Mesir Kuno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.1) (bot Menambah: tg:Мисри бостон |
k →Periode Akhir: Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(136 revisi perantara oleh 76 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Egypt.Giza.Sphinx.01.jpg|
[[Berkas:Ancient Egypt map-id.svg|jmpl|250px|Peta Mesir Kuno, menunjukkan kota dan situs utama pada periode dinasti (3150 SM hingga 30 SM)]]
{{Sejarah Mesir}}
'''Mesir Kuno''' adalah [[peradaban kuno]] di sebelah timur laut benua [[Afrika]], yang berpusat di daerah hilir [[Sungai Nil]], yakni kawasan yang kini menjadi wilayah negara [[Mesir]]. Peradaban ini dimulai dengan unifikasi [[Mesir Hulu]] dan [[Mesir Hilir|Hilir]] sekitar 3150 SM,<ref>{{cite web|url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/chronology/index.html|title=Chronology|accessdate=25 Maret 2008|publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> dan selanjutnya berkembang selama kurang lebih tiga milenium. Sejarah Mesir Kuno diwarnai dengan periode kerajaan-kerajaan yang stabil dan periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai Periode Menengah. Mesir Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa [[Kerajaan Baru]]. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan [[firaun]] secara resmi dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, ketika [[Kekaisaran Romawi]] menaklukkan dan menjadikan wilayah [[Mesir Ptolemaik]] sebagai bagian dari provinsi Romawi.<ref>Clayton (1994) hal. 217</ref> Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan [[politik]] dan [[agama]] secara bertahap di lembah Sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban merdeka Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas pengendalian keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, terutama ditandai dengan:
* [[Irigasi]] teratur terhadap [[Sungai Nil|Lembah Nil]];
* Pendayagunaan [[mineral]] dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
* Perkembangan sistem [[tulisan]] dan [[sastra]];
* Organisasi proyek kolektif;
* [[Perdagangan]] dengan wilayah [[Afrika Timur]] dan [[Afrika Tengah|Tengah]] serta [[Mediterania]] Timur; serta
* Kegiatan [[militer]] yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan suku bangsa lain pada beberapa periode yang berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh penguasa sosial, politik, dan ekonomi, yang berada di bawah pengawasan sosok firaun.<ref>James (2005) hal. 8</ref><ref>Manuelian (1998) hal. 6–7</ref>
Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain: teknik pembangunan monumen seperti [[piramida]], [[kuil]], dan [[obelisk]]; pengetahuan [[matematika]]; teknik [[pengobatan]]; sistem irigasi dan [[agrikultur]]; [[kapal]] pertama yang pernah diketahui; teknologi [[tembikar glasir bening]] dan [[kaca]]; [[seni]] dan [[arsitektur]] yang baru; [[sastra Mesir Kuno]]; dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui.<ref>Clayton (1994) hal. 153</ref> Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumental-nya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-abad.
== Sejarah ==
{{Daftar_Dinasti_Mesir_Kuno}}
Pada akhir masa [[Paleolitik]], iklim [[Afrika Utara]] menjadi semakin panas dan kering. Akibatnya, penduduk di wilayah tersebut terpaksa berpusat di sepanjang [[sungai Nil]]. Sebelumnya, semenjak manusia [[pemburu-pengumpul]] mulai tinggal di wilayah tersebut pada akhir [[Pleistosen|Pleistosen Tengah]] (sekitar 120 ribu tahun lalu), sungai Nil telah menjadi urat nadi kehidupan Mesir.<ref>Shaw (2002) hal. 17</ref> Dataran banjir Nil yang subur memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengembangkan pertanian dan masyarakat yang terpusat dan mutakhir, yang menjadi landasan bagi sejarah peradaban manusia.<ref>Shaw (2002) hal. 17, 67–69</ref>
=== Periode Pradinasti ===
Pada masa pra dan awal dinasti, iklim Mesir lebih subur daripada saat ini. Sebagian wilayah Mesir ditutupi oleh [[sabana]] berhutan dan dilalui oleh [[ungulata]] yang merumput. Flora dan fauna lebih produktif dan sungai Nil menopang kehidupan
[[Berkas:Vase with gazelles-E 28023- Egypte louvre 316.jpg|
Sekitar tahun 5500 SM, suku-suku kecil yang menetap di lembah sungai Nil telah berkembang menjadi peradaban yang menguasai pertanian dan peternakan. Peradaban mereka juga dapat dikenal melalui tembikar dan barang-barang pribadi, seperti sisir, gelang tangan, dan manik. Peradaban yang terbesar di antara peradaban-peradaban awal adalah [[Badari]] di Mesir Hulu, yang dikenal akan keramik, peralatan batu, dan penggunaan tembaga.<ref>Hayes (1964) hal. 220</ref>
Baris 45 ⟶ 48:
=== Periode Dinasti Awal ===
{{Main|Periode Dinasti Awal Mesir}}
[[Berkas:NarmerPalette ROM-gamma.jpg|
Pendeta Mesir pada abad ke-3 SM, [[Manetho]]
Pada Periode Dinasti Awal, sekitar 3150 SM, firaun pertama memperkuat kekuasaan mereka terhadap Mesir hilir dengan mendirikan
=== Kerajaan Lama ===
{{Main|Kerajaan Lama}}
