Jürgen Habermas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
62Debora (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Thersetya2021 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(40 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Philosopher
|region = Filsafat Barat
|era = BadaAbad ke-20
|color = #B0C4DE
|name = Jürgen Habermas
|image_nameimage = JuergenHabermas crop1.jpg
|birth_date = {{bda|1929|6|18}}
|birth_place = {{flagicon|Jerman}} [[Dusseldorf]]
|school_tradition = [[Filsafat kontinental]]
|main_interests = [[Teori Sosial]]{{·}} [[Epistemologi]]<br />[[Teori politik]]{{·}} [[Pragmatis]]
|notable_ideas = [[Rasionalitas Komunikatifkomunikatif]]<br />[[Wacana Etika]]<br />[[Demokrasi deliberatif]]<br />[[Prakmatik Universal]]<br />[[Tindakan komunikatif]]</br>[[PublicRuang SpherePublik]]
|influences = [[Max Weber|Weber]]{{·}} [[Émile Durkheim|Durkheim]]{{·}} [[George Herbert Mead|Mead]]{{·}} [[Karl Marx|Marx]]{{·}}[[Wilhelm Dilthey|Dilthey]]{{·}} [[Talcott Parsons|Parsons]]{{·}} [[Immanuel Kant|Kant]]{{·}} [[Martin Heidegger|Heidegger]]{{·}} [[Jean Piaget|Piaget]]{{·}} [[Max Horkheimer|Horkheimer]]{{·}} [[Theodor W. Adorno|Adorno]]{{·}} [[Herbert Marcuse|Marcuse]]{{·}} [[Hannah Arendt|Arendt]]{{·}} [[Ludwig Wittgenstein|Wittgenstein]]{{·}} [[Charles Sanders Peirce|Peirce]]{{·}} [[J. L. Austin|Austin]] {{·}}[[Gershom Scholem|Scholem]]{{·}}[[Nietzsche]]
|influenced = [[Seyla Benhabib|Benhabib]]{{·}} [[Rainer Forst|Forst]]{{·}} [[Nancy Fraser|Fraser]]{{·}} [[Axel Honneth|Honneth]]<br />[[Antanas Mockus|Mockus]]{{·}} [[Hans-Hermann Hoppe|Hoppe]]{{·}} [[Andrew Feenberg|Feenberg]]<br />[[Lutz Wingert|Wingert]]
Baris 18:
== Riwayat hidup ==
 
=== Masa Muda dan Masa Menempuh Pendidikan ===
 
Jurgen Habermas dilahirkan pada tanggal 18 Juni [[1929]] di kota [[Dusseldorf]], [[Jerman]].<ref name="Bertens"> Bertens ''Filsafat Barat Kontemporer Inggris Jerman''. Jakarta: Gramedia. 2002. hlm 236. </ref> Dia dibesarkan di kota [[Gummersbach]], kota kecil dekat dengan Dusseldorf.<ref name="Bertens"/> Ketika ia memasuki masa remaja diakhirdi akhir [[Perang Dunia II]], ia baru menyadari bersama bangsanya akan kejahatan rezim [[nasional]]-[[sosialis]] dibawahdi bawah kepemimpinan [[AldofAdolf Hitler]].<ref name="Bertens"/> Mungkin hal ini yang mendorong pemikiran Habermas tentang pentingnya demokrasi di negaranya. <ref name="Bertens"/>
 
Kemudian ia melanjutkan studinya di [[Universitas Gottingen]], ia mempelajari [[kesusasteraankesusastraan]], [[sejarah]], dan [[filsafat]] ([[Nicolai Hartmann]]) serta mengikuti kuliah [[psikologi]] dan [[ekonomi]].<ref name="Bertens"/> Setelah itu, ia meneruskan studi filsafat di [[Universitas Bonn]] yang mana pada tahun [[1954]] ia meraih gelar “doktor filsafat” dengan sebuah disertasi berjudul ''Das Absolute und die Geshichte'' (Yang Absolut dan Sejarah) merupakan studi tentang pemikiran [[Schelling]]. <ref name="Bertens"/> Berbarengan dengan itu juga, ia mulai lebih aktif dalam diskusi-diskusi politik. Hal ini juga yang mendorong Habermas untuk masuk ke partai National Socialist Germany.<ref name="Listiyono (dkk)"> Listiyono (dkk) ''Epistemologi Kiri''. Jogjakarta: AR-Ruzzmedia. 2007. hlm 220. </ref>
 
