Bambang Soegeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dirga udara (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(92 revisi perantara oleh 46 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
'''Bambang Sugeng''' (lahir di [[Tegalrejo]], [[Magelang]], [[31 Oktober]] [[1913]] - [[1977]]) adalah [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] pada [[5 Desember]] [[1952]] hingga [[2 Mei]] [[1955]]. Ia juga pernah menjabat sebagai [[Duta Besar]] [[Indonesia]] untuk [[Vatikan]], [[Jepang]], dan [[Brasil]].
| honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan (non-akademis) -->
| name = Bambang Soegeng
| image = Djenderal Major Bambang Sugeng.png
| imagesize = 200px
| office = Kepala Staf TNI Angkatan Darat
| order = ke-3
| president = [[Soekarno]]
| term_start = 22 Desember 1952
| term_end = 8 Mei 1955
| predecessor = [[Abdul Haris Nasution]]
| successor = [[Zulkifli Lubis]]
| birth_date = {{birth date|1913|10|31}}
| birth_place = [[Tegalrejo, Magelang]], [[Jawa Tengah]]
| death_date = {{death date and age|1977|6|22|1913|10|31}}
| death_place = [[Jakarta]]
| spouse = {Ny. Sukemi (1936–1946){{br}}Ny. Istiyah
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->6
| profession = [[Tentara]]
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
| serviceyears = 1943–1955
| servicenumber = 10001{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|2011|p=29}}
| signature =
| allegiance = {{flag|Kekaisaran Jepang}} (1943–1945){{br}}{{flag|Indonesia}} (1945–1955)
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| rank = [[File:21-TNI Army-LG.svg|25px| ]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]] [[Daftar istilah militer Tentara Nasional Indonesia#H|(Kehormatan)]]
| unit = Infanteri
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]{{tree list}}
**[[Serangan Umum 1 Maret 1949]]
| office2 = Daftar Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci{{!}}Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci/Vatikan
| order2 = ke-4
| termend2 = 1959
| termstart2 = 1956
| president2 = [[Soekarno]]
| predecessor2 = Jahja daeg
| successor2 = Busono Darusman
| primeminister2 = [[Ali Sastroamidjojo]]<br>[[Djuanda Kartawidjaja]]
| primeminister = [[Wilopo]]<br>[[Ali Sastroamidjojo]]
}}
 
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Bambang Soegeng''' ([[Ejaan Republik|ER]]: '''Bambang Sugeng''') ({{lahirmati|[[Tegalrejo, Magelang]], [[Jawa Tengah]]|31|10|1913|[[Jakarta]]|22|6|1977}}) adalah seorang tokoh militer Indonesia dan pernah menjadi [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] ke-3 yang menjabat dari tanggal [[22 Desember]] [[1952]] hingga [[8 Mei]] [[1955]].<ref name="buku bambang"/>
Bambang Sugeng pernah memimpin pasukan [[TKR]] pada saat [[Agresi Militer I]] ([[1947]]) dan [[Agresi Militer II]] ([[1948]]). Selain itu ia juga termasuk perwira yang terlibat dalam perencanaan [[Seranga Umum 1 Maret 1949]]. Sebagai penguasa teritorial, Bambang mengendalikan jalannya pertempuran di wilayah Divisi III [[Jawa Tengah]] dan [[Yogyakarta di masa]] 1948-1949. Dari tangan pria kelahiran Magelang itu muncul Perintah Siasat dan Intruksi Rahasia untuk melakukan perang propaganda terhadap [[Belanda]].
 
Selain berkarier di dunia militer, Bambang juga pernah menjabat sebagai [[Duta Besar]] [[Indonesia]] untuk [[Vatikan]], [[Jepang]], dan [[Brasil]].
Dengan posisinya yang senior kemudian Pemerintah menunjuknya untuk menjadi wakil Panglima Besar [[Sudirman]] atau Wakil 1 Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP). Sosoknya yang bisa diterima semua pihak yang menjadikanya satu-satunya alternatif bagi Presiden [[Soekarno]] saat mencopot [[AH Nasution]] yang mendalangi [[peristiwa 17 Oktober 1952]].
 
