Istana Negara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Sedjati88 (bicara | kontrib)
 
(42 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
::''Untuk{{for|istana Istanayang Negarabernama sama di Malaysia, lihat [[|Istana Negara, KualaJalan Lumpur]]''Duta}}
{{Infobox building
{{rapikan}}
|name=Istana Negara
[[Berkas:Istana negara.JPG|thumb|Istana negara di jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta]]
|image= COLLECTIE TROPENMUSEUM Het paleis van de Gouverneur Generaal in Noordwijk te Batavia TMnr 60010979.jpg
|caption= Istana Negara ketika masih bernama ''Paleis te Rijswijk'' tahun 1925
|location=Jalan Veteran, No. 17, [[Jakarta Pusat]], [[Indonesia]]
|architect=
|cost=
|floor_area =
|structural_system=
|engineer=
|construction_start_date=1796
|date_demolished=
|style=Gaya Kerajaan Hindia Belanda
|size=
}}
'''Istana Negara''' merupakan Istana Kepresidenan Indonesia yang terletak di [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Veteran]], [[Jakarta Pusat]]. Istana Negara juga terletak satu kompleks dengan [[Istana Merdeka]] yang letaknya di bagian selatan Istana ini. Dengan total luas keseluruhannya mencapai 68,000 m², kompleks ini meliputi 3 bangunan penting lainnya seperti [[Bina Graha]], Wisma Negara, dan kantor [[Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia]]. Yang menjadi perbedaan antara kedua Istana ini yaitu Istana Negara menghadap ke arah [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Veteran]], sedangkan Istana Merdeka menghadap ke arah [[Medan Merdeka]].<ref>[http://www.presidenri.go.id/istana/index.php/statik/sejarah/negara.html Istana Republik Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120621073629/http://www.presidenri.go.id/istana/index.php/statik/sejarah/negara.html |date=2012-06-21 }}. Accessed June 20, 2012.</ref>
 
== Sejarah ==
'''Istana Negara''' dan '''[[Istana Merdeka]]''' yang berada di satu kompleks di Jalan Merdeka, [[Jakarta]], merupakan dua buah bangunan utama yang luasnya 6,8 hektare (1 hektare = 1 hektometer persegi = 10000 meter persegi) dan terletak di antara Jalan Medan Merdeka Utara dan [[Jalan Veteran]], serta dikelilingi oleh sejumlah bangunan yang sering digunakan sebagai tempat kegiatan kenegaraan.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het paleis van de gouverneur-generaal in Rijswijk Batavia TMnr 3728-773.jpg|jmpl|kiri|Sebuah Litografi ''Paleis Rijswijk'' sekitar tahun 1880-an]]
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het paleis van de gouverneur-generaal in Rijswijk Batavia TMnr 60043591.jpg|jmpl|ka|Foto Istana Rijswijk antara tahun 1857-1872]]
Dua bangunan utama adalah Istana Merdeka yang menghadap ke Taman [[Monumen Nasional]] (Monas)(Jalan Medan Merdeka Utara) dan Istana Negara yang menghadap ke Sungai Ciliwung (Jalan Veteran). Sejajar dengan Istana Negara ada pula [[Bina Graha]]. Sedangkan di sayap barat antara Istana Negara dan Istana Merdeka, ada [[Wisma Negara]].
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Audiëntie-zaal in paleis Batavia TMnr 10013662.jpg|jmpl|ka|Interior dalam Istana Rijswijk tahun 1920-an]]
 
Pada awalnya di kompleks Istana di Jakarta ini hanya terdapat satu bangunan, yaitu Istana Negara. Gedung yang mulai dibangun [[1796]] pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[Pieter Gerardus van Overstraten]] dan selesai [[1804]] pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[Johannes Siberg]] ini semula merupakan rumah peristirahatan luar kota milik pengusaha Belanda, ''J A Van Braam''. Kala itu kawasan yang belakangan dikenal dengan nama ''Harmoni'' memang merupakan lokasi paling bergengsi di ''[[Batavia]] Baru''.
 
Pada tahun [[1820]] rumah peristirahatan van Braam ini disewa dan kemudian dibeli ([[1821]]) oleh pemerintah kolonial untuk digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta tempat tinggal para gubernur jenderal bila berurusan di Batavia (Jakarta). Para gubernur jenderal waktu itu kebanyakan memang memilih tinggal di [[Istana Bogor]] yang lebih sejuk. Tetapi kadang-kadang mereka harus turun ke Batavia, khususnya untuk menghadiri pertemuan ''Dewan Hindia'', setiap Rabu.
Baris 13 ⟶ 27:
Rumah van Braam dipilih untuk kepala koloni, karena [[Istana Daendels]] di [[Lapangan Banteng]] belum selesai. Tapi setelah diselesaikan pun gedung itu hanya dipergunakan untuk kantor pemerintah.
 
