Monoteisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT02Martin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Turmadan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(78 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Refimprove|date=Mei 2023}}
'''Monoteisme''' (berasal dari [[bahasa Yunani|kata Yunani]] ''monon'' = tunggal dan ''Theos'' = [[Tuhan]]) adalah kepercayaan bahwa [[Tuhan]] itu satu/tunggal, berkuasa penuh atas segala sesuatu.
{{Tuhan|isme}}
'''Monoteisme''' adalah [[kepercayaan]] bahwa hanya ada satu pencipta Mahatinggi yang secara universal dirujuk sebagai [[Tuhan]].<ref name="EncyclopædiaBritannica">{{cite encyclopedia | title= Monotheism | url=https://www.britannica.com/topic/monotheism | encyclopedia= [[Encyclopædia Britannica]]| date=24 May 2023 }}</ref><ref>{{Cite web |url= https://en.oxforddictionaries.com/definition/monotheism |archive-url= https://web.archive.org/web/20170109022652/https://en.oxforddictionaries.com/definition/monotheism |url-status= dead |archive-date= January 9, 2017 |title= monotheism |publisher= [[Oxford Dictionaries (website)|Oxford Dictionaries]]}}</ref><ref>{{cite dictionary |url= https://www.merriam-webster.com/dictionary/monotheism |title= Monotheism |dictionary= [[Merriam-Webster]]}}</ref><ref>{{Cite web |url= http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/monotheism |title= monotheism |work= [[Cambridge Dictionary]] |access-date= 2017-01-08 |archive-date= 2018-01-09 |archive-url= https://web.archive.org/web/20180109193832/https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/monotheism |url-status= live }}</ref><ref>{{Cite book |publisher=[[Hutchinson Encyclopedia]] (12th edition) |title= Monotheism |page=644}}</ref><ref name="odccmono">[[F. L. Cross|Cross, F.L.]]; Livingstone, E.A., eds. (1974). "Monotheism". The Oxford Dictionary of the Christian Church (2 ed.). Oxford: [[Oxford University Press]].</ref><ref>{{Cite encyclopedia|year=2018|title=Monotheism|encyclopedia=[[Stanford Encyclopedia of Philosophy]]|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|url=https://plato.stanford.edu/entries/monotheism/|author=William Wainwright}}</ref> Perbedaan dapat dibuat antara monoteisme eksklusif, di mana satu Tuhan adalah keberadaan tunggal, dan monoteisme inklusif dan jamak, di mana beberapa dewa atau bentuk ketuhanan diakui, tetapi masing-masing didalilkan sebagai perpanjangan dari Tuhan yang sama.<ref name="EncyclopædiaBritannica" />
 
Monoteisme dibedakan dari [[henoteisme]] (sistem keagamaan di mana orang percaya menyembah satu Tuhan tanpa menyangkal bahwa orang lain dapat menyembah dewa yang berbeda dengan validitas yang sama) dan [[monolatri|monolatrisme]] (pengakuan akan keberadaan banyak dewa tetapi dengan pemujaan yang konsisten hanya pada satu dewa).<ref>Frank E. Eakin, Jr. ''The Religion and Culture of Israel'' (Boston: Allyn and Bacon, 1971), 70.</ref> Istilah ''[[monolatri]]'' mungkin pertama kali digunakan oleh [[Julius Wellhausen]].<ref>{{cite encyclopedia |last=Mackintosh|first=Robert|year=1916|title=Monolatry and Henotheism|encyclopedia=[[Encyclopedia of Religion and Ethics]]|volume=VIII|page=810 |url=https://archive.org/details/EncyclopaediaOfReligionAndEthics.Hastings-selbie-gray.13Vols|access-date=Jan 21, 2016}}</ref>
== Macam-macam ==
Terdapat berbagai bentuk kepercayaan monoteis, termasuk:
 
