Diselamatkan oleh anugerah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
-> fixed image |
||
(114 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{POV|artikel ini merupakan penafsiran dari Protestan, mengandalkan beberapa rujukan yang tidak mewakili keseluruhan Kristen, dan tidak ada rujukan tulisan langsung tokoh yang disebutkan; sehingga}}
'''Diselamatkan oleh anugerah''' adalah suatu konsep dalam [[teologi Kristen]] yang menyatakan bahwa keselamatan manusia adalah pemberian [[Allah]].
▲'''Diselamatkan oleh anugerah''' adalah suatu konsep dalam teologi Kristen yang menyatakan bahwa keselamatan manusia adalah pemberian Allah. <ref name="McGrath">113</ref> Dalam konsep ini, keselamatan manusia tidak ditentukan oleh perbuatan yang dilakukannya, melainkan berdasarkan anugerah dari Allah. <ref name="McGrath">122</ref> Konsep ini terdapat di dalam tulisan-tulisan rasul Paulus yang ada di Alkitab Perjanjian Baru. <ref name="McGrath">113</ref> Dalam sejarah kekristenan selanjutnya konsep ini banyak diperdebatkan, khususnya mengenai kontribusi manusia dalam mengusahakan keselamatannya. <ref name="McGrath">113</ref> Tokoh-tokoh Kristen seperti Agustinus dan Martin Luther banyak memberi kontribusi dalam perdebatan mengenai konsep ini. <ref name="McGrath">113</ref>
== Latar
Kata
== Perjanjian Lama ==
== Perjanjian Baru ==
Istilah
== Pandangan Paulus ==
=== Di dalam Surat Roma ===
Anugerah merupakan ciri utama dalam teologi Paulus.<ref name="Guthrie"
=== Di dalam Surat Korintus ===
Anugerah [[Allah]] tidak hanya terdapat di dalam Surat Roma saja, melainkan juga di dalam Surat I dan
Paulus mengatakan bahwa [[Allah]] melalui Yesus Kristus telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya.<ref name="Ridderbos">Ridderbos, Herman N. 1975. ''
{{Other uses}}
{{More footnotes|date=October 2008}}
[[Berkas:Pelagius.jpg|jmpl|200px|A17th century [[Calvinist]]print depicting Pelagius. Pelagius merupakan tokoh yang menyuarakan pelagianisme."]]
[[Pelagius]] meyakini bahwa karya pencarian manusia dalam memilih dan mencari [[Allah]] memiliki peran yang sangat penting.<ref name="Curtis">Curtis, A. Kenneth. 2001. ''100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 25-27.</ref> Meskipun karya [[Allah]] memegang peranan,tetapi itu bukanlah semuanya.<ref name="Curtis" /> [[Pelagius]] menyangkal bahwa dosa diturunkan dari Adam, sebaliknya manusia terlahir tanpa dosa.<ref name="Sudarmo">Sudarmo R. 2010. ''Kamus Istilah Teologi''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 64.</ref> Akibat dari dosa manusia pertama bukan karunia keselamatan, melainkan pemberian teladan yang baik yaitu Kristus, hukum, dan pernyataan umum.<ref name="Sudarmo" /> Manusia dapat berusaha sendiri untuk menjadi sempurna.<ref name="Sudarmo" /> Ada tujuh pokok ajaran [[Pelagius]]:
* Pertama, Adam diciptakan untuk mati dan akan mati sekalipun ia tidak berdosa.<ref name="Willem" /> Kematian bukanlah akibat dosa.<ref name="Willem" />
* Kedua, kejatuhan Adam ke dalam dosa hanya dia sendiri dan tidak mempunyai akibat bagi keturunannya.<ref name="Willem" />
* Ketiga, anak-anak yang dilahirkannya tidak berdosa.<ref name="Willem" />
* Keempat, anak-anak yang tidak dibaptiskan dan meninggal pada masa bayi tetap memperoleh keselamatan.<ref name="Willem" />
* Kelima, manusia mati bukan karena kejatuhan Adam ke dalam dosa dan manusia bangkit di antara orang mati bukan didasarkan pada [[kebangkitan Yesus]] [[Kristus]].<ref name="Willem" />
* Keenam, hukum [[Taurat]] dapat memimpin orang ke dalam Kerajaan Surga sama seperti Injil.<ref name="Willem" />
* Ketujuh, sebelum Kristus ada orang yang berdosa.<ref name="Willem" />
[[Berkas:
Pernyataan [[Pelagius]] tidak serupa dengan pernyataan [[Agustinus]] yang mengatakan bahwa
▲== Perdebatan tentang Konsep Diselamatkan oleh Anugerah==
▲=== Perdebatan antara Agustinus dan Pelagius===
▲[[Berkas:Augustine_of_Hippo.jpg|right|thumb|150px|Santo Agustinus merupakan tokoh Gereja yang menyuarakan pemikiran tentang diselamatkan melalui anugerah.]]
