Bilis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ben haryoyuda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Membatalkan 1 suntingan oleh Yaman nenen luwu (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(37 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Taxobox
| image = Mystaco_padang_Weber.jpg
| regnum = [[Animal]]ia
| image_width = 275px
| image_caption = Bilis, ''Mystacoleucus padangensis''<br> Lukisan menurut Weber dan De Beaufort (1916)
| regnum = [[AnimalAnimalia]]ia
| phylum = [[Chordate|Chordata]]
| regnum = [[AnimalAnimalia]]ia
| phylum = [[Chordate|Chordata]]
| classis = [[Ikan bersirip kipas|Actinopterygii ]]
| ordo = [[Cypriniformes]]
| subordofamilia = [[CryptodiraCyprinidae]]
| familiagenus = ''[[ Cyprinoidea Mystacoleucus]]''
| genusspecies = ''''' MystacoleucusM. padangensis'''''
| binomial = '' Mystacoleucus padangensis''
| binomial_authority = ([[Pieter Bleeker|Bleeker]], 1852)<ref>FishBase: [http://www.fishbase.us/summary/Mystacoleucus-padangensis.htm ''Mystacoleucus padangensis'' (Bleeker, 1852)]</ref>
| binomial_authority = Bleeker, 1852
| synonyms =
''Capoeta padangensis'' <small>Bleeker, 1852</small><ref>Bleeker, P. 1852. ''Nat. Tijdschr. Ned. Indië'', '''III''': 593.</ref><br>
''Systomus (Capoëta) padangensis'' <small>Bleeker, 1860</small><br/>
''Puntius (Capoëta) padangensis'' <small>Bleeker, 1863</small><br/>
''Mystacoleucus padangensis'' <small>Günther, 1868</small><ref>Günther, A. 1868. ''Cat. Brit. Mus.'' '''VII''': 206.</ref>
}}
 
'''Bilis''', '''bilih''' atau '''bako''' (''Mystacoleucus padangensis'') adalah sejenis [[ikan air tawar]] anggota [[familia|suku]] [[Cyprinidae]] yang menyebar terbatas ([[endemik]]) di pulau [[Sumatra]], terutama di [[Danau Singkarak]] dan [[Danau Maninjau]] di [[Sumatera Barat]] serta sungai-sungai kecil di sekitarnya, termasuk [[Batang Kuantan]] di [[Kabupaten Kuantan Singingi]] yang berhulu ke Danau Singkarak.<ref name="weber"/> Kini ikan bilis juga [[introduksi|diintroduksi]] ke [[Danau Toba]] di [[Sumatera Utara]].<ref name="karta"/>
Bilih ''(Mystacoleuseus Padangensis)'' adalah ikan yang hidup endemik di danau Singkarak Sumatera Barat. Berukuran dari 4 hingga 6 centimeter dan memiliki bentuk badan yang pipih dan lonjong. Tidak begitu jelas mengapa dinamakan bilih, karena menurut bahasa Minangkabau sendiri bilih sendiri berarti iblis atau setan.
 
== Pengenalan ==
Saat ini, ikan bilih sudah mulai menyusut jumlahnya akibat endemiknya spesies ini dan kurangnya perhatian dari para penduduk di sekitar danau dan pemerintah. Secara khusus, Usaha penangkapan ikan yang intensif dan kurang ramah lingkungan serta perubahan pola pengaturan tata air di danau Singkarak diduga sebagai penyebab rnenurunnya populasi ikan bilih. Dan bila hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan dalam waktu sepuluh tahun lagi bilih akan punah.
Ikan putihan berukuran kecil, panjang total mencapai 116 [[milimeter|mm]]. Sisik-sisik dengan [[gurat sisi]] 37–39 buah; moncong dengan dua sungut kecil atau tak ada. Terdapat duri kecil yang mengarah ke depan di muka sirip punggung (''procumbent dorsal spine''), yang kadang-kadang tersembunyi di bawah sisik.<ref name="weber"/><ref name="kottelat93">Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. ''Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi''. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 51.</ref>
 
Tinggi tubuh di awal sirip punggung 3½ kali berbanding panjang standar (yakni panjang tanpa sirip ekor). Panjang kepala 4–5 kali berbanding panjang standar. Pangkal sirip punggung kurang lebih sejajar dengan awal sirip perut, kira-kira berbetulan dengan sisik gurat sisi ke-12 atau ke-13, dan terpisah dari belakang kepala oleh 12 sisik.<ref name="weber">Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. [http://www.archive.org/details/fishesofindoaust03weberich ''The Fishes of The Indo-Australian Archipelago''] '''III''':110. E.J. Brill. Leiden.</ref>
==Pemanfaatan==
Umumnya ikan bilih diolah dengan cara dikeringkan dan diasinkan sehingga awet untuk waktu yang lama. Ikan ini sempat menjadi komoditas ekspor hingga dijual ke negri jiran Malaysia dan Singapura. Sayangnya penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan inilah yang sempat membawa ikan bilih menuju kepunahan.
 