[[Berkas:Menkaura-ColossalStatue MuseumOfFineArtsBoston.png|
Kemajuan dalam bidang [[arsitektur]], [[seni]], dan [[teknologi]] dibuat pada masa [[Kerajaan Lama]]. Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya produktivitas pertanian, yang dimungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik.<ref>James (2005) hal. 40</ref>
Seiring dengan meningkatnya kepentingan pemerintah pusat, muncul golongan juru tulis (''sesh''<ref>"Scribes", ''Life in Ancient Egypt'', Carnegie Museum of Natural History: [http://www.carnegiemnh.org/exhibits/Egypt/scribes.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090125050123/http://www.carnegiemnh.org/exhibits/Egypt/scribes.htm|date=2009-01-25}}. Diakses pada 29 Januari 2009.</ref>) dan pejabat berpendidikan, yang diberikan tanah oleh firaun sebagai bayaran atas jasa mereka. Firaun juga memberikan tanah kepada struktur-struktur kultus kamar mayat dan kuil-kuil lokal untuk memastikan bahwa institusi-institusi tersebut memiliki sumber daya yang cukup untuk memuja firaun setelah kematiannya. Pada akhir periode Kerajaan Lama, lima abad berlangsungnya praktik-praktik feudal pelan-pelan mengikis kekuatan ekonomi firaun. Firaun tak lagi mampu membiayai pemerintahan terpusat yang besar.<ref>Shaw (2002) hal. 116–7</ref> Dengan berkurangnya kekuatan firaun, gubernur regional yang disebut [[nomark]] mulai menantang kekuatan firaun. Hal ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan besar antara tahun 2200 hingga 2150 SM,<ref>{{citeweb|url=http://www.bbc.co.uk/history/ancient/egyptians/apocalypse_egypt_04.shtml |title=The Fall of the Old Kingdom |author=Fekri Hassan|publisher=British Broadcasting Corporation|accessdate=10 March 2008}}</ref> sehingga Mesir Kuno memasuki periode kelaparan dan perselisihan selama 140 tahun yang dikenal sebagai [[Periode Menengah Pertama Mesir]].<ref>Clayton (1994) hal. 69</ref>
=== Periode Menengah Pertama Mesir ===
Baris 62 ⟶ 65:
Setelah pemerintahan pusat Mesir runtuh pada akhir periode Kerajaan Lama, pemerintah tidak lagi mampu mendukung atau menstabilkan ekonomi negara. Gubernur-gubernur regional tidak dapat menggantungkan diri kepada firaun pada masa krisis. Kekurangan pangan dan sengketa politik meningkat menjadi kelaparan dan perang saudara berskala kecil. Meskipun berada pada masa yang sulit, pemimpin-pemimpin lokal, yang tidak berhutang upeti kepada firaun, menggunakan kebebasan baru mereka untuk mengembangkan budaya di provinsi-provinsi. Setelah menguasai sumber daya mereka sendiri, provinsi-provinsi menjadi lebih kaya. Fakta ini dibuktikan dengan adanya pemakaman yang lebih besar dan baik di antara kelas-kelas sosial lainnya.<ref>Shaw (2002) hal. 120</ref> Dengan meningkatnya kreativitas, pengrajin-pengrajin provinsial menerapkan dan mengadaptasi motif-motif budaya yang sebelumnya dibatasi oleh Kerajaan Lama. Juru-juru tulis mengembangkan gaya yang melambangkan optimisme dan keaslian periode.<ref name="Shaw146">Shaw (2002) hal. 146</ref>
Bebas dari kesetiaan kepada firaun, pemimpin-pemimpin lokal mulai berebut kekuasaan. Pada 2160 SM, penguasa-penguasa di Herakleopolis menguasai Mesir Hilir, sementara [[Intef I|keluarga Intef]] di [[Thebes, Mesir|Thebes]] mengambil alih Mesir Hulu. Dengan berkembangnya kekuatan Intef, serta perluasan kekuasaan mereka ke utara, maka pertempuran antara kedua dinasti sudah tak terhindarkan lagi. Sekitar tahun 2055 SM, tentara Thebes
=== Kerajaan Pertengahan ===
{{Main|Kerajaan Pertengahan Mesir}}
[[Berkas:Egypte louvre 231 visage.jpg|
Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil mengembalikan kesejahteraan dan kestabilan negara, sehingga mendorong kebangkitan seni, sastra, dan proyek pembangunan monumen.<ref>Shaw (2002) hal. 148</ref> Mentuhotep II dan sebelas dinasti penerusnya berkuasa dari Thebes, tetapi wazir [[Amenemhat I]], sebelum memperoleh kekuasaan pada awal [[dinasti ke-12]] (sekitar tahun 1985 SM), memindahkan
Maka populasi, seni, dan agama negara mengalami perkembangan. Berbeda dengan pandangan elitis Kerajaan Lama terhadap dewa-dewa, Kerajaan Pertengahan mengalami peningkatan ungkapan kesalehan pribadi. Selain itu, muncul sesuatu yang dapat dikatakan sebagai demokratisasi setelah akhirat; setiap orang memiliki arwah dan dapat diterima oleh dewa-dewa di akhirat.<ref>Shaw (2002) hal. 179–82</ref> Sastra Kerajaan Pertengahan menampilkan tema dan karakter
yang canggih, yang ditulis menggunakan gaya percaya diri dan elok,<ref name="Shaw146"/> sementara relief dan pahatan potret pada periode ini menampilkan ciri-ciri kepribadian yang lembut, yang mencapai tingkat baru dalam kesempurnaan
teknis.<ref>Robins (1997) hal. 90</ref>
Baris 77 ⟶ 80:
=== Periode Menengah Kedua dan Hyksos ===
{{Main|Periode Menengah Kedua Mesir}}
Sekitar tahun 1650 SM, seiring dengan melemahnya kekuatan firaun Kerajaan Pertengahan, imigran Asia yang tinggal di kota [[Avaris]] mengambil alih kekuasaan dan memaksa pemerintah pusat mundur ke Thebes. Di