=== Menjadi peneliti dan asisten Theodor Adorno ===
 
Pada tahun [[1956]], Jurgen Habermas berkenalan dengan [[Institut Penelitian Sosial]] di [[Frankfurt]] dan menjadi asisten dari [[Theodor Adorno]]. Habermas belajar tentang [[sosiologi]] dari Theodor Adorno.<ref name="Bertens"/> Kemudian, ia mengambil bagian dalam suatu proyek penelitian mengenai sikap politik mahasiswa di [[Universitas Goethe Frankfurt|Universitas Frankfurt]]. Pada tahun [[1964]], hasil penelitiannya dipublikasikan dalam sebuah buku ''Student und Politik'' (Mahasiswa dan Politik).<ref name="Bertens"/> Ketika Jurgen Habermas bekerja di Institut Penelitian Sosial tersebut, ia makin berkenalan dengan pemikiran [[Marxisme]].<ref name="Bertens"/>
 
=== Menjadi Seorang Profesor di Bidang Filsafat dan Sosiologi ===
 
Sekitar waktu yang sama Habermas mempersiapkan Habilitations schift-nya.<ref name="Listiyono (dkk)"/> Karangan in diberi judul ''Strukturwandel der Oeffentlichkeit'' (Tranformasi struktural dari lingkup umum), suatu studi yang mempelajari sejauh mana [[demokrasi]] masih mungkin dalam masyarakat modern.<ref name="Listiyono (dkk)"/> Fokus utama dari tulisan itu adalah tentang berfungsi tidaknya pendapat umum dalam masyarakat modern.<ref name="Listiyono (dkk)"/> Pada kurun waktu yang sama, Habermas diundang menjadi profesor [[filsafat]] [[Universitas HiedelbergHeidelberg]] ([[1961]]-[[1964]]).<ref name="Listiyono (dkk)"/> Pada tahun 1964, ia kembali ke Universitas Frankfurt, karena diangkat menjadi profesor sosiologi dan filsafat mengantikan Horkheimer.<ref name="Listiyono (dkk)"/>
 
Pemikiran Marx yang Habermas sudah kenal sejak di [[Mazhab Frankfurt]] cukup memengaruhi pemikiran dia secara utuh.<ref name="Listiyono (dkk)"/> Peranan ia sebagai seorang Marxis tampak ketika ia turut berperan serta dalam gerakan mahasiswa Frankfurt.<ref name="Listiyono (dkk)"/> sekitar tahun [[1960]]-[[1970]]an merupakan periode [[demonstrasi]] “gerakan mahsiswamahasiswa kiri baru yang radikal” yang sedang marak.<ref name="Listiyono (dkk)"/> Sebagai seorang pemikiri Marxis, ia cukup dikenal oleh gerakan mahsiswamahasiswa tersebut, bahkan sempat menjadi ideolognyaideologinya, walaupun keterlibatannya hanya sejauh sebagai pemikir Marxis.<ref name="Listiyono (dkk)"/> Habermas sangat populer dikalangandi kalangan kelompok yang bernama ''Sozialistischer Deutsche Studentenbund'' (Kelompok Mahasiswa Sosialis Jerman).<ref name="Listiyono (dkk)"/>
 
=== Hubungan Jurgen Habermas dengan Mahasiswa dan Kritik terhadap Mahasiswa ===
Akan tetapi, kedekatan Jurgen Habermas dengan kelompok mahasiswa yang beraliran kiri radikal tidak terlalu lama.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Hal itu dikarenakan, aksi-aksi mahasiswa yang mulai melewati ambang batas, yaitu dengan menggunakan tindak anarkis atau tindak kekerasan.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Akibatnya, Habermas mengkritik tindakan mahasiswa yang melampaui batas tersebut.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Akan tetapi, akibat dari kritikan tersebut, Jurgen Habermas harus bernasib sama dengan Max Horkheimer dan Theodor Adorno, yang terlibat konflik dengan mahasiswa.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/>
 