Rumus sirip punggung IV (jari-jari keras, duri).8–9 (jari-jari lunak, bercabang); sirip dubur III.8; sirip dada I.14–15; dan sirip perut II.9. Jari-jari keras terakhir (yakni duri yang terbesar) pada sirip punggung dengan gerigi di sisi belakangnya. Sirip perut kurang lebih sepanjang sirip dada, tidak mencapai [[anus]], dipisahkan oleh tiga deret sisik dari gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 18 sisik.<ref name="weber"/>
==Pelestarian==
Di habitat aslinya, selain upaya penebaran ikan bilih yang dihasilkan dari pembenihan, penyediaan suaka buatan dianggap rnenjadi altematif lebih baik untuk rnenyelamatkan populasinya
dari kepunahan. Oleh karena itu, pada tahun 2003 model &aka buatan untuk ikan bilih telah dibangun di Sungai Sumpur, salah satu sungai yang bermuara ke Danau Singkarak(Purnomo dan Kartamihardja,
2006). Suaka tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk memproduksi benih ikan bilih secara alami. Hasil evaluasi rnenunjukkan bahwa suaka buatan dapat berfungsi baik. sehingga suaka sejenis perlu dibangun di beberapa iokasi penangkapan seperti di sungai Paninggahan dan Muara Pingai sebagai sentra penangkapan ikan bilih dengan sistem alahan.
 
Ekor menggarpu dalam; sirip-siripnya dengan ujung meruncing. Sisik-sisik berwarna [[perak]], dengan sirip punggung dan sirip ekor bermargin kehitaman.<ref name="weber"/>
Awalnya, Ikan bilih dianggap hanya bisa hidup di Danau Singkarak, namun sejak tahun 2003, ikan bilih mulai dicoba untuk diperkenalkan untuk dibudidayakan di danau di luar danau tersebut. Melalui penelitian IPB dihasilkan bahwa ikan bilih dengan penanganan tertentu dapat diperkenalkan ke habitat danau lain. Hingga saat ini danau lain sebagai tempat budidaya baru ikan bilah adalah danau Toba di Sumatera Utara.
 
== Ekologi ==
[[Berkas:Mystaco padang 120310-0238 tdp.JPG|jmpl|kiri|180px|Ikan bilis yang telah dikeringkan]]
[[Berkas:Mystaco padang 120310-0228 tdp.JPG|jmpl|kiri|180px|Biasa dijual di pasar-pasar]]
Bilis merupakan ikan penghuni [[danau]], tetapi beruaya ([[migrasi]]) ke arah hulu ketika hendak memijah. Makanan utama ikan ini adalah [[detritus]] dan [[zooplankton]]; akan tetapi bilis juga mau memakan [[fitoplankton]] dan bahan nabati lain yang jatuh ke badan air.<ref name="karta">Kartamihardja, E.S. & K. Purnomo. 2006. [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/26201/seminar_nasional_ikan_IV-1.pdf?sequence=1 Keberhasilan introduksi ikan bilih (''Mystacoleucus padangensis'') ke habitatnya yang baru di Danau Toba, Sumatera Utara]. ''Prosiding Seminar Nasional Ikan IV''.</ref>
 
Ikan bilih memijah dengan cara menyongsong aliran air sungai yang bermuara ke danau. Di sekitar [[Danau Singkarak]], sungai-sungai tersebut di antaranya adalah [[Batang Sumpur]], Paninggahan, dan Muaro Pingai. Tampaknya tidak ada musim memijah yang tertentu, karena selalu ada saja induk yang beruaya masuk ke sungai dan bertelur. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pemijahan ikan bilih adalah arus air dan substrat dasar sungai. Ikan ini memilih perairan sungai yang jernih dengan suhu air yang relatif rendah, antara 24–26&nbsp;°C, dan dasar sungai yang berbatu kerikil dan atau pasir. Telur-telur dikeluarkan induk-induk ikan di dasar sungai, dibuahi oleh ikan jantan, dan tenggelam ke dasar untuk kemudian hanyut terbawa arus air masuk ke danau.<ref name="pur">Purnomo, K., E.S. Kartamihardja & S. Koeshendrajana. 2006. [http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/42156 Upaya pemacuan stok ikan bilih (''Mystacoleucus padangensis'') di Danau Singkarak]. ''Prosiding Seminar Nasional Ikan IV''.</ref><ref>Kartamihardja, E.S & A.S. Sarnita. 2008. ''Populasi Ikan Bilih di Danau Toba''. Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.</ref>
 
