Negara Sumatera Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(87 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tentang|Sumatera Timur sebagai negara bagian di [[Republik Indonesia Serikat]]|Sumatera Timur sebagai keresidenan di [[Hindia Belanda]]|Keresidenan Sumatera Timur}}
{{Infobox former subdivision
|native_name = Sumatera Timur
|conventional_long_name =
|common_name = NST
|image_flag = Flag of East Sumatra.svg
|image_coat = Coat of arms of East Sumatra.png
|continent = Asia
|subdivision = Federasi
|region = Sumatera▼
|
|status_text =[[Negara bagian]] [[RIS]]
|government_type = ▼
|continent = Asia
|region = Asia
|era =
|year_start = 1947
|event_start =
|date_start = 25 Desember
|year_end = 1950
|date_end = 15 Agustus
|event_end =
|image_map = State of East Sumatra.jpg
|image_map_caption =
|title_leader =
|leader1 =
|p1 =
|flag_p1 =
|s1 = Provinsi Sumatera Utara
|flag_s1 =
|title_leader = [[Wali Negara Sumatera Timur|Wali Negara]]
|leader1 = [[Tengku Mansur|Tengku Mansoer]]<ref>{{cite web|url=http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_states_1946-1950.html#Sumatra-Timur |title=Indonesian States 1946-1950 }}</ref>
|year_leader1 = 1947-1950
| legislature = [[Dewan Perwakilan Sementara Negara Sumatra Timur]]
}}
[[Berkas:Op 27 augustus werd te Siantar een massale demonstratie gehouden waarin de bevol, Bestanddeelnr 12010.jpg|jmpl|Demonstrasi pendukung NST selama kunjungan Wali Negara Sumatera Timur ke Pematangsiantar]]
'''Negara Sumatera Timur''' (disingkat '''NST''') adalah salah satu negara bagian [[Republik Indonesia Serikat]] yang bertahan cukup lama di lingkungan luar [[Hindia Belanda]], selain [[Negara Indonesia Timur]]. Negara bagian ini didirikan pada 25 Desember 1947 berdasarkan ''besluit'' 'keputusan' [[Hubertus Johannes van Mook]]{{sfn|T.W.H.|2006|p=58}} dan berhasil bertahan hingga 15 Agustus 1950. Negara ini terbentuk karena banyak faktor kompleks yang membentuk [[persekutuan anti-republik]]. Persekutuan tersebut terdiri atas kaum bangsawan [[Suku Melayu|Melayu]], sebagian besar raja-raja [[Suku Simalungun|Simalungun]], beberapa kepala suku [[Suku Karo|Karo]], dan kebanyakan tokoh masyarakat Tionghoa. Bumiputera Melayu dengan kekuasaan Islam-nya beserta Simalungun dan Karo merasa terancam dengan berdirinya negara baru, yang akan mendudukkan mereka sebagai bawahan dari Republik Indonesia Yogya. Dalam banyak buku sejarah disebutkan Republik Indonesia Serikat merupakan gabungan dari berbagai negara-negara independen di [[Hindia Belanda]] saat itu. Meski demikian, negara-negara itu disebut sebagai [[negara boneka]] yang dibentuk oleh Belanda.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/umur-pendek-negara-jawa-timur-bBLD|title=Umur Pendek Negara Jawa Timur|last=Dhani|first=Arman|date=18 Agustus 2016|work=[[Tirto|Tirto.id]]|access-date=22 September 2019|language=id}}</ref>
Sumatera Timur adalah negara yang kaya akan minyak dan perkebunan. Kekayaannya ini menjadi incaran banyak pihak, termasuk Republik Indonesia dan Belanda. Karena itu, selain diikat oleh kesamaan nasib, tegaknya Negara Sumatera Timur juga dipicu oleh keinginan mempertahankan harta kekayaannya dari incaran pihak-pihak luar. Negara ini dipimpin oleh wali negara (setara presiden) bernama Dr. [[Tengku Mansur]] dari [[Kesultanan Asahan]], yang juga merupakan ketua organisasi Persatuan Sumatera Timur.<ref>The Malays, Anthony Milner, Oxford, Blackwell, 2008, hal.172, ISBN 978-0-631-17222-2</ref> Adapun Wakil Wali Negara atau Wakil Presiden adalah [[Raja Kaliamsyah Sinaga]] dari [[Tanoh Jawa, Simalungun|Kerajaan Tanoh Jawa, Simalungun]]. Sementara panglima angkatan bersenjatanya, Barisan Pengawal (BP), adalah Kolonel [[Djomat Poerba]] dari [[Purba, Simalungun|Kerajaan Purba, Simalungun]].