Setelah mundur, raja Thebes melihat situasinya yang terperangkap antara Hyksos di utara dan sekutu Nubia Hyksos, [[Kerajaan Kush]], di selatan. Setelah hampir 100 tahun mengalami masa stagnansi, pada tahun 1555 SM, Thebes telah mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk melawan Hyksos dalam konflik selama 30 tahun.<ref name="Ryholt310"/> Firaun [[Seqenenre Tao II]] dan [[Kamose]] berhasil mengalahkan orang-orang Nubia. Pengganti Kamose, [[Ahmose I]], berhasil mengusir Hyksos dari Mesir. Selanjutnya, pada periode Kerajaan Baru, kekuatan militer menjadi prioritas utama firaun agar dapat memperluas perbatasan Mesir dan menancapkan kekuasaan atas wilayah [[Timur Dekat]].<ref>Shaw (2002) hal. 224</ref>
[[Berkas:Egypt NK edit.svg|
=== Kerajaan Baru ===
Baris 87 ⟶ 90:
Firaun-firaun Kerajaan Baru berhasil membawa kesejahteraan yang tak tertandingi sebelumnya. Perbatasan diamankan dan hubungan diplomatik dengan tetangga-tetangga diperkuat. Kampanye militer yang dikobarkan oleh [[Thutmose I|Tuthmosis I]] dan cucunya [[Thutmose III|Tuthmosis III]] memperluas pengaruh firaun ke Suriah dan Nubia, memperkuat kesetiaan, dan membuka jalur impor komoditas yang penting seperti [[perunggu]] dan kayu.<ref>James (2005) hal. 48</ref> Firaun-firaun Kerajaan juga memulai pembangunan besar untuk mengangkat dewa [[Amun]], yang kultusnya berbasis di [[Karnak]]. Para firaun juga membangun monumen untuk memuliakan pencapaian mereka sendiri, baik nyata maupun imajiner. Firaun perempuan [[Hatshepsut]] menggunakan propaganda semacam itu untuk mengesahkan kekuasaannya.<ref>{{cite web |url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/chronology/hatshepsut.html |title=Hatshepsut|accessdate=9 December 2007 |publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh ekspedisi perdagangan ke [[Tanah Punt|Punt]], [[kuil kamar mayat]] yang elegan, pasangan obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.
[[Berkas:SFEC EGYPT ABUSIMBEL 2006-003.JPG|
Sekitar tahun 1350 SM, stabilitas Kerajaan Baru terancam ketika [[Amenhotep IV]] naik tahta dan melakukan reformasi yang radikal dan kacau. Ia mengubah namanya menjadi [[Akhenaten]]. Akhenaten memuja dewa matahari [[Aten]] sebagai dewa tertinggi. Ia lalu menekan pemujaan dewa-dewa lain.<ref>Aldred (1988) hal. 259</ref> Akhenaten juga memindahkan
[[Ramses II]] naik tahta pada tahun 1279 SM. Ia membangun lebih banyak kuil, mendirikan patung-patung dan obelisk, serta dikaruniai anak yang lebih banyak daripada firaun-firaun lain dalam sejarah.<ref>Clayton (1994) hal. 146</ref> Sebagai seorang pemimpin militer yang berani, Ramses II memimpin tentaranya melawan [[bangsa
Kekayaan menjadikan Mesir sebagai target serangan, terutama oleh [[orang-orang Laut]] dan [[Libya Kuno|Libya]]. Tentara Mesir mampu mengusir serangan-serangan itu, namun Mesir akan kehilangan kekuasaan atas Suriah dan Palestina. Pengaruh dari ancaman luar diperburuk dengan masalah internal seperti korupsi, penjarahan makam, dan kerusuhan. Pendeta-pendeta agung di [[kuil Amun]], Thebes, mengumpulkan tanah dan kekayaan yang besar, dan kekuatan mereka memecahkan negara pada masa Periode Menengah Ketiga.<ref>James (2005) hal. 54</ref>
[[Berkas:Third Intermediate Period map-id.svg|
=== Periode Menengah Ketiga ===
{{Main|Periode Menengah Ketiga Mesir}}
Setelah kematian firaun [[Ramses XI]] tahun 1078 SM, [[Smendes]] mengambil alih kekuasaan Mesir utara. Ia berkuasa dari kota [[Tanis, Mesir|Tanis]]. Sementara itu, wilayah selatan dikuasai oleh pendeta-pendeta agung Amun di Thebes, yang hanya mengakui nama Smendes saja.<ref>Cerny (1975) hal. 645</ref> Pada masa ini, orang-orang Libya telah menetap di delta barat, dan kepala-kepala suku penetap tersebut mulai meningkatkan otonomi mereka. Pangeran-pangeran Libya mengambil alih delta
Martabat Mesir terus menurun pada Periode Menengah Ketiga. Sekutu asingnya telah jatuh kedalam pengaruh [[Asiria]], dan pada 700 SM, perang antara kedua negara sudah tak terhindarkan lagi. Antara tahun 671 hingga 667 SM, bangsa Asiria mulai menyerang Mesir. Masa kekuasaan raja Kush, [[Taharqa]], dan penerusnya, [[Tantamani|Tanutamun]], dipenuhi dengan konflik melawan Asiria.<ref>
=== Periode Akhir ===
{{Main|Periode Akhir Mesir Kuno}}
Dengan tiadanya rencana pendudukan permanen, bangsa Asiria menyerahkan kekuasaan Mesir kepada vassal-vassal yang dikenal sebagai raja-raja
Setelah dikuasai Persia, Mesir digabungkan dengan [[Siprus]] dan [[Fenisia]] dalam [[satrap]]i ke-6 [[Kekaisaran Akhemeniyah|Kekaisaran Persia Akhemeniyah]]. Periode pertama kekuasaan Persia atas Mesir, yang juga dikenal sebagai dinasti ke-27, berakhir pada tahun 402 SM. Dari 380–343 SM, [[dinasti ke-30 Mesir|dinasti ke-30]] berkuasa sebagai dinasti asli terakhir Mesir. Restorasi singkat kekuasaan Persia, kadang-kadang dikenal sebagai dinasti ke-31, dimulai dari tahun 343 SM. Akan tetapi, pada 332 SM, penguasa Persia, Mazaces, menyerahkan Mesir kepada [[Alexander yang Agung]] tanpa perlawanan.<ref>Shaw (2002) hal. 385</ref>