Monoteisme mencirikan tradisi [[Bábisme]], [[Baháʼí]], [[Cheondoisme]], [[Kekristenan]],<ref name="Monotheism">Status kekristenan sebagai monoteistik ditegaskan di antara sumber-sumber lain, seperti ''[[Catholic Encyclopedia]]'' (artikel "[http://www.newadvent.org/cathen/10499a.htm Monotheism] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180704060440/http://www.newadvent.org/cathen/10499a.htm |date=2018-07-04 }}"); [[William F. Albright]], ''From the Stone Age to Christianity''; [[H. Richard Niebuhr]]; About.com, [http://ancienthistory.about.com/od/monotheisticreligions/ ''Monotheistic Religion resources''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060521180942/http://ancienthistory.about.com/od/monotheisticreligions/ |date=2006-05-21 }}; Kirsch, ''God Against the Gods''; Woodhead, ''An Introduction to Christianity''; [[Columbia Encyclopedia|The Columbia Electronic Encyclopedia]] [http://www.infoplease.com/ce6/society/A0833762.html ''Monotheism''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071012225321/http://www.infoplease.com/ce6/society/A0833762.html |date=2007-10-12 }}; The New Dictionary of [[Cultural Literacy]], [https://web.archive.org/web/20071212011435/http://www.bartleby.com/59/5/monotheism.html ''monotheism'']; New Dictionary of Theology, [http://www.ntwrightpage.com/Wright_NDCT_Paul.htm ''Paul''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180704060440/http://www.newadvent.org/cathen/10499a.htm |date=2018-07-04 }}, pp. 496–499; Meconi. "Pagan Monotheism in Late Antiquity". pp. 111ff.</ref> [[Deisme]], [[Druze|Druzisme]],<ref name="Druze">{{cite book|last=Obeid|first=Anis|title=The Druze & Their Faith in Tawhid|url=https://books.google.com/books?id=FejqBQAAQBAJ&pg=PT1|access-date=27 May 2017|year=2006|publisher=Syracuse University Press|isbn=978-0-8156-5257-1|page=1}}</ref> [[Eckankar]], [[Sikhisme]], beberapa [[denominasi Hindu|sekte Hindu]] (seperti [[Shaivisme]] and [[Vaishnavisme]]), [[Islam]], [[Yudaisme]], [[Samaritanisme]], [[Mandaeisme]], [[Rastafari]], [[Seicho-no-Ie]], [[Tenrikyo]], [[Yazidisme]], dan [[Atenisme]]. Unsur-unsur pemikiran monoteistik juga ditemukan dalam agama-agama awal seperti [[Zoroastrianisme]], [[agama rakyat Tionghoa|agama Tionghoa kuno]], dan [[Yahwisme]].<ref name="EncyclopædiaBritannica" /><ref name="Hayes 2012">{{cite book |last=Hayes |first=Christine |author-link=Christine Hayes |year=2012 |chapter=Understanding Biblical Monotheism |title=Introduction to the Bible |location=[[New Haven, Connecticut|New Haven]] and [[London]] |publisher=[[Yale University Press]] |series=The Open Yale Courses Series |pages=15–28 |isbn=9780300181791 |jstor=j.ctt32bxpm.6}}</ref><ref>References:
* [[Teisme]], istilah yang mengacu kepada keyakinan akan tuhan yang 'pribadi', artinya satu tuhan dengan kepribadian yang khas, dan bukan sekadar suatu kekuatan ilahi saja.
* {{cite journal | last=McDaniel | first=J. | title=A Modern Hindu Monotheism: Indonesian Hindus as 'People of the Book' | journal=The Journal of Hindu Studies | publisher=Oxford University Press (OUP) | volume=6 | issue=3 | date=2013-09-20 | issn=1756-4255 | doi=10.1093/jhs/hit030 | pages=333–362}}
* [[Deisme]] adalah bentuk monoteisme yang meyakini bahwa tuhan itu ada. Namun demikian, seorang deis menolak gagasan bahwa tuhan ini ikut campur di dalam dunia. Jadi, deisme menolak [[wahyu]] yang khusus. Sifat tuhan ini hanya dapat dikenal melalui nalar dan pengamatan terhadap alam. Karena itu, seorang deis menolak hal-hal yang ajaib dan klaim bahwa suatu agama atau kitab suci memiliki pengenalan akan tuhan.
* Zoroastrian Studies: The Iranian Religion and Various Monographs, 1928&nbsp;– Page 31, [[A. V. Williams Jackson]]&nbsp;– 2003
* [[Teisme monistik]] adalah suatu bentuk monoteisme yang ada dalam [[Hindu]]. Teisme seperti ini berbeda dengan agama-agama [[Semit]] karena ia mencakup [[panenteisme]], [[monisme]], dan pada saat yang sama juga mencakup konsep tentang Tuhan yang pribadi sebagai Yang Tertinggi, Mahakuasa, dan universal. Tipe-tipe monoteisme yang lainnya adalah monisme bersyarat, aliran [[Ramanuja]] atau [[Vishishtadvaita]], yang mengakui bahwa alam adalah bagian dari Tuhan, atau [[Narayana]], suatu bentuk [[panenteisme]], namun di dalam Yang Mahatinggi ini ada pluralitas jiwa dan [[Dvaita]], yang berbeda dalam arti bahwa ia bersifat dualistik, karena tuhan itu terpisah dan tidak bersifat panenteistik.
* Global Institutions of Religion: Ancient Movers, Modern Shakers&nbsp;– Page 88, Katherine Marshall&nbsp;– 2013
* [[Panteisme]] berpendapat bahwa [[alam]] sendiri itulah Tuhan. Pemikiran ini menyangkal kehadiran Yang Mahatinggi yang transenden dan yang bukan merupakan bagian dari alam. Tergantung akan pemahamannya, pandangan ini dapat dibandingkan sepadan dengan [[ateisme]], [[deisme]] atau [[teisme]].
* Ethnic Groups of South Asia and the Pacific: An Encyclopedia&nbsp;– Page 348, James B. Minahan&nbsp;– 2012
* [[Panenteism]] adalah suatu bentuk [[teisme]] yang berkeyakinan bahwa alam adalah bagian dari tuhan, tapi tuhan tidaklah identik dengan alam. Pandangan ini diikuti oleh [[teologi proses]] dan juga Hindu. Menurut Hindu, alam adalah bagian dari Tuhan, tetapi Tuhan tidak sama dengan alam melainkan mentransendensikannya. Akan tetapi, berbeda dengan teologi proses, Tuhan dalam Hinduisme itu Mahakuasa. Panenteisme dipahami sebagai "Tuhan ada di dalam alam sebagaimana [[jiwa]] berada di dalam tubuh". Dengan penjelasan yang sama, panenteisme juga disebut teisme monistik di dalam Hinduisme. Namun karena teologi proses juga tercakup di dalam definisi yang luas dari panenteisme dan tidak menerima kehadiran Yang Mahatinggi dan Yang Mahakuasa, pandangan Hindu dapat disebut sebagai teisme yang monistik.
* Introduction To Sikhism&nbsp;– Page 15, Gobind Singh Mansukhani&nbsp;– 1993
* [[Monoteisme substansi]], ditemukan misalnya dalam sejumlah agama pribumi Afrika, yang berpendapat bahwa tuhan yang banyak itu adalah perwujudan dari substansi yang satu yang ada di belakangnya, dan bahwa substansi yang ada di belakangnya itulah Allah. Pandangan ini banyak miripnya dengan pandangan [[Trinitas|Tritunggal]] Kristen tentang tiga pribadi yang mempunyai hakikat yang sama.
* The Popular Encyclopedia of World Religions&nbsp;– Page 95, Richard Wolff&nbsp;– 2007
* Focus: Arrogance and Greed, America's Cancer&nbsp;– Page 102, Jim Gray&nbsp;– 2012
</ref>
 
== Jenis ==
== Perbandingan dengan Politeisme ==
Dalam suatu [[masyarakat]] dengan [[peradaban]] yang maju, sistem kepercayaan akan Tuhan cenderung monoteisme. Jenis monoteisme ini terbagi menjadi monoteisme praktis, monoteisme spekulatif, monoteisme teoritis, maupun monoteisme murni. Monoteisme praktis merupakan kepercayaan terhadap satu Tuhan yang dipuja, tetapi tidak mengingkari keberadaan dewa-dewa lain. Monoteisme spekulatif merupakan kepercayaan yang meyakini adanya satu dewa yang awalnya terdiri dari dewa-dewa lain yang kemudian menyatu hingga hanya tersisa satu. Monoteisme teoritis merupakan paham yang mempercayai bahwa Tuhan itu esa dalam teori, tetapi dalam praktiknya mempercayai Tuhan yang jumlahnya lebih dari satu. Sedangkan monoteisme murni adalah paham yang menyatakan bahwa Tuhan itu esa dari segi jumlah dan sifat dalam teori, praktek, pemikiran maupun penghayatan.<ref>{{Cite book|last=Kasno|date=2018|url=http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/1155/1/Kasno_Filsafat%20Agama.pdf|title=Filsafat Agama|location=Surabaya|publisher=Alpha|isbn=978-602-6681-18-8|editor-last=Salsabila|editor-first=Intan|pages=39|url-status=live|access-date=2022-01-21|archive-date=2022-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220124070410/http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/1155/1/Kasno_Filsafat%20Agama.pdf|dead-url=no}}</ref>
Sebagai perbandingan, lihat [[Politeisme]], yang berpendapat bahwa ada banyak [[tuhan]]. [[Dualisme]] mengajarkan bahwa ada dua kekuatan ilahi atau prinsip-prinsip kekal yang independen, yang satu adalah [[Kebaikan]], dan yang lainnya adalah [[kuasa jahat]], seperti yang diajarkan oleh [[Zoroastrianisme]] kuno (Zoroastrianisme modern sepenuhnya bersifat monoteistik). Pandangan ini lebih lengkap diajarkan dalam aliran-aliran yang muncul belakangan dari sistem [[Gnostikisme|Gonistik]], seperti misalnya [[Manikeanisme]].
 
