Sunan Gresik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Raden Salman (bicara | kontrib)
Perbaikan Bidang
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(244 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
{{rapikan}}
{{More citations needed|date=April 2024}}
[[Gambar:Sunan maulana.jpg|right|thumb|200px|ilustrasi '''Maulana Malik Ibrahim''']]
{{Infobox religious biography
'''Maulana Malik Ibrahim''', dikenal pula dengan sebutan ''Syekh Maghribi'' atau juga ''Sunan Gresik''. Meskipun beliau bukan asli orang [[Jawa]], namun beliau berjasa kepada masyarakat. Karena beliaulah yang mula pertama menyebarkan Islam di tanah Jawa. Sehingga berkat usaha dan jasanya, penduduk pulau Jawa yang kebanyakan masih beragama [[Hindu]] dan [[Buddha]] di kala itu akhirnya mulai banyak yang memeluk Islam. Adapun dari kalangan orang-orang Hindu, hanya dari kasta-kasta Wisyaa dan Sudra yang dapat diajak memeluk Islam. Sedang dari kasta-kasta Brahmana dan Ksatria pada umumnya tidak suka memeluk Islam, bahkan tidak sedikit dari kalangan Brahmana yang lari sampai ke Pulau Bali serta menetap di sana. Mereka akhirnya mempertahankan diri hingga sekarang dan agama mereka kemudian dikenal dengan sebutan agama Hindu Bali.
| honorific-prefix = As-Syekh
| name = Maulana Malik Ibrahim <br>
( Sunan Gresik )
| image = Sunan Gresik BW.png
| alt =
| caption = Ilustrasi Lukisan Sunan Gresik
| religion = [[Islam]]
| denomination = [[Sunni]]
| known_for = [[Wali Sanga]]
| predecessor =
| successor =[[Sunan Ampel]]
| birth_place =
| birth_date =
| birth_name =
| death_date = 17.04.1419 M.<ref> Bukti ini nampak pada bingkai nisan Maulana Malik Ibrahim, terdapat pahatan ayat suci Al-Qur’an. Diawali dengan surat al-Baqarah ayat 225 yang lebih popular disebut ayat kursi, lalu surat Ali Imran ayat 185, Al-Rahman ayat 26-27, dan diakhiri dengan surat At-Taubah ayat 21-22. Menurut beberapa penelitian literatur, nisan tersebut berasal dari Champa, Gujarat dan nisan tersebut adalah persembahan Sultan Samudra Pasai sebagai tanda hormat atas keagungan sang Maulana Maulik Ibrahim. Pada makam Maulana Malik Ibrahim, terdapat pula sebuah teks bertuliskan :“Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran, dan sebagai tongkat sekalian para sultan dan Wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahir penguasa dan urusan agama : Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya dan semoga menempatkannya di surga.”</ref>
| death_place = [[Gresik]], Majapahit
| children =
| father =
| mother =
| spouse =
}}
 
'''Sunan Gresik''' atau '''Maulana Malik Ibrahim''' (w. 1419 M/822 H) Sebagian rakyat malah menyebutnya '''Kakek Bantal''' adalah Pemimpin [[Walisongo]] generasi pertama dalam menyebarkan agama Islam di [[Pulau Jawa|Tanah Jawa]]. Ia dimakamkan di [[Gapurosukolilo, Gresik, Gresik|Desa Gapurosukolilo]], [[Kabupaten Gresik|Gresik]].
 
Setelah Beliau wafat, kepemimpinan Walisongo diteruskan oleh penggantinya yaitu [[Sunan Ampel]].
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarqandy diperkirakan lahir di Samarqand, Asia Tengah, http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Samarkand pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarqandy, berubah menjadi Asmarakandi.
Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syeikh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal.
 
== Keluarga ==
Maulana Malik Ibrahim memiliki 3 istri bernama:
 
1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa) memiliki 2 anak, bernama: Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah
Ia bersaudara kandung dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku).
 
2. Siti Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak, yaitu: Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan Ahmad
 
3. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi, memiliki 2 anak yaitu: Abbas dan Yusuf.
Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama, bernama Maulana Jumadil Kubro, atau SYEKH JUMADIL QUBRO. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAWW.
 