Baris 113 ⟶ 116:
{{main|Dinasti Ptolemeus}}
Pada tahun 332 SM, [[Alexander yang Agung]] menaklukan Mesir dengan sedikit perlawanan dari bangsa Persia. Pemerintahan yang didirikan oleh penerus Alexander dibuat berdasarkan sistem Mesir, dengan
[[Budaya Yunani]] tidak menggantikan budaya asli Mesir. Penguasa dinasti Ptolemeus mendukung tradisi lokal untuk menjaga kesetiaan rakyat. Mereka membangun kuil-kuil baru dalam gaya Mesir, mendukung kultus tradisional, dan menggambarkan diri mereka sebagai firaun. Beberapa tradisi akhirnya bergabung. Dewa-dewa Yunani dan Mesir [[sinkretisme|disinkretkan]] sebagai dewa gabungan (contoh: [[Serapis]]). Bentuk skulptur [[Yunani Kuno]] juga memengaruhi motif-motif tradisional Mesir. Meskipun telah terus berusaha memenuhi tuntutan warga, dinasti Ptolemeus tetap menghadapi berbagai tantangan, seperti pemberontakan, persaingan antar keluarga, dan massa di Iskandariyah yang terbentuk setelah kematian [[Ptolemeus IV Philopator|Ptolemeus IV]].<ref>Shaw (2002) hal. 418</ref> Lebih lagi, [[Romawi Kuno|bangsa Romawi]] memerlukan gandum dari Mesir, dan mereka tertarik akan situasi politik di negeri Mesir. Pemberontakan yang terus berlanjut, politikus yang ambisius, serta musuh yang kuat di Suriah membuat kondisi menjadi tidak stabil, sehingga bangsa Romawi mengirim tentaranya untuk mengamankan Mesir sebagai bagian dari kekaisarannya.<ref>James (2005) hal. 62</ref>
=== Dominasi Romawi ===
[[Berkas:Fayum-22.jpg|
Mesir menjadi provinsi [[Kekaisaran Romawi]] pada tahun 30 SM setelah [[
Meskipun Romawi berlaku lebih kasar daripada Yunani, beberapa tradisi, seperti mumifikasi dan pemujaan dewa-dewa, tetap berlanjut.<ref name="Shaw422">Shaw (2002) hal. 422</ref> Seni potret mumi berkembang, dan beberapa kaisar Romawi menggambarkan diri mereka sebagai firaun (meskipun tidak sejauh penguasa-penguasa dinasti Ptolemeus). Pemerintahan lokal diurus dengan gaya Romawi dan tertutup dari gaya Mesir asli.<ref name="Shaw422"/>
Baris 127 ⟶ 130:
== Pemerintahan dan ekonomi ==
=== Administrasi dan perdagangan ===
[[Berkas:Pharaoh.svg|
[[Firaun]] adalah raja yang berkuasa penuh atas negara—setidaknya dalam
Sebagian besar perekonomian diatur secara ketat dari pusat. Bangsa Mesir Kuno belum mengenal uang koin hingga Periode Akhir sehingga mereka menggunakan sejenis uang barter<ref>Meskell (2004) hal. 23</ref> berupa karung beras dan beberapa deben (satuan berat yang setara dengan 91 gram) tembaga atau perak sebagai denominatornya.<ref name="Manuelian372">Manuelian (1998) hal. 372</ref> Pekerja dibayar menggunakan biji-bijian; pekerja kasar biasanya hanya mendapat 5 karung (
=== Status sosial ===
Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan [[status sosial]] yang dimiliki seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah.<ref>Manuelian (1998) hal. 383</ref> Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan sistem [[corvée]].<ref>James (2005) hal. 136</ref> Seniman dan pengrajin memunyai status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah kendali negara, bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut "kelas kilt putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka.<ref>Billard (1978) hal. 109</ref> [[Perbudakan]] telah dikenal, namun bagaimana bentuknya belum jelas diketahui.<ref>{{cite web |url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/social/index.html |title=Social classes in ancient Egypt |accessdate=11 December 2007 |publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref>
Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial apa pun kecuali budak, sama di mata hukum.<ref name=UCJohnson/> Baik pria maupun wanita memiliki hak untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak, menikah dan bercerai, serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui kontrak pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, Roma, dan bahkan tempat-tempat lainnya di dunia, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan Celopatra bahkan bisa menjadi firaun. Namun
[[Berkas:Louvre-antiquites-egyptiennes-p1020372 Cropped and bg reduced.png|
=== Sistem hukum ===
Sistem hukum di Mesir Kuno secara resmi dikepalai oleh firaun yang bertanggung jawab membuat peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan
Dewan sesepuh lokal, yang dikenal dengan nama ''Kenbet'' di Kerajaan Baru, bertanggung jawab mengurus persidangan yang hanya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan kecil.<ref name="Manuelian358"/> Kasus yang lebih besar termasuk di antaranya pembunuhan, transaksi tanah dalam jumlah besar, dan pencurian makam diserahkan kepada ''Kenbet Besar'' yang dipimpin oleh wazir atau firaun. Penggugat dan tergugat diharapkan mewakili diri mereka sendiri dan diminta untuk bersumpah bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya.