Terdapat berbagai bentuk kepercayaan monoteis, termasuk:
Kebanyakan kaum monoteis akan mengatakan bahwa berdasarkan definisinya, monoteisme pasti berlawanan dengan [[politeisme]]. Namun demikian, para pemeluk di lingkungan tradisi politeistik seringkali berperilaku seperti kaum monoteis. Ini disebabkan karena keyakinan akan tuhan yang banyak itu tidak berarti bahwa mereka menyembah banyak tuhan. Secara historis, banyak pemeluk politeis percaya akan keberadaan banyak tuhan, tetapi mereka hanya menyembah satu saja, yang dianggap oleh si pemeluk itu sebagai Tuhan yang Mahatinggi. Praktek ini disebut [[henoteisme]]. Ada pula teologi-teologi monoteistik di dalam Hinduisme yang mengajarkan bahwa rupa-rupa Tuhan yang banyak itu, yaitu Wisnu, Syiwa, atau Dewi, semata-mata mewakili aspek-aspek dari kekuatan [[Ilahi]] yang ada di belakangnya atau Brahman (lih. artikel tentang [[Nirguna Brahman]] dan [[Saguna Brahman]]). Sebagian orang mengklaim bahwa Hinduisme tidak pernah mengajarkan politeisme
[http://www.hinduism-today.com/archives/2003/10-12/44-49_four_sects.shtml],
dan klaim seperti itu bisa dianggap benar sebagai salah satu pandangan Hinduisme, yaitu pandangan [[Smarta]] yang adalah sebuah pandangan monoteistik yang inklusif dari monoteisme, seperti yang akan dibahas kelak. Pandangan Smarta ini mendominasi pandangan Hinduisme di Barat dan telah membingungkan semua orang Hindu karena mereka dianggap politeistik. Aliran Smarta ini adalah satu-satunya cabang dalam Hinduisme yang sepenuhnya mengikuti pandangan ini. [[Swami Vivekananda]], seorang pengikut [[Ramakrishna]], serta banyak tokoh lainnya yang memperkenalkan agama Hindu ke Barat, semuanya adalah penganut aliran [[Smarta]]. Hanya seorang pemeluk [[Smarta]] yang tidak mempunyai masalah untuk menyembah [[Syiwa]] atau [[Wisnu]] bersama-sama karena ia memahaminya sebagai aspek-aspek yang berbeda dari Tuhan yang semuanya membawa kepada Tuhan yang sama. Jadi, menurut teologi Smarta, Tuhan dapat memiliki banyak sekali aspek, dan dengan demikian, begitu keyakinan ini, mereka percaya bahwa Wisnu dan Syiwa sesungguhnya adalah Tuhan yang satu dan sama. Para teolog Smarta telah banyak mengutip referensi untuk mendukung pandangan ini. Misalnya, mereka menafsirkan ayat-ayat dalam [[Sri Rudram]], mantra yang paling suci dalam [[Syiwaisme]], dan [[Wisnu sahasranama]], salah astu doa yang paling suci dalam [[Wisnuisme]], untuk membuktikan keyakinan ini. Sebaliknya, seorang pemeluk Wisnuisme menganggap Wisnu sebagai Tuhan satu-satunya yang sejati, yang layak disembah dan menganggap penyembahan terhadap bentuk-bentuk yang lainnya lebih rendah atau sama sekali keliru.
 
* [[Teisme]], istilah yang mengacu kepada keyakinan akan tuhan yang 'pribadi', artinya satu tuhan dengan kepribadian yang khas, dan bukan sekadar suatu kekuatan ilahi saja.
Monoteisme dapat dibagi menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikapnya terhadap politeisme: monoteisme inklusif menganggap bahwa semua tuhan atau dewa dalam politeisme semata-mata hanyalah nama-nama yang lain dari Tuhan monoteistik yang sama; [[Smartaisme]], sebuah denominasi Hindu, mengikuti keyakinan ini dan percaya bahwa Tuhan itu hanya satu namun mempunyai berbagai aspek dan dapat disapa dengan nama yang berbeda-beda. Keyakinan ini mendominasi pandangan Hinduisme di barat. Sebaliknya, monoteisme eksklusif mengklaim bahwa semua tuhan ini adalah salah dan berbeda dari Tuhan yang monoteistik. Mereka itu hanyalah rekaan kuasa jahat, atau semata-mata suatu kekeliruan, sebagaimana yang dipahami oleh [[Wisnuisme]], suatu aliran dalam Hinduisme, terhadap penyembahan apapun selain kepada [[Wisnu]]. Monoteisme eksklusif adalah ajaran yang terkenal dalam ajaran [[agama-agama Abrahamik]].
* [[Deisme]] adalah bentuk monoteisme yang meyakini bahwa tuhan itu ada. Namun, seorang deis menolak gagasan bahwa tuhan ini ikut campur di dalam dunia. Jadi, deisme menolak [[wahyu]] yang khusus. Sifat tuhan ini hanya dapat dikenal melalui nalar dan pengamatan terhadap alam. Karena itu, seorang deis menolak hal-hal yang ajaib dan klaim bahwa suatu agama atau kitab suci memiliki pengenalan akan tuhan.
* [[Teisme monistik]] adalah suatu bentuk monoteisme yang ada dalam [[Hindu]]. Teisme seperti ini berbeda dengan agama-agama [[Semit]] karena ia mencakup [[panenteisme]], [[monisme]], dan pada saat yang sama juga mencakup konsep tentang Tuhan yang pribadi sebagai Yang Tertinggi, Mahakuasa, dan universal. Tipe-tipe monoteisme yang lainnya adalah monisme bersyarat, aliran [[Ramanuja]] atau [[Vishishtadvaita]], yang mengakui bahwa alam adalah bagian dari Tuhan, atau [[Narayana]], suatu bentuk [[panenteisme]], tetapi di dalam Yang Mahatinggi ini ada pluralitas jiwa dan [[Dvaita]], yang berbeda dalam arti bahwa ia bersifat dualistik, karena tuhan itu terpisah dan tidak bersifat panenteistik.
* [[Panteisme]] berpendapat bahwa [[alam]] sendiri itulah Tuhan. Pemikiran ini menyangkal kehadiran Yang Mahatinggi yang transenden dan yang bukan merupakan bagian dari alam. Tergantung akan pemahamannya, pandangan ini dapat dibandingkan sepadan dengan [[ateisme]], [[deisme]] atau [[teisme]].
* [[Panenteisme]] adalah suatu bentuk [[teisme]] yang berkeyakinan bahwa alam adalah bagian dari tuhan, tetapi tuhan tidaklah identik dengan alam. Pandangan ini diikuti oleh [[teologi proses]] dan juga Hindu. Menurut Hindu, alam adalah bagian dari Tuhan, tetapi Tuhan tidak sama dengan alam melainkan mentransendensikannya. Akan tetapi, berbeda dengan teologi proses, Tuhan dalam Hinduisme itu Mahakuasa. Panenteisme dipahami sebagai "Tuhan ada di dalam alam sebagaimana [[jiwa]] berada di dalam tubuh". Dengan penjelasan yang sama, panenteisme juga disebut teisme monistik di dalam Hinduisme. Namun karena teologi proses juga tercakup di dalam definisi yang luas dari panenteisme dan tidak menerima kehadiran Yang Mahatinggi dan Yang Mahakuasa, pandangan Hindu dapat disebut sebagai teisme yang monistik.
 
