Alergi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(75 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox disease
| Name = Alergi
| Image = Hives2010.JPG
| Caption = [[Urtikaria]] adalah ciri umum dari alergi.
| DiseasesDB = 33481
| ICD1f0 = {{ICD10|T|78|4|t|66}}
| ICD9 = {{ICD9|995.3}}
| MedlinePlus = 000812
| eMedicineSubj = med
| eMedicineTopic = 1101
| MeshID = D006967
| ICPC2 = A922c
}}
'''Alergi''' atau '''hipersensitivitas tipe I''' (1 dari 4) adalah kegagalan [[kekebalan tubuh]] di mana [[tubuh]]
seseorang menjadi [[hipersensitivitas|hipersensitif]] dalam bereaksi secara [[imunologi]] terhadap bahan-bahan yang
umumnya [[imunogenik]] ([[antigenik]]) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat [[atopik]]. Dengan kata lain, tubuh [[manusia]] bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat [[atopik]]. Bahan-bahan yang menyebabkan [[hipersensitivitas]] tersebut disebut [[alergen]].
[[Simtoma]]nya meliputi [[mata merah]], gatal-gatal, [[rhinorrhea]], [[eksem]], [[urtikaria]], atau serangan [[asma]]. Pada sebagian orang, alergi berat terhadap lingkungan, atau alergi makanan atau alergi obat-obatan atau reaksi terhadap sengatan dari tawon mungkin dapat membahayakan jiwa dengan timbulnya [[anafilaksis]]. Tidak semua reaksi dari hipersensivitas adalah alergi.<ref>{{cite journal | author = Bahna SL | title = Cow's milk allergy versus cow milk intolerance. | journal = Annals of allergy, asthma & immunology : official publication of the American College of Allergy, Asthma, & Immunology | volume = 89 | issue = 6 Suppl 1 | pages = 56–60 | date = Dec 2002 | pmid = 12487206 | doi = 10.1016/S1081-1206(10)62124-2 }}</ref>
Reaksi alergi dapat diduga dan berlangsung cepat. Alergi disebabkan oleh produksi [[antibodi]] berjenis IgE.<ref>{{en}} {{cite web
| url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?
book=imm&part=A1322
| title = Immunobiology, chapter 10-7. The nature and amount of antigenic peptide can also
affect the differentiation of CD4 T cells
| accessdate = 2010-03-20
| work = Charles A. Janeway, et al.
}} second paragraph.</ref> Maka pembengkakan terjadi dari bersifat tidak nyaman hingga membahayakan.
== Diagnosis ==
Terdapat banyak variasi tes untuk mendiagnosis kondisi alergi. Jika telah dilakukan, maka harus dicocokkan dengan riwayat pasien, karena banyak hasil tes positif bukan berarti alergi tersebut pasti terjadi dengan berat atau mudah terindikasi.<ref name=Cox2008>{{cite journal | author = Cox L, Williams B, Sicherer S, Oppenheimer J, Sher L, Hamilton R, Golden D | title = Pearls and pitfalls of allergy diagnostic testing: report from the American College of Allergy, Asthma and Immunology/American Academy of Allergy, Asthma and Immunology Specific IgE Test Task Force | url = https://archive.org/details/sim_annals-of-allergy-asthma-and-immunology_2008-12_101_6/page/580 | journal = Annals of Allergy, Asthma & Immunology | volume = 101 | issue = 6 | pages = 580–92 | date = December 2008 | pmid = 19119701 | doi = 10.1016/S1081-1206(10)60220-7 }}</ref> Tes meliputi peletakan alergen-alergen pada kulit dan melihat pembengkakan yang terjadi atau melakukan tes darah untuk IgE spesifik alergen.
== Pengobatan ==
Pengobatan alergi termasuk menghindari alergen penyebab alergi yang berbeda-beda pada setiap orang, pemberian [[kortikosteroid]], [[antihistamin]][[antihistamines|,]] dan [[dekongestan]] untuk mengurangi gejala-gejala. Banyak dari obat-obatan ini dilakukan secara per oral, kecuali injeksi [[epinefrin]], untuk mengobati reaksi anafilaksis. Imunoterapi alergen menggunakan injeksi alergen untuk menetralkan sesitivitas dari tubuh.