Dosa bukanlah ciptaan [[Allah]] dan tidak bersifat kekal.<ref name="Lane">
Ajaran [[Pelagius]] ditentang keras oleh [[Augustinus]], Uskup Hippo-Regius,
▲Pernyataan Pelagius tidak serupa dengan pernyataan Agustinus yang mengatakan bahwa Manusia diciptakan oleh Allah dengan karunia-karunia adikodrati.<ref name="Willem">Willem F.D. 1986. '' Riwayat Hidup Singkat: Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja ''. 32, teks tambahan.</ref> Karunia-karunia itu hilang ketika Adam jatuh ke dalam dosa.<ref name="Willem">32</ref> Pemikiran Augustinus didasari oleh perkataan Paulus dalam surat Roma 13:13-14 yang tertulis, "kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya".<ref name="Lane">39</ref> Berdasarkan surat Paulus tersebut, muncul pemikiran Augustinus bahwa manusia memiliki kebebasan kehendak.<ref name="Lane">39</ref> Kejahatan merupakan prinsip negatif dan sebuah keadaan yang terpisah dari Allah.<ref name="Lane">39</ref> Kejahatan adalah suatu keadaan yang tadinya baik berubah menjadi keadaan yang rusak atau tidak baik.<ref name="Lane">39</ref> Kehendak bebas hilang dan Adam serta keturunannya dikuasai oleh dosa.<ref name="Willem">32</ref> Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.<ref name="Willem">32</ref> Manusia hanya dapat diselamatkan oleh rahmat Allah saja.<ref name="Willem">32</ref> Peristiwa kejatuhan Adam ke dalam dosa, seluruh manusia berada dalam keadaan berdosa.<ref name="Willem">32</ref> Allah akan memilih orang-orang yang akan menerima karunia-Nya.<ref name="Willem">32</ref> {{Inuse/12 Maret 2011}}.
▲Dosa bukanlah ciptaan Allah dan tidak bersifat kekal.<ref name="Lane">39</ref> Dosa muncul karena manusia telah menyalahgunakan kehendak bebas.<ref name="Lane">39</ref> Oleh karena itu, setiap manusia bertanggungjawab atas perbuatannya dan manusia membutuhkan kasih karunia Allah yakni pertolongan batin dari Roh Kudus, agar manusia bisa hidup dengan baik.<ref name="Lane">39-41</ref> Allah memberi kasih karunia-Nya (atau Roh Kudus) kepada manusia yang merespon Injil dengan imannya.<ref name="Lane">41</ref> Iman merupakan karunia Allah dan hasil pekerjaan rahmat-Nya. Keselamatan merupakan sebuah karunia Allah.<ref name="Lane">41</ref> Namun, Allah tidak memberikan karunia itu kepada semua orang.<ref name="Lane">41</ref> Allah memberikan karunia itu hanya kepada orang-orang yang menjadi umat pilihan-Nya saja.<ref name="Lane">41</ref> Karunia itu tidak ada terkait dengan kehendak atau usaha seseorang (Rom.9:16).<ref name="Lane">42</ref> Kasih karunia Allah berupa pertolongan batin dari Roh Kudus, agar manusia bisa hidup sebagai orang Kristen.<ref name="Lane">41</ref> Allah memberi kasih karunia-Nya kepada manusia yang merespon Injil dengan imannya.<ref name="Lane">41</ref> Iman merupakan karunia Allah dan hasil pekerjaan rahmat-Nya. <ref name="Lane">41</ref> Keselamatan merupakan sebuah karunia Allah.<ref name="Lane">41</ref> Namun, Allah tidak memberikan karunia itu kepada semua orang.<ref name="Lane">41</ref> Allah memberikan karunia itu hanya kepada orang-orang yang menjadi umat pilihan-Nya saja.<ref name="Lane">41</ref> Karunia itu tidak ada terkait dengan kehendak atau usaha seseorang (Rom.9:16).<ref name="Lane">42</ref> {{Inuse/12 Maret 2011}}.
