Kresna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
(198 revisi perantara oleh 99 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redirect|Krishna|pengertian lain|
{{Hindu Dewa Infobox
| Image =
|
| Devanagari = कृष्ण
|
| Ejaan_Pali =
| Alias = Acyuta
| Golongan = [[dewa (Hindu)|Dewa]],
|
|
| Senjata = [[Cakra Sudarsana]]
| Pasangan
| lainnya
| Wahana = [[Garuda]]
| Planet =
|Gelar_sebagai=Awatara Wisnu dari kaum Yadawa}}
'''Kresna''' atau '''Krishna''' {{Sanskerta|कृष्ण|
Secara umum, ia dipuja sebagai [[awatara]] ([[inkarnasi]]) [[Wisnu|Dewa Wisnu]] kedelapan di antara [[Dasawatara|sepuluh awatara Wisnu]] [[Lakshmi|Dewi Lakshmi]] , Dalam beberapa Kisah-kisah mengenai Kresna muncul secara luas di berbagai ruang lingkup agama Hindu, baik dalam tradisi filosofis maupun teologis.<ref name = Thomson>{{cite journal |author = Richard Thompson, Ph. D. |
Pemujaan terhadap [[dewa (Hindu)|dewa]] atau pahlawan yang disebut Kresna—dalam wujud [[Kresna Basudewa|Basudewa]], [[Balakresna]] atau [[Gopala]]—dapat ditelusuri sampai awal [[abad ke-4 SM]]. Pemujaan Kresna sebagai ''[[Swayam Bhagawan]]'', atau Tuhan Yang Mahakuasa, yang dikenal sebagai [[Kresnaisme]], muncul pada Abad Pertengahan dalam situasi [[Gerakan Bhakti]]. Dari [[abad ke-10]] [[Masehi|M]], Kresna menjadi subjek favorit dalam seni pertunjukan. Tradisi pemujaan di masing-masing daerah mengembangkan berbagai macam wujud/aspek Kresna seperti [[Jagadnata]] di [[Orissa]], [[Witoba]] di [[Maharashtra]] dan [[Shrinathji]] di [[Rajasthan]]. Sekte [[Gaudiya Waisnawa]] yang terpusat pada pemujaan kepada Kresna didirikan pada [[abad ke-16]], dan sejak tahun [[1960-an]] juga telah menyebar di [[Dunia Barat]], sebagian besar disebabkan oleh organisasi [[Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna]] (''International Society for Krishna Consciousness'' - ISKCON).<ref>{{Cite journal
== Nama dan gelar ==
{| class="
|-
|
|
|-
|
|
|-
|
|
|-
|
|
|-
|
|
|}
{{seealso|Daftar gelar dan nama lain dari Kresna}}
Dalam [[aksara Dewanagari]], ''{{IAST|
[[Berkas:Krishna ISKCON Mayapur 2008.jpg|
Kata ''{{IAST|kṛṣṇa}}'' dalam [[bahasa Sanskerta]] pada dasarnya merupakan [[kata sifat]] yang berarti "hitam",
Kresna juga dikenal dengan berbagai macam [[daftar gelar dan nama lain dari Kresna|nama, julukan, dan gelar]], yang mencerminkan berbagai atribut dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Dalam kitab ''[[Mahabarata]]'' dan ''[[Bhagawadgita]]'', Kresna disebut dengan berbagai nama, sesuai karakteristiknya. Beberapa nama tersebut
Di antara berbagai namanya, yang terkenal adalah ''[[Gowinda]]'',
|author=Hiltebeitel, Alf
|title=Rethinking the Mahābhārata: a reader's guide to the education of the dharma king
|url=https://archive.org/details/rethinkingmahabh00hilt
|publisher=University of Chicago Press
|location=Chicago
|year=2001
|pages=[https://archive.org/details/rethinkingmahabh00hilt/page/n130 251]–53, 256, 259
|isbn=0-226-34054-6
}}</ref> Beberapa nama lainnya dianggap penting bagi wilayah tertentu; misalnya, ''[[Jagatnata]]'' (penguasa [[alam semesta]]), terkenal di [[Puri Jagatnata|Puri]], India Timur.<ref>{{cite book
|author = B.M.Misra
|title = Orissa: Shri Krishna Jagannatha: the Mushali parva from Sarala's Mahabharata
Baris 66 ⟶ 69:
== Penggambaran ==
[[Berkas:Avatars of Vishnu.jpg|jmpl|Patung Kresna di [[Singapura]] yang menggambarkan adegan dalam ''[[Mahabharata]]'', ketika ia menunjukkan wujud aslinya kepada [[Arjuna]], sesaat sebelum perang di Kurukshetra dimulai.]]
[[Berkas:Balakrishna at National Museum, New Delhi.jpg|ka|jmpl|Patung Balakresna yang tersimpan di Museum Nasional, [[New Delhi]], [[India]].]]
[[Berkas:2 Krishna at Sri Mariamman Temple Singapore.jpg|jmpl|Arca Kresna di Kuli Sri Mariamman, [[Singapura]]]]
[[Berkas:Krishna in Brindavana.jpg|jmpl|Kresna Memainkan [[Seruling]] ilustrasi oleh [[Mahabharata|Mahabarata]] ]]
Kresna dapat dikenali secara mudah dengan mengamati atribut-atributnya. Dalam wujud [[arca]], Kresna digambarkan berkulit hitam atau gelap, atau bahkan putih. Dalam budaya [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Kresna digambarkan berkulit hitam, sedangkan di [[Bali]], ia digambarkan berkulit hijau. Dalam penggambaran umum misalnya lukisan modern, Kresna biasanya digambarkan sebagai pemuda berkulit biru. Warna hitam merupakan warna Dewa [[Wisnu]] menurut konsep [[Nawa Dewata]], sedangkan [[biru]] melambangkan keberanian, kebulatan tekad, pikiran yang mantap dalam menghadapi situasi sulit, serta kesadaran yang sempurna.<ref name="webonautics">{{cite web| url=http://www.webonautics.com/mythology/factsinhindu.html| title=Artikel, fakta, dan mitologi Hindu| author=Indian Divinity.com}}</ref><ref>{{cite web| url=http://www.ananda.org/ask/320/why-is-krishna-blue?/ | title=Why Is Krishna Blue? |first=Nayaswami |last=Gyandev |publisher=Ananda.org}}</ref> Warna biru juga melambangkan langit dan laut, masing-masing bermakna luas dan dalam yang membentuk suatu ketidakterbatasan, sama halnya seperti [[Wisnu]].<ref name="exotic india">{{cite web|
url=http://www.exoticindiaart.com/article/krishnaimage/ | first=P.C. | last=Jain | title=Iconographic Perception of Krishna's Image | date=September 2004 | publisher=Exotic India.com}}</ref>
Dia
|author=
|title=The Encyclopedia Americana
|url=https://archive.org/details/encyclopediaamer30grol
|publisher=Grolier
|location=[s.l.]