== Tanda-tanda dan gejala ==
{| class = "wikitable" style = "width:50%; float:right; font-size:90%; margin-left:15px"
|+Gejala-gejala yang umum
|-
! Organ yang terkena || Gejala
|-
|[[Hidung]]|| pembengkakan saluran hidung ([[rhinitis]] alergi), runny nose, bersin
|-
|[[Sinusitis]]|| sinusitis alergi
|-
|[[Mata]]|| merah dan gatal pada bola mata, berair
|-
|Saluran [[pernafasan]]|| bersin, batuk, penyempitan cabang saluran paru-paru (bronchoconstriction), napasnya berisik (mengi) dan napas pendek/tersengal-sengal (dyspnea), kadang-kadang terjadi [[asma]], pada kasus yang berat saluran pernapasan menyempit karena pembengkakan saluran ke dalam dan dikenal sebagai pembenkakan saluran pernapasan (laryngeal edema)
|-
|[[Telinga]]|| terasa buntu, mungkin nyeri, dan berkurangnya pendengaran karena kurangnya drainase pada saluran eustachia.
|-
|[[Kulit]]|| gatal-gatal, seperti [[eksem]] dan urticaria
|-
|[[Saluran pencernaan]]|| sakit perut, perut teras penuh, muntah, [[diare]]
|}
Kebanyakan [[alergen]] seperti debu dan serbuk sari bunga terbang bersama udara. Pada kasus ini, gejala timbul di tubuh yang terkena udara, seperti mata, hidung, dan [[paru-paru]]. Rhinitis alergi timbul seketika, dikenal juga sebagai [[Hay Fever]], menyebabkan iritasi pada hidung, bersin, gatal-gatal, dan mata merah.<ref name="Conn's Current Therapy 2005"/> Alergen yang terhirup dapat juga menyebabkan reaksi asma, karena penyempitan cabang saluran paru-paru (bronkokonstriksi) dan peningkatan ingus/cairan di paru-paru, napas pendek/tersengal-sengal (''dyspnea''), batuk dan mengi (''wheezing'').<ref name="holgate98"/>
Reaksi alergi juga dapat timbul karena makanan, gigitan serangga, reaksi akan obat seperti terhadap [[aspirin]] dan [[antibiotik]] (misalnya [[penisilin]]). Gejala-gejala alergi makanan termasuk nyeri abdomen, perut terasa penuh, muntah, diare, gatal-gatal, dan pembengkakan kulit selama ''hives''. Reaksi makanan jarang menyebabkan gangguan pernapasan atau [[rhinitis]].<ref name="rusznak98"/> Sengatan serangga, antibiotik, dan obat tertentu dapat menyebabkan [[anafilaksis]]; beberapa organ dapat terkena, termasuk saluran pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem peredaran darah.<ref name="Insect sting anaphylaxis"/><ref name="Penicillin allergy skin testing: what do we do now?"/><ref name="tang03"/> Tergantung dari tingkat beratnya, alergi dapat menyebabkan reaksi-reaksi kutanea, penyempitan cabang saluran paru-paru, [[edema]], [[tekanan darah rendah]] (hipotensi), [[koma]], dan bahkan [[kematian]]. Reaksi ini dapat terpicu tiba-tiba atau dapat tertunda. Hal ini sering kali membutuhkan injeksi [[epinefrin]], kadang-kadang melalui alat EpiPen atau Twinject injeksi otomatis. Sifat dari anafilaksis adalah gejalanya tampaknya mudah dihilangkan, tetapi penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama.<ref name=tang03/>
== Penyebab ==
[[Berkas:Allergy skin testing.JPG|jmpl|ka|Tes tusuk/gores pada lengan]] [[Berkas:Skintest2.jpg|jmpl|ka|Tes tusuk/gores pada punggung]] [[Berkas:Epikutanni-test.jpg|jmpl|180px |Patch test/tes dengan koyo alergen]]
