The Rollies: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adalsiza Pinto (bicara | kontrib)
 
(69 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox penyanyi indonesiaperson
| honorific_prefix =
| name = {{PAGENAME}}
| imagename = The Rollies.jpg
| honorific_suffix =
| imagesize = 250px
| image = The Rollies (foto dokumen oleh Denny Sakrie).jpg
| caption =
| image_upright =
| Background = group_or_band
| image_size = 300px
| birthdate =
| landscape = <!-- yes, if wide image, otherwise leave blank -->
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Bandung]], [[Indonesia]]
| birthnamealt =
| caption = Formasi klasik The Rollies
| deathdate =
| deathplacenative_name =
| native_name_lang =
| genre = [[Pop]], Soul, [[Funk]]
| occupationbirth_name =
| instrumentalias =
| birth_date = 1965
| yearsactive = [[1967]]–[[1980]]
| birth_place = [[Bandung]], [[Indonesia]]
| label =
| influencesdeath_date =
| influenceddeath_place =
| spouseoccupation =
| partner children=
| children parents=
| parents alma_mater=
| relatives=
| currentmembers =
 
| pastmembers = [[Benny Likumahuwa]]<br />[[Deddy Stanzah]]<br />[[Bangun Sugito]]<br />[[Iwan Krisnawan]]<br />[[Bonny Nurdaya]]<br />[[Delly Joko Arifin]]
| spouse=
| website =
| signature =
| module=
 
{{Infobox musical artist|embed=yes
| background = group_or_band
| origin =
| genre = [[Pop]], Soul, [[Funk]], Jazz Rock
| instrument =
| years_active = [[1965]]–[[1990]]<br />[[1997]]–sekarang
| label = Philips Record Singapura, Remaco, Purnama Record, Hidayat Audio, Sokha Record, Musica Studio,
| associated_acts =
| current_members = Jimmie Manopo<br /> Oetje F. Tekol<br /> Masri A. Piliang<br /> Abadi Soesman<br /> Nyong Anggoman<br /> Didiet Maruto<br /> Wawan Tagalosh<br /> Hendro Priyono<br /> Alfred Ayal
| past_members = Iwan Krisnawan<br /> Deddy Stanzah<br /> Bonny Nurdaya<br /> Delly Joko Alipin<br /> Bangun Sugito ( Gito )<br /> Guswin<br />T.Z. Iskandar<br /> Benny Likumahuwa<br />Pomo
}}
}}
 
'''The Rollies''' adalah sebuah [[grup musik]] [[jazz rock]], [[pop]], soul [[funk]] asal [[Indonesia]] yang dibentuk di [[Bandung]] pada tahun [[19671965]] dan sempat populer dipada era [[1960|60-an]] sampai dengan awalakhir 90[[1980|80-an]]. Para personilnyapersonelnya antara lain terdiri dari [[Bangun Sugito]] ([[vokal]]), [[UceDelly F.Joko TekolArifin]] ([[basskibor|keyboards]]/[[vokal]]), dan [[JimmyTeungku ManoppoZulian Iskandar]] ([[drumsaxophone]]), [[DiditBenny MarutoLikumahuwa]], ([[Marwantrombon]]), dan [[DellyBonny Joko ArifinNurdaya]] ([[kibor|keyboards]]/[[vokalgitar]]), dan[[Oetje F Tekol]][[TeungkuOetje ZulianF IskandarTeko|<nowiki/>]] (saksofon). Selain itu mantan personilnnya antara lain adalah [[Deddy Stanzahbass]]), [[BennyJimmie LikumahuwaManopo]] (trombon[[drum]]), [[BonnyDidit NurdayaMaruto]] (gitar[[Trumpet]]) dan juga pendiri dan mantan personelnya mendiang [[Deddy Stanzah]] dan [[Iwan Krisnawan]].
 
