[[ FileBerkas:Creation of Adam.jpg| thumbjmpl| rightka|.'''Kisah Penciptaanpenciptaan''' merupakan awal sejarah kehidupan [[manusia ]] di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan [[Allah ]] di tengah-tengah kehidupan [[manusia ]]. Kisah Penciptaanpenciptaan masih diyakini [[manusia ]] sebagai suatu kesaksian dan pengakuan iman.]] ▼
{{inuse|30 Maret 2011}}
'''Teologi penciptaan''' adalah kajian dalam ilmu teologi yang menyelidiki pandangan [[Kristen]] tentang penciptaan dunia. Hal itu berkaitan dengan kepeduliaan [[manusia]] akan keberadaannya, sejauh kepedulian ini mengandung pertanyaan 'dari mana' dan meluas sampai mencakup kosmos dan sejarah.<ref name="Dister">{{id}} Dister,Nico Syukur. 1999. '' Teologi Sistematika 1: [[Allah]] Penyelamat ''. Yogyakarta: Kanisius. 41.</ref>
▲[[File:Creation of Adam.jpg|thumb|right|.'''Kisah Penciptaan''' merupakan awal sejarah kehidupan manusia di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan Allah di tengah-tengah kehidupan manusia. Kisah Penciptaan masih diyakini manusia sebagai suatu kesaksian dan pengakuan iman.]]
Secara umum, orang selalu bertanya-tanya tentang asal-usul alam semesta. <ref name="Fleisher">{{en}} Fleisher, Paul. '' The Big Bang ''. USA: Twenty-First Century Books. 1999. 4.</ref> Ilmu pengetahuan menyatakan bahwa alam semesta dimulai sebagai sebuah bola api raksasa serta galaksi dan bintang-bintang hanya sisa-sisa dari ledakan besar.
<ref name="Coote">{{en}}Coote Coote and David Robert Ord. 1944. ‘’In The beginning: Creation And The Priestly History’’.USA: Library Of Congress Cataloging-in-Publication Data. .</ref> Hal yang sama juga terdapat dalam salah satu mitos Cina kuno yang menyatakan bahwa awal terjadinya alam semesta ketika telur raksasa besar dari pencipta yang menetas.<ref name="Fleisher"></ref> Tentu saja, teori "Big Bang" tentang bagaimana alam semesta dalam Alkitab.<ref name=" Coote "></ref> Apa yang Alkitab memberitahu kita tentang penciptaan seluruh alam semesta? <ref name=" Coote "></ref> Apakah "Big Bang" teori yang benar? <ref name=" Coote "></ref> Jika tidak, apa yang dikatakan Alkitab? <ref name=" Coote "></ref>
Banyak hal yang tidak manusia ketahui tentang cara Tuhan menciptakan dunia. <ref name=" Coote "></ref> Ada banyak hal yang tidak bisa manusia katakan mengenai penciptaan dari sudut pandang ilmu pengetahuan dan banyak hal yang tidak manusia ketahui mengenai penciptaan dalam Alkitab. <ref name=" Coote "></ref> Manusia harus menyadari bahwa manusia tidak akan pernah tahu persis bagaimana Tuhan melakukan hal-hal tertentu di awal. <ref name=" Coote "></ref> Setiap manusia akan tidak setuju dengan cara hal-hal yang terjadi selama penciptaan. <ref name=" Coote "></ref> Manusia akan setuju tentang cara kita harus memahami atau menafsirkan bab-bab pertama kitab Kejadian. <ref name=" Coote "></ref> Meskipun demikian, manusia masih bisa menceritakan kisah penciptaan dengan cara yang disetujui oleh ilmu pengetahuan atau pun Alkitab. <ref name=" Coote "></ref>
Allah menciptakan dunia yang teratur di mana keadilan juga tercipta. <ref name=" Coote "></ref> Tujuan utama penciptaan adalah pembentukan tatanan dunia yang memberlakukan keadilan. <ref name=" Coote "></ref> Penciptaan dalam Firman adalah kondisi penciptaan yang adil. <ref name=" Coote "></ref>
''' Teologi Penciptaan ''' merupakan paham penciptaan yang menyangkut kepeduliaan manusia akan keberadaannya, sejauh keedulian ini mengandung pertanyaan'dari mana' dan meluas sampai mencaku kosmos dan sejarah.<ref name="Dister">{{id}} Dister,Nico Syukur. 1999. '' Teologi Sistematika 1 : Allah Penyelamat ''. Yogyakarta: Kanisius. 41.</ref> Kitab pertama dalam Alkitab menyatakan "ada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1) dan kitab terakhir menyatakan penciptaan "langit yang baru dan bumi yang baru" (Wahyu 21:1). <ref name="Karman">{{id}} Karman, Yonky. 