Pamukan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
 
(25 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Pamukan'''<ref>Pammucan [http://books.google.co.id/books?id=z_A_AAAAYAAJ&dq=pammucan&pg=PA31#v=onepage&q=pammucan&f=false {{nl}} L. C. van Dijk, Ne©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Camobdja, Siam en Cochin-China, Scheltema, 1862]</ref> adalah [[daerah]]wilayah berbentuk semenanjung yang terdapat di daratan [[pulau Kalimantan]] bagian tenggara yang termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Kotabaru]], Provinsi [[Kalimantan Selatan]] dan [[Kabupaten Paser]], Provinsi [[Kalimantan Timur]]. Daerah ini dahulu merupakan Kerajaan [[Tjingal]],<ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneozelfb1900.html |title=Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900 |access-date=2011-06-30 |archive-date=2012-05-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120505054754/http://www.indonesianhistory.info/map/borneozelfb1900.html |dead-url=yes }}</ref> tetapi sekarang terbagi dalam 6 wilayah kecamatan yaitu:
# [[Pamukan Barat, Kotabaru]]
# [[Pamukan Utara, Kotabaru]]
# [[Pamukan Selatan, Kotabaru]]
# [[Muara Samu, Paser]]
# [[Tanjung Harapan, Paser]]
# [[Batu Engau, Paser]]
 
[[Teluk]] yang terdapat di daerah ini disebut [[telukTeluk Pamukan]].
== Teluk ==
[[Teluk]] yang terdapat di daerah ini disebut [[teluk Pamukan]].
 
== Sejarah ==
Pamukan merupakan salah satu daerah tertua yang ada di Kabupaten Kotabaru, namasebagai daerahvazal ini sudah ada di dalam HikayatKesultanan Banjar yang ditulismengantarkan terakhirupeti padakepada tahunRaja [[1663]]. <refBanjar name="hikayatSultan banjar">{{ms}}[[JohannesSuriansyah Jacobus Ras]], [[Hikayatdari Banjar|Suriansyah]]pada diterjemahkanawal olehabad [[Siti Hawa Salleh]]ke-16, PercetakanHikayat DewanBanjar Bahasamenyebutkan: dan<br Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - [[Selangor]] Darul Ehsan, [[Malaysia]] [[1990]].</ref>
''Sudah itu maka orang [[Sebangau Kuala, Pulang Pisau|Sebangau]], [[orang Mendawai]], [[orang Sampit]], orang [[Seruyan|Pembuang]], orang [[Kerajaan Kotawaringin|Kota Waringin]], orang [[Kerajaan Tanjungpura|Sukadana]], orang [[Kabupaten Melawi|Lawai]], [[orang Sambas]] sekaliannya itu dipersalin sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim barat sekaliannya negeri itu datang mahanjurkan upetinya, musim timur kembali itu. Dan orang [[Takisung, Tanah Laut|Takisung]], orang [[Kuala Tambangan, Takisung, Tanah Laut|Tambangan Laut]], orang [[Kintap, Tanah Laut|Kintap]], orang [[Asam Asam, Jorong, Tanah Laut|Asam-Asam]], orang [[Pulau Laut|Laut-Pulau]], orang Pamukan, [[orang Paser]], [[orang Kutai]], [[orang Berau]], orang [[Suku Suluk|Karasikan]], sekaliannya itu dipersalin, sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim timur datang sekaliannya negeri itu mahanjurkan upetinya, musim barat kembali.''<ref name="hikayat banjar">{{ms}}[[Johannes Jacobus Ras]], [[Hikayat Banjar]] diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]], Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - [[Selangor]] Darul Ehsan, [[Malaysia]] [[1990]].</ref>
 
Kerajaan Pamukan merupakan kerajaan suku Dayak Samihim (Dayak Dusun Maanyan) yang semula berkedudukan di sungai Cengal. Kerajaan ini kemudian hancur karena serangan dari luar. Orang-orang Dayak Dusun Maanyan merupakan rakyat Kesultanan Banjar ini kemudian meminta kepada Sultan Banjar agar ditempatkan seorang penguasa yang memimpin mereka dan sebagai pengganti Kerajaan Pamukan yang telah hancur tersebut. Kemudian Sultan Banjar mengutus Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah untuk mendirikan kerajaan baru di daerah ini dengan ibu kota kerajaan tidak lagi di sungai Cengal tetapi di sungai Bumbu anak sungai Sampanahan, karenanya kerajaan ini kemudian dikenal sebagai [[Kerajaan Tanah Bumbu]] dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Bekas Daerah Pamukan kemudian lebih dikenal sebagai Divisi Cengal sebagai salah satu 5 divisi Kerajaan Tanah Bumbu. Daerah Cengal ini pernah menjadi daerah pendudukan [[Kesultanan Paser]].<ref name="tijdschrift 1853">{{nl icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=exRJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20praboe%20tanah%20boemboe&pg=PA337#v=onepage&q=pangeran%20praboe%20tanah%20boemboe&f=true |author=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Lembaga Kebudajaan Indonesia |title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|volume= 1 |publisher=Lange & Co.|year= 1853}}</ref>
[[Hikayat Banjar]] menyebutkan Pamukan sebagai bagian dari wilayah [[Kesultanan Pasir|kerajaan Pasir]] yang diperintah oleh adipati Aji Tunggul, ayahanda Aji Ratna dan ''Putri di Dalam Petung'' sebagai bawahan Kesultanan Banjar (Sultan Mustainbillah). Pada masa kolonial Hindia Belanda di daerah tersebut terbagi menjadi beberapa [[swapraja]]/kerajaan.
 
Akhir-akhir ini pemerintah Kabupaten Kotabaru berencana memekarkan wilayah di daerah ini yang akan dinamakan Kabupaten Pamukan.
 
== Lihat pula ==
* [[Tjingal]]
 
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
{{indo-geo-stub}}
 
[[Kategori:Kabupaten Kotabaru]]
Baris 26 ⟶ 27:
[[Kategori:Pamukan Selatan, Kotabaru]]
[[Kategori:Pamukan Barat, Kotabaru]]
 
<ref>Pammucan [http://books.google.co.id/books?id=z_A_AAAAYAAJ&dq=pammucan&pg=PA31#v=onepage&q=pammucan&f=false {{nl}} L. C. van Dijk, Ne©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Camobdja, Siam en Cochin-China, Scheltema, 1862]</ref>
 
{{indo-geo-stub}}