== Perjalanan Karirkarier ==
=== Awal Terbentukterbentuk ===
'''The Rollies''' terbentuk atas gagasan Deddy Sutansyah yang kemudian lebih dikenal sebagai [[Deddy Stanzah]]. Di pertengahan eratahun [[1960|60-an1964]] Deddy mengajak seorang [[drummer]], Iwan Krisnawan, dan [[gitaris]], Tengku Zulian Iskandar Madian, dari kelompok Delimas serta Delly dari kelompok Genta Istana. Deddy lalu memilih nama Rollies sebagai identitas baru dari nama bandnya itu.<ref name="bio">[http://mellowtone.multiply.com/journal/item/353/Grup_yang_tak_Pernah_Membubarkan_Diri_The Rollies di Rumah Musik Denny Sakrie] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110429043141/http://mellowtone.multiply.com/journal/item/353/Grup_yang_tak_Pernah_Membubarkan_Diri_The |date=2011-04-29 }}, Rumah Musik Denny Sakrie, diakses 25 April 2011</ref>
 
Rollies itu berasal dari jenis rambut mereka berempat. Kebetulan [[Deddy Stanzah|Deddy]] dan Iskandar berambut roll (keriting), sedangkan Delly dan Iwan berambut lurus. Kemudian disingkat menjadi rollies, tahun 1965 Saat pertama terbentuk The Rollies sering membawakan repertoar lagu-lagu dari [[grup musik]] luar negeri diantaranyadi antaranya seperti [[The Beatles]], [[Bee Gees]], [[The Rolling Stones]]. Pada saaat itu memang eranya British Invasion. Kemudian di penghujung bulan April tahun [[1967]] [[Bangun Sugito]], alias Gito Rollies, mulai bergabung bersama The Rollies sebagai [[vokalis]]. Di [[grup musik]] sebelumnya, [[Bangun Sugito|Gito]] sering membawakan lagu-lagu dari [[Tom Jones]], [[Engelbert HumperdinkHumperdinck]], dan sejenisnya. Namun kemudian Delly memintanya untuk mencoba membawakan lagu-lagu karya [[James Brown]] dan ternyata memang cocok. Kemudian The Rollies mulai banyak memainkan lagu-lagu karya James Brown tersebut.<ref name="bio" />
 
=== Perubahan warna musik ===
 
Di akhir era tahun [[1960|60-an]], [[Benny Likumahuwa]], seorang pemusik ''[[jazz]]'' yang berdarah [[Ambon]] mulai bergabung bersama The Rollies. Dengan masuknya [[Benny Likumahuwa|Benny]] yang menguasai instrumen [[bass]], [[drum]], [[flute]], [[trombone]], dan [[saxophone]] ternyata membuat pergeseran besar dalam warna musik The Rollies. Gagasan [[Benny Likumahuwa|Benny]] adalah menyusupkan instrumen-instrumen tiup sebagai bagian dari [[musik]] The Rollies. Ternyata ide [[Benny Likumahuwa|Benny]] tersebut bisa diterima oleh The Rollies dan sejak saat itu [[Bangun Sugito|Gito]] tak hanya bernyanyi, namuntetapi mulai juga mulai ikut belajar meniup [[trompet]]. Iskandar berpindah dari instrumen [[gitar]] ke [[saxophone]], sedangkan [[Benny Likumahuwa|Benny]] meniup [[trombone]]. Lama-kelamaan [[Bangun Sugito|Gito]] merasa kewalahan, jika harus membagi konsentrasi antara menyanyi dan meniup [[trompet]]. Akhirnya [[Bangun Sugito|Gito]] memilih hanya sebagai penyanyi saja sementara posisi trumpet kemudian diisi oleh Didiet Maruto. Formasi The Rollies lalu bertambah lagi dengan masuknya Raden Bonny Nurdaya dari kelompok Paramor sebagai [[gitaris]]. Pada masa itu The Rollies juga sering tampil sebagai band pengiring, antara lain mengiringi penyanyi-penyanyi wanita seperti [[Anna Mathovani]] dan [[Fenty Effendi]]. Bahkan The Rollies sempat menjadi band pengiring [[Aida Mustafa]] dalam album ''Mengapa Menangis'' yang dirilis Philips [[Singapura]] pada tahun [[1968]]. DiPada tahun yang sama The Rollies menerima kontrak main di ''[[Capitol Theater Singapore]]'' untuk tampil secara berkala dalam sebuah acara Morning Show. Saat itu memang banyak kelompok musik asal kota [[Bandung]] yang tampil sebagai penghibur di [[Singapura]] mulai dari The Peels hingga [[Bimbo|Trio Bimbo]].<ref name="bio dua">[http://mellowtone.multiply.com/journal/item/353/Grup_yang_tak_Pernah_Membubarkan_Diri_The Rollies di Rumah Musik Denny Sakrie] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110429043141/http://mellowtone.multiply.com/journal/item/353/Grup_yang_tak_Pernah_Membubarkan_Diri_The |date=2011-04-29 }}, Rumah Musik Denny Sakrie, diakses 26 April 2011</ref>
 