Faktor-faktor risiko alergi terbagi dalam dua kategori umum yaitu inang/penderita dan faktor-faktor lingkungan.<ref name="The genetic and environmental basis of atopic diseases"/> Faktor inang meliputi [[keturunan]], [[jenis kelamin]], [[ras]], dan umur, dengan keturunan mengambil peranan yang paling besar. Bagaimanapun, akhir-akhir ini terjadi peningkatan kejadian alergi yang tak dapat diterangkan hanya dengan faktor keturunan semata. Empat faktor lingkungan yang utama adalah perubahan paparan dengan [[penyakit infeksi]] selama masa anak-anak, [[polusi]], tingkat alergen, dan perubahan diet.<ref name="Janeway"/>
=== Makanan ===
Banyak jenis makanan menyebabkan alergi, tetapi 90 persen alergi disebakan oleh [[susu sapi]], [[kedelai]], [[telur]], gandum, [[kacang tanah]], [[ikan]], dan [[crustacea]]/udang/rajungan/kepiting.<ref name="aafa.org">{{cite web |url= http://www.aafa.org/display.cfm?id=9&sub=20&cont=286 |title= Asthma and Allergy Foundation of America |accessdate= 23 December 2012 |archive-date= 2012-10-06 |archive-url= https://web.archive.org/web/20121006052320/http://aafa.org/display.cfm?id=9&sub=20&cont=286 |dead-url= yes }}</ref> Alergi makanan lainnya terjadi kurang dari 1 per 10.000 orang, dapat dianggap jarang.<ref name=Maleki/>
Penduduk Amerika Serikat umumnya alergi terhadap crustaceae.<ref name=Maleki>{{cite book|ref=harv|last1=Maleki|
first1=Soheilia J|last2=Burks|first2=A. Wesley|last3=Helm|first3=Ricki M.|title=Food Allergy|url=https://archive.org/details/foodallergy0000unse_p6c5|year=2006|publisher= Blackwell Publishing|pages=[https://archive.org/details/foodallergy0000unse_p6c5/page/n39 39]–41|isbn=1-55581-375-5}}</ref> Meskipun alergi terhadap kacang tanah terkenal karena tingkat beratnya, tetapi [[alergi kacang tanah]] bukanlah penyebab utama alergi pada dewasa dan anak-anak. Reaksi berat yang mengancam nyawa mungkin dipicu oleh alergen-alergen lainnya, dan lebih umum terjadi dengan kombinasi dengan [[asma]].<ref name="aafa.org"/>
Tingkat alergi berbeda antara dewasa dan anak-anak. Alergi kacang tanah kadang-kadang berkembang pada masa anak-anak. Alergi telur terjadi pada 1 hingga 2 persen anak-anak dan menjadi kira-kira 2/3 anak-anak pada usia 5 tahun.<ref>{{cite journal | author = Järvinen KM, Beyer K, Vila L, Bardina L, Mishoe M, Sampson HA | title = Specificity of IgE antibodies to sequential epitopes of hen's egg ovomucoid as a marker for persistence of egg allergy | journal = J.
Allergy | volume = 62 | issue = 7 | pages = 758–65 | date = July 2007 | pmid = 17573723 | doi = 10.1111/j.1398-
9995.2007.01332.x }}</ref> Sensivitas biasanya terjadi terhadap putih telurnya dibandingkan terhadap kuning telurnya.<ref name="Sicherer 63"/>
Alergi terhadap protein susu bukanlah reaksi [[Immunoglobulin E]], dan biasanya adalah [[proctocolitis]]. Banyak terjadi pada anak-anak.<ref>{{harvnb|Maleki|Burks|Helm|2006|pp = 41}}</ref> Beberapa orang tidak dapat mentoleransi susu kambing maupun domba juga sapi, dan banyak juga yang tak dapat mentoleransi hasil-hasil susu seperti keju. Sekitar 10% anak-anak yang alergi susu, juga alergi terhadap daging hewan berkaki empat. Daging merah tersebut mengandung sedikit protein seperti yang terdapat pada susu sapi.<ref>Sicherer 64</ref> [[Lactose intolerance]], suatu reaksi umum terhadap susu, bukanlah alergi sama sekali, tetapi dikarenakan tiadanya ensim tertentu pada [[saluran pencernaan]].
