Jahe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k top: migrasi
 
(281 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Speciesbox
[[en:ginger]] [[fr:gigembre]] [[nl:gember]] [[pl:Imbir zwyczajny]]
| genus = Zingiber
| species = officinale
|name = Jahe
|image = Koeh-146.jpg
|status = secure
|authority = [[Roscoe]]<ref>{{cite web
|url=http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?42254
|title=Zingiber officinale information from NPGS/GRIN
|publisher=www.ars-grin.gov
|accessdate=2008-03-03
|last=
|first=
|archive-date=2015-10-01
|archive-url=https://web.archive.org/web/20151001171854/http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?42254
|dead-url=yes
}}</ref>
|image2=Zingiber officinale flower crop.jpg|image_caption=Ilustrasi berwarna Jahe dalam buku [[Köhler's Medicinal Plants]]|image2_caption=Bunga Jahe}}
 
'''Jahe''' (''Zingiber officinale''), adalah tumbuhan yang [[rimpang]]<nowiki/>nya sering digunakan sebagai [[rempah-rempah]] dan bahan baku [[Obat tradisional|pengobatan tradisional]]. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas yang dirasakan dari jahe disebabkan oleh senyawa [[keton]] bernama [[zingeron]].
'''Jahe''' (bahasa [[Latin]]: ''[[zingiber officinalis]]''), adalah akar yang dipakai untuk bumbu. Rasanya segar pedas. Biasanya dipotong kecil-kecil atau diparut jika dipakai.
 
Jahe termasuk dalam [[Famili (biologi)|famili]] [[Zingiberaceae]] (temu-temuan).<ref>{{Cite web|title=Zingiberaceae {{!}} Description, Genera, & Facts {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/plant/Zingiberaceae|website=www.britannica.com|language=en|access-date=2022-02-10}}</ref> Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh.
Banyak dipakai dalam masakan [[China]]. Di [[Amerika Serikat]] bahkan dipakai sebagai bahan untuk minuman segar: [[ginger ale]].
 
== Asal usul dan penyebaran ==
<center>
Jahe diperkirakan merupakan tumbuhan [[Pribumi (ekologi)|pribumi]] [[Asia Tenggara]].<ref name=":1" /> Penyebarannya diperkirakan mengikuti [[migrasi]] yang dilakukan oleh [[Suku bangsa Austronesia|Suku Bangsa Austronesia]] pada abad ke-4 SM menyeberangi [[Kepulauan Melayu]] dari [[Tiongkok Tengah Selatan|CIna Tenggara]] sampai ke [[Taiwan]]. Jahe pun menjadi tumbuhan khas wilayah tersebut bersamaan dengan [[lengkuas]], [[temu putih]], dan [[lempuyang]].<ref name=":2">{{Cite book|last=Dalby|first=Andrew|date=2000|url=https://books.google.co.id/books?id=7IHcZ21dyjwC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Dangerous Tastes: The Story of Spices|location=Berkeley|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-23674-5|pages=21|language=en|url-status=live}}</ref>
http://en.wiki-indonesia.club/upload/2/23/Ginger.jpg
 
<br>''Jahe (Sumber:Wikipedia Inggris)''
Tumbuhan jahe dikategorikan sebagai tumbuhan [[kultigen]] dan tidak tersedia lagi dalam bentuk liar di alam. Hal ini disebabkan karena jahe telah kehilangan kemampuannya tumbuh melalui biji seperti kebanyakan jenis rempah-rempah lainnya dan hanya bisa berkembang biak melalui [[reproduksi vegetatif]] menggunakan akarnya yang merupakan akibat dari [[seleksi buatan]] yang dilakukan manusia.<ref name=":2" /> Tumbuhan ini telah lama di[[domestikasi]] di [[India]] dan [[Tiongkok]].<ref name=":1">{{Cite book|last=Ravindran|first=P.N|date=2004|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ginger/7N_LBQAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Ginger The Genus Zingiber|location=Boca Raton|publisher=CRC Press|isbn=9781420023367|editor-last=Ravindran|editor-first=P.N|pages=7|chapter=Introduction|editor-last2=Babu|editor-first2=K.Nirmal|url-status=live}}</ref>
</center>
 