Pada tahun [[1971]] seusai kontrak bermain di [[Singapura]] dan [[Bangkok]], The Rollies kembali ke Tanah Air. DiPada masa itu [[musik]] [[Indonesia]] tengah diguncang tren musik [[pop]] seperti [[Koes Plus]], [[Panbers]], [[The Mercy's]], Favorite[[Favourite's Group]], hingga [[D'Lloyd]]. Kemudian dipada tahun ini juga The Rollies merilis album ''Let's Start Again'' dan Bad News di bawah label Remaco dan Sign Of Love di bawah Purnama Record. Terus terang The Rollies merasa kalah pamor dengan [[grup musik]] sekelas [[Koes Plus]]. Ketika produser rekaman meminta mereka untuk membuat lagu seperti The Mercy's, mereka merasa tidak sanggup. Mungkin karena mereka biasa memainkan repertoar musik jenis [[Pop]], Soul dan [[Funk]] yang jelas sangat berbeda dengan musik [[pop]].<ref name="bio dua" />
 
Beberapa pihak label rekaman pada waktu itu menilai The Rollies dianggap sebagai [[grup musik]] yang kurang komersilkomersial. Meskipun dianggap kurang komersilkomersial, namuntetapi ada beberapa lagu the Rollies yang membekas di khalayak pendengar masa itu. Seperti contoh lagu "Salam Terakhir", dan "Setangkai Bunga". The Rollies justru lebih banyak memperoleh sambutan di pentas-pentas pertunjukan. Beberapa pertunjukannya yang pantas dicatat adalah penampilan The Rollies bersama kelompok Soul asal [[Amerika]] ''Howler'' dalam acara ''Soul Show'' pada tanggal [[9 Oktober]] [[1971]]. The Rollies secara musikal dan penampilannya di panggung dianggap kalangan musik mampu mengimbangi grup soul-funk tersebut.<ref name="bio dua" />
 
The Rollies juga tercatat sering manggung bareng bersama grup asal [[Singapura]] yang kebetulan mengusung unsur brass section yaitu kelompok ''"Fly Baits"'' dan ''"Black Fire Prophecy"''. Beberapa promotor pertunjukan musik pun mulai memberikan kepercayaan pada The Rollies untuk menjadi grup pembuka kelompok mancanegara seperti [[Bee Gees]] di Stadion Utama [[Senayan]] pada tanggal [[2 April]] [[1972]] maupun ''"Shocking Blue"'' di Taman Ria [[Monumen Nasional]] [[Jakarta]] pada [[23 Juli]] tahun [[1972]]. Tak hanya itu, The Rollies pun mencoba melakukan eksperimen bermusik seperti yang diperlihatkan pada konser akbar ''"SUMMER '28"'' (akronim dari Suasana Meriah Menjelang Kemerdekaan ke-28) yang berlangsung di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta, pada [[16 Agustus]] tahun [[1973]], yaitu dengan menyandingkan perangkat [[gamelan]] [[Sunda]] dengan perangkat musik elektrik. Kemudian mereka mencoba membawakan lagu karya Sambas "Manuk Dadali" sebagai objek eksperimen The Rollies.<ref name="bio dua" />
 
=== Keterlibatan Narkoba ===
Ketenaran The Rollies mulai runtuh. Tiga diantaradi antara personelnya terlibat penggunaan psikotropika. Kemudian [[Deddy Stanzah]] memilih mundur dari The Rollies dan Iwan Krisnawan meninggal dunia pada tahun [[1974]]. Posisi vokalis hanya tinggal [[Bangun Sugito|Gito]] sendiri. Namun, The Rollies beberapa kali yang sedang banyak mengalami cobaan akhirnya bisa memulihkan diri. Direkrutlah [[Oetje F Tekol]] ([[bass]]) dan Jimmie ManoppoManopo ([[drum]]) yang menjadikan The Rollies seolah memiliki energi baru. The Rollies kembali merilis album baru dipada tahun [[1976]] di bawah label rekaman Hidayat Audio [[Bandung]]. Uniknya album itu berbentuk live yang diambil dari rekaman pertunjukan The Rollies saat manggung di [[Taman Ismail Marzuki]] pada 2 dan [[3 Oktober]] tahun [[1976]]. Album ini bisa dianggap sebagai album live pertama dari sebuah grup [[rock]] di [[Indonesia]].<ref name="bio dua" />
 
