Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(563 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox former country
<!-- [[Gambar:Locator demak.png|thumb|right|300px|Letak pusat kerajaan Demak]] -->
| conventional_long_name = Kesultanan Demak
'''Kesultanan Demak''', adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh [[Raden Patah]] pada tahun [[1478]]. Raden Patah (bergelar ''Alam Akbar Al Fattah'') adalah putra Raja Majapahit [[Brawijaya]], dengan ibu keturunan [[Champa]] (http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Champa)(daerah yang sekarang adalah perbatasan Kamboja dan Vietnam).
| native_name = <small>{{native name|jv|ꦏꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤꦤ꧀ ꦢꦼꦩꦏ꧀}}<br>{{Script/Arabic|کسلطانن دمق}} ([[abjad Pegon|Pegon]])<br>{{native name|id|Kesultanan Demak}}</small>
| image_coat = MUS Koin Sultan Pangeran Raden Fatah.png
| coa_size = 200px
| symbol_type = Koin [[Raden Patah]], kemungkinan dicetak sekitar abad ke-15 hingga ke-16, Koin ini dipamerkan di [[Museum Numismatik Sumatera]] di [[Medan]].<br>Depan'': سلطان دمق فقرن الفـَـاتح'' (Sultan Demak Pangeran al-Fatih (Raden Patah)),<br>Belakang: ''محمد صل وسلم عليه'' ([[selawat]]); keduanya ditulis dalam aksara [[aksara Perso-Arab|Perso-Arab]].<ref>{{cite web |title=Mata Uang Picis Demak Abad ke-15 |url=https://www.laduni.id/post/read/70210/mata-uang-picis-demak-abad-ke-15.html |website=Laduni.id |access-date=11 March 2024}}</ref>
| status = Negara bawahan [[Majapahit]]<br>(1475–1478)<br>Negara berdailat<br>(1478–1546)
| image_map = Demak Sultanate conquests and expeditions.svg
| image_map_alt =
| image_map_caption = Jangkauan operasi militer Demak yang diketahui hingga masa pemerintahan Sultan Trenggana (1521–1546)
| common_name = Demak
| capital = *[[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]] (1478–1546)
*[[Prawoto, Sukolilo, Pati|Prawoto]] (1546–1547)
*[[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] (1547–1554)
| status = [[Kesultanan]]
| era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
| established_event1 = Berdirinya Kadipaten Bintoro
| established_date1 = <!-- Tidak diketahui dengan tepat -->
| event_start = Pendirian
| year_start = 1481/1482{{efn|Tahun Saka 1400 (1478 M) adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan menjelaskan bahwa Majapahit setidaknya masih bertahan hingga 1527 M.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=8}} Meskipun demikian, [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] menulis dalam bukunya yang terkenal, [[Sejarah Pulau Jawa|''The History of Java'']], bahwa Kesultanan Demak secara tradisional berdiri pada tahun Saka 1403 (1481 M).{{Sfn|Raffles|1817|p=143}} Ricklefs juga menulis dengan mengutip sebuah [[babad]] bahwa Majapahit runtuh pada Saka 1400, Demak berdiri pada Saka 1403, dan runtuh pada Saka 1500 (1578 M).{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70-71}}}}
| event_end = Perpindahan kekuasaan ke [[Kesultanan Pajang|Pajang]]
| year_end = 1554
| event_post =
| date_post =
| p1 = Majapahit
| s1 = Kesultanan Pajang
| s2 = Kesultanan Cirebon
| s3 = Kesultanan Banten
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
[[Bahasa Melayu]] sebagai bahasa perdagangan
| government_type = [[Monarki absolut]] [[Kesultanan|Islam]]
| leader1 = [[Raden Patah]]
| year_leader1 = 1478–1504
| leader2 = [[Trenggana]]
| year_leader2 = 1505–1518
| leader3 = [[Pati Unus]]
| year_leader3 = 1518–1521
| leader4 = [[Trenggana]]
| year_leader4 = 1521-1546 {{Sfn|Babad tanah jawi|1947}}{{efn|Trenggana sepertinya memerintah Demak dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}}}
| leader5 = [[Sunan Prawoto]]
| year_leader5 = 1546–1547
| religion = [[Islam]] (resmi)
| footnotes = {{notelist}}
| map_width = 285px
| today = {{flag|Indonesia}}
| s4 = Kerajaan Kalinyamat
| year_leader6 = 1547 - 1554
| leader6 = [[Arya Penangsang]]
| event1 = Ekspedisi ke [[Melaka Portugis]]
| date_event1 = 1512, 1521
| event3 = Penaklukkan [[Sunda Kelapa]]
| date_event3 = 1527
| flag_caption =
| image_coat =
| s5 =
| flag_s5 =
| flag_s2 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Katoenen banier met Arabische kalligrafie TMnr 5663-1.svg
| flag_s3 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| flag_p1 = Naval flag of Majapahit Kingdom.svg
| s6 =
| flag_s6 =
| s7 =
| flag_s7 =
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
 