Bambang meninggal dunia pada usia 63 tahun dengan pangkat terakhir [[Mayor Jenderal]] [[Anumerta]] dan dimakamkan di Kompleks Monumen Pembunuhan Massal Pejuang RI Kali Progo, Temanggung, Jawa Tengah.<ref>{{Cite news|title=Jembatan Progo Saksi Bisu Pembantaian Ribuan Pejuang RI|url=http://berita.suaramerdeka.com/jembatan-progo-saksi-bisu-pembantaian-ribuan-pejuang-ri/|first=Raditia|last=Yoni Ariya|publisher=Suara Merdeka.com|accessdate=18 Agustus 2017|date=11 November 2016|language=id|work=[[Merdeka.com]]}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite web|location=Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I Yogyakarta|work=Artikel Perpustakaan|first=Titi|last=Mumfangati|title=Mengenal Monumen Bambang Sugeng di Gumuk Godheg Temanggung|url=http://bpad.jogjaprov.go.id/article/site/view/id/492/t/mengenal-monumen-bambang-sugeng-di-gumuk-godheg-temanggung|date=23 September 2013|publisher=bpad.jogjaprov.go.id}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Mulai tanggal [[1 November]] [[1997]], pemerintah Indonesia menaikkan pangkatnya menjadi [[Letnan]] [[Jenderal]] (Kehormatan).<ref>Keputusan Presiden Nomor 50/ABRI Tahun 1997</ref>
Bambang menggunakan pendekatan unik khas Indonesia yaitu musyawarah untuk menyatukan para perwira TNI yang terbelah akibat peristiwa Oktober 1952 dan menghasilkan [[Piagam Djogja 1955]]. Piagam yang meredam friksi di dalam militer membuat Soekarno yang pada akhirnya mengangkat kembali AH Nasution menjadi KSAD.
 
== Kehidupan awal ==
Bambang juga yang memprakarsai pencatatan setiap prajurit TNI atau Nomor Registrasi Pusat NRP yang kemudian ditiru pada pencatatan organisasi sipil atau Nomor Induk Pegawai NIP.
Bambang lahir di [[Magelang]], [[Jawa Tengah]] merupakan putra sulung dari 6 bersaudara. Ayahnya bernama Slamet dan ibunya bernama Zahro. Ia menempuh pendidikan [[HIS]] di Tegalrejo, kemudian melanjutkan ke [[MULO]] di [[Purwokerto]] dan menyelesaikan pendidikan [[SMA Negeri 1 Yogyakarta|AMS bagian A]] di [[Yogyakarta]]. Karena cita-citanya menjadi ahli hukum, Bambang sempat melanjutkan pendidikannya ke [[RHS]] di [[Jakarta]] tetapi tidak selesai karena sekolahnya ditutup oleh [[Jepang]] yang mulai berkuasa di Indonesia.
 
Pada tahun [[1936]], Bambang menikah dengan Sukemi yang berasal dari [[Temanggung]] dan dikaruniai 3 orang anak (1 putri dan 2 putra). Pernikahannya dengan Sukemi tidak bertahan lama, karena sakit paru-paru, istrinya meninggal dunia pada tahun [[1946]]. Bambang kemudian menikah lagi dengan Istiyah yang berasal dari [[Banjarnegara]] dan dikaruniai 2 orang putri.
 
Sebelum memulai karier militernya, Bambang sempat bekerja sebagai pegawai negeri pada pemerintah [[Kabupaten Temanggung]] sebagai juru tulis.<ref name="buku bambang">{{cite book||last=|first=|authorlink=|coauthors=|title=Jenderal Mayor Bambang Sugeng, Kiprahnya sebagai Prajurit dan Diplomat, KASAD ke-3|year=2006|publisher=Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat|location=Bandung|id=}}</ref>
 
== Karier militer ==
[[Berkas:Bambang Sugeng Suara Rakyat 21 Dec 1952 p1.JPG|jmpl|ka|150px|Bambang Soegeng tahun 1943]]
Karier militer Bambang dimulai pada tahun 1943 saat ia mengikut pendidikan perwira [[PETA]] ''Gyugun Renseitai'' di [[Bogor]]. Setelah lulus ia menjadi ''Cudanco'' (komandan kompi) dan ditempatkan di Magelang. Pada tahun [[1944]] Bambang sudah menjadi ''Daidanco'' (komandan peleton) di [[Gombong]].
 