Meskipun [[Pelagius]] mendapat penolakan dari [[Agustinus]], tetapi ada juga orang-orang yang meyakini pemikiran [[Pelagius]] meskipun tidak semua sekitarnya diterima.<ref name="Lohse">Lohse, Benhard. 1990. ''Pengantar Sejarah Dogma Kristen''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 157-163</ref> Pada zaman modern, orang tersebut dianggap sebagai kelompok yang menganut [[semi pelagianisme]].<ref name="Lohse" /> Tokoh yang penting dalam [[semi pelagianisme]] adalah [[Yohanes Cassian]] dan [[Vincent]] dari Lerins.<ref name="Lohse" /> Paham ini mengajarkan bahwa walaupun manusia sakit, manusia masih bisa berbuat baik tetapi ia membutuhkan bantuan [[Allah]].<ref name="Sudarmo" /> Komunitas [[semi Pelagius]] menganut setengah ajaran [[Agustinus]] dan setengah ajaran [[Pelagius]].<ref name="Lohse" /> Komunitas [[semi pelagianisme]] sependapat dengan [[Agustinus]] mengenai dosa warisan.<ref name="Lohse" /> Meskipun demikian, komunitas ini menolak pandangan [[Agustinus]] mengenai dosa dan anugerah.<ref name="Lohse" /> Komunitas ini menolak pandangan mengenai keterikatan kehendak secara penuh mengenai pekerjaan dari kuasa anugerah yang tidak tertahankan dan mengenai predestinasi.<ref name="Lohse" /> [[Cassian]] mengatakan bahwa kehendak bebas yang terdapat pada manusia tidak dihapuskan semuanya.<ref name="Lohse" /> Dosa Adam memang diwariskan kepada generasi berikutnya dalam pengertian seperti seseorang mewariskan kesakitan sebagai akibatnya kehendak bebas menjadi lemah.<ref name="Lohse" /> [[Allah]] memberikan kepada manusia sebagai permulaan dari kehendak yang bijak.<ref name="Lohse" /> [[Cassian]] menilai pandangan [[Agustinus]] bahwa konsep anugerah tidaklah mesti mendahului kehendak bebas.<ref name="Lohse" /> Oleh karena manusia tetap mempunyai kehendak bebas, meskipun kehendak itu dilemahkan akibat dosa.<ref name="Lohse" /> [[Cassian]] mengatakan bahwa kehendak bebas memiliki inisiatif pertama untuk datang kepada [[Allah]].<ref name="Lohse" /> Kehendak manusia bebas memilih untuk menghargai ataupun menolak anugerah [[Allah]].<ref name="Lohse" /> Dengan kata lain, [[Cassian]] ingin mengatakan bahwa anugerah [[Allah]] dan kehendak bebas manusia haruslah bekerja sama.<ref name="Lohse" /> Selain [[Cassian]], ada juga [[Vincent]] yang menolak pandangan [[Agustinus]].<ref name="Lohse" /> [[Vincent]] menilai pandangan [[Agustinus]] melalui konsep tradisi dengan berkata, "iman yang telah dipercayai di mana-mana.<ref name="Lohse" /> Hal itulah yang benar dan katolik, sebagaimana nama itu sendiri dan alasan dari sesuatu menjelaskan dan mencakup segala universalitas".<ref name="Lohse" />
Komunitas [[semi pelagianisme]] mengajarkan dan menjanjikan bahwa di dalam lingkungan persekutuan mereka terdapat anugerah [[Allah]] yang bersifat pribadi, yang besar, khusus, tanpa bekerja, tanpa upaya, bahkan walaupun mereka tidak memintanya maka orang akan mendapat dispensasi dari [[Allah]] berupa pemeliharaan melalui perlindungan para malaikat.<ref name="Lohse" /> Komunitas ini mengakui keputusan [[Caesarius]] dari Arles bahwa melalui dosa Adam, maka ia dan cucu-cucunya mengalami kerusakan jiwa dan tubuh.