2009. '' Bunga Rampai: Teologi Perjanjian Lama ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 18.</ref> Penciptaan kurang mendapat perhatian dalam khotbah, diskusi teologi, atau pun pengajaran. ".<ref name="Karman"></ref> Tema penciptaan baru akan dibahas dalam debat mengenai penciptaan dan evolusi. <ref name="Karman"></ref> Padahal tema penciptaan di dalam Alkitab memiliki arti teologi yang penting. <ref name="Karman"></ref> Selama berabad-abad orang Kristen menerima penciptaan yang tercatat dalam Alkitab sebagai karya Yang Maha Kuasa dalam ruang dan waktu.<ref name="Karman"></ref> Penciptaan sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi dalam kenyataan.<ref name="Karman"></ref> Sampai hari ini umat Kristen mengikrarkan pengakuan iman dalam ibadah bersama dan mengatakan "Aku percaya kepada Allah Bapa, Pencipta langit dan bumi."<ref name="Karman"></ref> Pengakuan iman ini mengasumsikan dunia ciptaan sebagai sebuah karya Allah yang transenden dan Sumber Kehidupan.<ref name="Karman"></ref> Allah berkenan mewahyukan diri, kodrat, dan kehendak-Nya dalam dunia ciptaan (Mazmur 19:2; Roma 1:20).<ref name="Karman"></ref> Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka dunia ciptaan tidak lagi memadai sebagai jalan untuk mengenal Allah dengan baik.<ref name="Karman"></ref>
Banyak hal yang tidak manusia ketahui tentang cara Tuhan menciptakan dunia.<ref name="Coote">{{en}} Coote and David Robert Ord.1944. '' In The beginning: Creation And The Priestly History ''. USA: Library Of Congress Cataloging-in-Publication Data.____.</ref> Ada banyak hal yang tidak bisa manusia katakan mengenai penciptaan dari sudut pandang ilmu pengetahuan dan banyak hal yang tidak manusia ketahui mengenai penciptaan dalam Alkitab.<ref name="Coote"></ref> Manusia harus menyadari bahwa manusia tidak akan pernah tahu persis bagaimana Tuhan melakukan hal-hal tertentu di awal.<ref name="Coote"></ref> Setiap manusia akan tidak setuju dengan cara hal-hal yang terjadi selama penciptaan.<ref name="Coote"></ref> Manusia akan setuju tentang cara kita harus memahami atau menafsirkan bab-bab pertama kitab Kejadian.<ref name="Coote"></ref> Meskipun demikian, manusia masih bisa menceritakan kisah penciptaan dengan cara yang disetujui oleh ilmu pengetahuan atau pun Alkitab.<ref name="Coote"></ref> Allah menciptakan dunia yang teratur di mana keadilan juga tercipta.<ref name="Coote"></ref> Tujuan utama penciptaan adalah pembentukan tatanan dunia yang memberlakukan keadilan.<ref name="Coote"></ref> Penciptaan dalam Firman adalah kondisi penciptaan yang adil.<ref name="Coote"></ref>
Secara umum, orang selalu bertanya-tanya tentang asal-usul alam semesta .Awal peradaban menceritakan mitos ( cerita ) untuk menjelaskan penciptaan kosmos.<ref name="Fleisher">{{id}} Fleisher, Paul. '' The Big Bang ''. USA: Twenty-First Century Books. 1999. 4.</ref> Misalnya , menurut salah satu mitos Cina kuno bahwa alam semesta dimulai seperti telur raksasa besar dari pencipta yang menetas.<ref name="Fleisher"></ref>
== Penciptaan menurut Perjanjian Lama ==
=== Kitab Kejadian ===
== {{main|Penciptaan menurut PBKitab ==Kejadian}}▼
CeritaDalam penciptaan[[Perjanjian diLama]], dalampada Kejadianmulanya 1Allah dan Kejadian 2 tentang penciptaanmenciptakan langit dan bumi berbeda-beda dan cara pengungkapan cerita yang dipakai oleh masih-masing nas tidak sama.<ref name="Abineno">{{id}} Abineno, J.L.Ch. 1987. ''Manusia Dan Sesamanyaselanjutnya Didijelaskan Dalampada Dunia''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.[[Kejadian 1-12.</ref> Dalam]] [[Kejadian 1 2|dan 2]], penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Kejadian 1 dan Kejadian 2 berasal dari dua sumber yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> CaritaCerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam [[Kejadian 1]] berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada permulaan [[pembuangan ke Babel|pembuangan bangsa Israel ke Babel]].<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalamKejadiandalam [[Kejadian 2]] diduga diambil dari suatu sumber yang lain yaitu YahwisYahwist yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