== Riwayat Dakwah ==
Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para [[Walisongo]] lainnya.<ref>Drewes, G. W. J. 1968. ''New Light on the Coming of Islam to Indonesia?'', Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde.</ref> Beberapa versi [[babad]] menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, [[Manyar, Gresik|Kecamatan Manyar]], yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het graf van Maulana Malik Ibrahim (gestorven in 1419) TMnr 10033233.jpg|jmpl|Makam Maulana Malik Ibrahim di sekitar tahun 1900]]
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.<ref>Salam, Solichin, 1960. ''Sekitar Walisanga'', hlm 24-25, Penerbit "Menara Kudus", Kudus.</ref>
 
Setelah berhasil memikat hati masyarakat sekitar, aktivitas selanjutnya yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan [[Roomo, Manyar, Gresik|desa Roomo]], [[Manyar, Gresik|Manyar]].<ref>Munif, Drs. Moh. Hasyim, 1995. ''Pioner & Pendekar Syiar Islam Tanah Jawa'', hlm 5-6, Yayasan Abdi Putra Al-Munthasimi, Gresik.</ref> Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.<ref>Tjandrasasmita, Uka (Ed.), 1984. ''Sejarah Nasional Indonesia III'', hlm 26-27, PN Balai Pustaka, Jakarta.</ref>
Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.
 
Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibu kota [[Majapahit]] di [[Trowulan, Mojokerto|Trowulan]]. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibu kota Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari [[Asia Barat]].<ref>Groeneveldt, W.P., 1960. ''Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from Chinese Sources''. Bhratara, Jakarta.</ref>
 
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam pada masa selanjutnya.
Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik.
 
== Wafat ==
[[Berkas:MalikIbrahim1.jpg|ka|jmpl|200px|Makam Maulana Malik Ibrahim, desa Gapura, [[Gresik]], [[Jawa Timur]]]]
Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun [[1419]]. Makamnya kini terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.
 
Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau ''haul'' juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan ''khataman'' Al-Quran, ''mauludan'' (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah.<ref name="Ziarah Spiritual 20062">''Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual'', Penerbit Buku Kompas, Desember 2006.</ref>
Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis.
 
Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai berikut :
Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.
{{cquote|Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para sultan dan wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 822 Hijriah.}}
 
Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim.<ref name="Ziarah Spiritual 2006">''Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual'', Penerbit Buku Kompas, Desember 2006.</ref>
 
== Lihat pula ==
Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.
* [[Maulana Ishaq]]
* [[Maulana Ahmad Jumadil Kubra]]
* [[Maulana Muhammad Al-Maghribi]]
* [[Maulana Malik lsra’il]]
* [[Maulana Muhammad Ali Akbar]]
* [[Maulana Hasanuddin]]
* [[Maulana Aliyuddin]]
* [[Syekh Subakir]]
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
Maulana Malik Ibrahim mulai menyiarkan [[Islam]] di tanah Jawa bagian timur. Dari sanalah beliau memulai menyingsingkan lengan bajunya, berjuang untuk mengembangkan Islam. Adapun caranya pertama-tama ialah dengan jalan mendekati pergaulan dengan masyarakat. Dengan budi bahasa yang ramah tamah serta ketinggian akhlk, sebagaimana diajarkan Islam, hal itu senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Beliau tidak menentang secara tajam kepada agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli. Begitu pula beliau tidak menentang secara spontan terhadap adat istiadat yang ada serta berlaku dalam kehidupan mereka, melainkan beliau hanya memperlihatkan keindahan dan ketinggian ajaran-ajaran dan didikan yang dibawa Islam. Berkat keramahtamahannya serta budi bahasa dan pergaulannya yang sopan santun itulah, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam Islam.
{{Walisongo}}
 
[[Kategori:Wali Sanga]]
Untuk memperiapkan kader umat yang terdidik bagi melanjutkan perjuangan guna menegakkan ajaran-ajaran Islam, maka dibukanyalah pesantren-pesantren yang merupakan perguruan Islam tempat mendidik serta menggembleng para siswa sebagai calon muballigh Islam untuk masa depan. Bertambah banyak orang yang masuk Islam, bertambah berat pula tugas dan pekerjaannya. Tentu saja orang-orang itu tidak dibiarkan begitu saja. Mereka harus diberi didikan dan penerangan secukupnya sehingga keimanannya menjadi kuat dan keyakinannya menjadi kokoh.
[[Kategori:Kematian 1419|Gresik]]
 