== Perbandingan dengan politeisme ==
== Asal-usul agama-agama Abrahamik ==
Sebagai perbandingan, lihat [[Politeisme]], yang berpendapat bahwa ada banyak [[tuhan]]. [[Dualisme]] mengajarkan bahwa ada dua kekuatan ilahi atau prinsip-prinsip kekal yang independen, yang satu adalah [[Kebaikan]], dan yang lainnya adalah [[kuasa jahat]], seperti yang diajarkan oleh [[Zoroastrianisme]] kuno (Zoroastrianisme modern sepenuhnya bersifat monoteistik). Pandangan ini lebih lengkap diajarkan dalam aliran-aliran yang muncul belakangan dari sistem [[Gnostikisme|Gonistik]], seperti misalnya [[Manikheisme]].
Monoteisme diduga berasal dari [[ibadah]] kepada tuhan yang tunggal di dalam suatu panteon dan penghapusan tuhan-tuhan yang lain, seperti dalam kasus penyembahan [[Aten]] dalam pemerintahan [[firaun]] [[Mesir]] [[Akhenaten]], di bawah pengaruh istrinya yang berasal dari Timur, [[Nefertiti]]. [[Ikonoklasme]] pada masa pemerintahan firaun ini dianggap sebagai asal-usul utama penghancuran berhala-berhala dalam tradisi Abrahamik, yang didasarkan pada keyakinan bahwa tidak ada Tuhan lain di luar tuhan yang mereka akui. Dengan demikian, sebetulnya di sini tergantung pengakuan dualistik dan diam-diam tentang keberadaan tuhan-tuhan yang lain, namun hanya sebagai lawan yang harus dihancurkan karena mereka mengalihkan perhatian dari tuhan utama mereka.
 
Kebanyakan kaum monoteis akan mengatakan bahwa berdasarkan definisinya, monoteisme pasti berlawanan dengan [[politeisme]]. Namun, para pemeluk di lingkungan tradisi politeistik sering kali berperilaku seperti kaum monoteis. Ini disebabkan karena keyakinan akan tuhan yang banyak itu tidak berarti bahwa mereka menyembah banyak tuhan. Secara historis, banyak pemeluk politeis percaya akan keberadaan banyak tuhan, tetapi mereka hanya menyembah satu saja, yang dianggap oleh si pemeluk itu sebagai Tuhan yang Mahatinggi. Praktik ini disebut [[henoteisme]]. Ada pula teologi-teologi monoteistik di dalam Hinduisme yang mengajarkan bahwa rupa-rupa Tuhan yang banyak itu, yaitu Wisnu, Siwa, atau Dewi, semata-mata mewakili aspek-aspek dari kekuatan [[Ilahi]] yang ada di belakangnya atau Brahman (lih. artikel tentang [[Nirguna Brahman]] dan [[Saguna Brahman]]). Sebagian orang mengklaim bahwa Hinduisme tidak pernah mengajarkan politeisme
Monoteisme sebagaimana yang diwarisi oleh bangsa [[Israel]] dalam pengalaman [[Exodus]] di bawah pimpinan [[Musa]], dianggap, oleh mereka yang berpendapat bahwa bangsa Israel ini adalah orang-orang [[Hiksos]], sebagai pewaris kebijakan-kebijakan keagamaan Akhenaten, karena sebelumnya orang-orang Yahudi ini adalah politeis seperti halnya orang-orang Mesir. Masalah-masalah lain seperti [[Hak ilahi Raja]] juga muncul dari hukum-hukum firaun tentang penguasa sebagai [[demigod]] atau wakil-wakil dari [[Pencipta]] di muka bumi. Kuburan-kuburan yang besar di [[piramida Mesir]] yang mengikuti [[observasi astronomis]], menggambarkan hubungan antara firaun dengan langit atau sorga dan karena itu kemudian diambil oleh para [[penguasa]] Krisen yang mengklaim bahwa mereka diberikan kekuasaan langsung oleh Allah.
[http://www.hinduism-today.com/archives/2003/10-12/44-49_four_sects.shtml] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090108063824/http://www.hinduism-today.com/archives/2003/10-12/44-49_four_sects.shtml |date=2009-01-08 }},
dan klaim seperti itu bisa dianggap benar sebagai salah satu pandangan Hinduisme, yaitu pandangan [[Smarta]] yang adalah sebuah pandangan monoteistik yang inklusif dari monoteisme, seperti yang akan dibahas kelak. Pandangan Smarta ini mendominasi pandangan Hinduisme di Barat dan telah membingungkan semua orang Hindu karena mereka dianggap politeistik. Aliran Smarta ini adalah satu-satunya cabang dalam Hinduisme yang sepenuhnya mengikuti pandangan ini. [[Swami Vivekananda]], seorang pengikut [[Ramakrishna]], serta banyak tokoh lainnya yang memperkenalkan agama Hindu ke Barat, semuanya adalah penganut aliran [[Smarta]]. Hanya seorang pemeluk [[Smarta]] yang tidak mempunyai masalah untuk menyembah [[Siwa]] atau [[Wisnu]] bersama-sama karena ia memahaminya sebagai aspek-aspek yang berbeda dari Tuhan yang semuanya membawa kepada Tuhan yang sama. Jadi, menurut teologi Smarta, Tuhan dapat memiliki banyak sekali aspek, dan dengan demikian, begitu keyakinan ini, mereka percaya bahwa Wisnu dan Siwa sesungguhnya adalah Tuhan yang satu dan sama. Para teolog Smarta telah banyak mengutip referensi untuk mendukung pandangan ini. Misalnya, mereka menafsirkan ayat-ayat dalam [[Sri Rudram]], mantra yang paling suci dalam [[Siwaisme]], dan [[Wisnu sahasranama]], salah astu doa yang paling suci dalam [[Wisnuisme]], untuk membuktikan keyakinan ini. Sebaliknya, seorang pemeluk Wisnuisme menganggap Wisnu sebagai Tuhan satu-satunya yang sejati, yang layak disembah dan menganggap penyembahan terhadap bentuk-bentuk yang lainnya lebih rendah atau sama sekali keliru.
 
Monoteisme dapat dibagi menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikapnya terhadap politeisme: monoteisme inklusif menganggap bahwa semua tuhan atau dewa dalam politeisme semata-mata hanyalah nama-nama yang lain dari Tuhan monoteistik yang sama; [[Smartaisme]], sebuah denominasi Hindu, mengikuti keyakinan ini dan percaya bahwa Tuhan itu hanya satu namun mempunyai berbagai aspek dan dapat disapa dengan nama yang berbeda-beda. Keyakinan ini mendominasi pandangan Hinduisme di barat. Sebaliknya, monoteisme eksklusif mengklaim bahwa semua tuhan ini adalah salah dan berbeda dari Tuhan yang monoteistik. Mereka itu hanyalah rekaan kuasa jahat, atau semata-mata suatu kekeliruan, sebagaimana yang dipahami oleh [[Wisnuisme]], suatu aliran dalam Hinduisme, terhadap penyembahan apapun selain kepada [[Wisnu]]. Monoteisme eksklusif adalah ajaran yang terkenal dalam ajaran [[agama-agama Abrahamik]].
[[Zoroastrianisme]] dianggap oleh sebagian pakar sebagai bentuk kepercayaan monoteistik yang paling awal yang berevolusi dalam kehidupan manusia, meskipun sebagian turunannya tidak sepenuhnya demikian, karena Tuhan yang utama dalam turunan-turunan seperti [[Zurvanisme]] bukanlah pencipta satu-satunya. Ada teori yang menyatakan bahwa [[Yudaisme]] dipengaruhi oleh [[Zoroastrianisme]], terutama pada masa [[pembuangan di Babel]], dan setelah itu banyak bagian dari [[Perjanjian Lama]] yang ditulis dan disunting. Yudaisme yang lebih awal diasumsikan hanya mengakui bahwa [[Tetragrammaton|YHVH]] adalah allah suku mereka (kemungkinan terkait dengan [[Yaw (Allah)|Yaw]]) yang merupakan dewa pelindung para keturunan [[Abraham]], atau bahwa ada banyak allah tetapi bahwa hanya allah mereka sajalah yang paling kuat. Pandangan ini tidak sesuai dengan pemahaman diri [[agama-agama Abrahamik]] - [[Yudaisme]], [[Kristen]], [[Islam]] – yang secara tradisional menegaskan bahwa monoteisme eksklusif adalah agama asli dari seluruh [[manusia|umat manusia]], sementara allah-allah lainnya dipandang sebagai berhala dan makhluk-makhluk yang keliru disembah sebagai tuhan.
 
