Pangeran Jayakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) -{{tanpa_kategori|date=6 Januari 2011}} |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(24 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|halte Koridor 12|Halte Transjakarta Pangeran Jayakarta}}
{{
{{wikify|date=6 Januari 2011}}
[[Berkas:Makam Pangeran Jayakarta - panoramio.jpg|jmpl|Makam Pangeran Jayakarta di [[Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur]]]]
'''Pangeran Jayakarta''' adalah nama seorang penguasa kota pelabuhan [[Jayakarta]], yang menjabat sebagai wakil dari [[Kesultanan Banten]]. Kekuasaan Banten atas wilayah ini berhasil direbut oleh [[Belanda]], setelah Pangeran Jayakarta dikalahkan oleh pasukan [[VOC]] di bawah pimpinan [[Jan Pieterszoon Coen]] pada tanggal 30 Mei 1619.
== Asal usul ==
Asal usul Pangeran Jayakarta masih samar. Dalam situs internet Pemerintah Jakarta Timur disebutkan, Pangeran Jayakarta adalah nama lain dari '''Pangeran Achmad Jakerta''', putra Pangeran Sungerasa Jayawikarta dari Kesultanan Banten. Namun ada juga yang menganggap Pangeran Jayakarta adalah '''Pangeran Jayawikarta'''. Menurut Hikayat Hasanuddin dan Sajarah Banten Rante-rante yang disusun pada abad ke-17 (yaitu sesudah Sajarah Banten, 1662/3), Pangeran Jayakarta atau Jayawikarta adalah putra Tubagus Angke dan Ratu Pembayun Fatimah. Adapun ratu Pembayun Fatimah adalah kakak perempuan dari [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Hasanuddin Banten]], anak [[Sunan Gunung Jati]].
== Peran politik di Banten ==
Pada tahun 1596 Pangeran Muhammad, penguasa Banten ketiga, gugur waktu menyerang Palembang. Putera satu-satunya ialah Abdul Kadir, yang baru berusia lima bulan. Maka dipilihlah seorang mangkubumi yang sekaligus menjadi wali putera itu. Tetapi mangkubumi ini wafat pada tahun 1602. Maka ibu putra mahkota menjadi wali dan menikah dengan mangkubumi yang ketiga. Karena ayah tiri disayang putera mahkota Banten dan dihormati rakyat, maka para pangeran menjadi iri dan memberontak. Pangeran dari Jayakarta datang dengan banyak bawahannya sehingga pemberontak mengalah dan berdamai.▼
▲Pada tahun 1596
* [[Kesultanan Banten]]▼
==
▲* [[Kesultanan Banten]]
== Rujukan ==
▲*Adolf Heukeun SJ, Sumber-sumber asli sejarah Jakarta Jilid II: Dokumen-dokumen Sejarah Jakarta dari kedatangan kapal pertama Belanda (1596) sampai dengan tahun 1619, Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2000.
{{reflist}}
[[Kategori:Sejarah Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Banten]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
|