DiAkan dalamtetapi, bukunyakedekatan yangJurgen diterbitkanHabermas padadengan tahunkelompok 1969mahasiswa yang berjudulberaliran Protestbewegungkiri undradikal Hochschulreform (Gerakantidak opsisiterlalu dan pembahasan perguruan tinggi)lama.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> JurgenHal Habermasitu mengkritik secara pedasdikarenakan aksi-aksi kekerasanmahasiswa yang dilakukanmulai olehmelewati mahasiswaambang kiribatas, yaitu dengan menggunakan tindak anarkis atau tindak kekerasan.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Akibatnya, Habermas Bagimengkritik Habermas,tindakan aksi-aksimahasiswa yang dilakukanmelampaui olehbatas paratersebut.<ref mahasiswaname="Bertens"/><ref kiriname="Listiyono tersebut(dkk)"/> dikecamAkan sebagaitetapi, ‘revolusiakibat palsu’dari kritikan tersebut, bentuk-bentukJurgen pemerasanHabermas yangharus diulangbernasib kembali,sama dengan [[Max Horkheimer]] dan counterproductive[[Theodor Adorno]], yang terlibat konflik dengan mahasiswa.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/>
 
Di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun [[1969]] yang berjudul ''Protestbewegung und Hochschulreform'' (Gerakan opsisi dan pembahasan perguruan tinggi).<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Jurgen Habermas mengkritik secara pedas aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa kiri.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Bagi Habermas, aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa kiri tersebut dikecam sebagai ‘revolusi palsu’, bentuk-bentuk pemerasan yang diulang kembali, dan ''counterproductive''.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/>
 
=== Masa-Masa Pensiun Jurgen Habermas ===
 
== Masa-Masa Pensiun Jurgen Habermas ==
Akhirnya, Habermas dengan mahasiswa beraliran kiri tersebut makin bertentangan.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Hal ini mendorong Habermas untuk keluar dari Universitas Frankfurt.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Habermas menerima tawaran untuk bekerja di Max Planck Institut di kota Stanberg sebagai peneliti.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Habermas bekerja di sana selama 10 tahun sampai lembaga penelitian ini dibubarkan. Selama di Max Planck Institut Habermas telah mencapai kematangan pemikiran filosofisnya.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/>
 
Banyak karya-karya tulis yang dibuatnya selama di sana, antara lain: ''Legitimationsprobleme im Spatkapitalismus'' (Masalah legitimasi dalam kapitalisme kemudian hari, 1973), ''Kultur und Kritik'' (Kebudayaan dan Kritik, 1973); ''Zur Rekonstruktion des Historischen Materialismus'' (Demi rekonstruksi materialisme historis, 1976).<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Selain itu, masih ada satu karya tulis Habermas yang dapat dikatakan sebagai opus magnumnya dan puncak seluruh usaha ilmiahnya adalah ''Theorie des kommunikativen Handelns'' (Teori tentang praksispraktis komunikatif, dua jilid, 1981).<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Pada akhirnya, Jurgen Habermas kembali ke Universitas Frankfurt sebagai profesor filsafat.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Ia mengajar di Universitas Frankfurt sampai memasuki masa pensiunnya pada tahun 1994.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/> Pada waktu itu, Habermas sudah memiliki reputasi internasional yang besar dan banyak diminta untuk berbicara di berbagai pertemuan atau diskusi ilmiah.<ref name="Bertens"/><ref name="Listiyono (dkk)"/>
 
== Pemikiran Filosofis ==
 
Jurgen Habermas merupakan tokoh terakhir dari [[Mazhab Frankfurt]] dan juga yang masih hidup sampai sekarang.<ref name="Budi Hardiman"/> Ketika Mazhab Frankfurt secara resmi sudah tidak ada lagi dan teori yang ditawarkan kepada masyarakat berakhir dengan sikap yang pesimis.<ref name="Budi Hardiman"/><ref name="F.Budi Hardiman"/> Namun, Jurgen Habermas telah menghidupkan kembali Mazhab Frankfurt dan melanjutkan kembali teori kritis yang menjadi proyek dari para pendahulunya (Max Horkheimer,Theodor Adorno, dan Herbert Marcuse).<ref name="Budi Hardiman"/><ref name="F.Budi Hardiman"/> Bukan hanya teori krits yang dilanjutkan oleh Jurgen Habermas, ada banyak hal yang diberikan oleh Jurgen Habermas dalam dunia [[filsafat]] dewasa ini.<ref name="Budi Hardiman"/><ref name="F.Budi Hardiman"/>
 