Setelah itu The Rollies merilis album ''Tiada Kusangka'' yang merupakan repackage atas lagu-lagu yang pernah mereka bawakan di album-album ketika [[Deddy Stanzah]] dan Iwan Krisnawan masih bergabung dalam The Rollies. Selanjutnya dipada era [[1977]]-[[1979]], The Rollies mendapat kontrak rekaman dari [[Musica Studios|Musica Studio's]]. Ini bisa dianggap sukses kedua dalam perjalanan karier grup ini. Karena dipada era inilah The Rollies banyak menghasilkan hits seperti Sinar Yang Hilang (Wandi Kuswandi), Dansa Yok Dansa, dan Bimbi ([[Titiek Puspa]]), Hari Hari dan Kemarau ([[Oetje F Tekol]]), hingga Kau yang Kusayang (Antonius).<ref name="bio dua" />
 
Di era ini di samping menggunakan nama New Rollies, Delly dan kawan-kawan mulai membuka diri dengan menyanyikan lagu-lagu karya komposer di luar The Rollies, misalnya [[A. Riyanto]], [[Titiek Puspa]], Johannes Purba, Antonius. Setelah The Rollies merilis album ''Keadilan (1977)'' [[Benny Likumahuwa]] mengundurkan diri dan lebih banyak berkutat di musik [[jazz]]. Posisinya lalu digantikan oleh Wawan Tagalos. Tengku Zulfian Iskandar Madian juga mengundurkan diri setelah merilis album ''[[Dansa Yok DansaDans]]a (1977)'', posisinya kemudian digantikan Pomo dari The Pro's.<ref name="bio dua" />
 
Pada tahun [[1979]] The Rollies memperoleh penghargaan [[Kalpataru]] dari [[Menteri Lingkungan HidupHidu]]p, [[Emil Salim]], karena lagu [[Kemarau]]. Lagu yang dikarang oleh [[Oetje F Tekol]], dianggap memuat misi dan pesan mengenai lingkungan hidup.<ref name="bio dua" />
 
=== Linimasa The Rollies ===
==== The Rollies – Pop Sound Phillips,1969 ====
 
Semua lagu dalam album debut The Rollies yang dirilis di Singapore ini merupakan cover version atas sejumlah hits mancanegara saat itu antara lain seperti ''Sunny'' (Bobby Hebb) maupun ''Love Of A Woman'' (Samantha Sang). Tak ketinggalan pula aroma black music dari 3 hits James Brown ''I Feel Good'', ''It’s A Man’s Man’s Man’s World'' dan ''Cold Sweat'', semuanya diekspresikan oleh Bangun Soegito Tukiman yang sejak saat itu ditahbiskan sebagai James Brown Indonesia. Istimewanya The Rollies tak sekadar sebagai grup peraga lagu saja.Mereka menginjak wilayah kreatif dengan arransemen yang lebih bernas. Makanya tak heran,banyak yang menyangka B-side Hits nya kelompok Love Affair ''Gone Are The Songs Of Yesterday'' adalah karya The Rollies.
 
==== Let’s Start Again – Remaco 1971 ====
 
Ini album pertama Rollies di negeri sendiri setelah melanglangbuana dibeberapa kota Asia Tenggara. Cengkeraman pengaruh James Brown, The Rolling Stones hingga kelompok beralas brass seperti Blood Sweat & Tears, Chicago maupun Tower Power kuat membekap The Rollies. Simaklah ''My Iggy'' yang didesahkan Deddy Sutansjah bagai kembar siam Mick Jagger. Dengar pula Gito bagai gaung ghetto membaurkan blues dan funk dalam ''Let’s Start Again''. Dengan durasi sekitar 8 menit Delly menggerus kuping kita dengan aura ala John Mayall & The Blues Breakers dalam ''I Had To Leave You''. The Rollies akhirnya resmi menanggakan jubah cover version band.
 