----
Suku Bangsa Austronesia menggunakan jahe sebagai bahan-bahan masakan dan juga sebagai penghangat tubuh dalam ritual kelahiran yang disebut dengan nama "benkidu". Ritual ini merupakan ritual penghangatan ibu dan bayi baru saja dilahirkan di dalam sebuah ruangan disebut dengan nama "bilik" dengan paparan api dan pemberian jahe sebagai penghangat selama sebulan atau 41 hari.<ref>{{Cite book|last=Fox|first=James J.|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=4JavFdIXo3oC&newbks=0&printsec=frontcover&hl=en|title=Inside Austronesian Houses: Perspectives on Domestic Designs for Living|location=Canberra|publisher=ANU E Press|isbn=978-1-920942-84-7|pages=86,137|language=en|url-status=live}}</ref> Bagi penutur [[bahasa proto oseanik]], jahe digunakan di dalam ritual sihir.<ref>{{Cite book|last=Osmond|first=Meredith|date=2000|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/106908|title=The lexicon of Proto Oceanic : The culture and environment of ancestral Oceanic society|location=Canberra|publisher=ANU Pr int ing Serv ice|isbn=0 85883 507 X|editor-last=Malcolm|editor-first=Ross|series=Pacific Linguistics|volume=152|pages=128|chapter=Horticultural practices|editor-last2=Andrew|editor-first2=Pawley|editor-last3=Meredith|editor-first3=Osmond|url-status=live}}</ref>
lihat pula: [[Wedang Jahe]]
 
----
Jahe disebarkan oleh Suku Bangsa Austronesia dengan membawanya dalam [[pelayaran]] dan menanamnya di setiap taman di pulau-pulau yang mereka kunjungi selama berlayar. Kebiasaan inilah yang menyebabkan jahe tersebar hingga ke [[Filipina]] dan [[Kepulauan Maluku]], lalu ke seluruh Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Pulau Papua sampai ke [[Selat Malaka]].<ref name=":2" /> Penyebarannya terus berlanjut hingga mencapai [[Eritrea]] dan [[Jazirah Arab]] sebagai pemasok jahe ke wilayah [[Rumania]] dan [[Yunani]] untuk digunakan oleh para apoteker dan tabib sebagai bahan [[antidot]] seperti ''[[mithridaticum]]'' yang secara rutin diminum oleh [[Mithridates VI dari Pontos]].<ref name=":2" />
Kembali ke:
 
* [[Bumbu dapur]]
Jahe mulai dikenalkan ke wilayah [[Laut Tengah]] pada Abad ke-1 [[Era Umum]] yang dibawa oleh pedagang dan terkenal di Inggris pada Abad ke-11. Selanjutnya, bangsa spanyol membawanya ke [[Hindia Barat]] dan [[Meksiko]].<ref>{{Cite web|title=Ginger {{!}} plant|url=https://www.britannica.com/plant/ginger|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=17 Juli 2021|subscription=yes}}</ref>
 
== Sejarah tertulis ==
Jahe pertama kali ditulis di dalam buku ''[[Analek Konfusius]]'' yang ditulis oleh [[Kong Hu Cu (filsuf)|Kong Hu Cu]] pada tahun 557–479 SM dengan mengatakan bahwa dia tidak pernah mengonsumsi makanan tanpa jahe di dalamnya.<ref name="pickersgill">{{cite book|last1=Pickersgill|first1=Barbara|date=2005|title=The Cultural History of Plants|url=https://archive.org/details/culturalhistoryp00libg_373|location=New York|publisher=Routledge|isbn=0415927463|editor1-last=Prance|editor1-first=Ghillean|pages=[https://archive.org/details/culturalhistoryp00libg_373/page/n169 163]|chapter=Spices|author-link=Barbara Pickersgill|editor2-last=Nesbitt|editor2-first=Mark|url-status=live}}</ref>
 