|year=1988
|pages=[https://archive.org/details/encyclopediaamer30grol/page/589 589]
|isbn=0-7172-0119-8
|oclc=
Baris 82 ⟶ 89:
|accessdate=
}}</ref><ref>
{{cite book
Peran Kresna sebagai kusir kereta [[Arjuna]] di medan perang [[Kurukshetra]], seperti yang tergambar dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', adalah subjek umum lain dalam penggambaran Kresna. Dalam hal ini, ia ditampilkan sebagai sosok pria, sering kali dengan karakteristik dewa-dewi dalam kesenian Hindu, misalnya banyak lengan maupun kepala, dan dengan atribut Wisnu, misalnya [[cakra Sudarsana|cakra]]. Sebagai seorang kusir biasa, ia ditampilkan dengan dua lengan. Lukisan gua dari masa 800 SM di [[Mirzapur]], [[Uttar Pradesh]], India Utara, yang menampilkan pertempuran kusir-kusir kereta kuda, salah satu di antaranya tampak akan melemparkan cakram yang kemungkinan besar dapat dikenali sebagai Kresna.<ref>D. D. Kosambi (1962), Myth and Reality: Studies in the Formation of Indian Culture, New Delhi, CHAPTER I: SOCIAL AND ECONOMIC ASPECTS OF THE BHAGAVAD-GITA, paragraf 1.16</ref>
Penggambaran dalam kuil
Seringkali Kresna digambarkan bersama dengan
Yang {{cite book
</ref> kombinasi antara Kresna dan Radha. Hal ini juga merupakan karakteristik dari aliran [[Rudra Sampradaya]]<ref>The
Kresna juga digambarkan dan dipuja sebagai anak kecil ([[Balakresna]]), dengan posisi merangkak atau menari, biasanya dengan [[mentega]] di tangannya.<ref>
{{cite book
| title = ''Sri-Vitthal: Ek Mahasamanvay (Marathi)'' oleh R.C. Dhere
| volume = 5
| url=http://books.google.com/books?id=KnPoYxrRfc0C&pg=PA4179&dq=vithoba&as_brr=3&sig=0WHJ4sGcLGYNiZDwjR9YHwDA75k#PPA4180,M1|accessdate=2008-09-20|author= Kelkar, Ashok R.| encyclopedia = Encyclopaedia of Indian literature|publisher = [[Sahitya Akademi]]|pages= 4179|year = 2001|origyear = 1992}}
== Kepustakaan tentang Kresna ==
Sastra terawal yang secara eksplisit menyediakan deskripsi terperinci tentang Kresna sebagai seorang tokoh adalah kitab ''[[Mahabharata]]''. Pada kitab tersebut ia digambarkan sebagai perwujudan [[Wisnu|Dewa Wisnu]].<ref>{{cite web |url= http://www.britannica.com/eb/topic-357806/Mahabharata|title= Britannica: Mahabharata|accessdate=2008-10-13 |work = encyclopedia|publisher= Encyclopædia Britannica Online |year= 2008|author = Wendy Doniger}}
</ref> Kresna adalah tokoh yang muncul di berbagai cerita utama dalam wiracarita tersebut. Delapan belas bab dalam jilid ''Mahabharata'' keenam (''[[Bismaparwa]]'') merupakan bagian istimewa yang menjadi kitab tersendiri yang disebut ''[[Bhagawadgita]]'', mengandung [[kotbah]] Kresna kepada [[Arjuna]], sepupunya sendiri, dengan latar belakang sesaat sebelum [[perang Kurukshetra]] ([[Baratayuda]]) dimulai.
[[Berkas:Meister der Bhâgavata-Purâna-Handschrift 001.jpg|
[[Chandogya Upanishad]] {{sloka| kitab=Chandogya Upanishad| buku=3 |bab=17 |sloka=6}} yang ditulis sekitar masa 900 SM-700 SM menyebut Basudewa Kresna sebagai putra [[Dewaki]] dan murid dari Ghora Angirasa, ahli nujum yang mengajari muridnya filsafat ''Chandogya''. Dengan pengaruh filsafat ''Chandogya'', Kresna memberi kotbah kepada [[Arjuna]] tentang pengorbanan, yang dapat dibandingkan dengan ''[[purusha]]'' atau [[individu]].<ref>[http://books.google.co.in/books?id=85w-AAAAcAAJ&pg=PA31&dq=Chandogya+Upanishad+son+of+Devaki&hl=en&ei=8SjaTIuyM4GfcbfJyMMG&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CEEQ6AEwAw#v=onepage&q&f=false Matapariksha: An examination of religions, Volume 1
Nama ''Kṛṣṇa'' muncul dalam kitab Buddha dengan ejaan "Kaṇha", secara [[fonologi|fonetis]] sama dengan ''Kṛṣṇa''.<ref>III. i. 23, Ulâro so Kaṇho isi ahosi.</ref>
Menurut bukti dari [[
Sekitar 150 SM, [[Patanjali]] dalam kitab ''[[Mahabhashya]]'' karyanya menulis sebuah [[sloka]] sebagai berikut: "Semoga kejayaan Kresna dengan ditemani oleh [[Baladewa|Sangkarsana]] meningkat!" Sloka-sloka lainnya disebutkan. Dalam salah satu sloka disebutkan "Janardana bersama dirinya sebagai yang keempat" (Kresna dengan tiga rekannya, ketiganya adalah Sangkarsana, Pradyumna, dan Aniruda). Sloka lainnya menyebut tentang alat musik yang dimainkan saat pertemuan di kuil Rama ([[Baladewa]]/[[Balarama]]) dan Kesawa (Kresna). Patanjali juga menjelaskan pertunjukkan yang dramatis dan mimetis (''Krishna-Kamsopacharam'') yang menggambarkan adegan terbunuhnya [[Kangsa]] oleh Basudewa (Kresna).<ref>{{Harvnb|Bryant|2007|p=5}}</ref>
Pada abad ke-1 SM, tampaknya ada bukti pemujaan lima pahlawan bangsa [[Wresni]] ([[Baladewa]] [Balarama], Kresna, [[Pradyumna]], [[Aniruda]] dan [[Samba]]) dari sebuah [[prasasti]] yang ditemukan di [[Mora]] dekat [[Mathura]], [[India]], yang tampaknya menyebutkan tentang putra ''[[satrap]]'' [[Rajuwula]] yang Agung, mungkin ''satrap'' Sodasa. Sebuah [[citra]] tentang [[Wresni]], mungkin Basudewa, dan "Lima Kesatria".<ref>{{cite book
}}Page 51: The coins of Raj uvula
the Brahmi
{{cite book
Banyak kitab ''[[Purana]]'' menceritakan kehidupan Kresna atau beberapa hal penting darinya. Dua ''Purana'', yakni ''[[Bhagawatapurana]]'' (''Srimadbhagawatam'') dan ''[[Wisnupurana]]'', yang mengandung kisah kehidupan dan ajaran Kresna secara terperinci, adalah kitab yang paling dimuliakan secara [[teologi
}}</ref> Sekitar seperempat ''Bhagawatapurana'' dihabiskan untuk memuji kehidupan dan filsafatnya.