== Kaitan di agama Abrahamik ==
Beberapa profesor arkeologi membuat klaim yang controversial bahwa banyak cerita di dalam [[Perjanjian Lama|Kitab Suci Ibrani]], termasuk catatan-catatan penting mengenai [[Musa]], [[Salomo]], dan lain-lainnya, sesungguhnya mula-mula dikembangkan oleh para penulis yang dipekerjakan oleh Raja [[Yosias]] ([[abad ke-7 SM]]) untuk merasionalisasikan keyakinan monoteistik terhadap YHVH. Teori ini mencatat bahwa negara-negara tetangga, seperti misalnya [[Mesir]], [[Kekaisaran Persia|Persia]] dll., meskipun menyimpan catatan-catatan tertulis, tidak mempunyai tulisan-tulisan mengenai cerita-cerita [[Alkitab]] atau tokoh-tokoh utamanya sebelum [[650 SM]]. Klaim-klaim seperti itu diuraikan secara terinci dalam buku ''Who Were the Early Israelites?'' oleh [[William G. Dever]], William B. Eerdmans Publishing Co., Grand Rapids, MI (2003). Buku lainnya yang serupa adalah ''The Bible Unearthed'' oleh Neil A. Silberman dan rekan-rekannya, Simon dan Schuster, New York (2001).
Monoteisme diduga berasal dari [[ibadah]] kepada tuhan yang tunggal di dalam suatu panteon dan penghapusan tuhan-tuhan yang lain, seperti dalam kasus penyembahan [[Aten]] dalam pemerintahan [[firaun]] [[Mesir]] [[Akhenaten]], di bawah pengaruh istrinya yang berasal dari Timur, [[Nefertiti]]. [[Ikonoklasme]] pada masa pemerintahan firaun ini dianggap sebagai asal-usul utama penghancuran berhala-berhala dalam tradisi Abrahamik, yang didasarkan pada keyakinan bahwa tidak ada Tuhan lain di luar tuhan yang mereka akui. Dengan demikian, sebetulnya di sini tergantung pengakuan dualistik dan diam-diam tentang keberadaan tuhan-tuhan yang lain, tetapi hanya sebagai lawan yang harus dihancurkan karena mereka mengalihkan perhatian dari tuhan utama mereka.
 
Monoteisme sebagaimana yang diwarisi oleh bangsa [[Israel]] dalam pengalaman [[Exodus]] di bawah pimpinan [[Musa]] dianggap, oleh mereka yang berpendapat bahwa bangsa Israel ini adalah orang-orang [[Hiksos]],<ref>{{Cite journal|last=Susila|first=Tirta|last2=Risvan|first2=Latupeirissa|date=2022-08-28|title=Recontructing the Formation of Israel's Religion in the context of Old Testament Biblical Text|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/kt/article/view/17024|journal=Khazanah Theologia|volume=4|issue=2|pages=117–134|doi=10.15575/kt.v4i2.17024|issn=2715-9701|access-date=2023-01-06|archive-date=2023-01-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230106092917/https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/kt/article/view/17024|dead-url=no}}</ref> sebagai pewaris kebijakan-kebijakan keagamaan Akhenaten, karena sebelumnya orang-orang Yahudi ini adalah politeis seperti halnya orang-orang Mesir. Masalah-masalah lain seperti [[Hak ilahi Raja]] juga muncul dari hukum-hukum firaun tentang penguasa sebagai [[demigod]] atau wakil-wakil dari [[Pencipta]] di muka bumi. Kuburan-kuburan yang besar di [[piramida Mesir]] yang mengikuti [[observasi astronomis]], menggambarkan hubungan antara firaun dengan langit atau sorga dan karena itu kemudian diambil oleh para [[penguasa]] Krisen yang mengklaim bahwa mereka diberikan kekuasaan langsung oleh Allah.
Meskipun [[Kristen|orang Kristen]] [[kepercayaan|percaya]] akan satu Allah, mereka mengakui bahwa Allah ini, pada kenyataannya, mempunyai tiga pribadi: [[Allah Bapa]], Allah [[Anak]], dan Allah [[Roh Kudus]] (bersama-sama disebut [[Tritunggal]]), Orang Kristen menekankan bahwa agama mereka bersifat monoteis. Biasanya teologi Kristen mengaku bahwa ketiga pribadi ini tidaklah independen melainkan '[[homoousios]]', artinya bersama-sama mereka mempunyai hakikat atau substansi ilahi yang sama. Namun, sebagian orang mengatakan bahwa agama Kristen adalah suatu bentuk dari [[Triteisme]]. Lebih jauh, sebagian sekte minoritas dari agama Kristen, seperti misalnya [[Saksi Yehuwa]], menyangkal gagasan tentang Tritunggal , sementara yang lainnya, seperti sekte [[Gereja Mormon|Mormonisme]], menyembah hanya satu Allah, namun terbuka terhadap keberadaan yang lain-lainnya. [[Gerakan Rastafari|Rastafarian]], seperti banyak orang Kristen lainnya, percaya bahwa Allah adalah esa dan juga Tritunggal, dalam kasus mereka, Allah adalah [[Haile Selassie]]. Kaum Rasta memandang diri mereka sendiri, dan kemungkinan juga semua orang, sebagai unsure Roh Kudus dari Tritunggal, dengan Haile Selassie sebagai penjelmaan dari Allah Bapa dan Allah Anak. Haile Selassie juga dipandang sebagai kepala, dan kaum Rastafarian sebagai tubuh, dari Allah.
 
[[Zoroastrianisme]] dianggap oleh sebagian pakar sebagai bentuk kepercayaan monoteistik yang paling awal yang berevolusi dalam kehidupan manusia, meskipun sebagian turunannya tidak sepenuhnya demikian, karena Tuhan yang utama dalam turunan-turunan seperti [[Zurvanisme]] bukanlah pencipta satu-satunya. Ada teori yang menyatakan bahwa [[Yudaisme]] dipengaruhi oleh [[Zoroastrianisme]], terutama pada masa [[pembuangan di Babel]], dan setelah itu banyak bagian dari [[Perjanjian Lama]] yang ditulis dan disunting. Yudaisme yang lebih awal diasumsikan hanya mengakui bahwa [[Tetragrammaton|YHVH]] adalah allah suku mereka (kemungkinan terkait dengan [[Yaw (Allah)|Yaw]]) yang merupakan dewa pelindung para keturunan [[Abraham]], atau bahwa ada banyak allah tetapi bahwa hanya allah mereka sajalah yang paling kuat. Pandangan ini tidak sesuai dengan pemahaman diri [[agama-agama Abrahamik]] - [[Yudaisme]], [[Kristen]], [[Islam]] – yang secara tradisional menegaskan bahwa monoteisme eksklusif adalah agama asli dari seluruh [[manusia|umat manusia]], sementara allah-allah lainnya dipandang sebagai berhala dan makhluk-makhluk yang keliru disembah sebagai tuhan.
 