Alergi terhadap [[tree nut]] mungkin alergi terhadap salah satu atau banyak dari tree nut, termasuk pecans, pistachios, pine nuts, dan walnuts.<ref name="Sicherer 63"/> Juga biji-bijian, temasuk biji wijen, dan [[poppy seeds]], yang mengandung minyak berprotein, yang bisa menimbulkan reaksi alergi.<ref name="Sicherer 63"/>
[[Balsam of Peru]], yang banyak terdapat pada makanan, termasuk lima besar alergen yang terdeteksi dengan patch test yang dirujuk ke klinik dermatologi.<ref name="google2">{{cite book|url=http://books.google.com/books?
id=mrreTHuo54wC&pg=PA352&dq=balsam+of+peru
+allergy&hl=en&sa=X&ei=m18XU46XMI7QkQfTvYGIDw&ved=0CEQQ6AEwAQ#v=onepage&q=balsam%20of%20peru%20allergy&f=false|
title=Biocompatibility of Dental Materials|author=Gottfried Schmalz, Dorthe Arenholt Bindslev|publisher= Springer|year= 2008|accessdate=March 5, 2014}}</ref><ref name="google5">{{cite book|url=http://books.google.com/books?
id=kDWlWR5UbqQC&pg=PT530&dq=%22balsam+of+peru
%22+allergy&hl=en&sa=X&ei=UGoXU_CfL5TLkAelvYCQCg&ved=0CIIBEOgBMAw#v=onepage&q=%22balsam%20of%20peru%22%20allergy&f=false|title=Clinical Dermatology|author=Thomas P. Habif|publisher=Elsevier Health Sciences|year=2009|accessdate=March 6, 2014}}</ref><ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=fmwYAgAAQBAJ&pg=PT264&dq=%22balsam+of+peru
%22+allergy&hl=en&sa=X&ei=UGoXU_CfL5TLkAelvYCQCg&ved=0CIwBEOgBMA4#v=onepage&q=%22balsam%20of%20peru%22%20allergy&f=false|title=Conn's Current Therapy 2014: Expert Consult|author=Edward T. Bope, Rick D. Kellerman|publisher=Elsevier Health Sciences|year= 2013|accessdate=March 6, 2014}}</ref>
Alergen-alergen dapat dipindahkan dari satu makanan ke makanan lainnya melalui [[rekayasa genetika]], tetapi sebaliknya juga dapat menghilangkannya. Sedikit penelitian telah dilakukan terhadap konsentrasi alergen pada tumbuh-tumbuhan pangan yang belum direkayasa.<ref>{{cite journal|url=http://jxb.oxfordjournals.org/content/54/386/1317.full|title=Genetically modified soybeans and food allergies|last=Herman|first=Eliot|journal=Journal of Experimental Botany|volume=54|issue=356|
pages=1317–1319|doi=10.1093/jxb/erg164|year=2003|pmid=12709477}}</ref><ref>{{cite journal | author = Panda R, Ariyarathna H, Amnuaycheewa P, Tetteh A, Pramod SN, Taylor SL, Ballmer-Weber BK, Goodman RE | title = Challenges in testing genetically modified crops for potential increases in endogenous allergen expression for safety | journal = Allergy | volume = 68 | issue = 2 | pages = 142–51 | date = Feb 2013 | pmid = 23205714 | doi = 10.1111/all.12076 }}</ref>
=== Bukan makanan ===
Zat-zat yang bersinggungan dengan kulit seperti [[karet|latex]], juga umum menyebabkan reaksi alergi, dikenal sebagai [[contact dermatitis]] atau [[eksem]].<ref name="Natural rubber latex allergy: a problem of interdisciplinary concern in medicine"/> Alergi-alergi kulit sering menyebabkan rashes, atau pembengkakan dan panas di dalam kulit, dikenal sebagai reaksi "[[wheal response|wheal]] dan flare" yang disebabkan oleh hives and angioedema.<ref name="Urticaria and angioedema: a practical approach"/>
Pada pasien di rumah sakit kejadiannya hanya 0,125 persen, tetapi pada tenaga medis meningkat hingga mencapai 10 persen, karena sering terpaparnya dengan udara yang mengandung protein latex.<ref name="Sussman"/>