== Kehidupan ==
=== Penitisan ===
Baris 144 ⟶ 150:
-->
=== Kelahiran ===
[[Berkas:Krishna carried over river yamuna.jpg|
Menurut ''[[Itihasa]]'' (wiracarita Hindu) dan ''[[Purana]]'' ([[mitologi Hindu]]), Kresna merupakan anggota keluarga bangsawan di [[Mathura]], ibu kota [[kerajaan Surasena]] di [[India Utara]]
mewarisi tahta setelah menjebloskan ayahnya sendiri ke penjara, yaitu [[Ugrasena]]. Pada suatu ketika, ia mendengar ramalan yang menyatakan bahwa ia akan mati di tangan salah satu putra Dewaki. Karena mencemaskan nasibnya, ia mencoba membunuh Dewaki, namun Basudewa mencegahnya.
Menurut kitab ''[[Bhagawatapurana]]'',
=== Masa kanak-kanak dan remaja ===
[[Berkas:Shahadin 001.jpg|
Kresna dibesarkan oleh [[Nanda
Kresna dipercaya mampu mengangkat [[bukit Gowardhana]] untuk melindungi penduduk Vrindavana dari tindakan [[Indra]], pemimpin para [[dewa (Hindu)|dewa]] yang semena-mena dan mencegah kerusakan lahan hijau Gowardhana. Indra dianggap sudah terlalu besar hati dan marah ketika Kresna menyarankan rakyat Vrindavana untuk merawat hewan dan lingkungan yang telah menyediakan semua kebutuhan mereka, daripada menyembah Indra setiap tahun dengan menghabiskan sumber daya mereka.<ref name="UC">{{cite book
|author=Lynne Gibson
|title=Calcutta Review
Baris 186 ⟶ 191:
}}</ref>
Kisah permainannya dengan para ''[[gopi]]'' (wanita pemerah susu) di Vrindavana, khususnya [[Radha]] (putri Wresabanu,
}}</ref>
=== Sang Pangeran ===
[[Berkas:
Kresna beserta [[Baladewa]] yang masih muda diundang ke [[Mathura]] untuk mengikuti pertandingan [[gulat]] yang diselenggarakan Kangsa. Tujuan sebenarnya adalah membunuh Kresna dengan dalih pertandingan gulat. Setelah mengalahkan para pegulat Kangsa, Kresna menggulingkan kekuasaan Kangsa sekaligus membunuhnya. Kresna menyerahkan tahta kepada ayah Kangsa, [[Ugrasena]], sebagai raja para [[Yadawa]]. Ia juga membebaskan ayah dan ibunya yang dikurung oleh Kangsa. Kemudian ia sendiri menjadi pangeran di kerajaan tersebut.
[[Kunti]]—bibi Kresna—menikah dengan [[Pandu]] dari [[kerajaan Kuru]] dan memiliki tiga putra. Beserta dua putra dari [[Madri]]—istri kedua Pandu—kelima putra Pandu disebut [[Pandawa]]. Maka dari itu Kresna memiliki hubungan keluarga dengan para Pandawa, dan memiliki hubungan yang istimewa dengan [[Arjuna]], salah satu Pandawa.
Sebelum berdirinya [[kerajaan Dwaraka]], kota [[Mathura]]—kediaman keluarga Kresna ([[Yadawa]])—diserbu oleh [[Jarasanda]], Raja [[kerajaan Magadha|Magadha]] karena dendam pribadi. Penyerbuan tersebut berhasil diredam berkali-kali, namun Jarasanda tidak menyerah. Kemudian Jarasanda dibantu oleh [[Kalayawana]], yang memiliki dendam pribadi terhadap klan Yadawa. Persekutuan tersebut memaksa Kresna mengungsikan para [[Yadawa]] ke suatu wilayah di India Barat yang menghadap [[Laut Arab]] (
Kresna
==== Permata Syamantaka ====
Pada suatu ketika, [[Satrajit]], kerabat jauh Kresna menerima permata [[Syamantaka]] dari [[Dewa Surya]]. Kresna menyarankan agar permata itu diserahkan kepada [[Ugrasena]]—raja kaum [[Yadawa]]—namun Satrajit menolaknya. [[Prasena]], saudara Satrajit membawa permata itu saat berburu dan tidak pernah kembali lagi. Satrajit menuduh Kresna telah membunuh Prasena karena menginginkan permata itu. Untuk membersihkan nama baiknya, Kresna melacak jejak Prasena. Akhirnya ia mendapati bahwa Prasena telah dibunuh seekor hewan buas, dan permata Syamantaka tidak ditemukan pada jenazahnya. Ia mengikuti jejak hewan yang membunuh Prasena, hingga mendapati bangkai seekor singa. Ia tidak menemukan permata Syamantaka ada pada bangkai tersebut. Akhirnya ia mengikuti jejak pembunuh singa tersebut, dan sampai di kediaman seekor beruang bernama [[Jembawan]]. Di tempat tersebut ia mendapati bahwa permata Syamantaka tersimpan di sana.