'''Kesultanan Demak''' atau '''Kerajaan Demak''' adalah kerajaan Islam pertama di [[Jawa]] yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di [[Kabupaten Demak|Demak]]. Demak sebelumnya merupakan [[Kadipaten]] [[Majapahit]] yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh [[Raden Patah]], yang merupakan keluarga dinasti [[Majapahit]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Raffles|1817|p=127}}
 
Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri kekuasaan Majapahit dan [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|penyebaran Islam di Jawa]].{{Sfn|Ooi|2004|p=864}} Sepanjang awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Trenggana]]. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh [[Islam]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=71}} Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah [[Sunda Kelapa]], yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan [[Kerajaan Sunda]]. Hubungan aliansinya dengan [[Imperium Portugal]] sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang dipimpin oleh [[Fatahillah]] melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi [[Jayakarta]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}} Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas [[Jambi]] dan [[Palembang]] di Sumatra bagian timur.{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}
Pada awal abad keempat-belas, Kaisar Yan Lu dari dynasti Ming mengirimkan Ratu [[Champa]] kepada Brawijaya dikerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negara. Ratu yang cantik-jelita dan pintar ini segera mendapatkan tempat istimewa dihati Raja. Raja Brawijaya yang perkasa sangat tunduk pada semua kemauan sang puteri jelita, yang nantinya membawa banyak pertentangan dalam istana Majapahit. Hingga Raja dengan berat hati harus menyingkirkan Puteri cantik ini dari Majapahit.
 
Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] pada 1546. [[Sunan Prawoto]] kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan [[Arya Panangsang]], penguasa [[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] yang ingin menjadi raja Demak.{{Sfn|Raffles|1817|pp=153-154}} Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh [[Hadiwijaya dari Pajang|Joko Tingkir]], penguasa [[Pajang, Laweyan, Surakarta|Pajang]], sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak berakhir dengan didirikannya [[Kesultanan Pajang]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=9}}
 
== Toponomi ==
Dalam keadaan mengandung Puteri cantik itu dihibahkan oleh Raja Brawijaya kepada Adipati Palembang, Arya Sedamar. Dan disanalah Jim-Bun atau Raden Patah dilahirkan. Setelah dewasa Raden Patah berlayar ke Majapahit untuk menemui ayahnya. Raden Patah mendarat dipelabuhan Tuban sekitar tahun 1419 Masehi.
Demak bermula dari pemukiman yang bernama [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada [[Sunan Ampel]] dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput [[gelagah]] yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nama Glagahwangi.{{Sfn|Ramelan|1997|p=54}}
 
Ada beberapa usul mengenai asal usul nama Demak. Menurut [[Poerbatjaraka]], namanya berasal dari [[bahasa Jawa]] yaitu ''delemak'' yang berarti "rawa". Menurut [[Hamka]], namanya berasal dari [[bahasa Arab]] yaitu ''dimak'' yang berarti "mata air" (atau "air mata"). Menurut sejarawan lainnya, yaitu Sutjipto Wiryosuparto, namanya berasal dari sebuah kata dalam [[bahasa Kawi]] yang berarti "hadiah" atau "pusaka".{{Sfn|Amar|1996|p=14}}
 
== Sejarah ==
Jim-Bun atau Raden Patah sempat tinggal beberapa lama di Ngampel-delta dirumah pamannya, kakak-misan puteri Campa, Sunan Ngampel dan saudagar2 besar muslim ketika itu.
=== Pendirian ===
Asal usul Kerajaan Demak tidak diketahui dengan jelas. Kota Demak tampaknya didirikan pada perempat akhir abad ke-15 oleh seorang [[Muslim]], kemungkinan besar seorang [[Tionghoa]] yang bernama "Cek Ko-po". Anaknya mungkin adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya sebut sebagai "Pate Rodim".{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}
 
