Tubuh kemuliaan Yesus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT26Hendra (bicara | kontrib) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
(22 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[
== Latar Belakang ==▼
▲[[File:Noel-coypel-the-resurrection-of-christ-1700.jpg|thumb|right|"Resurrection of Christ"karya oleh Noel Coypel, 1700, Yesus dengan tubuh kemuliaanNya.]]
Injil Yohanes
▲spiritual. <ref name="Roukema">{{en}} Riemer Roukema. ''Jesus, Gnosis and Dogma''. 2010. New York: I and I Clark. Hal. 98-99.</ref> Tubuh kemuliaan menyatakan Yesus telah memperbaiki hubungan yang rusak antara Tuhan dan manusia.<ref name="Roukema"/> Tubuh kemuliaan yang utuh yang ada pada Yesus adalah bukti dari rekonsiliasi yang telah ada dan telah terjadi antara Tuhan dan manusia.<ref name="Roukema"/> Tubuh kemuliaan layaknya konsep yang diangkat oleh Yohanes guna menentang pemahaman dari [[doketisme]]. <ref name="Roukema"/> Dengan konsep tubuh kemuliaan, menunjukan kemuliaan Tuhan yang hadir pada diri Yesus sebagai manusia yang utuh yang sangat diragukan oleh doketisme.<ref name="Roukema"/>
▲==Latar Belakang==
▲===keunikan Injil Yohanes===
▲Injil Yohanes dapat dijuluki sebagai Injil kemuliaan.<ref name="hakh">{{id}} Samuel Hakh. ''Melihat Kemuliaan Tuhan'. 2003. Jakarta:UPI. Hal. 17-83.</ref> Hal ini dapat dilihat dengan jelas melalui isi dan arahan dalam Injil tersebut dan juga dari kata “doxa”, yang artinya kemuliaan, kata yang mendapat penekanan dan sering dimunculkan oleh penulis.<ref name="hakh"/> Adapun berbagai alasan Injil ini ditulis dengan penekanan kepada kemuliaan, salah satu alasannya adalah untuk menentang aliran yang ada yang memunculkan paham-paham yang bertentangan dengan dasar iman Kristen, salah satu hal yang ditentang adalah mengenai kemanusiaan Yesus.<ref name="hakh"/>
===
Istilah doketisme merupakan istilah yang berasal dari kata kerja Yunani ''dokein
* Basilides, salah
* Valentinus, tokoh yang lainnya, menyatakan bahwa Yesus yang diceritakan dalam Injil-injil itu hanya bersifat roh (tubuh bayangan) dam kelahiran Yesus tidak pernah terjadi. Dengan demikian, Yesus bukanlah manusia yang sungguh-sungguh.<ref name="hakh"/> Doketisme merupakan aliran yang ada pada saat itu, layaknya aliran ini juga terpengaruhi pemikiran dari Gnostik<ref name="hakh"/>. Kehadiran Injil Yohanes adalah untuk membela realitas Kristus dalam daging dan untuk melindungi kekristenan dari bidat Gnostik.<ref name="sagala">{{id}} Road Sagala. ''Firman Menjadi Daging''. 2009. Jakarta: PERKANTAS. Hal. 32-33.</ref> Dalam Injil Yohanes, Yesus dinyatakan bukan hanya sebagai manusia samar-samar, tetapi manusia sesungguhnya, tetapi dipihak lain Ia juga Tuhan.<ref name="hakh"/>▼
▲Doketisme merupakan salah satu aliran dari Gnostisisme yang ada pada saat itu
===[[Logos]] menjadi daging===▼