== Penamaan Jahe ==
Jahe memiliki nama ilmiah (''Zingiber officinale'') yang pertama kali dinamai oleh [[William Roxburgh]] dalam bukunya ''Flora Indica'' yang diterbitkan pada tahun 1832.<ref>{{Cite book|last=Roxburgh|first=William|date=1832|url=http://archive.org/details/floraindicaord01roxb|title=Flora Indica, or, Descriptions of Indian plants|location=Serampore|publisher=W. Thacker & co|editor-last=Carey|editor-first=William|volume=1|pages=47|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Duncan|first=Andrew|date=1829|url=http://archive.org/details/supplementtoedi00duncgoog|title=Supplement to The Edinburgh new dispensatory|location=Edinburgh|publisher=Bell & Bradfute|pages=14|url-status=live}}</ref> Kata ''[[wiktionary:zingiberi|Zingiber]]'' berasal dari [[Bahasa Yunani]] “[[wiktionary:zingiberi|Zingiberi]]” yang diserap dari kata “Singabera” dari [[Bahasa Sanskerta]] yang memiliki makna "tanduk<nowiki>''</nowiki> karena bentuk jahe yang mirip dengan tanduk rusa. ''[[wiktionary:officinale|Officinale]]'' merupakan serapan [[Bahasa Latin|bahasa latin]] (''[[wiktionary:officina|officina]]'') yang memiliki makna bahwa tumbuhan digunakan dalam kebutuhan [[farmasi]] dan [[ilmu kesehatan]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Bermawie|first=Nurliani|last2=Purwiiyanti|first2=Susi|date=2011|url=http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/10028/Bunga%20Rampai%20Jahe%20%28Zingiber%20officinale%20Rosc.%29_Status%20Teknologi%20Hasil%20Penelitian%20Jahe.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=JAHE (Zingiber officinale Rosc.)|location=Bogor|publisher=Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian|isbn=978-979-548-031-0|editor-last=Supriadi|pages=1|chapter=Botani, sistematika dan keragaman kultivar jahe|editor-last2=Yusron|editor-first2=M|editor-last3=Dono|editor-first3=Wahyuno|editor-last4=Miftahudin|editor-last5=Eflana|url-status=live}}</ref>
 
Jahe memiliki nama yang beragam di seluruh Indonesia. Daerah yang berada di Pulau [[Sumatra]] mengenalnya dengan nama ''halia'' ([[Bahasa Aceh|Aceh]]), ''beuing'' ([[Bahasa Gayo|Gayo]]), ''bahing'' ([[Bahasa Karo|Karo]]), ''alia'' ([[Bahasa Melayu|Melayu]]), ''pege'' ([[Bahasa Batak Toba|Toba]]), ''sipode'' ([[Bahasa Mandailing|Mandailing]]), ''lahya'' ([[Bahasa Komering|Komering]]) ''lahia'' ([[Bahasa Nias|Nias]]), ''sipodeh'' ([[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]), ''page'' ([[Bahasa Lubu|Lubu]]), dan ''jahi'' ([[Lampung]]). Nama jahe mungkin berasal dari [[Jawa|pulau Jawa]] karena memiliki kemiripan seperti ''jahe'' dalam [[bahasa Sunda]], ''jae'' ([[Bahasa Jawa|Jawa]]), ''jhai'' ([[Bahasa Madura|Madura]]), dan ''jae'' ([[Bahasa Kangean|Kangean]]). Daerah [[Indonesia Timur|Indonesia timur]] seperti [[Sulawesi|Pulau Sulawesi]] mengenal jahe dengan nama l''ayu'' ([[Bahasa Mongondow|Mongondow]]), ''moyuman'' (Poros), ''melito'' ([[Bahasa Gorontalo|Gorontalo]]), ''yuyo'' ([[Bahasa Buol|Buol]]), ''siwei'' ([[Rumpun Bahasa Bare'e|Bare'e]]), ''goraka'' ([[Rumpun Bahasa Bare'e|Bare'e Tojo]]), ''laia'' atau ''leya'' ([[Bahasa Makassar|Makassar]]), dan ''pace'' ([[Bahasa Bugis|Bugis]]). Di [[Maluku]], jahe dikenal dengan nama ''hairalo'' ([[Bahasa Amahai|Amahai]]), ''pusu, seeia, sehi, siwe'' ([[Bahasa Ambon|Ambon]]), ''sehi'' ([[Hila, Leihitu, Maluku Tengah|Hila]]), ''sehil'' ([[Nusalaut, Maluku Tengah|Nusa Laut]]), ''siwew'' (Buns), ''garaka'' atau ''woraka'' ([[Bahasa Ternate|Ternate]]), ''gora'' ([[Bahasa Tidore|Tidore]]), ''sohi'' ([[Kepulauan Banda|Banda]]) dan ''laian'' ([[Kabupaten Kepulauan Aru|Aru]]). Daerah di [[Pulau Papua]] menyebutnya dengan nama ''tali'' dalam bahasa Kalanapat dan ''marman'' dalam bahasa Kapaur. Wilayah Nusa Tenggara dan sekitarnya menyebutnya dengan nama ''jae'' atau ''jahi'' ([[Bahasa Bali|Bali]]), ''reja'' ([[Bahasa Bima|Bima]]), ''alia'' ([[Bahasa Sumba|Sumba]]), dan ''lea'' (Flores). [[Bahasa dayak]] di Kalimantan (Dayak) mengenal jahe dengan sebutan ''lai'', sedangkan dalam [[Bahasa Banjar|bahasa banjar]] disebut ''tipaka''n.<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|last=Crawfurd|first=John|date=2017|title=Sejarah Kepulauan Nusantara: Kajian Budaya, Agama, Politik, Hukum dan Ekonomi|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Ombak|isbn=9786022584698|volume=1|pages=366|translator-last=Zara|translator-first=Muhammad Yuanda|url-status=live}}</ref>
 
