQuwUIQjAF#v=onepage&q=Wurare%20kern&f=false | title = The Javanese Candi: Function and Meaning | last= R. | first = Soekmono | publisher = BRILL | year = 1995 | id = ISBN 9789004102156, 9004102159 | page = 78 }}</ref>
Kertanegara juga dicandikan di [[Candi Singasari]], [[Malang]], [[Jawa Timur]] oleh cucunya, [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] putri Raden Wijaya, ibu dari raja Majapahit, [[Hayam Wuruk]].
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Lihat Pula ==
Baris 56 ⟶ 115:
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
* [[Invasi Yuan-Mongol ke Jawa]]
== Pranala luar ==
* [http://www.surabaya.go.id/
{{kotak mulai}}
{{s-reg}}
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Singhasari|tahun=1268—1292|pendahulu=[[Wisnuwardhana]]|pengganti=
{{kotak selesai}}
[[Kategori:Raja Singhasari]]
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh dari
[[Kategori:Tokoh Malang]]
[[Kategori:Kematian 1292]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Dinasti Rajasa]]
|