Prolog (Yohanes 1) Injil Yohanes memperlihatkan pemahaman dari identitas Yesus yang menjadi pernyataan yang jelas untuk menentang pernyataan dari doketisme. Prolog tersebut menegaskan bahwa logos telah menjadi daging, Yesus adalah seorang manusia sejati.<ref name="sagala"/> Di ayat yang ke 14, kata “kai” (berarti, dan) pada kalimat “kai ho logos sarx egeneto” mengindikasikan kepada logos suatu tahap dalam perjalanan sejarah, Yesus yang sebagai logos dan bersama dengan Allah telah menjadi daging.<ref name="Schnackenburg">{{en}} Rudolf Schnackenburg. ''The Gospel According to Saint John''. 1990. New York: Cross. Hal. 266.</ref>▼
==Tubuh Kemuliaan==▼
▲
Keberadaan Yesus sebagai manusia oleh aliran doketisme merupakan bentuk perendahan dari sosok Tuhan, yang tidak mungkin terjadi.<ref name="hakh"/> Tuhan yang mulia tidak mungkin hadir sebagai manusia, maka dapat dikatakan hal yang dituntun oleh doketisme adalah masalah kemuliaan, bahwa Tuhan adalah sosok yang mulia yang tidak mungkin dan tak dapat ditunjukan oleh Yesus sebagai seorang manusia.<ref name="hakh"/> Maka dari itu, Yohanes menegaskan dalam prolognya dan dalam isi Injil tersebut, Logos yang menjadi manusia, melalui kemanusiaanNya memperlihatkan kemuliaan Allah <ref name="sagala"/>. ▼
==
▲Keberadaan Yesus sebagai manusia oleh aliran doketisme merupakan bentuk perendahan dari sosok Tuhan, yang tidak mungkin terjadi.<ref name="hakh"/> Tuhan yang mulia tidak mungkin hadir sebagai manusia, maka dapat dikatakan hal yang dituntun oleh doketisme adalah masalah kemuliaan, bahwa Tuhan adalah sosok yang mulia yang tidak mungkin dan tak dapat ditunjukan oleh Yesus sebagai seorang manusia.<ref name="hakh"/> Maka dari itu, Yohanes menegaskan dalam prolognya dan dalam isi Injil tersebut,
Yesaya mengatakan, pada hari penghukuman Tuhan orang akan ngeri terhadap kedahsyatan Tuhan dan semarak kemegahanNya, yakni pada waktu ia bangkit menakuti-nakuti bumi (Yesaya 2:21). <ref name="hakh"/>Pada pernyataan itu dengan jelas Yesaya mengatakan bahwa kedasyatan Tuhan tersebut penyebab orang merasa ngeri. <ref name="hakh"/> Lalu dalam kisah pernyataan Tuhan di gunung Sinai (Ul 5:24), dalam kisah tersebut kemuliaan Tuhan digambarkan dengan api yang dapat menghanguskan orang sehingga orang dilarang untuk memandangNya.<ref name="hakh"/> Kemuliaan Tuhan dihadapkan dengan suatu kengerian tetapi sekalipun demikian kengerian tersebut bukanlah hal utama yang diangkat dalam kemuliaan Tuhan yang dikatakan membawa kengerian itu, akan tetapi hal yang sebenarnya diangkat adalah bahwa kemuliaan yang mengerikan itu merupakan sebuah bukti kehadiran Allah di tengah umat-Nya.<ref name="hakh"/>▼
=== Kemuliaan
▲Pada Perjanjian Lama, kemuliaan Tuhan dihadapkan dengan sosok yang hebat yang dapat memunculkan hal-hal yang menajubkan dan dapat menunjukan kekuatan yang luar biasa, dan kemuliaan tersebut hanya dapat dilihat dan dirasakan oleh orang-orang tertentu saja, layaknya para Nabi.<ref name="hakh"/> Selain daripada itu, dalam Perjanjian Lama kemuliaan juga tidak hanya menampakan suatu yang hebat dan menimbulkan rasa terpesona tetapi juga sesuatu yang mengerikan yang datang daripada Tuhan.<ref name="hakh"/> Yesaya mengatakan, pada hari penghukuman Tuhan orang akan ngeri terhadap kedahsyatan Tuhan dan semarak kemegahanNya, yakni pada waktu ia bangkit menakuti-nakuti bumi (Yesaya 2:21).