Beberapa profesor [[arkeologi]] membuat klaim yang controversial bahwa banyak cerita di dalam [[Perjanjian Lama|Kitab Suci Ibrani]], termasuk catatan-catatan penting mengenai [[Musa]], [[Salomo]], dan lain-lainnya, sesungguhnya mula-mula dikembangkan oleh para penulis yang dipekerjakan oleh Raja Yosia ([[abad ke-7 SM]]) untuk merasionalisasikan keyakinan monoteistik terhadap YHVH. Teori ini mencatat bahwa negara-negara tetangga seperti [[Mesir]] dan [[Kekaisaran Persia|Persia]], meskipun menyimpan catatan-catatan tertulis, tidak mempunyai tulisan-tulisan mengenai cerita-cerita [[Alkitab]] atau tokoh-tokoh utamanya sebelum [[650 SM]]. Klaim-klaim seperti itu diuraikan secara terinci dalam buku ''Who Were the Early Israelites?'' oleh [[William G. Dever]], William B. Eerdmans Publishing Co., Grand Rapids, MI (2003). Buku lainnya yang serupa adalah ''The Bible Unearthed'' oleh Neil A. Silberman dan rekan-rekannya, Simon dan Schuster, New York (2001).
Monoteisme dalam Islam =
 
Dunia menggolongkan Kristen ke dalam agama monoteis. [[Kristen]] [[kepercayaan|percaya]] akan satu Allah. Mereka mengakui bahwa Allah ini satu, walaupun dalam pemahaman manusia Allah itu termanifestasi ke dalam tiga pribadi: [[Allah Bapa]], [[Yesus|Allah Anak]], dan Allah [[Roh Kudus]] (bersama-sama disebut [[Tritunggal]]).<ref>{{Cite journal|last=Sembiring|first=Novita Sari|last2=Koan|first2=Cindy Quartyamina|last3=Rungkat|first3=Merry Kristina|date=2022-08-28|title=Concept of Monotheism in Isaiah 45 as a Basic Alternative to Addressing the Reality of Religious Plurality in Indonesia|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/kt/article/view/17873|journal=Khazanah Theologia|volume=4|issue=2|pages=103–116|doi=10.15575/kt.v4i2.17873|issn=2715-9701|access-date=2023-01-07|archive-date=2023-01-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230107105119/https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/kt/article/view/17873|dead-url=no}}</ref> Dalam teologi Kristen, ketiga pribadi ini tidaklah independen melainkan selaras, artinya bersama-sama mereka mempunyai karakter dan hakikat / substansi ilahi yang sama dan tidak bertentangan satu sama lain. Meskipun demikian, ada sebagian sekte minoritas dari agama Kristen, seperti misalnya [[Saksi Yehuwa]], menyangkal gagasan tentang Tritunggal, sementara yang lainnya, seperti sekte [[Gereja Mormon|Mormonisme]], menyembah hanya satu Allah, tetapi terbuka terhadap keberadaan yang lain-lainnya. [[Gerakan Rastafari|Rastafarian]], seperti banyak orang Kristen lainnya, percaya bahwa Allah adalah esa dan juga Tritunggal, dalam kasus mereka, Allah adalah [[Haile Selassie]]. Kaum Rasta memandang diri mereka sendiri, dan kemungkinan juga semua orang, sebagai unsure Roh Kudus dari Tritunggal, dengan Haile Selassie sebagai penjelmaan dari Allah Bapa dan Allah Anak. Haile Selassie juga dipandang sebagai kepala, dan kaum Rastafarian sebagai tubuh, dari Allah.
dalam Al-Qur'an, Surah Al Baqarah 2:115
 
== Monoteisme dalam Islam ==
ولله المشرق والمغرب فاينما تولوا فثم وجه الله ان الله وسع عليم
{{Utama|Tauhid}}
Terjemahan :
Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
 
{{Cquote|...dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah 2:115).}}
Dari pernyataan di atas, kita dapat melihat bahwa seperti Yudaisme dan Kekristenan--penafsiran Al Qur'an tentang Allah adalah Tuhan yang kehadiran rohaninya dialami di dalam seluruh jagad raya. Islam menjelaskan monoteisme dalam cara yang sederhana. Terjemahan monoteisme dalam bahasa Arab adalah (Tauhid). Tauhīd berarti ''satu'' (berasal dari kata ''wahid/ahad''). Kata ini menyiratkan penyatuan, kesatuan atau mempertahankan sesuatu agar tetap satu. Syahadat (الشهادة), adalah pengakuan atau pernyataan percaya akan keesaan Allah dan bahwa Muhammad adalah nabinya. "Kalimat tauhīd" yang berbunyi: "Lailahailallah" yang berarti bahwa satu-satunya tuhan (ilah) yang pantas untuk diabdi, ditaati, disembah, diikuti ajarannya hanyalah Allah.
 
Dari pernyataan di atas, kita dapat melihat bahwa seperti [[Agama Yahudi|Yudaisme]] dan Kekristenan—penafsiran Al Qur'an tentang Allah adalah Tuhan yang kehadiran rohaninya dialami di dalam seluruh jagad raya. Islam menjelaskan monoteisme dalam cara yang sederhana. Terjemahan monoteisme dalam bahasa Arab adalah (Tauhid). Tauhīd berarti ''satu'' (berasal dari kata ''wahid/ahad''). Kata ini menyiratkan penyatuan, kesatuan atau mempertahankan sesuatu agar tetap satu.<ref>{{Cite journal|last=Taher|first=Y. R.|date=2017|title=KONSEP TAUHID MENURUT SYAIKH NAWAI AL-BANTANI|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/view/4251|journal=Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam|volume=2|issue=1|pages=60-73|access-date=2023-01-07|archive-date=2023-01-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230107105425/https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/view/4251|dead-url=no}}</ref>
Ajaran Tauhid menurut Islam dibawa oleh seluruh Nabi/Rasul tak terkecuali. Tidak semua Nabi dikisahkan dalam Al Quran. Hanya saja setelah Kenabian Muhammad tidak akan ada Nabi lagi. Nabi-nabi sebelum Muhammad diutus untuk umatnya masing-masing, sedangkan Muhammad sebagai penutup para Nabi diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
 