==== The Rollies – Remaco 1972 ====
Ditengah mengguritanya band-band pop di penjuru tanah air yang digagas Koes Plus, kehadiran The Rollies bisa menjadi oase atau mungkin sebagai pelengkap penderita saja. Band Bandung ini masih tetap berkutat dengan konsep musik hibrida. Musikalitas Benny Likumahuwa sebagai sosok yang banyak bertanggung jawab dalam departemen musik teruji disini. Rollies kukuh dalam komposisi maupun arransemen musiknya. Gito tetap bersepupu dengan James Brown lewat ''Bad News''. Deddy Sutansjah tetap dibayangi Mick Jagger dalam ''Come Back To Me'' yang mengingatkan kita pada ''Lady Jane''-nya Rolling Stones. Lalu sebuah lagu aneh ''Pahlawan Revolusi'' yang memempelaikan spirit jazz dengan keroncong.
 
==== Sign Of Love – Purnama Record 1973 ====
 
Entah kenapa bisa terjadi salah cetak pada judul album yang seharusnya ''Sign of Love'' malah tercetak ''Sing Of Love''. Tapi dalam musik, The Rollies tetap tak salah kaprah. Mereka tetap konsisten, walau ditendang oleh Remaco karena musiknya dianggap tidak memiliki potensi sebagai album komersiel. Album ini seolah merupakan bagian ketiga dari trilogi yang merajut album ''Let’s Start Again'' dan ''The Rollies''. Namun ada daya tarik lain yang mencuat disini dengan meraungnya bunyi bunyian ARP synthesizers. Delly Djoko Alipin bagai dirasuki jemari Keith Emerson dan Stevie Wonder. Dia kerap menerapkan teknik glissando. Konon, untuk pertamakalinya synthesizers dipakai dalam rekaman album musik Indonesia. Eksplorasi itu bisa disimak pada ''Sign Of Love'' yang riuh dan gurih. Nuansa Rolling Stones masih terasa pada lagu ''When You Alone Again'' yang dinyanyikan Deddy Sutansjah dengan konotasi druggy.
 
==== The Rollies Live In TIM – Hidajat Audio 1976 ====
 
Bisa dianggap album live pertama dalam konstelasi musik rock Indonesia. Direkam oleh dedengkot jazz Jack Lesmana pada saat The Rollies menggelar konser dua malam berturut-turut 2 dan 3 Oktober 1976 di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Album ini seolah mengobati kerinduan penggemar The Rollies setelah 3 tahun tak merilis album satu pun. Dengan 2 personel baru [[Oetje F Tekol]] (bass) dan [[Jimmie Manopo]] (drums), The Rollies makin terlihat kian matang dalam departemen musik. Bonnie Nurdaya menggantikan almarhum Iwan Krisnawan menyenandungkan ''Salam Terakhir'' yang terasa mengiris kalbu. Selebihnya The Rollies membawakan repertoire asing seperti ''Free'' (Chicago), ''You’ re Still A Young Man'' (Tower of Power), ''King Arthur'' (Rick Wakeman), ''It’s A Man’s Man’s Man’s World'' (James Brown) serta lagu yang seolah menjadi signature The Rollies ''Gone Are The Songs Of Yesterday''.
 
==== Tiada Kusangka – Hidajat Audio 1976 ====
 
Sederet lagu yang sebelumnya pernah mereka rekam pada album yang dirilis antara 1969-1973, kini di remake lagi dengan tata arransemen yang lebih ''mature'' dan ''nature''. Semacam album ''revisited.'' Ada ''Gone Are The Songs Of Yesterday'', ''Salam Terakhir'', ''Pahlawan Revolusi'', ''Love Of A Woman'', ''Let’s Start Again'', ''No Sad Sad Song'', ''Hidupku'', ''Tiada Kusangka'', ''Mawar Idaman'' dan ''Lagu Rindu''. Pada karya instrumental ''Infra Merah'', The Rollies masih menawan sebagai sebuah brass rock sohor tanah air.
 
==== Dansa Yok Dansa – Musica Studio’s 1977 ====
 
Dengan memakai New Rollies mengisyaratkan bahwa ada yang berbeda dari The Rollies.Pertama, Benny Likumahuwa sebagai sosok kuat grup ini telah mengundurkan diri. Kedua, The Rollies mulai melirik lagu-lagu berkonotasi mengkhalayak atau sering disebut komersiel. Jadi tak usah heran jika ''Dansa Yok Dansa'' (karya Titiek Puspa) menjadi track andalan. Alhasil, The Rollies mulai dikenal luas. The Rollies bahkan tanpa canggung menyanyikan kembali lagu ''Lembah Biru'' (A.Riyanto) yang pernah dipopulerkan penyanyi berparas menawan Andi Meriem Mattalatta.
 