Latex dan pisang memiliki reaksi silang. Siapa alergi terhadap latex, maka mungkin juga sensitif terhadap avokad, buah kiwi, dan chestnut.<ref>{{cite journal | author = Fernández de Corres L, Moneo I, Muñoz D, Bernaola G, Fernández E, Audicana M, Urrutia I | title = Sensitization from chestnuts and bananas in patients with urticaria and anaphylaxis from contact with latex | journal = Ann Allergy | volume = 70 | issue = 1 | pages = 35–9 | date = January 1993 | pmid = 7678724 }}</ref>
=== Racun-racun yang berinteraksi dengan protein ===
Juga bukan makanan, menyebabkan, [[urushiol-induced contact dermatitis]], timbul karena bersinggungan dengan [[poison ivy]], [[Toxicodendron pubescens|eastern poison oak]], [[Toxicodendron diversilobum|western poison oak]], or [[poison sumac]]. [[Urushiol]], bukan protein, tetapi mengubah bentuk [[integral membrane protein]] dan mengenai sel kulit, sedangkan sistem kekebalan tidak mengenalinya sebagai bagian dari badan dan timbullah alergi.<ref>C. Michael Hogan. [http://globaltwitcher.auderis.se/artspec_information.asp?thingid=82914 ''Western poison-oak: Toxicodendron diversilobum''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090721044257/http://globaltwitcher.auderis.se/artspec_information.asp?thingid=82914 |date=2009-07-21 }}. GlobalTwitcher, ed. Nicklas Stromberg. 2008. Retrieved 30 April 2010.</ref> Of these poisonous plants, sumac is the most virulent.<ref>Keeler, Harriet L. (1900). ''Our Native Trees and How to Identify Them.'' New York: Charles Scriber's Sons. pp. 94–96; Frankel, Edward, Ph.D. ''Poison Ivy, Poison Oak, Poison Sumac and Their Relatives; Pistachios, Mangoes and Cashews.'' The Boxwood Press. Pacific Grove, Calif. 1991. ISBN 978-0-940168-18-3.</ref>
Diperkirakan 25 persen orang peka terhadap urushiol, tetapi angka kejadiannya meningkat menjadi 80 hingga 90 person dewasa yang terpapar urushiol yang dimurnikan, misalnya parfum poison ivy (jangan sampai terkena kulit).<ref>{{cite journal |author=Armstrong W.P., Epstein W.L. |title= |journal=Herbalgram |volume=34 |issue= |pages=36–42 |year=1995 |publisher=American Botanical Council |url=}} cited in http://waynesword.palomar.edu/ww0802.htm {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151006212234/http://waynesword.palomar.edu/ww0802.htm |date=2015-10-06 }}</ref>
=== Faktor keturunan ===
Penyakit alergi timbul dalam keluarga, [[kembar identik]] akan sama alerginya sekitar 70 persen sepanjang waktu, tetapi kembar non-identik hanya 40 persen.<ref name="Allergy"/> Orang tua yang alergi biasanya anak-anaknya juga alergi,<ref name="DeSwert"/> dan anak-anak tersebut akan menderita alergi lebih berat daripada anak-anak dari orang tua yang tak alergi. Sejumlah alergi, bagaimanapun belum tentu konsisten, orangtuanya alergi terhadap kacangtanah, tetapi anaknya alergi terhadap [[ragweed]]. Tampaknya perkembangan alergi tidak menurun begitu saja, tetapi berhubungan dengan ketidakteraturan sistem kekebalan, jadi menurunkan alergi terhadap alergen tertentu adalah tidak.<ref name=DeSwert/>