=== Teori Kritis ===
Menurut Jurgen Habermas, teori kritis bukanlah teori ilmiah, yang biasa dikenal dikalangan publik akademis dalam masyarakat kita.<ref name="Budi Hardiman"> Budi Hardiman ''Kritik Ideologi''. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2009. hlm 33. </ref> Jurgen Habermas menggambarkan Teori kritis sebagai suatu metodologi yang berdiri di dalam ketegangan dialektis antara filsafat dan ilmu pengetahuan (sosiologi).<ref name="Budi Hardiman"/> Teori Kritis tidak hanya berhenti pada fakta-fakta objektif, yang umumnya dianut oleh aliran positivistik.<ref name="Budi Hardiman"/> Teori krtis berusaha menembus realitas sosial sebagai fakta sosiologis, untuk menemukan kondisi yang bersifat trasendental yang melampaui data empiris.<ref name="Budi Hardiman"/> Dapat dikatakan, Teori kritis merupakan kritik ideologi.<ref name="Budi Hardiman"/> Teori kitis ini dilahirkan oleh Mazhab Frankfurt memiliki maksud membuka seluruh selubung ideologis dan irasionalisme yang telah melenyapkan kebebasan dan kejernihan berpikir manusia modern.<ref name="Budi Hardiman"/> Akan tetapi, semua itu konsep Teori Kritis yang ditawarkan oleh para pendahulu Jurgen Habermas (Max Horkheimer, Theodor Adorno, dan Herbert Marcuse) mengalami sebuah kemacetan atau berakhir dengan kepesimisan.<ref name="F.Budi Hardiman"> F.Budi Hardiman ''Menuju Masyarakat Komunikatif''. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2009. hlm. 14. </ref> Akan tetapi, teori ini tidak berakhir begitu saja, Jurgen Habermas sebagai penerus Mazhab Frankfurt akan membangkitkan kembali teori tersebut dengan sebuah paradigma baru.<ref name="Franz Magnis Suseno"> Franz Magnis susueno ''Pijar-Pijar Filsafat''. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2005. hlm. 152-153. </ref>
 
Menurut Jurgen Habermas, teori kritis bukanlah teori ilmiah, yang biasa dikenal dikalangandi kalangan publik akademis dalam masyarakat kita.<ref name="Budi Hardiman"> Budi Hardiman ''Kritik Ideologi''. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2009. hlm 33. </ref> Jurgen Habermas menggambarkan Teori kritis sebagai suatu metodologi yang berdiri di dalam ketegangan dialektis antara filsafat dan ilmu pengetahuan (sosiologi).<ref name="Budi Hardiman"/> Teori Kritis tidak hanya berhenti pada fakta-fakta objektif, yang umumnya dianut oleh aliran positivistik.<ref name="Budi Hardiman"/> Teori krtis berusaha menembus realitas sosial sebagai fakta sosiologis, untuk menemukan kondisi yang bersifat trasendental yang melampaui data empiris.<ref name="Budi Hardiman"/> Dapat dikatakan, Teori kritis merupakan kritik ideologi.<ref name="Budi Hardiman"/> Teori kitis ini dilahirkan oleh Mazhab Frankfurt memiliki maksud membuka seluruh selubung ideologis dan irasionalisme yang telah melenyapkan kebebasan dan kejernihan berpikir manusia modern.<ref name="Budi Hardiman"/> Akan tetapi, semua itu konsep Teori Kritis yang ditawarkan oleh para pendahulu Jurgen Habermas (Max Horkheimer, Theodor Adorno, dan Herbert Marcuse) mengalami sebuah kemacetan atau berakhir dengan kepesimisan.<ref name="F.Budi Hardiman"> F.Budi Hardiman ''Menuju Masyarakat Komunikatif''. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2009. hlm. 14. </ref> Akan tetapi, teori ini tidak berakhir begitu saja, Jurgen Habermas sebagai penerus Mazhab Frankfurt akan membangkitkan kembali teori tersebut dengan sebuah paradigma baru.<ref name="Franz Magnis Suseno"> Franz Magnis susueno ''Pijar-Pijar Filsafat''. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2005. hlm. 152-153. </ref>
=== Teori Kritis Dengan Pardigma Baru ===
 