Cerita tradisional [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang lebih populer menceritakan bahwa Demak didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja Majapahit terakhir {{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=7}} Meskipun sejarawan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|T.G.Th. Pigeaud]] dan [[H. J. de Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat dipercaya, mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang para penguasa Demak tampaknya merupakan seorang pendatang Muslim asal Tiongkok yang pertama kali mendarat di [[Gresik]] dan kemudian menetap di Demak.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|pp=6-7}}
Disana ia pula mendapat dukungan dari rekan2 utusan Kaisar Cina, Panglima Cheng Ho atau juga dikenal sebagai Dampu-awang atau Sam Poo Tai-jin. Panglima berasal dari Xin-Kiang, pengenal Islam. Menurut catatan digoa Batu, Semarang tujuh dari sembilan para Wali-Songo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng-Ho yang juga beasal dari daratan China.
<!--
Pada masa pemerintahan [[Wikramawardhana]] dari [[Majapahit]], selama tahun 1405 hingga 1433, [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|serangkaian ekspedisi angkatan laut]] [[Dinasti Ming]] yang dipimpin oleh [[Cheng Ho]], seorang laksamana Tiongkok Muslim, tiba di Jawa.{{Sfn|Cœdès|1968|p=241-242}} Ekspedisi ini mendukung berdirinya [[Kesultanan Melaka]] pada paruh pertama abad ke-15,{{Sfn|Ricklefs|2008|p=22}} kemudian membantu berdirinya komunitas Muslim Tionghoa, Arab, dan Melayu di pantai utara Jawa seperti [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], dan [[Ampel, Semampir, Surabaya|Ampel]]. Dengan demikian Islam mulai mendapatkan pijakan di pantai utara Jawa.
-->
 
=== Masa Pati Unus ===
{{utama|Invasi Kerajaan Demak ke Malaka}}
Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan [[Portugis]] di [[Malaka]]. Kemudian beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka.{{Sfn|Cortesão|1944|p=}}
 
==== Di bawah Trenggana ====
Saat itu pengaruh Majapahit telah memudar, dan wilayahnya hanya sebagian kecil Jawa Timur. Paden Patah meninggal tahun [[1518]], dan digantikan oleh menantunya, [[Pati Unus]]. Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin penyerbuan ke Malaka melawan pendudukan Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran ini, dan digantikan oleh adik iparnya, [[Sultan Trenggana]].
[[Trenggana]] berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527), serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527–1529), Kediri (1529), dan Malang (1529–1545.
 
Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[Panarukan, Situbondo]], dan kemudian digantikan oleh [[Sunan Prawoto]]. Dengan demikian Demak belum menyentuh wilayah [[Kerajaan Blambangan]].
==Cikal Bakal Demak==
Pada saat kerajaan Majapahit mengalami masa surut, Secara praktis wilayah - wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Wilayah - wilayah yang terbagi menjadi kadipaten - kadipaten tersebut saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit. Pada masa itu arus kekuasaan mengerucut pada dua adipati, yaitu Raden Patah dan Ki Ageng Pengging. Sementara Raden Patah mendapat dukungan dari Wali Sanga, [[Ki Ageng Pengging]] mendapat dukungan dari [[Syech Siti Jenar]].
 
Salah seorang panglima perang [[Demak]] waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] ([[Sumatra]]), yang juga menjadi menantu raja [[Trenggana]]. Sementara [[Maulana Hasanuddin]] putra [[Sunan Gunung Jati]] diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan ''Banten Girang''. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan [[kesultanan Banten|Banten]] sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan [[Sunan Kudus]] merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke [[Kudus]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=}}
==Demak di bawah Pati Unus==
{{artikelutama|Invasi Kesultanan Demak ke Malaka}}
 
=== Kemunduran ===
Demak dibawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan nusantara. Pati Unus adalah seorang raja yang memimpikan kembalinya kejayaan Majapahit melalui Demak. Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai Kesultanan Maritim yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka. Dengan adanya Portugis di Malaka, kehancuran pelabuhan-pelabuhan nusantara tinggal menunggu waktu.
Suksesi raja Demak ketiga tidak berlangsung mulus, terjadi persaingan panas antara [[Pangeran Surowiyoto]] atau Pangeran Sekar dan [[Trenggana]] yang berlanjut dengan di bunuhnya Pangeran Surowiyoto oleh [[Sunan Prawoto]]
(anak [[Trenggana]]). Peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat [[Surowiyoto]] pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu Surowiyoto dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun [[1546]] [[Trenggana]] wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh [[Sunan Prawoto]], anak [[Trenggana]], sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun [[1547]] [[Sunan Prawoto]] dan isterinya dibunuh oleh Rungkud pengikut Pangeran Arya Penangsang, putra [[Pangeran Surowiyoto]]. Pangeran Arya Penangsang adalah Adipati Jipang pada waktu itu, Adipati Arya Penangsang adalah murid terkasih dari Sunan Kudus. Diceritakan bahwa Pengikut [[Arya Penangsang]] juga membunuh [[Pangeran Hadiri]], penguasa Jepara atau Kalinyamat (Suami [[Ratu Kalinyamat]]). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi [[Pangeran Arya Penangsang]], salah satunya adalah menantu Sultan Trenggono [[Joko Tingkir]] atau Sultan Hadiwijaya.
 