Alergi (sistem kekebalan) diturunkan oleh kedua orangtuanya dengan tingkat risiko sebagai berikut:<ref>{{cite web |url=https://www.nestlebaby.com/id/child_development/baby_health/allergies/ |title=Bagaimana mencegah risiko alergi |accessdate=June 24, 2014 |archive-date=2014-01-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140130090859/http://www.nestlebaby.com/id/child_development/baby_health/allergies |dead-url=yes }}</ref>
* Kedua orang tua tidak memiliki riwayat alergi (termasuk asma), maka anak tetap dapat terkena alergi dengan tingkat risiko maksimum 15 persen
* Salah satu orang tua mengalami riwayat alergi, maka risiko anak mendapat alergi meningkat menjadi 20-40 persen
* Kedua orang tua mengalami riwayat alergi, maka risiko anak mendapat alergi meningkat lagi menjadi 60-80 persen
Risiko sensitivitas terhadap perkembangan alergi tergantung dari umur dengan anbak-anak lebih berisiko.<ref name="Croner"/> Bberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat IgE tertinggi terjadi pada masa kanak-kanak dan cepat turun antara umur 10 hingga 30 tahun.<ref name=Croner/> Puncak terjadinya hay fever adalah pada anak-anak dan dewasa muda dan kejadian terbanyak asama adalah pada anak berusia di bawah 10 tahun.<ref>{{cite book|author=Jarvis D, Burney P|chapter=Epidemiology of atopy and atopic disease|editor=Kay AB|title=Allergy and allergic diseases|publisher=Blackwell Science|location=London|year=1997|pages=1208–24|volume=2 }}</ref>
Anak laki-laki memiliki tingkat risiko terhadap alergi yang lebih tinggi dibandingkan anak wanita,<ref name=DeSwert/> meskipun untuk beberapa penyakit lergi, misalnya asma pada dewasa muda, wanita lebih berisiko.<ref name="Asthma from birth to age 23: incidence and relation to prior and concurrent atopic disease"/> Perbedaan ini berkurang ketika kedua jenis kelamin ini dewasa.<ref name=DeSwert/>
Sehubungan dengan alergi, etnis dan ras susah dipisahkan dari faktor lingkungan, apalagi terjadi migrasi.<ref name=DeSwert/>
Alergi akibat keturunan dapat dicegah/dikurangi dengan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama setelah kelahiran.<ref>{{Cite news|url=http://www.antaranews.com/berita/480556/cara-cegah-alergi-usia-dini |title=Cara cegah alergi usia dini |author=Lia Wanadriani Santosa |date=17 Februari 2015|last=Santosa |first=Lia Wanadriani |editor-last=Syafputri |editor-first=Ella |work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]] }}</ref>
== Pencegahan ==
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi:
* Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun di luar [[rumah]]. Hal ini termasuk tidak menumpuk banyak barang di dalam rumah ataupun [[kamar tidur]] yang dapat menjadi [[sarang]] bertumpuknya [[debu]] sebagai [[rangsangan]] timbulnya reaksi alergi. Usahakan jangan memelihara [[binatang]] di dalam rumah ataupun meletakkan [[kandang]] [[hewan peliharaan]] di sekitar rumah anda.
* Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya [[daki]] yang dapat pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi. Untuk [[mandi]], haruslah menggunakan [[air]] hangat seumur [[hidup]], dan usahakan mandi [[sore]] sebelum PK.17.00'. [[Sabun]] dan [[shampoo]] yang digunakan sebaiknya adalah sabun dan shampoo untuk [[bayi]]. Dilarang menggunakan [[cat]] [[rambut]].