=== Teori Kritis Dengan PardigmaParadigma Baru ===
Jurgen Habermas menambahkan konsep komunikasi di dalam Teori Kritis tersebut.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Menurut Jurgen Habermas, komunikasi dapat menyelesaikan kemacetan Teori kritis yang ditawarkan oleh pendahulunya.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Jurgen Habermas membedakan antara pekerjaan dan komunikasi (interaksi).<ref name="F.Budi Hardiman"/> <ref name="Franz Magnis Suseno"/> Pekerjaan merupakan tindakan instrumental, jadi sebuah tindakan yang bertujuan untuk mencapai sesuatu.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Sedangkan komunikasi adalah tindakan saling pengertian.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Dalam tradisi Mazhab Frankfurt, teori dan praksis tidak dapat dipisahkan.<ref name="Franz Magnis Suseno"/><ref name="F.Budi Hardiman"/> Praksis dilandasi kesadaran rasional, rasio tidak hanya tampak dalam kegiatan-kegiatan yang berkerja melulu, melainkan interaksi dengan orang lain menggunakan bahasa sehari-hari.<ref name="F.Budi Hardiman"/> <ref name="Franz Magnis Suseno"/> Selain itu juga, para pendahulunya memandang rasionalitas sebagai penaklukan, kekuasaan. <ref name="F.Budi Hardiman"/> <ref name="F.Budi Hardiman"/>
 
KeduaJurgen halHabermas itulahmenambahkan yangkonsep membuatkomunikasi kemacetandi dalam Teori Kritis menuruttersebut.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Menurut Jurgen Habermas, komunikasi dapat menyelesaikan kemacetan Teori kritis yang ditawarkan oleh pendahulunya.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Jurgen PandanganHabermas inimembedakan telahantara membuatpekerjaan sudutdan pandangkomunikasi masyarakat(interaksi).<ref tentangname="F.Budi krtikHardiman"/><ref denganname="Franz penaklukanMagnis ituSuseno"/> samaPekerjaan danmerupakan praksistindakan denganinstrumental, penaklukanjadi itusebuah tindakan yang bertujuan untuk mencapai samasesuatu.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Sedangkan Jurgenkomunikasi Habermasadalah berpendiriantindakan kritiksaling hanyapengertian.<ref dapatname="F.Budi majuHardiman"/> denganDalam rasiotradisi komunikatifMazhab yangFrankfurt, dimengertiteori sebagaidan praksis komunikatiftidak atau tindakandapat komunikatifdipisahkan.<ref name="F.Budi Hardiman"/><ref Masyarakatname="Franz komunikatifMagnis bukanlahSuseno"/> masyarakatPraksis yangdilandasi melakukankesadaran kritikrasional, melaluirasio revolusitidak atauhanya kekersantampak dalam kegiatan-kegiatan yang berkerja melulu, tetapimelainkan interaksi dengan orang lain menggunakan melaluibahasa argumentasisehari-hari.<ref name="F.Budi Hardiman"/><ref name="Franz KemudianMagnis HabermasSuseno"/> membedakanSelain dua macamitu argumentasijuga, yaitu:para perbincanganpendahulunya ataumemandang diskursusrasionalitas dansebagai kritikpenaklukan, kekuasaan.<ref name="F.Budi Hardiman"/><ref name="F.Budi Hardiman"/>
 
Kedua hal itulah yang membuat kemacetan dalam Teori Kritis menurut Jurgen Habermas.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Pandangan ini telah membuat sudut pandang masyarakat tentang krtik dengan penaklukan itu sama dan praksis dengan penaklukan itu sama.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Jurgen Habermas berpendirian kritik hanya dapat maju dengan rasio komunikatif yang dimengerti sebagai praksis komunikatif atau tindakan komunikatif.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Masyarakat komunikatif bukanlah masyarakat yang melakukan kritik melalui revolusi atau kekersan, tetapi melalui argumentasi.<ref name="F.Budi Hardiman"/> Kemudian Habermas membedakan dua macam argumentasi, yaitu: perbincangan atau diskursus dan kritik.<ref name="F.Budi Hardiman"/>
 