Selama masa pemerintahan Hindia Belanda, beberapa peristiwa penting terjadi di gedung yang dikenal sebagai ''Istana Rijswijk'' (namun resminya disebut '''''Hotel van den Gouverneur-Generaal''''', untuk menghindari kata Istana) ini. Di antaranya menjadi saksi ketika sistem [[tanam paksa]] atau ''cultuur stelsel'' ditetapkan Gubernur Jenderal
[[Graaf van den Bosch]]. Lalu penandatanganan [[Persetujuan Linggarjati]] pada [[25 Maret]] [[1947]], yang pihak Indonesia diwakili oleh [[Sutan Syahrir]] dan pihak Belanda diwakili oleh [[H.J. van Mook]].
 
Pada mulanya bangunan seluas 3.375 m2 berarsitektur gaya [[Yunani]] Kuno ini bertingkat dua. Tapi pada [[1848]] bagian atasnya dibongkar; dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan [[1848]] inilah yang bertahan sampai sekarang tanpa ada perubahan yang berarti.
 
Karena Istana Rijswijk mulai sesak, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[J.W. van Lansberge]] tahun [[1873]] dibangunlah istana baru pada kaveling yang sama, Istana tersebut dinamakan ''Paleis te Koningsplein'' atau ''Istana Gambir'' yang kemudian dikenal dengan nama [[Istana Merdeka]] setelah Indonesia merdeka.
Sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, saat ini Istana Negara menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, antara lain pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah dan rapat kerja nasional, kongres bersifat nasional dan internasional, dan jamuan kenegaraan.
 
Sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, saat ini Istana Negara menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, antara lain seperti pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah dan rapat kerja nasional, kongres bersifat nasional dan internasional, danserta jamuan yang bersifat kenegaraan.
Karena Istana Rijswijk mulai sesak, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[J.W. van Lansberge]] tahun [[1873]] dibangunlah istana baru pada kaveling yang sama, yang waktu itu dikenal dengan nama ''Istana Gambir''. Istana yang diarsiteki ''Drossares'' pada awal masa pemerintahan RI sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) oleh Pemerintah Belanda pada [[27 Desember]] [[1949]]. Waktu itu RI diwakili oleh Sri Sultan [[Hamengkubuwono IX]], sedangkan kerajaan Belanda diwakili [[A.H.J Lovinnk]], wakil tinggi mahkota Belanda di Indonesia.
 
== Galeri ==
Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan Bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan ''Istana Merdeka''.
<gallery>
 
Berkas:Collectie NMvWereldculturen, RV-A42-1-19, foto- Het paleis van de gouverneur-generaal in Rijswijk te Batavia, Woodbury & Page, Woodbury & Page, ca. 1875.jpg|Istana Rijswijk, sekitar tahun 1875.
Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada [[28 Desember]] [[1949]] [[Presiden]] [[Soekarno]] beserta keluarganya tiba dari [[Yogyakarta]] dan untuk pertama kalinya mendiami Istana Merdeka. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia [[17 Agustus]] di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada [[1950]].
Berkas:Barack Obama at state dinner in Jakarta.jpg|Jamuan kenegaraan di Istana Negara selama kunjungan [[Barack Obama|Presiden Obama]] pada tahun 2010
 
Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-60002099, Foto- Het paleis van de Gouverneur-Generaal aan het Koningsplein in Batavia., ca. 1870.jpg|Istana Rijswijk, sekitar tahun 1870.
Sejak masa pemerintahan Belanda dan [[Jepang]] sampai masa pemerintahan [[Republik]] [[Indonesia]], sudah lebih dari 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Merdeka sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan negara.
</gallery>
 
Sebagai pusat pemerintahan negara, kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat, dan pelantikan perwira muda (TNI dan Polri).
 
Bangunan seluas 2.400 m2 itu terbagi dalam beberapa ruang. Yakni serambi depan, ruang kredensial, ruang tamu/ruang jamuan, ruang resepsi, ruang bendera pusaka dan teks proklamasi. Kemudian ruang kerja, ruang tidur, ruang keluarga/istirahat, dan pantry (dapur).
 
Sepeninggal Presiden Soekarno, tidak ada lagi presiden yang tinggal di sini, kecuali Presiden [[Abdurrahman Wahid]] dan Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] (SBY). Presiden Soeharto yang menggantikan Soekarno memilih tinggal di Jalan Cendana. Tapi Soeharto tetap berkantor di gedung ini dengan men-set up sebuah ruang kerja bernuansa penuh ukir-ukiran khas Jepara, sehingga disebut sebagai Ruang Jepara serta lebih banyak berkantor di [[Bina Graha]].
 
== Lihat pula ==
* [[Istana Presiden Republik Indonesia]]
* [[Istana Merdeka]]
 
== Referensi ==
<references/>
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/harian/0411/03/nas13.htm Kantor-kantor Para Presiden] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050506080436/http://www.suaramerdeka.com/harian/0411/03/nas13.htm |date=2005-05-06 }}
 
{{Batavia}}
[[Kategori:Istana kepresidenan Indonesia|Negara, Istana]]
{{Istana Kepresidenan Indonesia}}
{{Istana di Indonesia}}
 
[[enKategori:Istana kepresidenan Indonesia|Negara, (Jakarta)Istana]]
[[Kategori:Kota Administrasi Jakarta Pusat]]
[[Kategori:Gambir, Jakarta Pusat]]