Kresna meminta Jembawan menyerahkan permata ==== Para istri Kresna ====
[[Berkas:Krishna Narakasura.jpg|
Dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' diceritakan bahwa [[Narakasura]] dari [[kerajaan Pragjyotisha]] mengalahkan [[Indra]], pemimpin para dewa. Indra mengadukan hal tersebut kepada Kresna sehingga Kresna menyerbu Pragjyotisha dengan angkatan perangnya. Kresna berhasil mengalahkan Narakasura dan membebaskan 16.100 putri yang ditawan oleh Narakasura. Menurut kitab ''Bhagawatapurana'', Kresna menikahi 16.108 putri,<ref>Carudewa Sastri, Suniti Kumar Chatterji (1974) [http://books.google.com/books?id=WiAhAAAAMAAJ&q=16108+wives&dq=16108+wives
==== Upacara Rajasuya ====
[[Berkas:Sisupalabeheaded.jpg|
Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'', [[Yudistira]], sepupu Kresna dari [[kerajaan Kuru]] ingin mengadakan upacara [[Rajasuya]]. Atas saran Kresna, ia mengerahkan saudara-saudaranya (para [[Pandawa]]) untuk menaklukkan para raja di [[Bharatawarsha]] ([[India]]). Di antara para raja, yang sulit ditaklukkan adalah [[Jarasanda]], raja [[kerajaan Magadha|Magadha]]. [[Bima]]—salah satu Pandawa—menantangnya untuk bertarung dengan [[gada]]. Mereka bertarung selama 27 hari. Setiap kali matahari terbenam, mereka beristirahat untuk melanjutkan pertarungan
Setelah Jarasanda dikalahkan, upacara [[Rajasuya]] diselenggarakan oleh [[Yudistira]] dan para raja yang ditaklukkannya diundang untuk menghadirinya. Untuk menghormati para undangannya, Yudistira memutuskan untuk memberi hadiah kepada orang-orang yang paling utama di antara mereka. Ia meminta saran [[Bisma]], kakeknya untuk menentukan siapa yang berhak diberikan hadiah terlebih dahulu. Bisma menyarankan agar hadiah diberikan kepada Kresna, dan Yudistira pun menyetujuinya. Akan tetapi, keputusan tersebut ditolak oleh [[Sisupala]]. Sisupala menghina Kresna secara bertubi-tubi, namun Kresna tetap bersabar. Sesuai janji Kresna kepada ibu Sisupala, ia tidak akan membunuh Sisupala kecuali bila makian yang diterimanya dari Sisupala sudah lebih dari seratus kali. Setelah Sisupala menghina Kresna lebih dari seratus kali, Kresna mengeluarkan senjata cakranya kemudian memenggal kepala Sisupala. Menurut legenda, Sisupala—beserta [[Dantawaktra]], rekannya—adalah reinkarnasi [[Jaya dan Wijaya]], penjaga pintu gerbang [[Waikuntha]], kediaman [[Wisnu]]. Karena melarang [[Catursana]] memasuki Waikuntha, mereka dihukum untuk turun ke [[bumi]], dan atas keinginan mereka sendiri, mereka dilahirkan sebagai musuh Wisnu dan dibunuh oleh Wisnu sendiri. Tindakan Kresna (sebagai [[awatara]] Wisnu) membunuh Sisupala telah membebaskan jiwa Sisupala dari [[reinkarnasi]] yang harus dialaminya sehingga jiwanya kembali menuju Waikuntha.<ref>{{cite web|url=http://www.mantraonnet.com/shopping/comic-books/gods/krishna-shishupal.html|title=Deities: Krishna & Shishupal|access-date=2010-12-15|archive-date=2011-10-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20111002090459/http://www.mantraonnet.com/shopping/comic-books/gods/krishna-shishupal.html|dead-url=yes}}</ref>
=== Baratayuda dan ''Bhagawadgita'' ===
[[Berkas:Krishna as Envoy.jpg|
{{main|Perang di Kurukshetra}}
{{seealso|Bhagawadgita}}
Baris 228 ⟶ 234:
Saat keputusan perang tidak terelakkan lagi, hampir seluruh raja di [[Bharatawarsha]] ([[India]]) diminta untuk berpartisipasi, dan akhirnya semuanya menjadi dua pihak, yaitu pihak Pandawa dan Korawa. Kresna menawarkan kesempatan kepada dua pihak untuk memilih pasukannya atau dirinya sendiri, namun dengan kondisi tidak membawa senjata apapun. [[Arjuna]] yang mewakili Pandawa memilih agar Kresna berada di pihaknya, sedangkan Duryodana—pemimpin para Korawa—memilih pasukan Kresna. Saat tiba waktunya untuk berperang, Kresna bertindak sebagai kusir kereta perang Arjuna, karena sesuai dengan perjanjian bahwa ia tidak akan membawa senjata apapun.
[[Berkas:Krishna and Arjun on the chariot, Mahabharata, 18th-19th century, India.jpg|
Saat meninjau angkatan perang dan mengamati pihak yang akan berperang, Arjuna menjadi ragu setelah menyaksikan keluarga, sepupu, kerabat, serta kawan-kawan yang dicintainya bersiap-siap untuk membunuh satu sama lain. Kemudian Kresna menasihati Arjuna tentang perang yang akan dihadapinya. Percakapan tersebut meluas menjadi suatu wacana dan menjadi kitab tersendiri, dikenal sebagai ''[[Bhagawadgita]]'' 'Kidung Ilahi'.<ref>Kresna dalam ''Bhagawadgita'', oleh Robert N.
| last = [[A. C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada]]
| title = Bhagavad-gita Menurut Aslinya, Pendahuluan
| work =
| publisher = Bhaktivedanta VedaBase Network (ISKCON)
| date =
| url = http://bhagavadgitaasitis.com/introduction/en1
| accessdate = 2008-01-14
| archive-date = 2009-01-22
| archive-url = https://web.archive.org/web/20090122091416/http://bhagavadgitaasitis.com/introduction/en1
| dead-url = yes
}}
"Subjek Bhagavad-gita membawa pemahaman lima kebenaran dasar".</ref>
Kresna juga menjelaskan bahwa tujuannya berada di dunia adalah untuk menyelamatkan orang saleh dan membinasakan orang jahat. Kutipan yang terkenal adalah:
Baris 249 ⟶ 258:
}}}}
Saat [[Yudistira]] merasa tertekan atas kekalahan yang diterima pihaknya
Seringkali Kresna meminta [[Arjuna]] agar segera mengalahkan [[Bisma]], kakek para Pandawa dan Korawa. Keraguan Arjuna membuat Kresna marah sehingga ia mencopot roda keretanya sebagai pengganti [[cakram]] untuk membunuh Bisma. Akan tetapi tindakannya segera dicegah oleh Arjuna yang berjanji bahwa ia akan mengalahkan kesatria tua tersebut
Kresna juga membantu Arjuna dalam membunuh [[Jayadrata]], kesatria Korawa yang menahan para Pandawa dalam usaha menyelamatkan [[Abimanyu]]—putra Arjuna—yang terkurung dalam formasi [[Cakrabyuha]] dan terbunuh oleh serangan serentak yang dilancarkan delapan kesatria Korawa. Kresna juga meruntuhkan semangat [[Drona]]—komandan tentara Korawa, pengganti Bisma—setelah ia memberi isyarat pada [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, nama yang serupa dengan nama [[Aswatama|putra semata wayang Drona]]. Pandawa berteriak bahwa Aswatama mati, namun Drona enggan mempercayainya sebelum ia mendengar langsung dari [[Yudistira]] yang dikenal sebagai orang yang tidak pernah berbohong. Kresna tahu bahwa Yudistira tidak akan berdusta, maka ia mengatur siasat agar Yudistira tidak berbohong namun Drona menganggap putranya telah gugur. Saat ditanya oleh Drona, Yudistira berkata, "Aswatama mati. Entah gajah, entah manusia." Tetapi setelah Yudistira mengucapkan kalimat pertama, tentara Pandawa yang telah diperintah oleh Kresna segera membuat kegaduhan dengan membunyikan genderang perang dan [[sangkakala]], sehingga Drona tidak mendengar kalimat kedua yang diucapkan Yudistira dan percaya bahwa putranya telah gugur. Setelah dilanda dukacita, Drona meletakkan senjatanya, dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh [[Drestadyumna]] untuk memenggal kepalanya.