* Jangan menggunakan pewangi ruangan ataupun [[parfum]], obat-obat anti [[nyamuk]]. Jika di rumah
* Gunakan [[kasur]] atau [[bantal]] dari bahan [[busa]], bukan [[kapuk]].
* Gunakan [[sprei]] dari bahan [[katun]] dan cucilah minimal [[seminggu]] sekali dengan air hangat akan efektif.
* Hindari menggunakan [[pakaian]] dari bahan [[wool]], gunakanlah pakaian dari bahan katun.
* Pendingin udara ([[AC]]) dapat digunakan, tetapi tidak boleh terlalu dingin dan tidak boleh lebih dari PK.24.00'
* Awasi setiap [[makanan]] atau [[minuman]] maupun [[obat-obatan|obat]] yang menimbulkan reaksi alergi.
*
Pada New England Journal of Medicine dipaparkan bahwa makan/asupan kacang sejak dini dapat mengurangi kemungkinan timbulnya alergi akibat kacang secara mencolok. Pada mereka yang rentan terhadap alergi kacang dan ditunjukkan dengan test tusuk kulit, maka balita yang mengkonsumsi kacang dalam bentuk apapun termasuk dalam bentuk makanan ringan agar tidak tersedak, akan mengalami kekebalan terhadap kacang. Biasanya pada usia 5 tahun, penderita alergi terhadap kacang berjumlah 14 persen, tetapi dengan makan kacang sejak usia dini, maka jumlah penderita menjadi hanya 2 persen. Sebelumnya peneliti terinspirasi oleh anak Yahudi di Israel yang makan kacang sejak bayi, penderita alergi terhadap kacang sangat sedikit, sedangkan di Inggris jumlahnya mencapai 10x lipat daripada di Israel.<ref>{{Cite news|url=http://jabar.tribunnews.com/2015/02/24/penelitian-membuktikan-konsumsi-kacang-sejak-bayi-bisa-cegah-alergi |title=Penelitian Membuktikan Konsumsi Kacang Sejak Bayi Bisa Cegah Alergi |date=24 Februari 2015|language=id |work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]] }}</ref>
==
{{reflist|35em|refs=
<ref name="Conn's Current Therapy 2005">{{cite book|author=Bope, Edward T.; Rakel, Robert E.|title=Conn's Current Therapy 2005|url=https://archive.org/details/connscurrentther0000unse_v3i8|publisher=W.B. Saunders Company|location=Philadelphia, PA|year= 2005|page=[https://archive.org/details/connscurrentther0000unse_v3i8/page/880 880]|isbn=0-7216-3864-3|oclc=|doi=}}</ref>
<ref name="Insect sting anaphylaxis">{{cite journal|author=Golden DB|title=Insect sting anaphylaxis|journal=Immunol Allergy Clin North Am|volume=27|issue=2|pages=261–72, vii|year=2007|pmid=17493502|doi=10.1016/j.iac.2007.03.008|pmc=1961691}}</ref>
<ref name="Natural rubber latex allergy: a problem of interdisciplinary concern in medicine">{{cite journal|author=Brehler R, Kütting B|title=Natural rubber latex allergy: a problem of interdisciplinary concern in medicine|journal=Arch. Intern. Med.|volume=161|issue=8|pages=1057–64|year=2001|pmid=11322839|doi = 10.1001/archinte.161.8.1057}}</ref>
<ref name="Penicillin allergy skin testing: what do we do now?">{{cite journal|author=Schafer JA, Mateo N, Parlier GL, Rotschafer JC|title=Penicillin allergy skin testing: what do we do now?|url=https://archive.org/details/sim_pharmacotherapy_2007-04_27_4/page/542|journal=Pharmacotherapy|volume=27|issue=4|pages=542–5|year=2007|pmid=17381381|doi=10.1592/phco.27.4.542}}</ref>
<ref name="Urticaria and angioedema: a practical approach">{{cite journal|author=Muller BA|title=Urticaria and angioedema: a practical approach|journal=Am Fam Physician|volume=69|issue=5|pages=1123–8|year=2004|pmid=15023012|doi=}}</ref>