Yesus sebagai manusia yang utuh juga memperlihatkan kemuliaan itu. Menurut Yohanes, seluruh kehidupan Yesus adalah perwujudan kemuliaan Allah.<ref name="hakh"/> Kasamenn berpendapat Yesus bukanlah manusia pada umumnya, hal ini dapat dilihat melalui gambaran Kristologi yang dipaparkan oleh Injil Yohanes, bahwa Yesus adalah Firman yang menjadi daging yang memilki ketaatan yang tidak sama seperti manusia lainnya. <ref name="hakh"/>Ketaatan tersebut dapat terlihat paling besar ketika kisah Yesus berdoa di taman getsemani.<ref name="Guthrie">{{id}} D. Guthrie. ''Yohanes dalam buku Tafsiran Alkitab Masa kini 3: Matius-Wahyu''. 2008. Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Hal. 261-321.</ref> Ketaatan Yesus yang luar biasa yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia memperlihatkan Yesus sebagai sosok manusia yang mulia. <ref name="Guthrie"/>▼
Tubuh Kemuliaan merupakan sebutan yang cocok, kepada Yesus yang menjadi tubuh itu. <ref name="Guthrie"/>Tujuan utama dari teologi Yohanes adalah [[Kristologi]]. Maka Kemuliaan juga diperlihatkan pada kepada Yesus.<ref name="Guthrie"/> Hal yang membuat kitab Injil Yohanes berbeda dengan kitab Injil lainnya adalah penekanannya atas kesatuan antara Allah dan manusia, suatu persatuan penekanan yang berarti suatu interpenetrasi keberadaan. <ref name="Urban">{{id}} Linwood Urban. ''Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen''. 2009. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 47.</ref> Keberadaan Yesus yang menjadi tubuh adalah keberadaan kemuliaan Allah yang hadir di dunia, maka dapat dikatakan tubuh yang menghadirkan kemuliaan Tuhan itu merupakan Tubuh kemuliaan.▼
[[File:Resurrected Jesus two Maries.jpg|thumb|130px|left|Yesus yang baru bangkit, menampakan dirinya kepada Maria Magdalena dan Maria Ibu Yesus.]]▼
▲Yesus sebagai manusia yang utuh juga memperlihatkan kemuliaan itu. Menurut Yohanes, seluruh kehidupan Yesus adalah perwujudan kemuliaan Allah.<ref name="hakh"/> Kasamenn berpendapat Yesus bukanlah manusia pada umumnya, hal ini dapat dilihat melalui gambaran Kristologi yang dipaparkan oleh Injil Yohanes, bahwa Yesus adalah Firman yang menjadi daging yang memilki ketaatan yang tidak sama seperti manusia lainnya.
===Mujizat-mujizat===▼
▲Tubuh Kemuliaan merupakan sebutan yang cocok,
Tubuh kemuliaan ini, identik juga dengan tanda atau mujizat yang dilakukan oleh Yesus, sebab seluruh mujizat yang Yesus lakukan selama masa pelayananNya adalah pernyataan kemuliaan Allah dan kemulian manusia. <ref name="hakh"/>Menurut Riga, penulis injil Yohanes menghubungkan konsep kemuliaan dengan tanda-tanda Yesus dengan maksud memproklamasikan kemuliaan Allah. Jadi saat Yesus melakukan mujizat-mujizatnya, ia menunjukan tubuh kemuliaan, karena pada saat itu Yesus sedang menghadirkan dan memproklamasikan kemuliaan Allah.<ref name="hakh"/>▼
Menurut Kaseman, tanda-tanda Yesus adalah bukti kuasa ilahi dalam dunia yang dimanifestasikan melalui Yesus, tetapi belum secara utuh dinyatakan sampai pada penyaliban Yesus. <ref name="hakh"/> Maka dapat dikatakan bahwa tanda-tanda mujizat yang dilakukan oleh Yesus belum dapat memperlihatkan tubuh kemuliaan yang utuh, tubuh kemuliaan itu akan menjadi utuh sampai pada saat Yesus disalib. <ref name="hakh"/>Titik puncak dari kemuliaan itu adalah salib. Gagasan ini merupakan ciri Yohanes yang sangat kuat menekankan hubungan antara kematian dan kebangkitan Yesus, antara penderitaan dan pemuliaan Anak manusia. <ref name="hakh"/>▼
▲[[
===Tubuh kebangkitan===▼
▲=== Mujizat-mujizat ===
▲Tubuh kemuliaan ini, identik juga dengan tanda atau mujizat yang dilakukan oleh Yesus, sebab
▲Menurut Kaseman, tanda-tanda Yesus adalah bukti kuasa ilahi dalam dunia yang dimanifestasikan melalui Yesus, tetapi belum secara utuh dinyatakan sampai pada penyaliban Yesus.