Puncak dari peristiwa ini [[Arya Penangsang]] dibunuh oleh [[Sutawijaya]] anak angkat Joko Tingkir yang tergabung dalam Pasukan Pajang saat menyerang Jipang. Dengan terbunuhnya [[Arya Penangsang]], maka berakhirlah era Kesultanan Demak. [[Joko Tingkir]] memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang. Usia kerajaan ini tidak panjang yaitu hanya berumur 79 tahun.
==Demak di bawah Sultan Trenggono==
Sultan Trenggono berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan Trenggono, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]], kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal Pasai ([[Sumatera]]), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggono. Sultan Trenggono meninggal pada tahun [[1546]] dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[Pasuruan]], dan kemudian digantikan oleh [[Sunan Prawoto]]
 
==Kemunduran DemakEkonomi ==
{{image frame|content={{Photomontage
Suksesi ke tangan Sunan Prawoto tidak mulus; Sunan Prawoto ditentang oleh adik Sultan Trenggono, [[Pangeran Seda Lepen]]. Pangeran Seda Lepen terbunuh, dan akhirnya pada tahun 1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh suruhan [[Arya Penangsang]], putera Pangeran Seda Lepen. Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa tahta Demak.
| photo1a = MUS Koin Kesultanan Demak 1475-1518; 3.jpg
Suruhan Arya Penangsang juga membunuh Adipati Jepara, ini menyebabkan banyak adipati memusuhi Arya Penangsang.
| photo2a = MUS Koin Malaka-Portugis 1511-1641; 2.jpg
| photo3a = MDDS 06.0001 Koin Cina 01.jpg
| spacing = 2
| size = 250
}}|caption=Contoh koin yang pernah digunakan di<br>Kesultanan Demak: Koin lokal Demak (atas),<br>koin [[Melaka Portugis]] (tengah), dan koin<br>[[Dinasti Ming]] (bawah).}}
[[Tomé Pires]] pada abad ke-16 mencatat bahwa komoditas utama yang menjadi ekspor Demak adalah [[beras]], [[rempah-rempah]], dan buah-buahan. Tujuan ekspor komoditas tersebut adalah [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan [[Maluku]] yang diangkut dengan [[Djong (kapal)|jung]] dan [[Pangajava|penjajap]]. Pires juga mencatat bahwa Demak telah menjadi tempat penimbunan [[padi]] yang berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranannya dalam menjadi pusat kegiatan ekonomi pertanian semakin penting setelah keruntuhan [[Juwana]] pada 1513. Selain itu, [[perbudakan]] juga disebut Pires sebagai salah satu komoditas Demak, tetapi tidak diketahui apakah perdagangan budak masih terjadi pada masa itu. Demak juga melakukan kegiatan impor berupa hewan-hewan dan [[pakaian]] dari Melaka, [[Gujarat]], dan [[Benggala]].{{Sfn|Ramelan|1997|pp=64-70}}
 
Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah [[Berita Tiongkok]] dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata uang [[tembaga]] dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa. Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai ''tumdaya'' atau ''tael''.{{Sfn|Ramelan|1997|pp=70-71}}
Arya Penangsang akhirnya dihabisi oleh pasukan [[Joko Tingkir]], menantu Sunan Prawoto. Joko tingkir memindahkan istana Demak ke Pajang, dan di sana ia mendirikan [[Kesultanan Pajang]].
 