== Botani dan sistematika ==
Jahe merupakan jenis tumbuhan yang termasuk dalam [[Famili (biologi)|famili]] ''[[Zingiberaceae]]''.
 
[[Berkas:Hasil Panen Jahe.jpg|jmpl|kiri|Hasil panen jahe.]]
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti [[Asia Tenggara]], [[Brasil]], dan [[Afrika]]. Saat ini [[Equador]] dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.
Dalam sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi: Magnoliophyta/Pteridophyyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae, Subkelass: Zingiberidae, Ordo: Zingiberales, Suku/Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill. Species: Zingiber officinale (Roscoe, 1817) (US National Plant Database 2004). Sinonim nama jahe adalah: Amomum angustifolium Salisb., dan Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400 jenis tanaman yang termasuk dalam dalam suku [[Zingiberaceae]], yang tersebar di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur bumi, khususnya Indo Malaya yang merupakan tempat asal sebagian besar genus Zingiber ([[Lawrence]] 1951: Purseglove 1972). Di Asia Tenggara ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari India, Malaya dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe belum diketahui. Jahe kemungkinan berasal dari China dan India (Grieve 1931; Vermeulen 1999) namun keragaman genetik yang luas ditemukan di Myanmar (Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan pusat keragaman jahe (Ravindran et al. 2005).
 
Jahe memiliki jumlah kromosom 2n=2x=22, tetapi beberapa kultivar jahe diketahui sebagai poliploid (Kubitzki, 1998). Darlington dan Ammal (1945) dalam Peter et al. (2007) melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 28. Darlington dan Wylie (1955) juga menyatakan bahwa pada jahe terdapat 2 kromosom B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki jumlah kromosom 2n=22. Ratnabal (1979) mengidentifikasi kariotipe 32 kultivar jahe (Z. officinale) dan menemukan seluruh kultivar jahe memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula adanya kromosom asimetris (kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar Bangkok dan Jorhat. Beltram dan Kam (1984) dalam Peter et al. (2007) mengobservasi 9 Zingiber spp. dan menemukan bahwa Z. officinale bersifat aneuploid (2n=24), polyploid (2n=66) dan terdapat B kromosom (2n= 22+2B). Tetapi Etikawati dan Setyawan (2000), Z. officinale kultivar jahe putih kecil (emprit), gajah dan merah memiliki jumlah kromosom 2n=32. Eksomtramage et al. (2002) mengamati jumlah kromosom 3 spesies Z. officinale asal Thailand dan menemukan 2n=2x=22. Yulianto (2010) menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n=24=22+2B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber, selain menemukan jumlah khromosom pada seluruh spesies 2n=22 juga membuktikan adanya struktur pindah silang akibat peristiwa inversi. Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid (2n=2x=22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 μm dan lebar 5.82 μm. Rasio lengan kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06:1, hampir 45,5% kromosom memiliki 2 lengan dan terdapat 2 kromosom yang berbeda (Zhi-min et al. 2006). Adanya variasi pada jumlah kromosom merupakan suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu ditemukannya struktur pindah silang diduga menjadi penyebab rendahnya fertilitas tepung sari yang menyebabkan pembentukan buah dan biji pada jahe jarang terjadi.
 