[[Allah]] adalah hal yang melampaui segala sesuatu dan segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala sesuatu yang telah diajdikan. [[Allah]] berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. [[Allah]] tetap bekerja sampai sekarang. [[Allah]] menciptakan dunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat. Dalam waktu enam hari [[Allah]] mengatur segala sesuatu yang dicipta-Nya. Pada tiga hari pertama, [[Allah]] menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.Pada hari keempat, kelima, dan keenam, [[Allah]] menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, kemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan [[manusia]]. Setelah [[Allah]] selesai menciptakan semua itu, [[Allah]] menilai bahwa semua itu baik. [[Allah]] menciptakan semua itu melalui Firman-Nya. [[Allah]] menyatakan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi.
==== Penciptaan menurut Priester ==== ▼
beberapa orang menekankan kesetiaan dari metode [[Allah]] secara logis dengan pengulangan dari tujuh langkah secara teratur yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata:
Kejadian 1:1-2:4a
# "[[Tuhan]] berkata"
Ceita penciptaan merupakan cerita pengajaran dari para imam bangsa Israel.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan Alkitab ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Cerita penciptaan dalam nas ini diperkenalkan dalam bentuk puisi pujian dengan sistematika dan manfaat kata-kata serta ungkapan yang sama.<ref name="Wahono"></ref> ‘Jadilah petang dan jadilah pagi..’<ref name="Wahono"></ref> Hal yang sama juga terdapat dalam Kejadian 1:14-19.<ref name="Wahono"></ref> Nas ini tidak berbicara tentang matahari atau bulan, melainkan tentang ‘penerang...yang lebih besar dan yang lebih kecil...’ (Kejadian 1:16).<ref name="Wahono"></ref> Hal itu dikarenakan matahari dan bulan adalah objek penyembahan yang umum terjadi di Timur Tengah Kuno.<ref name="Wahono"></ref> Pada zaman Perjanjian Lama ada masyarakat memuja para dewa.<ref name="Abineno"></ref> Contohnya, dewa matahari dan dewa bulan.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, penulis dalam kitab Perjanjian Lama berusaha untuk meniadakan tiap-tiap pikiran yang menganggap bahwa matahari dan bulan sebagai dewa-dewa, sehingga nama ‘matahari’ dan ‘bulan’ tidak disebut dalam karya-Nya.<ref name="Abineno"></ref> Dia hanya berbicara tentang benda-benda penerang pada cakrawala (kej.1:15).<ref name="Abineno"></ref> Hal yang hendak ditekankan dari kalimat itu aialah kedua benda tersebut adalah ciptaan yang sama halnya dengan ciptaan-ciptaan Allah lainnya.<ref name="Wahono"></ref> Allah yang diungkapkan dalam nas ini adalah Allah yang trasenden, berdiri di atas dunia dan tidak sama dengan dunia.<ref name="Wahono"></ref> Allah sebagai sumber hidup dunia dan Dia yang mengatasi dunia.<ref name="Wahono"></ref> Dalam Kejadian 1 menggunakan kata ‘menciptakan”, di mana bahsa Ibrani-nya ialah bara.<ref name="Wahono"></ref> Kata kerja itu mengandung makna bahwa tak ada sesuatu pun di dunia in yang tidak bisa disamakan dengan Allah.<ref name="Wahono"></ref> Dunia dan segala isinya adalah bagian dari ciptaan Allah.<ref name="Wahono"></ref> Dengan kata lain, Kejadian 1 menceritakan tentang Allah yang berbicara dan Firman-Nya sangat berkuasa sehingga tercipta segala sesuatu.<ref name="Wahono"></ref> Ungkapan penciptaan yang disampaikan lebih bersifat pribadi, “Baiklah Kita menjadikan...’ dan bukan ‘Jadilah...’ atau ‘Hendaklah (terjadi sesuatu)...’ Kata ‘kita’ dalam Kejadian 1:26 hanya gema bahasa saja.<ref name="Wahono"></ref> Sebab, kata ‘kita’ kemudian berubah ke kata ganti orang ketiga tunggal: “Maka Allah menciptakan...diciptakan-Nya...’ (Kej.1:27)<ref name="Wahono"></ref>