▲=== Tubuh kebangkitan ===
Kebangkitan adalah kehadiran sempurna Yesus.<ref name="tisera">{{id}} Guido Tisera. ''Firman Telah Menjadi Daging''. 1992. Jogyakarta: Kanisius. Hal. 109.</ref>
Tubuh kebangkitan adalah tubuh lama yang diubah, bukannya penciptaan tubuh baru yang sama sekali berlainan.<ref name="walvroord">{{id}} John F. Walvoord. ''Yesus Kristus adalah Tuhan Kita (terj.)''. 1969. Surabaya:Yakin. Hal. 189-190.</ref> Menurut Yohanes 20:25-29, tubuh kebangkitan Kristus juga mengandung bekas luka pada lambungNya ketika Ia sedang disalibkan.
Tubuh kebangkitan Kristus mempunyai sifat materi yang dapat diraba dan dirasakan, contoh dalam Yohanes 20:17, rupanya Maria memeluk Dia erat-erat, sehingga mendorong Kristus berkata kepadanya” Janganlah engkau memegang Aku”.<ref name="walvroord"/> Hal ini menunjukan gambaran dari tubuh kebangkitan sebagai layaknya tubuh normal yang dapat disentuh dan dapat dilihat, bukanya sosok roh atau tubuh bayang-bayang seperti yang diungkapkan oleh doketisme.
Menurut Yohanes 20:22, tubuh kebangkitan Kristus mempunyai kesanggupan untuk
[[
== Kebangkitan Yesus dan Kebangkitan [[Lazarus]] ==
Ada pun kisah yang lain dari kebangkitan selain dari kebangkitan Yesus yaitu kebangkitan Lazarus. Kisah Lazarus adalah kisah seseorang yang telah mati dan telah dikuburkan tetapi dibangkitkan lagi, tetapi sekalipun demikian kisah Lazarus tersebut tidak menunjukan Lazarus sebagai tokoh yang memiliki tubuh kemuliaan yang serupa seperti Yesus.<ref name="Lincoln">{{en}} Andrew T. Lincoln. '' The Lazarus Story: A Literary Perspective dalam buku The Gospel of John and Christian Theology''. 2008. United Kingdom: William B. Eermans Publishing Company. Hal. 216-237.</ref>
Tujuan dari kebangkitan Yesus dan kebangkitan Lazarus, sangatlah berbeda.
Layaknya kebangkitan Lazarus merupakan salah satu dari mujizat pelayanan yang Yesus lakukan.<ref name="Lincoln"/> Kebangkitan Lazarus adalah hasil dari perwujudan tubuh kemuliaan Yesus yang dapat melakukan mujizat.<ref name="Lincoln"/> Tubuh kebangkitan Lazarus ada karena ada tubuh kemuliaan Yesus. Tubuh kebangkitan Lazarus adalah bukti tubuh kemuliaan Yesus.<ref name="Lincoln"/>
Baris 49 ⟶ 47:
{{reflist}}
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Teologi Kristen]]
[[Kategori:Kristologi]]
|