== Daftar Sultan dan Pejabat ==
==Lihat pula==
 
=== Daftar Sultan ===
 
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
! No.
! Sultan
! Mulai Jabatan
! Akhir Jabatan
! Jabatan <br> Sebelumnya
! Termuat Dalam
|-
|1.
|[[Raden Patah]]
| 1478
| 1504
|Adipati Demak
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|2.
|[[Trenggana]]
|1505
|1518
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|3.
| [[Pati Unus]]
| 1518
| 1521
|Adipati Jepara
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|4.
|[[Trenggana]]
|1521
|1546
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|5.
|[[Sunan Prawoto]]
|1546
|1547
|
|*[[Babad Tanah Jawi]]*[[kronik Tiongkok]]
|-
|6.
|[[Arya Penangsang]]
|1547
|1554
|Adipati Jipang
|[[Babad Tanah Jawi]]
|}
 
=== Daftar Panglima Perang ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Sunan Ngudung]]||Panglima Perang Ke-I
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Kudus]]||Panglima Perang Ke-II
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Pati Unus]]||Panglima Perang Ke-III
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Fatahillah]]||Panglima Perang Ke-IV
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Kepala Daerah ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Pati Unus]]||Adipati Jepara ( [[Kabupaten Jepara]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ratu Kalinyamat]]||Adipati Kalinyamat ( [[Kabupaten Jepara]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pengging]]||Adipati Pengging ([[Kabupaten Boyolali]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Joko Tingkir]]||Adipati Pajang ( [[Kota Surakarta]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Arya Panangsang]]||Adipati Jipang ([[Kabupaten Blora]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Raden Kusen]] ||Adipati Terung ([[Kabupaten Sidoarjo]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pandan Arang]]||Adipati Pandanaran I ( [[Kota Semarang]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Bayat]]||Adipati Pandanaran II ( [[Kota Semarang]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
 
=== Daftar Menteri dan Staf ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan
|-
|[[Sunan Giri]] ||Mufti ( Pemimpin Fatwa )
|-
|[[Sunan Kudus]] ||Qadhi ( Hakim ) & Panglima Perang ( Senopati )
|-
|[[Sunan Kalijaga]]
||Penasihat
|}
 
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Soko Guru Mesjid Demak " - panoramio.jpg|Bagian dalam [[Masjid Agung Demak]] yang terdapat ''saka guru'' atau empat tiang kayu utama. Masjid ini dibangun dengan arsitektur Vernakular Jawa.
Berkas:Masjid Agung Demak.jpg|[[Masjid Agung Demak]] yang dibangun pada akhir abad ke-15 dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Demak.
</gallery>
 
== Lihat pula ==
* [[Kesultanan Pajang]]
* [[Kerajaan Kalinyamat|Kesultanan Kalinyamat]]
* [[Walisongo]]
* [[Wali Songo]]
* [[Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis]]
 
== Referensi ==
{{Kerajaan di Jawa}}
{{Reflist|2}}
 
=== Daftar pustaka ===
[[Kategori: Kesultanan Demak]]
*
*babad Tanah Jawi,Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647.(terj.).2007.Yogyakarta:narasi
*{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|date=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires and the book of Francisco Rodrigues|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Cœdès|first=George|date=1968|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/115188|title=The Indianized states of Southeast Asia|location=Honolulu|publisher=University of Hawaii Press|editor-last=Vella|editor-first=Walter F.|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Pigeaud|first=Theodoor Gautier Thomas|last2=De Graaf|first2=Hermanus Johannes|date=1976|url=https://www.loc.gov/item/2020715346/|title=Islamic states in Java 1500-1700 : eight Dutch books and articles by H. J. de Graaf|location=Den Haag|publisher=Martinus Nijhoff|isbn=978-90-04-28700-6|doi=10.1163/9789004287006|ref=harv|author-link=Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|author-link2=H. J. de Graaf|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ooi|first=Keat Gin|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=QKgraWbb7yoC|title=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-770-2|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Raffles|first=Thomas Stamford|date=1817|url=https://gutenberg.org/files/49843/49843-h/49843-h.htm|title=The History of Java|location=London|publisher=John Murray|edition=2|ref=harv|author-link=Thomas Stamford Raffles|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ramelan|first=Wiwin Djuwita|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=bQfmCgAAQBAJ|title=Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|editor-last=Rahardjo|editor-first=Supratikno|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|location=Jakarta|publisher=Penerbit Serambi|isbn=9789790241152|editor-last=Nugraha|editor-first=Mohammad Sidik|pages=|translator-last=Tim Penerjemah Serambi|ref=harv|url-status=live|author-link=Merle Calvin Ricklefs}}
* <!-- {{Cite book|last=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|first=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|date=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|edition=4|pages=|url-status=live}} -->
 
{{Kerajaan di Jawa}}
[[en:Sultanate of Demak]]