# "Jadilah"
# "dan jadi"
# yang khusus karya penciptaan
# penamaan [[Tuhan]] atau berkat dari makhluk tersebut
# [[Tuhan]] mengatakan bahwa semuanya itu baik, dan
# "Jadilah petang dan pagi".
[[Allah]] menciptakan segala sesuatu di dunia selalu menggunakan pola dengan tujuh langkah yang telah disebutkan di atas. Kejadian 1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Dan semuanya itu baik. Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] dan rupa [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. Tidak ada permasalahan yang terjadi di antara makhluk. Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptaan lain.
Bentuk ungkapan dalam cerita penciptaan berubah dalam Kejadian 1:26 pada cerita tentang manusia.<ref name="Wahono"></ref>Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Kita’ (Kej.1:26-27).<ref name="Wahono">81</ref> Hal yang ditekankan dalam nas itu adalah kata ‘gambar’, bukan kata ‘rupa’, karena kata ‘rupa’ hanya berfungsi untuk menekankan ‘gambar’ itu.<ref name="Wahono">81</ref> Makna ungkapan dari kata ‘gambar Allah’ hendak mempelihatkan bahwa Allah adalah Tuhan atas semua ciptaan dan manusia di bawah Allah menjadi tuan kedua atas ciptaan lainnya.<ref name="Wahono">81</ref> Manusia memiliki tanggung jawab kepada Allah. Segala perbuatan manusia harus dipertanggungjawabkan kepada Allah.<ref name="Wahono">81</ref> Padahal pengetahuan itu hanya milik Allah saja. Apabila manusia mengetahui segala sesuatu, maka ia akan mengetahui ohon kehiduppan.<ref name="Wahono">81</ref>
Kemudian, bumi itu menjadi tempat [[manusia]] hidup. [[Manusia]] adalah makhluk bumi, sebab [[manusia]] terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah). [[Manusia]] yang dibentuk oleh [[Allah]] menjadi makhluk hidup ketika [[Allah]] menghembuskan napas hidup kepadanya ({{Alkitab|Kejadian 2:7}}). Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya (Yohanes 3:31).
[[Manusia ]] ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono"> 82{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas. <ref name="Wahono">82</ref> Setiap orang yang memakanmakan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu. <ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia ]] ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas. <ref name="Wahono">82</ref> Apabila hal itu terjadi, maka [[manusia ]] telah melanggar hak yang hanya menjadi milik [[Allah ]] yaitu kekekalan. <ref name="Wahono">82</ref> Namun, pada akhirnya , [[manusia ]] kalahtergoda terhadapoleh pencobaan dan semua menjadi kacau. <ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia ]] menjadi makhluk yang memberontak terhadaterhadap Sang Pencipta. <ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia ]] tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta. <ref name="Wahono">82</ref> ▼
==== PenciptaanMazmur menurut Yahwist ====
Kisah penciptaan dalam kitab Mazmur mengungkapkan tentang perjuangan [[Allah]] melawan ular naga dan samudera raya yang menjadi lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. {{Alkitab|Mazmur 74:13-15}} tertulis bahwa “Engkau yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air. Mazmur – mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya penciptaan Allah. Pernyataan mengenai penciptaan langit dan bumi terdapat dalam “ajaran” dan penghayatan iman. Dalam mazmur karya penciptaan [[Allah]] diberitakan supaya umat dapat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. Misalnya, Mamzur 33 menperlihatkan [[Allah]] yang meciptakan langit dan bumi melalui perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 6), dipuji sebagai [[Allah]] yang setia (ayat 5), dan [[Allah]] dari sorga memperlihatkan “semua anak [[manusia]]” (ayat 11) dan “mereka yang takut akan Dia” (ayat 18). Kitab Mazmur juga mengungkapkan perbuatan-perbuatan [[Allah]] yang besar dalam sejarah Israel. Cerita penciptaan dan sejarah keselamatan disampaikan secara berdampingan sebagai karya yang mengagumkan dari Yahwe, [[Allah]] Israel.