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia|Gresik]]
Pada awal abad keempat-belas, Kaisar Yan Lu dari dynasti Ming mengirimkan Ratu Campa kepada Brawijaya dikerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negara. Ratu yang cantik-jelita dan pintar ini segera mendapatkan tempat istimewa dihati Raja. Raja Brawijaya yang perkasa sangat tunduk pada semua kemauan sang puteri jelita, yang nantinya membawa banyak pertentangan dalam istana Majapahit. Hingga Raja dengan berat hati harus menyingkirkan Puteri cantik ini dari Majapahit.
[[Kategori:Arab-Indonesia|Gresik]]
 
[[Kategori:Sunan|Gresik]]
 
[[Kategori:Tokoh Gresik]]
Dalam keadaan mengandung Puteri cantik itu dihibahkan oleh Raja Brawijaya kepada Adipati Palembang, Arya Sedamar. Dan disanalah Jim-Bun atau Patah dilahirkan. Setelah dewasa Patah berlayar ke Majapahit untuk menemui ayahnya. Patah mendarat dipelabuhan Tuban sekitar tahun 1419 Masehi.
 
Jim-Bun atau Patah sempat tinggal beberapa lama diNgampel-delta dirumah pamannya, kakak-misan puteri Campa, Sunan Ngampel dan saudagar2 besar muslim ketika itu. Disana ia pula mendapat dukungan dari rekan2 utusan Kaisar Cina, Panglima Cheng Ho atau juga dikenal sebagai Dampu-awang atau Sam Poo Tai-jin. Panglima berasal dari Xin-Kiang, pengenal Islam.
 
 
Menurut catatan digoa Batu, Semarang tujuh dari sembilan para Wali-Songo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng-Ho yang juga beasal dari daratan China.
 
 
Dalam riwayat dikatakan, bahwa Maulana Maghribi itu adalah keturunan dari Zainal 'Abidin bin Husein bin 'Ali ra., keterangan ini menurut buku karangan [[Thomas Stamford Raffles]].
 
Sebagaimana diketahui, Raffles ([[1781]]-[[1826]]) adalah seorang politisi Inggris, serta bekas GubJen Inggris di Nusantara 1811-1816. Adapun bukunya yang terkenal mengenai tanah Jawa ialah ''[[History of Java]]'' (''Sejarah Jawa'') yang ditulisnya pada tahun 1817.
 
Mengenai filsafat ketuhanannya, di antaranya Syekh Maulana Malik Ibrahim pernah mengatakan apakah yang dinamakan Allah itu? Ujarnya :
"Yang dinamakan Allah ialah sesungguhnya yang diperlukan ada-Nya."
 
Menurut sebagian riwayat mengatakan bahwa beliau berasal dari Persia. Bahkan dikatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim beripar dengan raja di negeri Chermain. Mengenai letak negeri Chermain ini berselisihlah para sejarawan. Raffles berpendapat, bahwa Chermain itu terletak di Hindustan, sedangkan sejarawan lainnya mengatakan bahwa letaknya Chermain adalah di Indonesia.
 
Adapun mengenai orang tuanya, kapan beliau dilahirkan serta di mana, dalam hal ini belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan bahwa beliau berasal dari Kasyan, Persia. Bilamana beliau meninggal dunia? Kalau ditilik dari batu nisan yang terdapat pada makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, dekat Surabaya terukir tahun meninggalnya 882 H (1419 M).
 
Salah satu sumber menyebutkan, bahwa beliau berasal dari Gujarat di India, yang rupanya di samping berniaga, beliau juga menyiarkan Islam.
 
Makam Maulana Malik Ibrahim terletak di kampung Gapura di Gresik. Sekarang jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim.
 
Dalam sejarah, beliau dianggap sebagai pejuang utama serta pelopor dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa, dan besar pula jasanya terhadap agama dan masyarakat.
 
[[Kategori:Walisongo]]