Sumatera Timur kemudian bergabung dengan negara baru Republik Indonesia Serikat melalui [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB). Dalam perundingan tersebut, Sumatera Timur tergabung dalam [[Majelis Permusyawaratan Federal]] ({{lang-nl|Bijeenkomst voor Federaal Overleg}}; disingkat BFO) yang kala itu dipimpin oleh [[Sultan Hamid II]] dari Kalimantan Barat.
Akan tetapi, ketika telah bergabung dengan serikat, pada tanggal 3-5 Mei 1950 diadakan perundingan antara perdana menteri RIS [[M. Hatta]] dengan Wali Negara NST Dr. Tengku Mansoer (juga dengan Presiden [[Negara Indonesia Timur]] [[Tjokorda Gde Raka Soekawati|Soekawati]]) yang menyetujui pembentukan negara kesatuan. Tapi pada tanggal 13 Mei 1950, Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur menentang keputusan tersebut. Meski demikian [[Dewan Sumatera Timur]] masih bersedia menerima pembubaran RIS dengan syarat NST dileburkan ke dalam RIS, bukan RI. Pada tanggal 15 Agustus 1950, terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan NST bubar.<ref>Nationalism and Revolution in Indonesia, George McTurnan Kahin, Cornell University Press, 2003 (cetak pertama 1952), hal.352-355, ISBN 0-87727-734-6</ref><ref>Proses Perubahan Negara Republik Indonesia Serikat Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Haryono Rinardi, Jurusan Sejarah UNDIP [http://eprints.undip.ac.id/3265/2/20_artikel_P%27_Haryono.pdf]</ref> Wilayah yang dicakup oleh negara bagian ini meliputi Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Simalungan, Batubara, dan Asahan.<ref>{{Cite news|date=2021-06-16|title=Negara Sumatera Timur (RIS)|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/16/190000079/negara-sumatera-timur-ris|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-08-24|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada}}</ref>
== Referensi ==
{{
=== Daftar pustaka ===
{{indo-sejarah-stub}}▼
{{Refbegin}}
* {{Cite book|last=Schiller|first=A. Arthur|date=1955|url={{Google books|edApNQAACAAJ|plainurl=yes}}|title= The Formation of Federal Indonesia:1945—1949|language=en|location=[[Kota Bandung|Bandung]]|publisher=The Hague|isbn=|url-status=live|ref={{sfnref|Schiller|1955}}}}
* {{Cite book|last=Silitonga|first=Hasoloan|date=2004|url=|title=Kolonel A.E. Kawilarang Komandan Sub Terr VII Komando Sumatera Memimpin Perang Gerilya di Tapanuli–Sumatera Timur Tahun 1948–1949 Agresi Militer Kolonial Belanda ke-II|language=id|location=Jakarta|publisher=Yayasan Purna Juang Sub Teritorial VII/Tapanuli–Sumatera Timur|isbn=|url-status=|ref={{sfnref|Silitonga|2004}}}}
* {{Cite report|author1=Suprayitno|author2=Indera|last3=Agustono|first3=Budi|date=1998|title=Primordialisme dan Disintegrasi Bangsa: Kasus Negara Sumatera Timur 1947—1950|url={{Google books|Lw9THQAACAAJ|plainurl=yes}}|publisher=Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara|location=Medan|ref={{sfnref|Suprayitno|Indera|Agustono|1998}}}}
* {{Cite book|last=T. W. H.|first=Muhammad|date=2006|url={{Google books|ST9SAQAAMAAJ|plainurl=yes}}|title=Gubernur Sumatera dan Para Gubernur Sumatera Utara|publisher=Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Sumatera Utara|isbn=978-979-15212-0-8|language=id|ref={{sfnref|T.W.H.|2006}}|url-status=live}}
{{Refend}}
{{RIS}}
[[Kategori:Republik Indonesia Serikat|Sumatera Timur]]
[[Kategori:Sejarah Sumatera Utara]]
|