Saat Arjuna bertarung melawan [[Karna]], roda kereta Karna terperosok ke dalam genangan lumpur. Saat Karna mencoba mengangkat keretanya dari lumpur, Kresna mengingatkan Arjuna tentang tindakan Karna dan Korawa lainnya yang telah melanggar peraturan dalam peperangan saat menyerang dan membunuh [[Abimanyu]] secara serentak, dan ia meyakinkan Arjuna untuk menempuh cara yang sama untuk membunuh Karna. Maka Arjuna memenggal kepala Karna saat kesatria itu sedang berusaha mengangkat keretanya dari lumpur.
Menjelang hari puncak peperangan, [[Duryodana]] menemui [[Gandari]], ibunya untuk meminta anugerah agar seluruh tubuhnya kebal dari segala serangan. Untuk itu, ia harus datang dalam keadaan telanjang bulat. Kresna mengolok-oloknya sehingga ia menjadi malu. Ia memutuskan untuk menutupi selangkangannya dengan kulit pisang saat menemui ibunya. Setelah Duryodana tiba, Gandari membuka penutup matanya dan mencurahkan kekuatan dari matanya ke tubuh Duryodana, tetapi ia kecewa setelah mengetahui bahwa Duryodana menutupi selangkangan dan paha sehingga daerah itu tidak akan kebal. Ketika Duryodana bertarung dengan [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], serangan Bima tidak berpengaruh bagi Duryodana. Untuk menyelesaikannya, Kresna mengingatkan Bima akan janjinya untuk membunuh Duryodana dengan cara memukul pahanya. Bima pun melakukannya, meskipun melanggar peraturan (mengingat bahwa Duryodana sendiri telah melanggar [[dharma]] pada perbuatannya
=== Kehidupan di kemudian hari ===
[[Berkas:
{{seealso|Mosalaparwa}}
Setelah perang usai, [[Yudistira]] diangkat sebagai Raja [[kerajaan Kuru|Kuru]], dengan pusat pemerintahan di [[Hastinapura]]. Ia memerintah selama 36 tahun. Sementara itu Kresna tinggal bersama kaumnya di [[Dwaraka]]. Karena [[Samba]]—putra Kresna—dan beberapa pemuda [[Yadawa]] telah mengolok-olok para [[resi]] yang mengunjungi Dwaraka, maka kaum Yadawa dikutuk agar hancur dengan menggunakan senjata [[gada]] yang dikeluarkan dari perut Samba. Atas perintah [[Ugrasena]], senjata tersebut dihancurkan hingga menjadi debu lalu dibuang ke laut. Debu tersebut hanyut ke tepi pantai Prabasha dan tumbuh menjadi semacam tanaman rumput, disebut ''eruka''.
Pada suatu perayaan, kaum Yadawa mengunjungi Prabasha dan berpesta pora di sana. Karena pengaruh minuman keras, mereka mabuk dan saling hantam. Perkelahian pun berubah menjadi pembunuhan
Menurut sumber-sumber dari ''[[Purana]]'',<ref>''Bhagawatapurana'' (1.18.6), ''Wisnupurana'' (5.38.8), dan ''Brahmapurana'' (212.8) menyatakan bahwa hari ketika Kresna meninggal adalah saat [[Dwaparayuga]] berakhir dan [[Kaliyuga]] dimulai.</ref> kepergian Kresna menandai akhir zaman [[Dwaparayuga]] dan dimulainya [[Kaliyuga]], yang dihitung jatuh pada tanggal 17/18 Februari 3102 SM.<ref>Baca: Matchett, Freda, ''"The
== Pemujaan ==
=== Aliran Waisnawa ===
{{Main|Waisnawa|Kresnaisme}}
Pemujaan terhadap Kresna merupakan suatu bagian dari aliran [[Waisnawa]] (Waisnawisme), aliran [[agama Hindu]] yang menganggap [[Wisnu]] sebagai [[Tuhan|Tuhan Yang Mahakuasa]] dan memuliakan berbagai [[awatara]] (penjelmaan) yang terkait dengannya, termasuk pasangan (''[[sakti]]''/[[dewa (Hindu)|dewi]]) dewa itu sendiri, serta [[resi|orang suci]] maupun [[guru (agama dharma)|guru]] yang menyebarkan ajarannya. Secara istimewa Kresna dipandang sebagai penjelmaan Wisnu seutuhnya, atau sebagai wujud Wisnu itu sendiri.<ref>{{cite book
Seluruh tradisi Waisnawa menganggap Kresna merupakan awatara Wisnu;
{{cite book
|
|
|
|
}} hal. 113: "The Bengal School
University of Cumbria|date= |archive-date= 2012-02-05|archive-url= https://www.webcitation.org/65DKpKa9B?url=http://www.philtar.ac.uk/encyclopedia/hindu/devot/vaish.html|dead-url= yes}}</ref> Pada masa sekarang kepercayaan tersebut memiliki pengikut yang cukup banyak, termasuk di luar India.<ref name="Princeton">{{cite book
|author=Graham M. Schweig
|title=Dance of Divine Love: The Rڄasa Lڄilڄa of Krishna from the Bhڄagavata Purڄa. na, India's classic sacred love story
Baris 300 ⟶ 306:
=== Tradisi awal ===
[[Berkas:Krishna Balarama12.jpg|
Secara historis, Dewa ''Kresna Basudewa'' (''{{IAST|kṛṣṇa vāsudeva}}''
|url=http://www.jstor.org/pss/1062622
|title=A Revolution in {{IAST|Kṛṣṇaism}}: The Cult of Gopāla: History of Religions, Vol. 25, No. 4 (May, 1986 ), hal. 296-317
Baris 308 ⟶ 314:
|last=Hein
|first=Norvin
}}</ref> Dipercaya bahwa pemujaan tersebut merupakan tradisi penting pada sejarah awal pemujaan Kresna
{{Cite book
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}</ref><ref>
{{cite web
Baris 347 ⟶ 353:
|url=http://books.google.com/?id=Kaz58z--NtUC&pg=PA540&vq=Krishna
|accessdate=2008-05-03
}}hal. 540-42</ref> dan dipercaya bahwa pendiri tradisi religius ini adalah Kresna, yang merupakan putra Basudewa, sehingga namanya adalah Bāsudewa (''Vāsudeva''), termasuk ke dalam anggota suku Satvata, dan pegikutnya menyebut diri mereka sendiri sebagai "Kaum Bhagawata" dan agama ini terbentuk pada abad ke-2 SM (zaman [[Resi]] [[Patanjali]]), atau sekurang-kurangnya pada abad ke-4 SM menurut bukti-bukti [[
Dalam berbagai sumber di luar pemujaan, pemuja atau ''[[bhakta]]'' dianggap sebagai Basudewaka (''Vāsudevaka'').<ref>{{cite book
|
|
|
|
|
}}
:hal. 10:
{{cite journal |title= The emergence of a group of four characters (Vasudeva, Samkarsana, Pradyumna, and Aniruddha) in the Harivamsa: points for consideration|journal = Journal of Indian Philosophy|author = Couture, André|authorlink= |coauthors= |year= 2006|publisher= |location= |volume = 34|issue = 6|pages= 571–585|url= |doi= 10.1007/s10781-006-9009-x |ref= harv }}</ref>
=== Tradisi Bhakti ===
{{Main|Bhakti Yoga}}
''Bhakti'' berarti ketaatan, yang tidak terbatas pada satu dewa saja. Akan tetapi Kresna merupakan dewa yang penting dan populer dalam aspek kebaktian dan sukacita dalam [[agama Hindu]], khususnya di antara sekte-sekte [[Waisnawa]].<ref
| author = Klostermaier, K.