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] [[17 Agustus]] [[1945]], Bambang diangkat menjadi Komandan Resiman [[TKR]] di [[Wonosobo]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Setelah proses Reorganisasi dan Rasionalisasi (ReRa) [[TNI]] pada tahun 1948, ia diangkat menjadi Komandan Divisi III yang meliputi [[Banyumas]], [[Pekalongan]], [[Kedu]] dan [[Yogyakarta]].
Bambang Sugeng pernah memimpin pasukan [[TKR]] pada saat [[Agresi Militer I]] ([[1947]]) dan [[Agresi Militer II]] ([[1948]]). Selain itu ia juga termasuk perwira yang terlibat dalam perencanaan [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]. Sebagai penguasa teritorial, Bambang mengendalikan jalannya pertempuran di wilayah Divisi III [[Jawa Tengah]] dan [[Yogyakarta]] pada masa 1948-1949. Dari tangan pria kelahiran Magelang itu muncul Perintah Siasat dan Intruksi Rahasia untuk melakukan perang propaganda terhadap [[Belanda]].
 
Dengan posisinya yang senior kemudian Pemerintah menunjuknya untuk menjadi wakil Panglima Besar [[Soedirman]] atau Wakil 1 Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) mulai [[21 September]] [[1944]] hingga [[27 Desember]] [[1949]]. Pada bulan [[Juni]] [[1950]] Bambang diangkat menjadi Panglima [[Kodam V/Brawijaya|Divisi I T&T V/Brawijaya]].<ref>{{cite web|url=http://www.kodam5-brawijaya.com/static/13/sejarah-kodam-vbrawijaya.html|title=Sejarah Kodam V/Brawijaya|publisher=kodam5-brawijaya.mil.id|accessdate=3 Desember 2013}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes}}</ref>
 
Sosoknya yang bisa diterima semua pihak yang menjadikanya satu-satunya alternatif bagi Presiden [[Soekarno]] saat mengangkatnya sebagai [[KASAD]] setelah mencopot [[AH Nasution]] yang dianggap mendalangi [[Peristiwa 17 Oktober]]. Bambang menggunakan pendekatan unik khas Indonesia yaitu musyawarah untuk menyatukan para perwira TNI yang terbelah akibat [[Peristiwa 17 Oktober]] dan menghasilkan [[Piagam Djogja 1955]]. Piagam yang meredam friksi di dalam militer membuat Soekarno yang pada akhirnya mengangkat kembali AH Nasution menjadi KASAD.
 
Bambang juga yang memprakarsai pencatatan setiap prajurit TNI atau Nomor Registrasi Pusat NRP yang kemudian ditiru pada pencatatan organisasi sipil atau Nomor Induk Pegawai NIP.<ref name="buku bambang"/>
 
Setelah berhasil menyatukan kembali para perwira [[TNI Angkatan Darat]] melalui Piagam Djogja 1955, Bambang mengundurkan diri sebagai KASAD pada tanggal [[8 Mei]] [[1955]].<ref>Keputusan Presiden Nomor 117/M Tahun 1955</ref>
== Riwayat jabatan ==
# Komandan Resimen Temanggung TKR Divisi V (1945-1946).
# Kepala Staf Divisi II / Sunan Gunung Djati (1946-1948).
# Panglima Divisi III / Diponegoro merangkap Gubernur Militer Daerah Militer Istimewa III Djawa Tengah (1948-1949).
# Wakil Kepala Staf Angkatan Perang I (1949).
# Kepala Staf "G" Markas Besar Angkatan Darat (1949-1950).
# Panglima Divisi I / Brawijaya kemudian T&T V / Brawijaya (1950-1952).
# Kepala Staf TNI Angkatan Darat (1952-1955).
# Mengundurkan diri (1955).<ref>{{Cite book|title=Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibukota Djogja Kembali 1949 dan Seorang Diplomat|last=Hartoto|first=Edi|publisher=Kompas Gramedia|year=2010|isbn=978-979-709-630-4|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
== Kepangkatan ==
# Letnan Kolonel (1945-1948).
# Kolonel (1948-1952).
# Mayor Jenderal (1952-1955).
# Mengundurkan diri (1955).
# Letnan Jenderal TNI (HOR) (1997).
 
== Karier diplomat ==
Setelah berhenti dalam dinas militer, Bambang ditunjuk oleh [[Presiden]] [[Soekarno]] menjadi
[[Duta Besar]] [[Indonesia]] untuk [[Vatikan]] yang dijabat dari tanggal [[1 Agustus]] [[1956]] hingga [[Januari]] [[1960]].<ref>Keputusan Presiden Nomor 385/M Tahun 1956</ref> Kemudian pada tanggal [[19 Januari]] [[1960]] hingga tahun [[1964]] ia menjadi [[Duta Besar]] [[Indonesia]] untuk [[Jepang]].<ref>Keputusan Presiden Nomor 12/M Tahun 1960</ref> Pada tahun [[1964]] hingga [[4 November]] [[1966]] menjadi Duta Besar di [[Brasil]].
 