==== Bimbi (Vol.3) – Musica Studio’s 1978 ====
 
Karya [[Titiek Puspa]] kembali diandalkan sebagai jagoan yaitu ''Bimbi'',sebuah dampak urbanisasi sosial.Nuansa brass section masih bergaung walau tak seberat dahulu.Peniup saxophone The Pro’s Pomo masuk dalam formasi The Rollies. Pomo dengan alto saxophone-nya menggelinjang bagai cacing kepanasan. [[Oetje F Tekol]] mulai memperlihatkan taring sebagai hitmaker mumpuni lewat lagu ''Hari Hari'' dengan rhythm section ala ''Just You And Me'' nya Chicago. Album ini juga diriuhkan dengan hits karya Johannes Purba “'Hanya Bila Haus Di Padang Tandus'' yang dikumandangkan Gito.
 
==== [[Kemarau]] – Musica Studio’s 1979 ====
 
[[Oetje F Tekol]] kembali menebar pesona lewat karyanya “Kemarau” yang dinyanyikan Delly.Lagu yang aslinya bergaya country sebetulnya adalah lagu tambahan ketika album ini masih kekurangan satu lagu lagi. Di luar dugaan setelah diarransemen dengan sedikit sentuhan funk dan disusupkan unsur brass section lagu ini membahana diman-mana bahkan memperoleh penghargaan [[Kalpataru]] pada tahun 1979 dari Menteri Lingkungan Hidup Prof.Dr.Emil Salim,karena dianggap menaruh perhatian pada masalah lingkungan hidup. Di album ini pula bermukim lagu asmara yang tetap hijau hingga kini yaitu ''Kau Yang Kusayang'' (Anto) yang dilengkingkan Delly Djoko Alipin.
 
==== Kerinduan – Musica Studio’s 1979 ====
 
Album ini terasa bagaikan sequel dari album ''Kemarau''.Lagu ''Kerinduan'' (Anto) yang dinyanyikan Delly seolah menjadi ''Kau Yang Kusayang Part 2''. [[Oetje F Tekol]] pun membuat lagu bertendensi jingoisme bertajuk “Indonesia”. ''Berpanji dwiwarna, Megah perkasa, Jayalah nusantara, Jayalah negeriku selamanya.'' Pada interlude lagu ini tiba-tiba menyusup penggalan lagu ''Dari Sabang Sampai Merauke''. Drummer Jimmie Manopo mulai ikut bernyanyi solo pada lagu ''Mereka Yang Berjasa'' dan ''Satu Surga''.
 
==== Pertanda – Musica Studio’s 1979 ====
 
Album ini memang tak memiliki hit dahsyat seperti pada album ''Dansa Yok Dansa'', ''Bimbi'' maupun ''Kemarau'', tetapi Rollies masih berupaya menampilkan sesuatu yang bisa dipertanggung jawabkan. Lagu ''Pertanda'' karya Jimmie Manopo adalah salah satu contohnya. Di lagu ini The Rollies seolah ingin kembali pada gaya album-album awal mereka dahulu terutama karena arransemen lagi kuat dipengruhi ''Does Anybody Knows What Time Is It ?''-nya Chicago Transit Authority.
 
==== Rollies ’83 – Sokha Record 1983 ====
 
Ketika album ini dirilis,trend musik yang tengah mewabah adalah new wave yang banyak disusupi anasir musik reggae.Rollies mengimbuhnya dalam lagu “Mabuk Cinta” yang ditulis [[Harry Sabar]]. Dan setelah cukup lama menghilang, The Rollies ternyata memiliki beberapa lagu andalan seperti ballada yang dinyanyikan Gito ''[[Burung Kecil]]''.Termasuk lagu yang terinspirasi dari acara berita di TVRI yang dipelesetkan menjadi “Dunia Dalam Derita”.
 