Kejadian 2:4b-3:24
[[Alkitab]] mengungkapkan bahwa di atas bumi ada air yang menjadi tempat kediaman [[Allah]].<ref name=" Hadiwijono "/> Air itu mendukung [[Sorga]] ({{Alkitab|Mazmur 78:23}}).<ref name=" Hadiwijono "/> Gambaran Israel mengenai bumi yaitu bumi terapung-apung di atas air samudera yang raksasa.<ref name=" Hadiwijono "/> Bumi diibaratkan sebagai kapal selam yang besar.<ref name=" Hadiwijono "/> Langit diibaratkan sebagai tutup kubah yang memisahkan bumi dari air.<ref name=" Hadiwijono "/> Sekalipun bumi berada di dalam lautan besar, tetapi bumi kokoh, sebab [[Allah]] telah memberikan dasar alasnya.<ref name=" Hadiwijono ">{{id}} Hadiwijono, Harun. 1990. '' Iman Kristen.''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 156- 163.</ref>
Cerita penciptaan di dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2 tentang penciptaan langit dan bumi berbeda-beda dan cara pengungkapan cerita yang dipakai oleh masih-masing nas tidak sama.<ref name="Abineno"></ref> Dalam Kejadian 1 dan 2 penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Kejadian 1 dan Kejadian 2 berasal dari dua sumber yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Carita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber Codex yang telah ada pada permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalamKejadian 2 diambil dari suatu sumber yang lain yaitu Yahwis yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
Sumber cerita Yahwist berusaha memberikan keterangan tentang hal-hal aneh yang ada di dunia ini.<ref name="Wahono">82</ref> Cerita semacam itu disebut cerita keterangan (aetiologis). Kitab Kejadian berisi cerita yang berbeda muatannya.<ref name="Wahono">82</ref> Misalnya, cerita dalam Kejadian 1 digambarkan suatu dunia yang basah, hijau, dan makmur. Cerita tersebut berbeda dengan cerita di dalam Kejadian 2:4b-7 memperlihatkan suasana dunia yang gersang.<ref name="Wahono">82</ref> Padang yang gersang itu disuburkan oleh ‘kabut yang naik... dan membahasi sampai ke seluruh permukaan (2:6).<ref name="Wahono">82</ref> Keadaan itu menjadi tempat manusia hidup.<ref name="Wahono">82</ref> Manusia adalah makhluk bmi, karena manusia terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah).<ref name="Wahono">82</ref> Manusia yang dibentuk oleh Allah, kemudian menjadi makhluk hidup ketika Allah menghembuskan nafas hidup kepadanya (2:7).<ref name="Wahono">82</ref>
Hal yang menjadi penekanan dalam kitab ini ialah Ayub dalam keluhannya yang panjang dan terperinci meminta pertanggungjawaban kepada [[Allah]] terhadap “mala petaka” yang menimpanya. [[Allah]] menjawab keluhan Ayub bukan dalam bentuk pertangungjawaban, melainkan dalam bentuk pernyataan hikmat melalui pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub sendiri. [[Allah]] tidak perlu memberikan pertangungjawaban kepada siapa pun juga terhadap pimpinan dan pemerintahan-Nya. Dalam {{Alkitab|Ayub 38:4}} tertulis “di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengetahuan! Ayub bertanya “Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?” ...”.Maksud Ayub menyebutkan mujizat penciptaan [[Allah]] ialah supaya mujizat penciptaan-Nya dapat berfungsi sebagai saksi-saksi-Nya, sedangkan mujizat penciptaan-Nya sebagai saksi.