== Ciri morfologi ==
[[Berkas:Gingembre.jpg|ka|200px|Tanaman Jahe]]
[[Berkas:Tanaman Jahe.jpg|Tanaman Jahe di kebun.|jmpl]]
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100&nbsp;cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23&nbsp;mm dan panjang 8 hingga 15&nbsp;mm. Tangkai daun berbulu halus.
 
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5&nbsp;cm dan lebar 1,5 hingga 1,75&nbsp;cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.
 
== Pengolahan dan pemasaran ==
Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi. Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen pada umur tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua.
 
'''Jahe segar'''
 
Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam bentuk jahe segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran.
 
Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:
* Jahe kering
* Awetan jahe
* Jahe bubuk
* Minyak jahe
* Oleoresin jahe
 
=== Jahe kering ===
Merupakan potongan jahe yang dikeringkan dengan irisan memotong serat irisan tipis (digebing). Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.
 
=== Awetan jahe ===
Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah, tingting jahe (permen jahe), acar, asinan, sirup, dan jahe instan. Beberapa jenis olahan jahe ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.
=== Bubuk jahe ===
Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri, jahe dikeringkan selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang ditentukan. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.
 
=== Oleoresin jahe ===
Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Warnanya cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%. Mengandung komponen bioaktif berupa senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai antioksidan, yakni gingerol, shogaol, dan zingeron. Ketiganya berpengaruh dalam pencegahan penyakit degeneratif, seperti kanker dan penyumbatan pembuluh darah <ref>{{Cite book|last=Astawan|first=Made|date=2020|title=Sehat Dengan Rempah dan Bumbu Dapur|location=Jakarta|publisher=Buku Kompas|isbn=978-623-241-372-6|url-status=live}}</ref>
 
== Habitat ==
[[Berkas:Extracción de tallo del Jengibre (Zingiber officinale).jpg|jmpl|Tanaman Jahe]]
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
 
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000&nbsp;mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.
 
== Varietas ==
Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:
=== Jahe gajah/jahe badak ===
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
 
=== Jahe kuning ===
Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
 
=== Jahe merah ===
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Bahkan digunakan pula sebagai pengawet alami di industri pangan karena memiliki aktivitas antibakteri dalam kandungannya terhadap bakteri patogen dan perusak pangan.<ref>{{Cite journal|last=Rialita|first=Tita|last2=Rahayu|first2=Winiati Pudji|last3=Nuraida|first3=Lilis|last4=Nuratama|first4=Budi|date=2015|title=Aktivitas Antimikroba Minyak Esensial Jahe Merah dan Lengkuas Merah terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan|url=https://jurnal.ugm.ac.id/agritech/article/view/9418|journal=Agritech|volume=35|issue=1|pages=43-52}}</ref> Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.
 
== Produk jahe ==
Di masyarakat barat, ''ginger ale'' merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan Tiongkok sangat menyukai asinan jahe.<ref>{{Cite web|last=Wihman|first=Liisa|date=30 Desember 2016|title=The Story of Ginger|url=https://metropolisjapan.com/the-story-of-ginger/|website=Metropolis Japan|language=en-US|access-date=2022-02-10}}</ref> Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan [[Jepang]].
 
Di [[Indonesia]], [[sekoteng]], [[bandrek]], dan [[wedang jahe]] merupakan minuman yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah [[pegunungan]].
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Bacaan lanjutan ==
* Harmono, STP dan Drs Agus Andoko, Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe, Penerbit Agromedia Pustaka, 2005.
 
== Lihat pula ==
{{rempah-rempah}}
 
{{Taxonbar|from=Q35625}}
 
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Zingiber|officinale]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Jahe| ]]
[[Kategori:Tumbuhan di Al-Qur'an]]