== Demokrasi Deliberatif ==
 
Kata “deliberasi” berasal dari bahasa Latin deliberatio yang kemudian dalam bahasa Inggris menjadi deliberation.<ref name="Fresco Budi Hardiman"> Fresco Budi Hardiman ''Demokrasi Deliberatif''. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2009. hlm. 128. </ref> Istilah ini memiliki arti “konsultasi”, “menimbang-nimbang”, atau dalam istilah politik adalah “musyawarah”.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Pemakian istilah demokrasi memberikan makna tersendiri bagi konsep demokrasi.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Istilah demokrasi deliberatif memiliki makna yang tersirat yaitu diskursus praktis, formasi opini dan aspirasi politik, serta kedaulatan rakyat sebagai prosedur.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/>
 
Teori demokrasi deliberatif tidak memfokuskan pandangannya dengan aturan-aturan tertentu yang mengatur warga, tetapi sebuah prosedur yang menghasilkan aturan-aturan itu.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Teori ini membantu untuk bagaimana keputusan-keputusan politis diambil dan dalam kondisi bagaimanakah aturan-aturan tersebut dihasilkan sedemikian rupa sehingga warganegara mematuhi peraturan-peraturan tersebut.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Dengan kata lain, demokrasi deliberatif meminati kesahihan keputusn-keputusan kolektif itu.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Secara tidak langsung, opini-opini publik di sini dapat mengklaim keputusan-keputusan yang membuat warga mematuhinya. <ref name="Fresco Budi Hardiman"/>
 
Di dalam demokrasi deliberatif, kedaulatan rakyat dapat mengkontrol keputusan-keputusan mayoritas.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Kita sebagai rakyat dapat mengkritisi keputusan-keputusan yang dibuat oleh orang-orang yang memegang mandat.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Jika kita berani mengkritisi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka secara tidak langsung kita sudah menjadi masyarakta rasional, bukan lagi masyarakat irasional.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Opini publik atau aspirasi memiliki fungsi untuk mengendalikan politik formal atau kebijakan-kebijakan politik.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Jika kita berani mengkritik kebijakan-kebijakan yang legal itu, secara tidak langsung kita sudah tunduk terhadap sistem.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/>
Baris 66 ⟶ 70:
== Ruang Publik ==
 
Bagi Habermas, ruang publik memiliki peran yang cukup berarti dalam proses berdemokrasi.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Ruang publik merupakan ruang demokratis atau wahana diskursus masyarakat, yang mana warga negara dapat menyatakan opini-opini, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan mereka secara diskursif.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Ruang publik merupakan syarat penting dalam demokrasi.<ref name="Budi Hardiman (Editor)"> Budi hardiman ''Ruang Publik''. Jogjakarta: Penerbit Kansius. 2010. hlm 185. </ref> Ruang publik adalah tempat warga berkomunikasi mengenai kegelisahan-kegelisahan politis warga.<ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Selain itu, ruang publik merupakan wadah yang mana warganegara dengan bebas dapat menyatakan sikap dan argumen mereka terhadap negara atau pemerintah.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> <ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Ruang publik bukan hanya sekedarsekadar fisik, maksudnya sebuah institusi atau organisasi yang legal, melainkan adalah komunikasi warga itu sendiri. Ruang publik harus bersifat bebas, terbuka, transparan dan tidak ada intervensi pemerintah atau otonom di dalamnya. Ruang publik itu harus mudah diakses semua orang.<ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Dari ruang publik ini dapat terhimpun kekuatan solidaritas masyarakat warga untuk melawan mesin-mesin pasar/kapitalis dan mesin-mesin politik.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/>
 
Habermas membagi-bagi ruang publik, tempat para aktor-aktor masyarakat warga membangun ruang publik, Pluralitaspluralitas (keluaraga, kelompok-kelompok informal, organisasi-organisasi sukarela, dst), publisitas (media massa, institusi-institusi kultural, dst), keprivatan (wilayah perkembangan individu dan moral), legalitas (struktur-struktur hukum umum dan hak-hak dasar).<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ruang publik bukan hanya ada satu, tetapi ada banyak ruang publik di tengah-tengah masyrakatmasyarakat warga. Kita tidak dapat membatasi ruang publik, ruang publik ada dimanadi mana saja.<ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Di mana ada masyarakat yang duduk berkumpul bersama dan berdiskusi tentang tema-tema yang relevan, maka disitudi situ hadir ruang publik. Selain itu, ruang publik tidak terikat dengan kepentingan-kepentingan pasar maupun politik. Oleh karena itu, ruang publik tidak terbatas.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/><ref name="Budi Hardiman (Editor)"/>
 