Dalam "Ayub 28" merupakan surat “syair pengajaran“ yang berdiri sendiri dan yang baru kemudian, karena sebab-sebab yang tidak diketahui. Secara formal “puji-pujian akan hikmat” muncul sesudah berlangsung suatu diskusi yang hebat antara Ayub dan sahabatnya (Elifas, Bildad, dan Zofar). Mereka mempersalahkan Ayub dan berkata bahwa “malapetaka” yang menimpa Ayub merupakan hukuman dari [[Allah]] atas [[dosa]]-[[dosa]]nya. Dalam diskusi itu memperlihatkan pengetahuan [[manusia]] sangat terbatas. Di sini Ayub benar-benar dicobai untuk meninggalkan Allah yang menciptakan hikmat dan akal budi.
▲Manusia ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono">82</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Setiap orang yang memakan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu.<ref name="Wahono">82</ref> Manusia ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Apabila hal itu terjadi, maka manusia telah melanggar hak yang hanya menjadi milik Allah yaitu kekekalan.<ref name="Wahono">82</ref> Namun, pada akhirnya, manusia kalah terhadap pencobaan dan semua menjadi kacau.<ref name="Wahono">82</ref> Manusia menjadi makhluk yang memberontak terhada Sang Pencipta.<ref name="Wahono">82</ref> Manusia tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.<ref name="Wahono">82</ref>
[[Allah]] menjawab permintaan pertanggungjawaban dari Ayub melalui pernyataan hikmat. Hikmat di sini memberi tanda adanya rahasia penciptaan yaitu tatanan yang pada satu pihak terdapat dalam penciptaan, tetapi pada pihak lain terlepas dari penciptaan dan berfungsi sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tersembunyi bagi [[manusia]] dan hanya [[Allah]] yang mengetahuinya. Ayat terakhir dalam Ayub 28 menjelaskan makna hikmat. Hikmat berarti takut dan hormat akan [[Allah]] . Pengetahuan yang benar ialah menjauhi kejahatan dan segala ketidakbenaran. Pengetahuan yang dimaksud di sini ialah akal budi.
▲==== Penciptaan menurut Priester[[Perjanjian Baru]] ====
=== Mazmur ===
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa nas yang membicarakan tentang penciptaan. Pertama, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 14:15-17}} yang memuat pemberitaan rasul Paulus kepada orang-orang kafir di Listra di mana mereka menilai Rasul Paulus sebagai “dewa yang turun di tengah-tengah mereka dalam wujud [[manusia]]”. Pemberitaan ini bertolak dari keyakinan mereka terhadap [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi dan menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan seperti menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur kepada [[manusia]]. Kedua, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 17:22-31}} berisi pemberitaan yang terkenal dari Rasul Paulus di Athene terkait dengan tulisan “kepada [[Allah]] yang tidak dikenal” yang dilihatnya di sebuah mezbah kafir di kota itu. Pemberitaan itu juga bertolak dari peran [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi.
Kisah penciptaan yang diungkapkan dalam kitab Mazmur tentang perjuangan Allah melawan ular naga dan samudera raya sebagai lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur 74: 13-15 tertulis bahwa “Engkau yang emmbelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepada dari ular-ular naga di atas muka air. <ref name="Abineno"></ref> Engkaulah yang meremukkan kepada Lewitan, yang memberikannya menjadi makanan dari penghuni-penghuni pada gurun. <ref name="Abineno"></ref> Engkaulah yang membelah mata air dan sungai-sungai. <ref name="Abineno"></ref> Engkaulah yang mengeringkan sungai-sungai yang selalu mengalir”. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur 89:10-11 tertulis bahwa “ Engkaulah yang memerintah kecongkakan laut pada waktu naik gelombang-gelombangnya. <ref name="Abineno"></ref> Engkaulah juga yang meredakannya. Engkaulah yang meremukkan Rahab seperti orang terbunuh. <ref name="Abineno"></ref> Dengan legenda-Mu yang kuat Engaku telah mencerai-beraikan musuh-Mu”. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur 104:6-8 tertulis bahwa “Dengan samudera raya Engkau telah menyelubungi bumi; air telah naik melampaui gunung-gunung. <ref name="Abineno"></ref> Terhadap hadirat-Mu air itu melarikn diri: lari kebingungan terhadap suara guntut-Mu, naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kau tetapkan bagi mereka”. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur –mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya penciptaan Alalh. <ref name="Abineno"></ref> Pernyataan tentang penciptaan langit dan bumi tidak hanya terdapat dalam “ajaran” saja yang membahas soal-soal percaya, tetapi juga dalam penghayatan iman. <ref name="Abineno"></ref> Dalammazmur karya penciptaan Allah diberitakan supaya umat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. <ref name="Abineno"></ref>
Surat Roma dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma menggunakan bahasa yang lain daripada bahsa yang digunakannya dalam surat Kisah Para Rasul. Paulus mengungkapkan bahwa “kekuatan [[Allah]] yang kekal dan keilahian-Nya sejak penciptaan yang tampak dalam karya-karya-Nya. Dengan kata lain, Paulus melakukan pendekatan terhadap orang-orang kafir dengan bertitik tolak dari [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi.