<ref name="Lohse" /> Dosa dan kematian berasal dari ketidaktaatan Adam atas perintah [[Allah]].<ref name="Lohse" /> Sebagai akibatnya, kehendak bebas manusia dilemahkan begitu rupa, sehingga tidak mungkin lagi atas inisiatif sendiri seseorang dapat mengasihi dan percaya kepada [[Allah]] sebagaimana seharusnya.<ref name="Lohse" /> Melalui dirinya sendiri, manusia tidak dapat memperoleh anugerah [[Allah]].<ref name="Lohse" /> Anugerah melaksanakan iman dan kehendak ke arah kemurnian.<ref name="Lohse" /> Dalam konteks ini "anugerah" mengacu pada infusi Roh Kudus dan Karya-Nya.<ref name="Lohse" /> Kehendak disediakan oleh Tuhan.<ref name="Lohse" /> Iman menjadikan manusia mengiakan pemberitaan Injili.<ref name="Lohse" /> Iman menggerakkan hati manusia untuk datang pada baptisan yang memulihkan kehendak bebas.<ref name="Lohse" /> Orang yang dibaptis juga berada dalam situasi membutuhkan bantuan yang terus menerus dari anugerah Ilahi.<ref name="Lohse" /> Tanpa bantuan ini orang yang dibaptis tidak dapat bertekun dalam jalan-jalan yang baik atau mencapai akhir yang dikehendaki.<ref name="Lohse" />
▲Ajaran Pelagius ditentang keras oleh Augustinus, Uskup Hippo-Regius, namun Pelagius tidak mau sehingga ia diekskomunikasikan.<ref name="Willem">212</ref> Augustinus menentang ajaran Pelagius dengan mengatakan bahwa manusia mati karena dosa-dosanya.<ref name="Sudarmo">64</ref> Akhirnya, ajaran gereja kemudian adalah semi pelagianisme yang mengajarkan bahwa walaupun manusia sakit, manusia masih bisa berbuat baik tetapi ia membutuhkan bantuan Allah.<ref name="Sudarmo">64</ref> {{Inuse/12 Maret 2011}}.
▲== Pandangan Semi Pelagianus==
== Pandangan Pada Abad Pertengahan ==
Pada abad pertengahan, anugerah dipandang sebagai suatu substansi adikodrati yang dicurahkan oleh [[Allah]] ke dalam jiwa manusia.<ref name="McGrath"
== Pandangan
=== Pandangan Martin Luther ===
[[Berkas:Martin_Luther,_1529.jpg|jmpl|ka|
▲|caption = Martin Luther merupakan salah satu tokoh reformasi yang menyuarakan pemikiran mengenai "diselamatkan melalui anugerah"}}
[[Martin Luther]] mengatakan bahwa inti dari kepercayaan Kristen adalah manusia yang terbatas dapat memiliki hubungan dengan [[Allah]].
Pemikiran [[Martin Luther|Luther]] tersebut dipengaruhi pengalaman pribadinya,
Iman dalam pemikiran [[Martin Luther|Luther]] mempunyai peran yang sangat penting terkait dengan ajaran mengenai pembenaran.<ref name="McGrath"
* Pertama, iman mempunyai rujukan yang pribadi.<ref name="McGrath" * Kedua, iman menyangkut kepercayaan pada janji-janji [[Allah]].<ref name="McGrath" * Ketiga, iman mempersatukan orang percaya dengan Kristus.<ref name="McGrath" Ajaran mengenai pembenaran oleh iman menegaskan bahwa [[Allah]] menganugerahkan pengampunan kepada manusia, di mana pengampunan itu tidak dibeli dan dapat diperoleh oleh semua manusia terlepas dari kekayaan Ide pemikiran [[Martin Luther|Luther]] mengenai pembenaran sebagai anugerah didasarkan dari pemikiran Paulus bahwa apabila manusia mengandalkan kekuatannya sendiri di hadapan [[Allah]], maka manusia itu akan binasa untuk selama-lamanya.<ref name="Verkuyl">Verkuyl J. 1989. ''
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Teologi Kristen]]
[[Kategori:Soteriologi]]
|