==== Rollies – Sokha Record 1983 ====
Reggae kembali menjadi style musik yang digenggam The Rollies. Simaklah ''Astuti'' yang dinyanyikan Delly dan Gito secara duet. Sayangnya aransemen brass digarap seadanya.Tanpa gereget sama sekali. Tapi jika mau jujur, sebetulnya energi bermusik The Rollies telah terkuras habis di album ini. Mereka lebih banyak melakukan repetisi atas lagu-lagu terdahulunya. Setelah album ini, hingga akhir decade 80-an The Rollies masih merilis album tetapi dengan semangat setengah hati.
 
== Diskografi ==
* ''The Rollies - The Rollies (Phillips,1968)''.
* ''Halo Bandung - The Rollies (Philips,1969)''.
* ''Let's Start Again - The Rollies (Remaco,1971)''.
* ''Bad News - The Rollies (Remaco,1972)''.
* ''Sign Of Love - The Rollies (Purnama Record,1973)''.
* ''Live In Tim - The Rollies (Hidayat Audio 1976)''.
* ''Tiada Kusangka - The Rollies (Hidayat Audio,1976)''.
* ''Keadilan - New Rollies (Musica Studios,1977)''.
* ''Dansa Yok Dansa - New Rollies (Musica Studios,1977)''.
* ''Bimbi (Vol.3) - New Rollies (Musica Studios,1978)''.
* ''Kemarau - New Rollies (Musica Studios,1978)''.
* ''Kerinduan - New Rollies (Musica Studios,1979)''.
* ''Pertanda - New Rollies (Musica Studios,1979)''.
* ''Rollies'83 (Mabuk Cinta) - Rollies (Sokha,1983)''.
* ''Rollies (Astuti) - Rollies (Sokha,1984)''.
* ''Rollies'86 (Problema) - Rollies (Sokha,1986)''.
* ''Iya Kan? - Rollies (Sokha,1990)''.
* ''New Rollies'97 - New Rollies (Musica Studio,1997)''.
 
== Prestasi dan pengakuan ==
Info : Komunitas Pecinta Musik Indonesia (KPMI)
 
* Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari ''The Immortals'': 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008
== Penghargaan ==
*Tanggal 5 Juni 1979 Menteri Lingkungan Hidup Dr Emil Salim memberikan penghargaan bnerupa Anugerah Kalpataru untuk lagu "Kemarau" karya Oetje F Tekol yang dipopulerkan The Rollies lewat album "Kemarau" yang dirilis tahun 1979 oleh Musica Studios.Lagu ini dinilai memberikan pesan pesan terhadap lingkungan hidup yang telah mencapai titik kritis saat itu.
*Tanggal [[23 Maret]] tahun [[2011]], bertepatan dengan Perayaan Hari Musik Nasional, The Rollies menerima Penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) dari Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI). <ref>{{cite web|url=http://www.antaranews.com/berita/1300963597/menbudpar-sematkan-satyalencana-kebudayaan-2010|title=:: Menbudpar Sematkan Satyalencana Kebudayaan 2010 :: |accessdate=2011-04-03}}</ref>
 
== Penghargaan dan nominasi ==
== Referensi ==
{| class="wikitable"
{{reflist}}
|-
! Tahun
! Penghargaan
! Kategori
! Hasil
|-
| 2021
| [[Anugerah Musik Indonesia 2021|Anugerah Musik Indonesia]]
| ''Legend Award''
| {{won|Penerima}}
|}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0210/13/UTAMA/ther01.htm The Rollies 35 Tahun, "I Feel Good!"]
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0501/08/Musik/1484573.htm Rollies, "Euy" !]
* {{id}} [http://www.ycab.org/id/news.asp?id=1000198 35 tahun The Rollies: Hidup Tanpa Narkoba Lebih Nikmat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070312101702/http://www.ycab.org/id/news.asp?id=1000198 |date=2007-03-12 }}
* {{id}} [http://www.likethisentertainment.com/interlude/main-inspiration/425.html Main inspiration]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.facebook.com/group.php?gid=54603051907 The Rollies Community]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{indo-musik-stubThe Rollies}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Grup musik Indonesiadari Bandung]]
[[Kategori:Grup musik 1960-anjazz Indonesia]]
[[Kategori:Grup musik funk Indonesia]]
[[Kategori:Grup musik soul Indonesia]]
[[Kategori:Grup musik tahun 1960-an]]
[[Kategori:Grup musik yang didirikan tahun 1967]]
[[Kategori:Grup musik tahun 1970-an]]