=== Kolose ===
Kolose berisi pujian yang memuliakan [[Kristus]] sebagai “perantara” penciptaan dan “penguasa” dari seluruh kosmos. Paulus mempunyai maksud lain dalam penulisan pujian itu. Ia ingin suratnya sebagai alat untuk melawan penghormatan yang diberikan oleh orang-orang Kolose kepada penguasa-penguasa kosmis melalui pernyataan bahwa penguasa-penguasa kosmis itu diciptakan oleh [[Kristus]] sehingga mereka takhluk kepada-Nya. Dengan kata lain, hal hendak ditekankan oleh Paulus ialah bukan hanya [[Kristus]] sebagai “perantara” penciptaan, tetapi juga kekuasaan [[Kristus]] melebihi penguasa-penguasa kosmis yang saat itu ditakuti oleh orang-orang Kolose. Pemberitaan mengenai [[Kristus]] adalah “perantara” penciptaan yang sangat kuat dipengaruhi oleh paham Perjanjian Lama mengenai hikmat. Hal yang hendak ditekankan Paulus, bukan menjelaskan peranan [[Kristus]] dalam penciptaan, tetapi menekankan bahwa [[Kristus]] adalah “rahasia” penciptaan dan penciptaan didasarkan atas [[Allah]].
=== Manusia sebagai gambar dan rupa Allah === ▼
[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] harus tunduk kepada [[Allah]] . Meskipun, [[manusia]] diciptakan segambar dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]]. [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah ciptaan. [[Manusia]], malaikat dan semua ciptaan, diciptakan oleh [[Allah]]. Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”. Setelah [[Allah]] menjadikan langit dan bumi, [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup. [[Manusia]] memiliki tubuh, jiwa dan roh. Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjukkan bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh. Misalnya, dalam {{Alkitab|Mazmur 103:1; Mazmur 104:1,35; dan Mazmur 146:2}} tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]].
Perbandingan antara cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2:
▲== Penciptaan menurut PB ==
# Cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang memiliki hubungan khusus. Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya”. Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus.
# Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. Keduanya tidak ada perbedaan derajat. Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu daripada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan unsur yang sama.
# Cerita dalam Kejadian 1 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. Cerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”.
Kedua cerita penciptaan dalam pasal 1 merupakan gambaran umum penciptaan manusia itu sedangkan pada pasal 2 merupakan detail atau gambaran khusus tentang penciptaan manusia. Dengan kata lain, antara cerita penciptaan di Kejadian 1 dan Kejadian 2 tidak ada pertentangan. [[Manusia]] tidak diciptakan hanya dengan melalui firman Allah saja seperti ciptaan yang lainnya tetapi dikerjakan dengan sempurna oleh tangan Allah yang maha kuasa lalu diberikan nafas kehidupan sehingga manusia memiliki hubungan atau [[relasi]] yang khusus dengan [[Allah]]. “Sebenarnya dalam pikiran manusia ada naluri alamiah untuk mencari Tuhan,” kata John Calvin. Kita dilahirkan dan hidup untuk tujuan yang jelas, yaitu mengenal dan mengasihi Allah. Dia adalah sumber kehidupan kita, dan hati kita selalu gelisah sebelum datang kepada-Nya.
== Persoalan teologis seputar penciptaan ==
== Referensi ==
▲=== Manusia sebagai gambar Allah ===
=== Hubungan laki-laki dan perempuan ===
==
== referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Teologi Kristen]]
[[Kategori:Pembaca Setia Alkitab]]
|