== RefrensiReferensi ==
{{reflist}}
== Bacaan lanjutan ==
* Gregg Daniel Miller, ''Mimesis and Reason: Habermas's Political Philosophy''. SUNY Press, 2011.
: {{smaller|A recent analysis which underscores the aesthetic power of intersubjective communication in Habermas's theory of communicative action.}}
* ''Jürgen Habermas: a philosophical—political profile'' by Marvin Rintala, Perspectives on Political Science, 2002-01-01
* ''Jürgen Habermas'' by [https://web.archive.org/web/20100611020903/http://www.lincolncenter.asu.edu/people_professor_matustik Martin Matuštík] (2001) {{ISBN|0-7425-0796-3}}
* Postnational identity: critical theory and existential philosophy in Habermas, Kierkegaard, and Havel by Martin Matuštík (1993) {{ISBN|0-89862-420-7}}
* [[Thomas A. McCarthy|Thomas McCarthy]], ''The Critical Theory of Jürgen Habermas'', MIT Press, 1978.
: {{smaller|A highly regarded interpretation in English of Habermas's earlier work, written just as Habermas was developing his full-fledged communication theory.}}
* [[Raymond Geuss]], ''The Idea of a Critical Theory'', Cambridge University Press, 1981.
: {{smaller|A clear account of Habermas' early philosophical views.}}
* J.G. Finlayson, ''Habermas: A Very Short Introduction'', Oxford University Press, 2004.
: {{smaller|A recent, brief introduction to Habermas, focusing on his communication theory of society.}}
* Jane Braaten, [https://books.google.com/print?id=rxlg75uJrCMC ''Habermas's Critical Theory of Society''], State University of New York Press, 1991. {{ISBN|0-7914-0759-4}}
* Thomas Kupka, [https://www.jstor.org/stable/23999017?seq=1#page_scan_tab_contents Jürgen Habermas' diskurstheoretische Reformulierung des klassischen Vernunftrechts], ''Kritische Justiz'' 27 (1994), pp.&nbsp;461–469
: {{smaller|Discussing Habermas' legal philosophy in the 1992 original German edition of ''[[Between Facts and Norms]]''.}}
* Andreas Dorschel: 'Handlungstypen und Kriterien. Zu Habermas' ''Theorie des kommunikativen Handelns''', in: ''Zeitschrift für philosophische Forschung'' 44 (1990), nr. 2, pp. 220-252. A critical discussion of types of action in Habermas. In German.
* Erik Oddvar Eriksen and Jarle Weigard, ''Understanding Habermas: Communicative Action and Deliberative Democracy'', Continuum International Publishing, 2004 ({{ISBN|082647179X}}).
: {{smaller|A recent and comprehensive introduction to Habermas' mature theory and its political implications both national and global.}}
* Detlef Horster. ''Habermas: An Introduction''. Pennbridge, 1992 ({{ISBN|1-880055-01-5}})
* [[Martin Jay]], ''Marxism and Totality: The Adventures of a Concept from Lukacs to Habermas'' (Chapter 9), University of California Press, 1986. ({{ISBN|0-520-05742-2}})
* Ernst Piper (ed.) ''"Historikerstreit": Die Dokumentation der Kontroverse um die Einzigartigkeit der nationalsozialistschen Judenvernichtung'', Munich: Piper, 1987, translated into English by James Knowlton and Truett Cates as ''Forever In The Shadow Of Hitler?: Original Documents Of the Historikerstreit, The Controversy Concerning The Singularity Of The Holocaust'', Atlantic Highlands, N.J.: Humanities Press, 1993 ({{ISBN|0391037846}}) {{smaller|Contains Habermas's essays from the ''Historikerstreit'' and the reactions of various scholars to his statements.}}
* Edgar, Andrew. ''The Philosophy of Habermas''. Мontreal, McGill-Queen's UP, 2005.
* Adams, Nicholas. ''Habermas & Theology''. Cambridge, Cambridge University Press, 2006.
* [[Mike Sandbothe]], ''Habermas, Pragmatism, and the Media'', Online publication: sandbothe.net 2008; German original in: Über Habermas. Gespräche mit Zeitgenossen, ed. by Michael Funken, Darmstadt: Primus, 2008.
* Müller-Doohm, Stefan. ''Jürgen Habermas''. Frankfurt, Suhrkamp, 2008 (Suhrkamp BasisBiographie, 38).
* ''Moderne Religion? Theologische und religionsphilosophische Reaktionen auf Jürgen Habermas''. Hrsg. v. Knut Wenzel und Thomas M. Schmidt. Freiburg, Herder, 2009.
* Luca Corchia, ''[https://books.google.com/books?id=-T14AQAAQBAJ&hl=it&source=gbs_navlinks_s Jürgen Habermas. A bibliography: works and studies (1952-2013): With an Introduction by Stefan Müller-Doohm]'', Arnus Edizioni - Il Campano, Pisa, 2013.
* {{cite book |last=Corchia |first=Luca |title=Jürgen Habermas. A Bibliography. 1. Works of Jürgen Habermas (1952-2018)|year=April 2018 |publisher=Department of Political Science, University of Pisa (Italy), 156 pp |url=https://www.academia.edu/38973021|ref=harv}}.
* {{cite book |last=Corchia |first=Luca |title=Jürgen Habermas. A bibliography. 2. Studies on Jürgen Habermas (1962-2015) |year=February 2016 |publisher=Department of Political Science, University of Pisa (Italy), 468 pp |url=https://www.academia.edu/22537303|ref=harv}}.
* Peter Koller, Christian Hiebaum, ''Jürgen Habermas: Faktizität und Geltung'', Walter de Gruyter 2016.
{{Kyoto Prize in Arts and Philosophy - Thought and Ethics}}
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Habermas, Jurgen}}
[[Kategori:Filsuf Jerman]]
[[Kategori:Mazhab Frankfurt]]
[[Kategori:TeoriFilsuf Kritisateis]]
 