Kebenaran seseorang dalam Islam diukur dari "penyerahan dirinya secara total kepada ajaran Allah". Penyerahan diri yang dimaksud adalah menempatkan diri sebagai hamba Tuhan maksudnya hidup karena mencari keridhaan Allah dan tidak lagi hidup untuk kepentingannya sendiri, karena hanya dengan demikian pemeluk Islam dianggap ''kaffah'' dalam beragama. Mereka yang mengaku diri Islam namun dalam kehidupan mereka tidak melaksanakan ajaran-ajaran yang ada dalam Islam, dapat disebut sebagai orang munafik. Orang munafik adalah orang yang tidak jelas keyakinannya, orang yang di satu sisi mengakui Islam namun di sisi lain ia tidak melaksanakan apa yang diperintahkan dalam Islam. Orang-orang yang seperti inilah yang disebut dengan orang-orang yang kafir dengan sebenar-benarnya.
Pengucapan syahadat dalam Islam adalah salah satu dari kelima Rukun Islam yang diakui oleh Muslim . Bila diucapkan dengan suara keras dan dengan bersungguh-sungguh, maka orang yang mengucapkannya dianggap telah menyatakan dirinya sebagai pemeluk agama Islam. Salat di dalam Islam, misalnya, mencakup pernyataan kesaksian tentang monoteisme. Islam menyatakan "Keesaan Allah" sebagai ajaran utama mereka. Lebih jauh, Islam menganggap ajaran Tritunggal di dalam agama Kristen sebagai penyimpangan terhadap ajaran (Yesus/Isa) yang sesungguhnya.
 
Namun islam itu paling menekankan kasih sayang kepada seluruh alam. Kasih sayang kepada mereka di dunia dengan berbuat baik kepada manusia dan kasih sayang diakhirat dengan mengajak mereka mempercayai allah yang maha esa, tunggal (monotoisme).
Kebenaran seseorang dalam Islam diukur dari "penyerahan dirinya secara total kepada ajaran Allah". Penyerahan diri yang dimaksud adalah menempatkan diri sebagai pelayan Tuhan maksudnya hidup karena mencari keredhaan Allah dan tidak lagi hidup untuk kepentingannya sendiri, karena hanya dengan demikian pemeluk Islam dianggap ''kaffah'' dalam beragama. Mereka yang mengaku diri Islam namun dalam kehidupan mereka tidak melaksanakan ajaran-ajaran yang ada dalam Islam, dapat disebut sebagai orang munafik. Orang munafik adalah orang yang tidak jelas keyakinannya, orang yang di satu sisi mengakui Islam namun di sisi lain ia tidak melaksanakan apa yang diperintahkan dalam Islam. Orang-orang yang seperti inilah yang disebut dengan orang-orang yang kafir dengan sebenar-benarnya.
 
Dalam pengertian yang universal tauhīd sering juga dilambangkan dengan angka O (nol), yang berarti suatu keadaan dimana seseorang sudah mengikhlaskan diri sepenuhnya kepada Allah, sudah menanggalkan egonya, kepentingannya sehingga dirinya dengan kesadaran hidup meridukan redha dari allah , yang ada hanyalah Allah dan dirinya hanyalah perpanjangan tangan Allah.
Jika ego telah hilang maka inilah penyatuan dengan Yang Maha Kuasa atau Manunggaling Kawulo lan Gusti yang sebenarnya hanya ada dalam agama Hindu. Ketika Syeh Siti Jenar mengungkapkan ini di tolak oleh sebagian besar umat Islam. Karena itu simbol nol tidak ada artinya dalam umat islam. Nol berarti nir kehampaan dan ini padanannya dalah nirwana atau nirguna Tuhan tak tergambarkan, namun kenyataannya Islam menggambarkan Tuhan dengan sifat-sifat, Maha Besar dll.
 
== Monoteisme dalam agama Bahá'í ==
Seperti dalam agama [[Islam]], agama [[Bahá'í]] memahami monoteisme dalam pengertian yang sederhana. [[Doa wajib]] dalam agama Bahá'í, misalnya, mengandung pernyataan kesaksian monoteistik yang jelas. Kedua agama ini menyatakan "Keesaan Allah" (Tauhīd) sebagai ajaran utama mereka. Seperti juga halnya Islam, Bahá'í menganggap ajaran Tritunggal dalam agama Kristen sebagai penyimpangan terhadap ajaran asli [[Yesus]] yang ada dalam Bahá'í. Bahá'í memandang ajaran-ajaran non-monoteisme yang muncul sebelumnya sebagai [[Wahyu Progresif|versi kebenaran yang kurang dewasa]].
 
Agama Bahá'í juga menerima keotentikan para pendiri agama yang mengajarkan monoteisme, seperti misalnya [[Wisnuisme Gaudiya]], yang memusatkan ibadahnya kepada [[Krisna]] sebagai [[Tuhan]] atau bahkan apa yang kadang-kadang dipahami sebagai ajaran-ajaran [[Ateisme|ateistik]] seperti misalnya [[Buddhisme]].
 
== Hinduisme ==
Dalam [[Hinduisme]], ada beberapa pandangan yang terdiri dari monisme, dualisme, panteisme, panenteisme, yang disebut oleh sebagian pakar sebagai teisme monistik, serta monoteisme yang ketat. Namun mereka bukan politeistik, seperti yang dipandang kebanyakan orang luar. Hinduisme seringkalisering kali keliru ditafsirkan banyak orang sebagai agama politeistik. Contohnya adalah pemeluk Hindu sendiri, contohnya kaum [[Smarta]], yang mengikuti filsafat [[Advaita]], adalah monis, dan memahami berbagai manifestasi dari Tuhan yang esa atau sumber keberadaan. Kaum monis Hindu memahami satu keesaan, dengan berbagai pribadi Tuhan, sebagai aspek-aspek yang berbeda dari Yang Maha Tinggi dan Esa, seeprtiseperti halnya satu pancaran cahaya yang dipisah-pisahkan menjadi berbagai macam warna oleh sebuah prisma, dan semuanya sah untuk disembah. Sebagian dari aspek-aspek Tuhan di dalam agama Hindu mencakup Dewi, Wisnu, Ganesya, dan SyiwaSiwa. Pandangan Smarta inilah yang mendominasi pandangan tentang Hinduisme di Barat. hal ini disebabkan karena [[Swami Vivekananda]], seorang pengikut [[Ramakrishna]], di antara banyak orang lainnya, yang memperkenalkan keyakinan Hindu ke dunia Barat, semuanya adalah penganut [[Smarta]]. Aliran-aliran Hinduisme lainnya, seperti yang digambarkan kelak, tidak menganut keyakinan ini secara ketat dan lebih erat berpegang pada persepsi Barat tentang arti keyakinan yang monoteistik. Selain itu, seperti agama-agama Yudeo-Kristen yang percaya akan [[malaikat]], orang Hindu juga percaya akan keberadaan yang tidak begitu kuat, seperti halnya para [[dewa]].
 
Hinduisme kontemporer saat ini dibagi menjadi empat pembagian utama yaitu, [[Wisnuisme]], [[SyiwaismeSiwaisme]], [[Saktiisme]], dan [[Smartaisme]]. Seperti halnya Yahudi, Kristen, dan Muslim yang mempercayai satu Tuhan namun berbeda dalam konsep Ketuhanan, semua pengikut agama Hindu percaya pada satu Tuhan namun berbeda dalam konsepnya. Dua bentuk utama dari perbedaan ini adalah antara dua kepercayaan monoteistik dari Wisnuisme yang menganggap Tuhan adalah [[Wisnu]] dan [[SyiwaismeSiwaisme]], yang memahami Tuhan sebagai SyiwaSiwa. Aspek-aspek Tuhan yang lainnya pada kenyataannya adalah aspek-aspek dari Wisnu atau SyiwaSiwa; lihat [[Smartaisme]] untuk informasi lebih lanjut.
 