==Kenaikan Pangkat Kehormatan==
Pada November 1997, Presiden [[Soeharto]] memberikan penghargaan untuk para mantan KSAD. Soeharto memberikan kenaikan pangkat kehormatan satu tingkat lebih tinggi kepada [[Djatikoesoemo|Jenderal (Kehormatan) GPH Djatikusumo]], Letjen (Kehormatan) Bambang Sugeng, dan [[Bambang Utoyo|Letjen (Kehormatan) Bambang Utoyo]]. Selain itu juga kepada [[Sarwo Edhie Wibowo|Jenderal (Kehormatan) Sarwo Edhie Wibowo]], mantan Dubes RI di Korea Selatan.
 
==Meninggal Dunia==
Beliau wafat hari Rabu malam jam 21.00 WIB tanggal 22 Juni 1977 dan dimakamkan di Kranggan, Temanggung di tepi Kali Progo tidak jauh dari rumah kediaman keluarga.
 
== Penghargaan ==
=== Tanda jasa{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|2011|p=30}}{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|2018|p=187-188}} ===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of St Gregory the Great ribbon bar.gif|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (7 Agustus 1995)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Utama]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M I]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Penegak]]
| colspan="1"|[[:en:Order of St. Gregory the Great|Knight Grand Cross of the Order of St. Gregory the Great]] - Vatikan<ref>{{Citation|title=President Sukarno Visits Pope (1959)|url=https://www.youtube.com/watch?v=sJdbTL3UPS0|accessdate=2024-01-13|language=id-ID}}</ref>
|}
 
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
== Bibliografi ==
 
* {{cite book||last=Hartoto|first=Edi|authorlink=|coauthors=|title=Panglima Bambang Sugeng : Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949 dan Seorang Diplomat |year=April, 2012|publisher=Kompas|location=Jakarta|id=ISBN 978-979-709-630-4}}
* {{Citation|author=Dinas Sejarah TNI AD|date=2011|title=Profil Kepala Staf Angkatan Darat Ke-1 s.d.Ke-26|volume=I|pages=|url=https://drive.google.com/file/d/1Ih0ChoFC3Mm-wzOxnZxg12y2oNzBAlPq/view}}
* {{Citation|author=Dinas Sejarah TNI AD|date=2018|title=Jenderal Mayor Bambang Sugeng, Pengayom dan Pemersatu Prajurit AD|location=Jakarta|id=ISBN 978-602-7846-21-0|url=https://drive.google.com/file/d/1K6R-Z6w_XtitsqwK5Ur-sh9poLOSQyHT/view}}
 
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Bambang Sugeng}}
* [http://www.temanggungkab.go.id/potensi.php?mnid=108 Situs Pemda Temanggung - Monumen Bambang Sugeng]
 
* {{id}} [http://www.temanggungkab.go.id/potensi.php?mnid=108 Situs Pemda Temanggung - Monumen Bambang Sugeng]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Kotak_mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Abdul Harris Nasution]]|pengganti=[[Bambang Utoyo]]|tahun=1952-1955}}
{{Kotak_selesai}}
 
{{indo-bio-stubkotak_mulai}}
{{s-mil}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Abdul Harris Nasution]]|pengganti=[[Zulkifli Lubis]]|tahun=22 Desember 1952—8 Mei 1955}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci]]|pendahulu=[[Alfian Yusuf Helmi]]|pengganti=[[Mohammad Nazir]]|tahun=1956–1959}}
{{s-new}}
{{s-ttl | jabatan = [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Jepang|Duta Besar Indonesia untuk Jepang]] | tahun = 1960–1964}}
{{s-aft | after = Harsono Reksoatmodjo}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Duta Besar Indonesia untuk Brasil]]|pendahulu=[[Abu Hanifah]]|pengganti=[[Syarief Thayeb]]|tahun=1964–1966}}
{{kotak_selesai}}
 
{{Kepala Staf TNI Angkatan Darat}}
{{DEFAULTSORT:Sugeng, Bambang}}
 
{{lifetime|1913|1977|}}
 
{{DEFAULTSORT:Sugeng, Bambang}}
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:KSADTokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro]]
[[Kategori:Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 1 Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Magelang]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Brasil]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Jepang]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci]]
[[Kategori:Politikus Partai Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]