Dalam beberapa kasus, negara berperan baik sebagai jaksa dan hakim, serta berhak menyiksa terdakwa dengan pemukulan untuk mendapatkan pengakuan dan nama-nama lain yang bersalah. Tidak peduli apakah tuduhan itu sepele atau serius, juru tulis pengadilan mendokumentasikan keluhan, kesaksian, dan putusan kasus untuk referensi
Hukuman untuk kejahatan ringan di antaranya pengenaan denda, pemukulan, mutilasi di bagian wajah, atau pengasingan, tergantung
=== Pertanian ===
[[Berkas:Tomb of Nakht (2).jpg|
Kondisi geografi yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah sangat penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki seseorang.<ref>Manuelian (1998) hal. 361</ref>
Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: ''Akhet'' (banjir), ''Peret'' (tanam), dan ''Shemu'' (panen). Musim banjir berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk [[lanau]] kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai. Setelah banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Mesir hanya mendapat sedikit hujan, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman.<ref>Nicholson (2000) hal. 514</ref> Dari Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk memanen. Selanjutnya, hasil panen [[
Bangsa Mesir menanam [[gandum emmer]] dan [[jelai]], serta beberama gandum sereal lain, sebagai bahan roti dan bir.<ref>Nicholson (2000) hal. 510</ref> Tanaman-tanaman [[Flax]] ditanam dan diambil batangnya sebagai serat. Serat-serat tersebut dipisahkan dan dipintal menjadi benang, yang selanjutnya digunakan untuk menenun [[linen]] dan membuat pakaian. [[Papirus]] ditanam untuk pembuatan kertas. Sayur-sayuran dan buah-buahan dikembangkan di petak-petak perkebunan, dekat dengan permukiman, dan berada di permukaan tinggi. Tanaman sayur dan buah tersebut harus diairi dengan tangan. Sayur-sayuran meliputi bawang perai, bawang putih, melon, ''squash'', kacang, selada, dan tanaman-tanaman lain. Anggur juga ditanam untuk diolah menjadi [[wine]].<ref>Nicholson (2000) hal. 577 dan 630</ref>
[[Berkas:Maler der Grabkammer des Sennudem 001.jpg|
=== Hewan ===
Baris 169 ⟶ 172:
Orang Mesir kuno berdagang dengan negeri-negeri tetangga untuk memperoleh barang yang tidak ada di Mesir. Pada masa pra dinasti, mereka berdagang dengan [[Nubia]] untuk memperoleh emas dan dupa. Orang Mesir kuno juga berdagang dengan Palestina, dengan bukti adanya kendi minyak bergaya Palestina di pemakaman firaun Dinasti Pertama.<ref>Shaw (2002) hal. 72</ref> Koloni Mesir di [[Kanaan]] selatan juga berusia sedikit lebih tua dari dinasti pertama.<ref>Naomi Porat and Edwin van den Brink (editor), "An Egyptian Colony in Southern Palestine During the Late Predynastic to Early Dynastic," in ''The Nile Delta in Transition: 4th to 3rd Millennium BC'' (1992), hal. 433–440.</ref> Firaun [[Narmer]] memproduksi tembikar Mesir di Kanaan, dan mengekspornya kembali ke [[Mesir]].<ref name="Naomi">Naomi Porat, "Local Industry of Egyptian Pottery in Southern Palestine During the Early Bronze I Period," in ''Bulletin of the Egyptological, Seminar 8'' (1986/1987), hal. 109–129. See also [http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/foreignrelations/1stdynegyppotsinpalestine.html University College London web post, 2000].</ref>
Paling lambat dari masa Dinasti Kedua, Mesir kuno mendapatkan kayu berkualitas tinggi (yang tak dapat ditemui di Mesir) dari [[Byblos]]. Pada masa Dinasti Kelima, Mesir kuno dan [[Tanah Punt|Punt]] memperdagangkan emas, damar, eboni, gading, dan binatang liar seperti monyet.<ref>Shaw (2002) hal. 322</ref> Mesir bergantung pada [[Anatolia]] untuk memasok persediaan timah dan tembaga (keduanya merupakan bahan baku untuk membuat perunggu). Orang Mesir kuno juga menghargai batu biru [[
== Bahasa ==
Baris 185 ⟶ 182:
=== Kesusasteraan ===
{{Main|Sastra Mesir Kuno}}
[[Berkas:Edwin Smith Papyrus v2.jpg|
Tulisan pertama kali ditemukan di lingkungan kerajaan, terutama pada barang-barang di makam keluarga kerajaan. Pekerjaan menulis biasanya hanya diberikan kepada orang-orang tertentu yang juga menjalankan institusi ''Per Ankh'' atau Rumah Kehidupan, serta perpustakaan (disebut Rumah Buku), laboratorium, dan observatorium.<ref>Strouhal (1989) hal. 235</ref> Karya-karya literatur yang terkenal sebagian ditulis dalam bahasa Mesir Klasik, yang terus digunakan secara bahasa tertulis hingga sekitar tahun 1300 SM. Bahasa Mesir Akhir mulai digunakan mulai masa Kerajaan Baru
[[Kisah Sinuhe]] yang ditulis dalam [[bahasa Mesir Pertengahan]] juga dapat dikategorikan sebagai literatur Mesir klasik.<ref>Lichtheim (1975) hal. 11</ref> Contoh lainnya adalah [[Instruksi Amenemope]] yang dianggap sebagai mahakarya dalam dunia literatur timur tengah.<ref>"''Wisdom in Ancient Israel"'', John Day,/John Adney Emerton,/Robert P. Gordon/ Hugh Godfrey/Maturin Williamson, p23, Cambridge University Press, 1997, ISBN 0-521-62489-4</ref>
=== Tulisan ===
Baris 197 ⟶ 194:
== Budaya ==
=== Kehidupan sehari-hari ===
[[Berkas:LowClassAncientEgyptianStatuettes.png|
Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dari [[tanah liat]] yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti.<ref>Manuelian (1998) hal. 401</ref> Tembok dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana untuk duduk dan tidur.<ref>Manuelian (1998) hal. 403</ref>
Baris 212 ⟶ 209:
=== Arsitektur ===
{{Main|Arsitektur Mesir Kuno}}
[[Berkas:S F-E-CAMERON EGYPT 2006 FEB 00289.JPG|
Karya arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: [[Piramida Giza]] dan [[Karnak|kuil di Thebes]]. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.<ref>Clarke (1990) hal. 94–7</ref>
Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini. Kaum tani tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak di [[Malkata]] dan [[Amarna]], menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan dengan gambar pemandangan yang indah.<ref>Badawy (1968) hal. 50</ref> Struktur penting seperti kuil atau makam dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.
Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan [[pilon]], halaman terbuka, dan ruangan [[hypostyle]]; gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi.<ref>{{cite web|url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/temple/typestime.html|title=Types of temples in ancient Egypt|accessdate=9 March 2008|publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah [[mastaba]], struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.<ref>Dodson (1991) hal. 23</ref>
=== Seni ===
[[Berkas:Nefertiti 30-01-2006.jpg|
{{Main|Seni Mesir Kuno}}
Bangsa Mesir Kuno memproduksi seni untuk berbagai tujuan. Selama 3500 tahun, seniman mengikuti bentuk artistik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan Lama. Aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran lain.<ref>Robins (1997) hal. 29</ref> Standar artistik—garis-garis sederhana, bentuk, dan area warna yang datar dikombinasikan dengan karakteristik figure yang tidak memiliki kedalaman spasial—menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya. Perpaduan antara teks dan gambar terjalin dengan indah baik di tembok makam dan kuil, peti mati, maupun patung.<ref>Robins (1997) hal. 21</ref>
Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan [[gum arab]] sebagai pengikat dan ditekan (''press''), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak digunakan.<ref>Nicholson (2000) hal. 105</ref> Firaun menggunakan [[relief]] untuk mencatat kemenangan di pertempuran,
Meskipun bentuknya hampir homogen, pada waktu tertentu gaya karya seni Mesir Kuno terkadang mengikuti perubahan kultural atau perilaku politik. Setelah invasi Hykos di Periode Pertengahan Kedua, seni dengan gaya [[Peradaban Minoa|Minoa]] ditemukan di [[Avaris]].<ref>Shaw (2002) hal. 216</ref> Salah satu contoh perubahan gaya akibat adanya perubahan politik yang menonjol adalah bentuk artistik yang dibuat pada masa Amarna: patung-patung disesuaikan dengan gaya pemikiran religius [[Akhenaten]]. Gaya ini, yang dikenal sebagai [[seni Amarna]], langsung diganti dan dibuah ke bentuk tradisional setelah kematian [[Akhenaten]].<ref>Robins (1998) hal. 158</ref>
=== Agama dan kepercayaan ===
{{Main|Agama Mesir Kuno}}
[[Berkas:BD Hunefer.jpg|jmpl|300px|[[Kitab Kematian]] adalah panduan perjalanan untuk kehidupan setelah kematian.]]
Kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan supernatural dan menjadi tempat untuk meminta perlindungan, namun dewa-dewa tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik; orang mesir percaya dewa-dewa perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini dapat berubah, tergantung siapa yang berkuasa ketika itu.
[[Berkas:Ka Statue of horawibra.jpg|
Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya.<ref>James (2005) hal. 117</ref> Setelah Kerajaan Baru, peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang seiring dengan munculnya kebiasaan untuk memuja langsung tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain, para imam mengembangkan sistem ramalan (''oracle'') untuk mengkomunikasikan langsung keinginan dewa kepada masyarakat.<ref name="Shaw313">Shaw (2002) hal. 313</ref>
Masyarakat mesir percaya bahwa setiap manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Selain badan, manusia juga memiliki ''šwt'' (bayangan), ''ba'' (kepribadian atau jiwa), ''ka'' (''nyawa''), dan nama.<ref>Allen (2000) hal. 79, 94–5</ref> Jantung dipercaya sebagai pusat dari pikiran dan emosi. Setelah kematian, aspek spiritual akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati, namun mereka membutuhkan tubuh fisik mereka (atau dapat digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk pulang. Tujuan utama mereka yang meninggal adalah menyatukan kembali ''ka'' dan ''ba'' dan menjadi "arwah yang diberkahi." Untuk mencapai kondisi itu, mereka yang mati akan diadili, jantung akan ditimbang dengan "bulu kejujuran." Jika pahalanya cukup, sang arwah diperbolehkan tetap tinggal di bumi dalam bentuk spiritual.<ref>Wasserman, ''et al.'' (1994) hal. 150–3</ref>
[[Berkas:tutmask.jpg|
=== Adat pemakaman ===
Orang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman yang diyakini sebagai kebutuhan untuk menjamin keabadian setelah kematian. Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah
[[Berkas:Anubis attending the mummy of Sennedjem.jpg|
Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung, mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir
Orang kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Pada permulaan Kerajaan Baru, [[
=== Militer ===
[[Berkas:Egyptian-Chariot.png|jmpl|ka|[[Kereta perang]] Mesir.]]