== Pemanfaatan ==
[[Kategori:Hewan]]
Ikan bilis merupakan ikan konsumsi yang penting, setidaknya secara lokal di Sumatera Barat. Ikan ini mendominasi hingga 73,8% produksi ikan Danau Singkarak pada tahun 2003, yang totalnya mencapai 352,3 ton.<ref name="pur"/> Namun produksi ini sebetulnya sudah banyak menyusut, apabila dibandingkan dengan produksi pada tahun 1998 sebesar 736,46 ton; dan penyusutan produksi ini sudah diramalkan sebelumnya.<ref>Arsil, P. 1999. [http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-poppyarsil-28674 Kajian pemanfaatan sumberdaya ikan bilih (''Mystacoleucus padangensis'' Blkr) di Danau Singkarak, Sumatera Barat]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Tesis pada Program Studi Teknik Lingkungan ITB (tidak diterbitkan).</ref>
[[Kategori:Ikan]]
 
Umumnya ikan bilih diolah dengan cara dikeringkan dan diasinkan sehingga awet untuk waktu yang lama. Ikan ini sempat menjadi komoditas ekspor hingga dijual ke negrinegeri jiran [[Malaysia]] dan [[Singapura]]. Sayangnya penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan inilah yang sempat membawa ikan bilih menuju kepunahan.
 
== Pelestarian ==
 
2006)Di habitat aslinya, selain upaya penebaran ikan bilih yang dihasilkan dari pembenihan, penyediaan suaka buatan dianggap menjadi alternatif lebih baik untuk menyelamatkan populasinya dari kepunahan. Oleh karena itu, pada tahun 2003 model suaka buatan untuk ikan bilih telah dibangun di [[Batang Sumpur]] di [[Kabupaten Pasaman Barat]], salah satu sungai yang bermuara ke Danau Singkarak. Suaka tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk memproduksi benih ikan bilih secara alami. Hasil evaluasi rnenunjukkan bahwa suaka buatan dapat berfungsi baik., sehingga suaka sejenis perlu dibangun di beberapa iokasilokasi penangkapan seperti di sungaiSungai Paninggahan dan Muara Pingai sebagai sentra penangkapan ikan bilih dengan sistem alahan.<ref name="pur"/>
 
Awalnya, Ikan bilih dianggap hanya bisa hidup di [[Danau Singkarak]], namuntetapi sejak tahun 2003, ikan bilih mulai dicoba untuk diperkenalkan untuk dibudidayakan di danau di luar danau tersebut. Melalui penelitian IPB[[Institut Pertanian Bogor]] dihasilkan bahwa ikan bilih dengan penanganan tertentu dapat diperkenalkan ke [[habitat]] danau lain. Hingga saat ini danau lain sebagai tempat budidaya baru ikan bilahbilih adalah danau[[Danau Toba]] di [[Sumatera Utara]].
 
== Nama lokal ==
''Bilih'' dalam [[bahasa Minangkabau]] juga berarti ‘iblis’ atau ‘setan’. Namun asal nama ikan ini sebetulnya adalah pelafalan Minang untuk ‘bilis’, yakni ikan-ikan kecil sebangsa [[teri]]; dikarenakan bentuk yang menyerupai satu sama lain walau sebenarnya sangat jauh kekerabatannya.
 
== Jenis yang berkerabat ==
Bilis berkerabat dekat dengan [[genggehek]] (''Mystacoleucus marginatus'') yang sebarannya lebih luas. Genggehek bertubuh lebih besar, hingga 200&nbsp;mm.
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
{{commons cat|Mystacoleucus padangensis}}
{{Taxonbar|from=Q6425980}}
 
[[Kategori:HewanCyprinidae]]
[[Kategori:Ikan Indonesia]]
[[Kategori:Ikan konsumsi]]
[[Kategori:Danau Singkarak]]
[[Kategori:Sumatera Barat]]