| year = 1974
Baris 390 ⟶ 396:
| publisher = American Oriental Society
| ref = harv
}}</ref> Kumpulan utama dari karya-karya mereka adalah ''[[Divya Prabandham]]''. Kumpulan lagu terkenal karya Alvar [[Andal]] yaitu [[Tiruppavai]], saat ia membayangkan dirinya sebagai seorang ''[[gopi]]'' (wanita pemerah susu), adalah karya terkenal di antara karya-karya tertua dalam genre ini.<ref name="cassel">{{cite book
}}</ref>
<ref name=histor>{{cite book
}}</ref> ''[[Mukundamala]]'' karya [[Kulasekaraazhvaar]] adalah karya terkenal lainnya pada masanya.
=== Penyebaran Gerakan Bhakti Kresna ===
[[Berkas:Westindischer Maler um 1550 001.jpg|
Gerakan Bhakti menyebar secara cepat dari India Utara ke Selatan, dengan syair berbahasa Sanskerta ''[[Gita Govinda]]'' karya [[Jayadeva]] (abad ke-12 M) sebagai pertanda karya sastra dalam pemujaan Kresna. Syair tersebut menguraikan legenda Kresna tentang ''[[gopi]]'' istimewa yang menjadi kekasihnya dan permaisurinya, yakni [[Radha]], yang kurang dibahas dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]'', namun dibahas sebagai tokoh penting dalam kitab lainnya, misalnya ''[[Brahmawaiwartapurana]]''. Dengan pengaruh ''Gita Govinda'', Radha menjadi aspek yang tak terpisahkan dalam pemujaan Kresna.<ref
[[Berkas:Radhakrishna
Saat sebagian masyarakat terpelajar yang fasih dalam [[bahasa Sanskerta]] bisa menikmati karya-karya seperti ''Gita Govinda'' atau ''[[Krishna-Karnamritam]]'' karya [[Bilwanggala]], massa juga menyanyikan lagu-lagu lain karya penyair pemuja Kresna, yang terdiri dalam berbagai bahasa daerah di [[India]]. Lagu-lagu ini mencerminkan pengabdian pribadi yang kuat yang ditulis oleh pemuja Kresna dari seluruh lapisan masyarakat. Lagu-lagu karya [[Meera]] dan [[Surdas]] menjadi pertanda dari penyembahan Kresna di [[India Utara]].
Pada abad ke-11 Masehi, aliran [[Waisnawa]] Bhakti dengan kerangka teologi yang rumit tentang penyembahan Kresna didirikan di India Utara. [[Nimbarka]] (abad ke-11 M), [[Wallabhacharya]] (abad ke-15 M) dan [[Caitanya Mahaprabhu]] (abad ke-16 M) adalah pendiri aliran yang paling berpengaruh. Aliran-aliran ini, yaitu [[Nimbarka Sampradaya]], [[Wallabha Sampradaya]] dan [[Gaudiya Waisnawa]], memandang Kresna sebagai dewa tertinggi, bukan [[awatara]], seperti pada umumnya.
Di [[Deccan]], khususnya di [[Maharashtra]], penyair dari sekte [[Varkari]] seperti [[Dnyaneshwar]], [[Namdev]], [[Janabai]], [[Eknath]] dan [[Tukaram]] mempromosikan pemujaan [[Witoba]],<ref name = "vithoba"/> wujud Kresna di daerah tertentu, dari awal abad ke-13 sampai akhir abad ke-18.<ref name=
=== Di Dunia Barat ===
Sejak tahun 1966, Gerakan Bhakti Kresna telah menyebar keluar India. Penyebab utamanya adalah misi yang dilakukan oleh organisasi [[Masyarakat Internasional Kesadaran Krishna]] (''International Society for Krishna Consciousness'' - ISKCON), lebih dikenal sebagai Gerakan Hare Krishna.<ref>{{Cite journal
== Dalam kesenian ==
[[Berkas:Ras Lila.jpg|
Dalam mendiskusikan asal mula seni pertunjukkan India, Horwitz menyinggung adanya kisah tentang Kresna dalam ''[[Mahabhashya]]'' karya [[Patanjali]] (sekitar 150 SM), yaitu saat episode terbunuhnya [[Kangsa]] (''Kamsa Vadha'') dan "pengikatan [[Mahabali|raksasa penyerbu surga]]" (''Bali Bandha'') dijelaskan.<ref>Varadpande hlm.231</ref> ''Balacharitam'' dan ''Dutavakyam'' karya [[Bhasa]] (sekitar 400 SM) adalah [[lakon]] berbahasa [[Sanskerta]] yang terpusat pada Kresna. Mulanya hanya pembeberan masa kecilnya, dan kemudian lakon satu babak yang berdasarkan satu episode dalam ''[[Mahabharata]]'', saat Kresna berusaha mendamaikan dua sepupu yang bertikai.<ref>Varadpande hlm.232-3</ref>
[[Berkas:FullPagadeYakshagana.jpg|
Sejak abad ke-10 M, dengan berkembangnya [[Gerakan Bhakti]], Kresna menjadi subjek favorit dalam kesenian. Lagu-lagu ''[[Gita Govinda]]'' menjadi terkenal di antero [[India]], dan terdapat banyak imitasi. Lagu tersebut disusun oleh penyair gerakan Bhakti, dimasukkan ke dalam kelompok [[lagu rakyat]] maupun [[musik klasik|klasik]].
Dalam legenda Hindu, tarian yang dilakukan Kresna bersama
}}</ref> Rasa lila menjadi tema populer dalam tari [[Bharatanatyam]], [[Odissi]] dan [[Kuchipudi]]. Rasa lila menjadi bentuk seni pertunjukkan rakyat populer di [[Mathura]], [[Vrindavan]] di [[Uttar Pradesh]], khususnya selama hari raya [[Krishna Janmashtami]] dan [[Holi]], dan di antara berbagai pengikut [[Gaudiya Waisnawa]] di wilayah tersebut. Rasa lila juga dihormati sebagai salah satu Fetival Nasional di [[Assam]]. Dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' dinyatakan bahwa siapapun yang mendengarkan atau menggambarkan Rasa lila dengan penuh keyakinan maka akan mencapai "pengabdian atas rasa cinta sejati" dari Kresna ([[Suddha-bhakti]]).<ref>
Tarian [[Sattriya]], yang diciptakan oleh tokoh suci [[
''Krishnalila Tarangini'' karya [[Narayana Tirtha]] (abad ke-17 M) yang menyediakan unsur-unsur dari lakon musikal ''Bhagavata-Mela'' menceritakan kisah Kresna semenjak lahir hingga pernikahannya dengan [[Rukmini]]. [[Tyagaraja]] (abad ke-18 M) menulis beberapa karya yang sama tentang Kresna, disebut ''Nauka-Charitam''. Penuturan Kresna dari berbagai ''[[Purana]]'' dipentaskan dalam [[Yakshagana]], seni pertunjukkan asli dari daerah [[Karnataka]], [[India]]. Banyak film dalam berbagai bahasa di India telah dibuat berdasarkan cerita ini.