<ref name="holgate98">{{cite journal|author=Holgate ST|title=Asthma and allergy—disorders of civilization?|url=https://archive.org/details/sim_qjm_1998-03_91_3/page/171|journal=QJM|volume=91|issue=3|pages=171–84|year=1998|pmid=9604069|doi = 10.1093/qjmed/91.3.171}}</ref>
<ref name="rusznak98">{{cite journal|author=Rusznak C, Davies RJ|title=ABC of allergies. Diagnosing allergy|journal=BMJ|volume=316|issue=7132|pages=686–9|year=1998|pmid=9522798|doi=10.1136/bmj.316.7132.686|pmc=1112683}}</ref>
<ref name="tang03">{{cite journal|author=Tang AW|title=A practical guide to anaphylaxis|journal=Am Fam Physician|volume=68|issue=7|pages=1325–32|year=2003|pmid=14567487|doi=}}</ref>
<ref name="Asthma from birth to age 23: incidence and relation to prior and concurrent atopic disease">{{cite journal|author=Anderson HR, Pottier AC, Strachan DP|title=Asthma from birth to age 23: incidence and relation to prior and concurrent atopic disease|journal=Thorax|volume=47|issue=7|pages=537–42|year=1992|pmid=1412098|doi=10.1136/thx.47.7.537|pmc=463865}}</ref>
<ref name="Croner">{{cite journal|author=Croner S|title=Prediction and detection of allergy development: influence of genetic and environmental factors|journal=J. Pediatr.|volume=121|issue=5 Pt 2|pages=S58–63|year=1992|pmid=1447635|doi=10.1016/S0022-3476(05)81408-8}}</ref>
<ref name="DeSwert">{{cite journal|author=De Swert LF|title=Risk factors for allergy|journal=Eur. J. Pediatr.|volume=158|issue=2|pages=89–94|year=1999|pmid=10048601|doi=10.1007/s004310051024}}</ref>
<ref name="Janeway">{{cite book|last = Janeway|first = Charles|authorlink = Charles Janeway|author2=Paul Travers|author3=Mark Walport|author4=Mark Shlomchik|title = Immunobiology; Fifth Edition|publisher = Garland Science|year= 2001|location = New York and London|pages = e-book|url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?call=bv.View..ShowTOC&rid=imm.TOC&depth=10|doi =|isbn = 978-0-8153-4101-7}}</ref>
<ref name="Sicherer 63">Sicherer 63</ref>
<ref name="Sussman">{{cite journal|author = Sussman GL, Beezhold DH|year = 1995|title = Allergy to Latex Rubber|url = http://www.annals.org/content/122/1/43.full?ijkey=46e082703bf84e8d542fd6f767a7e39fe11c03e4&keytype2=tf_ipsecsha|journal = Annals of Internal Medicine|volume = 122|issue = 1|pages = 43–46|doi = 10.7326/0003-4819-122-1-199501010-00007|pmid = 7985895 }}</ref>
<ref name="The genetic and environmental basis of atopic diseases">{{cite journal|author=Grammatikos AP|title=The genetic and environmental basis of atopic diseases|journal=Annals of Medicine|volume=40|issue=7|pages=482–95|year=2008|pmid=18608118|doi=10.1080/07853890802082096|url=}}</ref>
<ref name="Allergy">{{cite journal|author=Galli SJ|title=Allergy|journal=Curr. Biol.|volume=10|issue=3|pages=R93–5|year=2000|pmid=10679332|doi = 10.1016/S0960-9822(00)00322-5}}</ref>
}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.hd.co.id/static.asp?link=news&num=49 "Kenali Alergi Kulit pada Anak"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050116084917/http://www.hd.co.id/static.asp?link=news&num=49 |date=2005-01-16 }}
*
[[Kategori:Alergi| ]]
[[Kategori:Imunologi]]
|