[[af:Jürgen Habermas]]
[[ar:يورغن هابرماس]]
[[bg:Юрген Хабермас]]
[[bs:Jürgen Habermas]]
[[ca:Jürgen Habermas]]
[[cs:Jürgen Habermas]]
[[da:Jürgen Habermas]]
[[de:Jürgen Habermas]]
[[el:Γιούργκεν Χάμπερμας]]
[[en:Jürgen Habermas]]
[[eo:Jürgen Habermas]]
[[es:Jürgen Habermas]]
[[et:Jürgen Habermas]]
[[fa:یورگن هابرماس]]
[[fi:Jürgen Habermas]]
[[fr:Jürgen Habermas]]
[[gl:Jürgen Habermas]]
[[glk:يؤرگن هابئرماس]]
[[he:יורגן האברמאס]]
[[hu:Jürgen Habermas]]
[[io:Jürgen Habermas]]
[[is:Jürgen Habermas]]
[[it:Jürgen Habermas]]
[[ja:ユルゲン・ハーバーマス]]
[[ko:위르겐 하버마스]]
[[ku:Jürgen Habermas]]
[[la:Georgius Habermas]]
[[li:Jürgen Habermas]]
[[lt:Jürgen Habermas]]
[[nl:Jürgen Habermas]]
[[nn:Jürgen Habermas]]
[[no:Jürgen Habermas]]
[[pl:Jürgen Habermas]]
[[pt:Jürgen Habermas]]
[[ro:Jürgen Habermas]]
[[ru:Хабермас, Юрген]]
[[simple:Jürgen Habermas]]
[[sk:Jürgen Habermas]]
[[sl:Jürgen Habermas]]
[[sq:Jürgen Habermas]]
[[sr:Јирген Хабермас]]
[[sv:Jürgen Habermas]]
[[tr:Jürgen Habermas]]
[[uk:Юрґен Габермас]]
[[vi:Jürgen Habermas]]
[[yo:Jürgen Habermas]]
[[zh:尤尔根·哈贝马斯]]
[[zh-min-nan:Jürgen Habermas]]