=== Adaptasi dalam budaya Indonesia ===
[[Berkas:Kresna
Wiracarita ''[[Mahabharata]]'', yang memuat sebagian riwayat Kresna, terdiri dari delapan belas buku yang disebut ''[[Astadasaparwa]]'' (18 ''parwa''). Wiracarita tersebut tidak hanya terkenal di [[Asia Selatan]], namun juga menyebar ke [[Asia Tenggara]], antara lain [[Indonesia]]. Di Indonesia, beberapa bagiannya, seperti ''[[Adiparwa]]'', ''[[Wirataparwa]]'', ''[[Bhismaparwa]]'' dan mungkin juga beberapa ''parwa'' yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk [[prosa]] berbahasa [[Kawi]] (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi, pada masa pemerintahan raja [[Dharmawangsa Teguh Anantawikrama|Dharmawangsa Teguh]] (991-1016 M) dari [[kerajaan Kediri|Kediri]]. Pada masa itu, dikenal pula proyek penerjemahan dengan istilah "''mangjawakěn byāsamata''", yang bermakna membuat latar dalam cerita tersebut seolah-olah di [[pulau Jawa]].<ref>{{citation | url=http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1272&Itemid=121 | title=Simbolisme dalam Budaya Jawa-Hindu | publisher=[[Warta Hindu Dharma]] | edition=451 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur TMnr 15-954-83.jpg|
Di Indonesia, kisah Kresna yang bersumber dari ''[[Mahabharata]]'', ''[[Hariwangsa]]'', maupun ''[[Purana]]'' telah diadaptasi lalu digubah menjadi [[kakawin]], antara lain ''[[Kakawin Kresnayana]]'' dan ''[[Kakawin Hariwangsa]]''. Keduanya menceritakan kisah pernikahan Kresna dengan [[Rukmini]], putri dari [[kerajaan Widarba]]. Selain itu, terdapat pula ''[[Kakawin Bhomantaka]]'', yang menceritakan perang antara Kresna dengan raksasa Bhoma.
Di Indonesia, ''Mahabharata'' juga diangkat ke dalam pertunjukkan [[wayang]], dengan adaptasi dan perubahan seperlunya. Dalam budaya pewayangan Jawa, tokoh Kresna dikenal sebagai raja [[Kerajaan Dwaraka|Dwarawati]] ([[Dwaraka]]), kerajaan para keturunan [[Yadu]] dan merupakan titisan Dewa [[Wisnu]]. Kresna muda bernama Narayana, adalah putra [[Basudewa]], Raja [[Mathura|Mandura]] ([[Mathura]]). Ia dilahirkan sebagai putra kedua dari tiga bersaudara (dalam versi ''Mahabharata'' ia merupakan putra kedelapan). Kakaknya bernama [[Baladewa]] ([[Balarama]], alias Kakrasana) dan adiknya dikenal sebagai [[Subadra|Sembadra]] ([[Subadra]]), yang dinikahi oleh [[Arjuna]], sepupunya dari pihak ibu. Kresna memiliki tiga orang istri dan tiga orang anak. Para istrinya yaitu Dewi [[Jembawati]], Dewi [[Rukmini]], dan Dewi [[Satyabama]]. Menurut pewayangan, anak-anaknya adalah Raden [[Narakasura|Boma Narakasura]], Raden [[Samba]], dan Siti Sundari.
Pada [[lakon]] [[Baratayuda]], yaitu perang antara [[Pandawa]] melawan [[Korawa]],
Dalam budaya pewayangan, Kresna dikenal sebagai tokoh yang sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk meramal, berubah bentuk menjadi [[raksasa]]
== Dalam agama lain ==
[[Berkas:Sri Arishth Neminath Bhagwan, Santhu.JPG|
=== Jainisme ===
Menurut
| author = Jaini, P.S.
| year = 1993
Baris 475 ⟶ 481:
}}</ref>
Dalam daftar 63 ''Shalakapursha'' atau tokoh
=== Agama Buddha ===
Kisah Kresna muncul dalam cerita [[Jataka]] dalam [[agama Buddha]],<ref>
{{cite web
Baris 487 ⟶ 492:
}}
</ref> terutama dalam Ghatapandita Jataka, sebagai seorang pangeran dan penakluk legendaris dan Raja India.<ref name=Law1941>{{cite book
|url = https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.54067
|publisher = Luzac
|isbn =
}}</ref> Dalam versi agama Buddha, Kresna disebut ''Basudewa'', ''Kanha'' dan [[Kesawa]], dan [[Balarama]] merupakan adiknya, disebut pula Baladewa. Detailnya menyerupai cerita yang dimuat dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]''. Basudewa, beserta sembilan saudaranya yang lain (semuanya merupakan pegulat yang kuat) beserta kakak perempuannya (Anjana) merebut seluruh [[Jambudwipa]] (India) setelah memenggal paman mereka yang dianggap kejam, yakni Raja [[Kangsa]], kemudian seluruh raja di Jambudwipa dengan menggunakan [[Cakra Sudarsana]] miliknya. Sebagian besar cerita yang memuat kekalahan Kangsa mengikuti cerita yang terkandung dalam ''[[Bhagawatapurana]]''.<ref name=Jaiswal>{{cite journal
| author = Jaiswal, S.