Hanya seorang pemeluk Smartaisme tidak akan mengalami masalah untuk menyembah SyiwaSiwa atau Wisnu bersama-sama karena ia memandang berbagai aspek dari Tuhan menuntun kepada satu Tuhan yang sama. Pandangan Smartalah yang mendominasi pandangan Hinduisme di Barat. Sebaliknya, seorang pemeluk [[Wisnuisme]] menganggap Wisnu sebagausebagai Tuhan satu-satunya yang sejati, yang layak disembah, sementara bentuk-bentuk lainnya adalah penampakan yang lebih rendah. Lihat misalnya, ilustrasi tentang pandangan pemeluk Wisnuisme tentang Wisnu sebagai Tuhan sejati yang esa [http://www.dvaita.org/docs/srv_faq.html#othergods di sini] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100722155749/http://www.dvaita.org/docs/srv_faq.html#othergods |date=2010-07-22 }}.
 
Dengan demikian, banyak pemeluk Wisnuisme, misalnya, percaya bahwa hanya [[Wisnu]] lah yang dapat menganugerahkan tujuan terakhir manusia, [[moksa]]. Lihat misalnya, [http://www.dvaita.org/docs/srv_faq.html#hell di sini] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100722155749/http://www.dvaita.org/docs/srv_faq.html#hell |date=2010-07-22 }}. Demikian pula, banyak pemeluk [[SyiwaismeSiwaisme]] juga menganut keyakinan yang sama, seperti yang diilustrasikan pada [http://www.sroutasaivasiddhanta.org/2-1.htm di sini] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060111075702/http://www.sroutasaivasiddhanta.org/2-1.htm |date=2006-01-11 }} dan [http://www.sroutasaivasiddhanta.org/2-11.htm di sini] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060111081823/http://www.sroutasaivasiddhanta.org/2-11.htm |date=2006-01-11 }}.
 
Namun, bahkan pemeluk Wisnuisme, seperti orang-orang Hindu lainnya, mempunyai toleransi terhadap keyakinan-keyakinan yang lain karena Dewa [[Krisna]], [[avatar]] Wisnu, mengatakannya demikian di dalam [[Bhagavad Gita|Gita]]. Beberapa pandangan melukiskan pandangan toleran ini:
 
: Krisna berkata: "Dewa atau bentuk apapun yang disembah seorang percaya, aku akan menguatkan imannya. Namun demikian, hanya Akulah yang mengaruniakan keinginan mereka." (Gita: 7:21-22)
 
Kutipan lain di dalam Gita mengatakan:
Baris 77 ⟶ 83:
== Monoteisme dalam [[Taoisme]] ==
[[Tao]] adalah [[Yang Tertinggi]] yang tidak dapat didefinisikan dengan bahasa manusia, sifatnya adalah ketiadaan (''nothingness'') dan mengandung tuhan-tuhan yang lainnya. Berbeda dengan monoteisme Timur Tengah, Tao tidak mempunyai sifat-sifat pribadi seperti kesucian, cinta kasih, dan kebenaran. Hal ini membuat Taoisme terbebas dari masalah-masalah [[teodisi]].
 
== Referensi ==
<references />
 
== Lihat pula ==
Baris 82 ⟶ 91:
* [[Agama]]
* [[Allah dalam agama Abrahamik]]
* [[Henoteisme]]
* [[Kathenoteisme]]
* [[Teisme monistik]]
* [[Politeisme]]
* [[Monoteisme Semitik]]
* [[Agama Abrahamik]]
* [[Psikologi agama]]
 
{{Teisme}}
{{Sistem kepercayaan}}
[[rue:Монотеізм]]
 
[[Kategori:Teologi]]
[[Kategori:Kepercayaan]]
[[Kategori:Kepercayaan, tradisi, dan pergerakan agama]]
[[Kategori:Monoteisme| ]]
[[Kategori:Teologi]]
 
[[an:Monoteísmo]]
[[ar:ديانات توحيدية]]
[[az:Monoteizm]]
[[bat-smg:Muonuoteėzmos]]
[[be:Монатэізм]]
[[be-x-old:Монатэізм]]
[[bg:Монотеизъм]]
[[bo:ལྷ་གཅིག་ཆོས་ལུགས།]]
[[bs:Monoteizam]]
[[ca:Monoteisme]]
[[ceb:Monoteismo]]
[[ckb:یەکتاپەرستی]]
[[cs:Monoteismus]]
[[cy:Undduwiaeth]]
[[da:Monoteisme]]
[[de:Monotheismus]]
[[dv:އެއްކައުވަންތަކަން]]
[[el:Μονοθεϊσμός]]
[[en:Monotheism]]
[[eo:Monoteismo]]
[[es:Monoteísmo]]
[[et:Monoteism]]
[[eu:Monoteismo]]
[[fa:یکتاپرستی]]
[[fi:Monoteismi]]
[[fiu-vro:Monoteism]]
[[fr:Monothéisme]]
[[fy:Monoteisme]]
[[gl:Monoteísmo]]
[[he:מונותאיזם]]
[[hi:एकेश्वरवाद]]
[[hif:Monotheism]]
[[hr:Monoteizam]]
[[ht:Monoteyis]]
[[hu:Egyistenhit]]
[[hy:Միաստվածություն]]
[[ia:Monotheismo]]
[[io:Monoteismo]]
[[is:Eingyðistrú]]
[[it:Monoteismo]]
[[ja:一神教]]
[[ka:მონოთეიზმი]]
[[kn:ಏಕೀಶ್ವರವಾದ]]
[[ko:일신교]]
[[la:Monotheismus]]
[[lmo:Monoteism]]
[[lt:Monoteizmas]]
[[lv:Monoteisms]]
[[mk:Монотеизам]]
[[ml:ഏകദൈവവിശ്വാസം]]
[[ms:Monoteisme]]
[[nl:Monotheïsme]]
[[nn:Monoteisme]]
[[no:Monoteisme]]
[[oc:Monoteïsme]]
[[pap:Monotheismo]]
[[pl:Monoteizm]]
[[pnb:اک اللہ نوں مننا]]
[[pt:Monoteísmo]]
[[ro:Monoteism]]
[[ru:Монотеизм]]
[[sah:Монотеизм]]
[[scn:Monoteismu]]
[[sco:Monotheism]]
[[sh:Monoteizam]]
[[simple:Monotheism]]
[[sk:Monoteizmus]]
[[sl:Monoteizem]]
[[sq:Monoteizmi]]
[[sr:Монотеизам]]
[[sv:Monoteism]]
[[szl:Můnotejizm]]
[[ta:ஒரு கடவுட் கொள்கை]]
[[te:ఏకేశ్వరవాదం]]
[[tr:Tektanrıcılık]]
[[tt:Монотеизм]]
[[uk:Монотеїзм]]
[[ur:توحیدیت]]
[[vi:Thuyết độc thần]]
[[war:Monoteismo]]
[[yi:מאנאטעיזם]]
[[zh:一神論]]
[[zh-yue:一神論]]