Angkatan perang Mesir kuno bertanggung jawab untuk melindungi Mesir dari serangan asing, dan menjaga kekuasaan Mesir di [[Timur Dekat Kuno]]. Tentara Mesir kuno melindungi ekspedisi penambangan ke Sinai pada masa Kerajaan Lama, dan terlibat dalam perang saudara selama Periode Menengah Pertama dan Kedua. Angkatan perang Mesir juga bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan terhadap jalur perdagangan penting, seperti kota [[Buhen]] pada jalan menuju [[Nubia]]. Benteng-benteng juga didirikan, seperti benteng di Sile, yang merupakan basis operasi penting untuk melancarkan ekspedisi ke [[Levant]]. Pada masa Kerajaan Baru, firaun menggunakan angkatan perang Mesir untuk menyerang dan menaklukan [[Kerajaan Kush]] dan sebagian Levant.<ref>Shaw (2002) hal. 245</ref>
Peralatan militer yang digunakan pada masa itu adalah panah, tombak, dan perisai berbahan dasar kerangka kayu dan kulit binatang. Pada masa Kerajaan Baru, angkatan perang mulai menggunakan [[kereta perang]] yang awalnya diperkenalkan oleh penyerang dari Hyksos. Senjata dan baju zirah terus berkembang setelah penggunaan perunggu: perisai dibuat dari kayu padat dengan gesper perunggu, ujung tombak dibuat dari perunggu, dan [[Khopesh]] (berasal dari tentara Asiatik) mulai digunakan.<ref>Manuelian (1998) hal. 366–67</ref> Tentara direkrut dari penduduk biasa; namun, selama dan terutama sesudah masa Kerajaan Baru, tentara bayaran dari Nubia, Kush, dan Libya dibayar untuk membantu Mesir.<ref>Shaw (2002) hal. 400</ref>
== Teknologi, pengobatan, dan matematika ==
=== Teknologi ===
{{Main|Teknologi Mesir Kuno}}
Dalam bidang tekonologi, pengobatan, dan matematika, Mesir kuno telah mencapai standar yang relatif tinggi dan canggih
[[Berkas:Egyptian glass jar.jpg|
=== Tembikar glasir bening dan kaca ===
Baris 260 ⟶ 264:
=== Pengobatan ===
{{Main|Pengobatan Mesir kuno}}
[[Berkas:Ancient Egyptian medical instruments.jpg|
Permasalahan medis di Mesir kuno kebanyakan berasal dari kondisi lingkungan di sana. Hidup dan bekerja di dekat sungai Nil mengakibatkan mereka terancam penyakit seperti [[malaria]] dan parasit [[schistosomiasis]], yang dapat mengakibatkan kerusakan hati dan dan pencernaan. Binatang berbahaya seperti buaya dan kuda nil juga menjadi ancaman.
Hidangan yang dimakan orang kaya di Mesir kuno biasanya mengandung banyak gula, yang mengakibatkan banyaknya penyakit [[periodontitis]].<ref>Filer (1995) hal. 78–80</ref> Meskipun di dinding-dinding makam kebanyakan orang kaya digambarkan memiliki tubuh yang kurus, berat badan mumi mereka menunjukkan bahwa mereka hidup secara berlebihan.
Tabib-tabib Mesir Kuno termasyhur dengan kemampuan pengobatan mereka dan beberapa, seperti [[Imhotep]], tetap dikenang meskipun telah lama meninggal.
Luka-luka dirawat dengan cara membungkusnya dengan daging mentah, linen putih, jahitan, jaring, blok, dan kain yang dilumuri madu untuk mencegah infeksi.<ref>Stroual (1989) hal. 250</ref> Mereka juga menggunakan opium untuk mengurangi rasa sakit. Bawang putih maupun merah dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan dan dipercaya dapat mengurangi gejala [[asma]]. Ahli bedah mesir mampu menjahit luka, memperbaiki tulang yang patah, dan melakukan amputasi. Mereka juga mengetahui bahwa ada beberapa luka yang sangat serius sehingga yang dapat mereka lakukan hanyalah mebuat pasien merasa nyaman menjelang ajalnya.<ref>Filer (1995) hal. 38</ref>
Baris 271 ⟶ 275:
=== Pembuatan kapal ===
{{Main|Pembuatan kapal}}
Bangsa Mesir kuno telah tahu bagaimana merakit papan kayu menjadi lambung kapal sejak tahun 3000 SM. [[Archaeological Institute of America]] melaporkan<ref name="AIA">Ward, Cheryl. "[http://www.archaeology.org/0105/abstracts/abydos3.html World's Oldest Planked Boats]", in ''[[Archaeology (magazine)|Archaeology]]'' (Volume 54, Number 3, May/June 2001). Archaeological Institute of America.</ref> bahwa beberapa kapal tertua yang pernah ditemukan berjenis [[kapal Abydos]]. Kapal-kapal yang ditemukan di [[Abydos, Mesir|Abydos]] ini dibuat dari papan kayu yang "dijahit" menggunakan tali pengikat.<ref name="AIA" /><ref name="AIA2">Schuster, Angela M.H. "[http://www.archaeology.org/online/news/abydos.html This Old Boat]", 11 December 2000. Archaeological Institute of America.</ref
Namun meskipun bangsa Mesir Kuno memiliki kemampuan untuk membuat kapal yang sangat besar dan mudah dikendalikan di atas sungai Nil, mereka tidak dikenal sebagai pelaut yang handal.