Baris 504 ⟶ 510:
Seperti yang diceritakan dalam ''[[Mahabharata]]'', semua saudaranya pada akhirnya tewas karena kutukan Resi Kanhadipayana ([[Byasa]]), juga dikenal sebagai Kresna Dwipayana). Kresna sendiri tertusuk oleh senjata pemburu karena suatu kesalahpahaman, meninggalkan Anjanadewi, satu-satunya anggota keluarganya yang masih hidup. Setelah itu, riwayatnya tidak disebutkan lagi.<ref name=Hiltebeitel1990>{{cite book
}}</ref>
Karena Jataka merupakan cerita yang diberikan menurut sudut pandang [[Siddhartha Gautama|Buddha Gautama]] di [[reinkarnasi|kehidupan sebelumnya]] (serta kehidupan sebelumnya dari para pengikut Buddha), maka kisah Kresna pun dianggap sebagai salah satu kehidupan [[Sariputra]], salah satu murid Buddha yang terkemuka, dan "Dhammasenapati" atau "Panglima Dharma" dan biasanya digambarkan sebagai "tangan kanan" Buddha dalam kesenian dan ikonografi Buddha.<ref>''[http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel090.html#turner
{{cite web
|url=http://www.jstor.org/pss/2385037
Baris 523 ⟶ 529:
=== Agama Bahá'í ===
Umat Bahá'í meyakini bahwa Kresna adalah seorang "[[Manifestasi Tuhan]]", atau salah seorang dalam rangkaian para [[nabi]] yang telah mengungkapkan Firman Tuhan untuk umat manusia pada waktunya. Maka dari itu, Kresna berada pada posisi yang mulia bersama Nabi [[Ibrahim]], [[Musa]], [[Zarathustra]], [[Gautama Buddha|Buddha]], [[Muhammad]], [[Yesus|Yesus Kristus]], Sang [[Báb]], dan pendiri [[Baha'i|agama Bahá'í]], [[Bahá'u'lláh]].<ref>{{cite book
===
[[Berkas:Mirza Ghulam Ahmad
Di [[Asia Selatan]], anggota [[Ahmadiyyah|komunitas Ahmadiyyah]] meyakini Kresna sebagai utusan Tuhan, seperti yang diungkapkan oleh pendiri aliran tersebut, [[Mirza Ghulam Ahmad]]. Ghulam Ahmad juga mengaku memiliki kesamaan dengan Kresna sebagai pembangkit agama dan moralitas
<blockquote>Jelaslah bahwa Raja Krishna, sesuai dengan apa yang telah diwahyukan kepadaku, adalah orang yang benar-benar agung yang sulit untuk menemukan orang sepertinya di antara para [[Resi]] dan [[Awatara]] dalam Hindu. Dia adalah seorang Awatara — yaitu, Nabi — besar pada masanya yang kepadanya Roh Kudus turun dari Tuhan. Dia berasal dari Tuhan, jaya dan sejahtera. Ia membersihkan tanah Arya dari dosa dan ternyata Nabi pada zamannya yang kemudian ajarannya diubah dalam berbagai cara. Dia penuh kasih kepada Tuhan, seorang teman kebajikan dan musuh kejahatan.<ref name = Sialkot/></blockquote>
=== Lainnya ===
Pemujaan atau penghormatan kepada Kresna telah diangkat dalam berbagai gerakan keagamaan baru sejak abad ke-19, dan kadang-kadang diikutsertakan dalam [[panteon]] eklektik dalam kitab-kitab [[okultisme]], bersama tokoh-tokoh dari [[mitologi Yunani]], [[agama Buddha|Buddha]], [[Alkitab]], dan bahkan tokoh sejarah.<ref>{{cite journal |last= Harvey |first= D. A. |authorlink= |year= 2003|month= |title= Beyond Enlightenment: Occultism, Politics, and Culture in France from the Old Regime to the ''Fin-de-Siècle'' |journal= [[The Historian (jurnal)|The Historian]] |volume= 65 |issue= 3 |pages= 665–694| publisher = Blackwell Publishing |quote=|doi= 10.1111/1540-6563.00035 |ref= harv}}</ref>
Sebagai contoh, [[Édouard Schuré]], tokoh berpengaruh dalam [[filsafat abadi]] dan gerakan okultisme, menganggap Kresna sebagai ''Inisiasi Agung''; sementara itu para ahli [[teosofi]] menghormati Kresna sebagai inkarnasi [[Maitreya (teosofi)|Maitreya]] (salah satu dari para Ahli Kebijaksanaan Kuno), guru spiritual umat manusia yang terpenting setelah [[Buddha]].<ref
Kresna di[[kanonisasi]] oleh [[Aleister Crowley]] dan [[:en:Saints of Ecclesia Gnostica Catholica|dihormati sebagai orang suci]] dalam [[Misa]] [[Gnostisisme|Gnostik]] dari [[Ordo Kuil Timur]].<ref>Crowley menghubungkan Kresna dengan [[
== Silsilah ==
Baris 577 ⟶ 583:
== Lihat pula ==
{{commons
* [[Awatara]]
* ''[[Mahabharata]]''
Baris 587 ⟶ 593:
{{reflist|colwidth=30em}}
==
<div class="references-small">
* {{Cite book
}}
* {{Cite book
|
|
|title=Krishna: the beautiful legend of God;
|publisher=Penguin
|
|
* {{Cite book
|
|
|year=2007
|title=Krishna: A Sourcebook
Baris 616 ⟶ 622:
|pages=
|isbn=0-19-514891-6
|
|
}}
* ''The Mahabharata''
* ''The Vishnu-Purana'', diterjemahkan oleh H. H. Wilson, (1840)
* ''The Srimad
* {{Cite book
* ''The Jataka or
* {{Cite book
* {{Cite document | title = The Qualities of Sri Krsna | first = S.D | last = Goswami | authorlink = Satsvarupa dasa Goswami | publisher =
* ''Garuda Pillar of
* {{cite book
}}
* {{Cite book
* {{Cite book
* {{Cite book
|last = Valpey
|first = Kenneth R.
Baris 651 ⟶ 657:
|postscript = <!--None-->
}}
* {{Cite book
|
|
|title=Religious doctrines in the Mahābhārata
|publisher=Motilal Banarsidass Publ.,
|
|
* ''History of Indian
</div>
== Pranala luar ==
{{commons
* {{en}} [http://www.krishna.com Segala hal tentang Kresna
* {{en}} [http://veda.harekrsna.cz/encyclopedia/historical-krsna.htm Mencari Kresna sebagai tokoh sejarah, oleh Prof. N.S. Rajaram]
* {{en}} [http://www.stephen-knapp.com/sri_krishna.htm Artikel Sri
* {{en}} [http://srimadbhagavatam.com/1/3/28/en1 Riwayat Sri Kresna dalam ''Bhagawatapurana'' (''Srimad-Bhagavatam'')] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130123024056/http://srimadbhagavatam.com/1/3/28/en1 |date=2013-01-23 }}
* {{en}} [http://krishna.avatara.org/ Kehidupan Kresna]
* {{en}} [http://timesofindia.indiatimes.com/articleshow/msid-844211,curpg-1.cms Kronologi kehidupan Kresna]
* {{en}} [http://moralstories.wordpress.com/list-of-great-people/ Kisah kepahlawanan Sri Kresna]
{{S-start}}
Baris 677 ⟶ 682:
| urutan = ke-8
| sebelum = [[Rama]]
| sesudah = [[Gautama Buddha dalam agama Hindu|Buddha Gautama]]<
}}
{{end}}
{| summary="catatan" width="150px" align="center"
| style="font-size:smaller;"|
;Catatan
:1 versi India Utara
:2 versi India Selatan
|}
{{br}}
Baris 696 ⟶ 702:
[[Kategori:Awatara]]
[[Kategori:Waisnawa]]
|