Baris 281 ⟶ 285:
{{hiero | {{frac|2|3}} | <hiero>D22</hiero>| align=right| era=default}} Notasi matematika Mesir Kuno bersifat desimal (berbasis 10) dan didasarkan pada simbol-simbol hieroglif untuk tiap nilai perpangkatan 10 (1, 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000) sampai dengan sejuta. Tiap-tiap simbol ini dapat ditulis sebanyak apapun sesuai dengan bilangan yang diinginkan; sehingga untuk menuliskan bilangan delapan puluh atau delapan ratus, simbol 10 atau 100 ditulis sebanyak delapan kali.<ref>Clarke (1990) hal. 217</ref> Karena metode perhitungan mereka tidak dapat menghitung pecahan dengan pembilang lebih besar daripada satu, pecahan Mesir Kuno ditulis sebagai jumlah dari beberapa pecahan. Sebagai contohnya, pecahan dua per tiga (2/3) dibagi menjadi jumlah dari 1/3 + 1/15; proses ini dibantu oleh tabel nilai [pecahan] standar.<ref>Clarke (1990) hal. 218</ref> Beberapa pecahan ditulis menggunakan glif khusus; nilai yang setara dengan 2/3 ditunjukkan oleh gambar di samping.<ref>Gardiner (1957) hal. 197</ref>
Matematikawan Mesir Kuno telah mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari [[teorema Pythagoras]].<ref name="Strouhal241">Strouhal (1989) hal. 241</ref> Mereka juga dapat memperkirakan luas lingkaran dengan mengurangi satu per sembilan diameternya dan memangkatkan hasilnya:
: <math>Luas
yang hasilnya mendekati rumus '''[[Pi|π]]'''''r''<sup> 2</sup>.<ref name="Strouhal241"/><ref>Imhausen ''et al.'' (2007) hal. 31</ref>
== Peninggalan ==
[[Berkas:Egypt.ZahiHawass.01.jpg|
Budaya dan monumen Mesir kuno telah menjadi peninggalan sejarah yang abadi. Pemujaan terhadap dewi [[Isis]], sebagai contoh, menjadi populer
Pada abad ke-17 dan 18, penjelajah dan turis Eropa membawa banyak barang antik dan menulis tentang kisah perjalanan mereka di Mesir, yang kemudian memancing terjadinya gelombang ''[[Egyptomania]]'' di Eropa. Ketertarikan tersebut mengakibatkan banyaknya kolektor Eropa yang membeli atau membawa barang-barang antik penting dari Mesir.<ref>Siliotti (1998) hal. 13</ref> Meskipun penjajahan [[kolonialisme|kolonial]] Eropa terhadap mesir mengakibatkan hancurnya benda-benda bersejarah, kehadiran bangsa Eropa juga dampak positif terhadap peninggalan Mesir kuno. [[Napoleon I dari
== Lihat pula ==
Baris 300 ⟶ 304:
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=30em}}
== Daftar Pustaka ==
* {{Cite journal|last=Okafor|first=Victor Oguejiofor|date=1991|title=Diop and the African Origin of Civilization: An Afrocentric Analysis|url=https://www.jstor.org/stable/2784597|journal=Journal of Black Studies|language=en|volume=22|issue=2|doi=|issn=0021-9347|ref={{Sfnref|Okafor|(1991)}}}}
== Bacaan lanjut ==
* {{Cite book|author=[[John Baines|Baines, John]] and [[Jaromir Malek]]|title=The Cultural Atlas of Ancient Egypt|edition=revised|publisher=Facts on File|year=2000|isbn=0816040362}}
* {{Cite book
* {{Cite book|first=Nicolas|last=Grimal|title=A History of Ancient Egypt|url=https://archive.org/details/historyofancient0000grim_o8d3|publisher=Blackwell Books|year=1992|isbn=0631193960}}
* {{Cite book|author=[[Mark Lehner|Lehner, Mark]]|title=The Complete Pyramids|location=London|publisher=Thames & Hudson|year=1997|isbn=0500050848}}
* {{Cite book|last=Wilkinson|first=R.H.|title=The Complete Gods and Goddesses of Ancient Egypt|url=https://archive.org/details/completegodsgodd00wilk_0|location=London|publisher=Thames and Hudson|year=2003|isbn=0500051208}}
== Pranala luar ==
Baris 316 ⟶ 324:
|commons=Category:Ancient Egypt
|n=
|v=
}} * {{en}} [http://www.ancientegypt.co.uk/ British Museum: Ancient Egypt]
* {{en}} [http://archaeology.about.com/od/ancientegypt/ About Archaeology: Ancient Egypt and Egyptians] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161118233742/http://archaeology.about.com/od/ancientegypt/ |date=2016-11-18 }}
* {{en}} [http://www.bbc.co.uk/history/ancient/egyptians/ BBC History: Egyptians]
* {{en}} [http://www.mysteries-in-stone.co.uk Ancient Egyptian History]
* {{en}} [http://www.ancientneareast.net/egypt.html Ancientneareast.net: Ancient Egypt]
* {{en}} [http://www.archaeowiki.org/ Archaeowiki.org]
* {{en}} [http://www.newton.cam.ac.uk/egypt/ Egyptology Resources] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20030602190238/http://www.newton.cam.ac.uk/egypt/ |date=2003-06-02 }}
* {{en}} [http://www.kv5.com/ The Theban Mapping Project]
* {{en}} Dokumen historis Mesir Kuno oleh James Henry Breasted (1906):
Baris 331 ⟶ 340:
** [http://library.case.edu/ksl/ecoll/books/breanc03/breanc03.html Volume IV],
** [http://library.case.edu/ksl/ecoll/books/breanc04/breanc04.html Volume V]
* {{en}} [http://automaticfreeweb.com/index.cfm?s=ancientegyptweb Ancient Egypt Web Community] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070314135810/http://automaticfreeweb.com/index.cfm?s=ancientegyptweb |date=2007-03-14 }}
{{
[[Kategori:Mesir Kuno| ]]
[[Kategori:Tempat di Alkitab]]
[[Kategori:Sejarah Mediterania]]
[[Kategori:Peradaban]]
[[Kategori:Sejarah Mesir]]
[[Kategori:Bangsa kuno]]
|