Himpunan Mahasiswa Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Machiaavellis (bicara | kontrib)
k Alumni HMI Pendiri Insan Ulil Albab
 
(321 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox Organization
|name = Himpunan Mahasiswa Islam
|image = Lambang_HMILambang HMI (Original).jpgpng
|image_border = 2px
|size = 100px
|caption = Lambang Himpunan Mahasiswa Islam
Baris 9 ⟶ 10:
|mcaption =
|abbreviation = HMI
|motto = Yakin Usaha Sampai
|formation = [[5{{start Februari]]date [[and age|1947]] M / 14 Rabiul Awal 1366 H|2|5}}
|extinction =
|type = Organisasi Kemahasiswaan, Organisasi PengkaderanPerkaderan dan Perjuangan.
|status =
|purpose = Terbinanya insanInsan akademisAkademis, penciptaPencipta, pengabdiPengabdi, yang bernafaskanBernafaskan Islam dan bertanggungBertanggung jawabJawab atas terwujudnyaTerwujudnya masyarakatMasyarakat adilAdil makmurMakmur yang diridhoidiridhai Allah Subhanahu wataWa Ta'ala.
|headquarters = Jl. Sultan Agung No.25 A, RT.1/RW.1, Guntur, Kecamatan Setiabudi, [[Kota Jakarta Selatan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], [[Indonesia]], 12980
|location =
|region_served =
|membership =
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|leader_title = Ketua Umum PengurusPB besarHMI Himpunan Mahasiswa Islam2023-2025
|leader_name = [[NoerBagas FadjriansyahKurniawan]] (HMI DIPO)<br>[[Muhammad Chozin Amirullah]] (HMI MPO)
|main_organ =
|parent organization =
Baris 28 ⟶ 29:
|num_volunteers =
|budget =
|website = [http://www.hmi.or.id/ http://www.hmi.or.id] (HMI DIPO)<br>[http://www.pbhmi.net/ http://www.pbhmi.net] (HMI MPO)
|remarks =
}}
 
'''Himpunan Mahasiswa Islam''' ('''HMI''')<ref name="Historiografi">Sitompul, Agussalim, 1995, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947–1993, Intermasa, Jakarta</ref> adalah [[organisasi]] mahasiswa yang didirikan di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] pada tanggal [[14 Rabiul Awal]] [[1366]] H bertepatan dengan tanggal [[5 Februari]] [[1947]], atas prakarsa [[Lafran Pane]] beserta 14 orang mahasiswa [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (sekarang [[Universitas Islam Indonesia]]).
 
== Sejarah ==
'''Himpunan Mahasiswa Islam''' (disingkat '''HMI''') adalah sebuah [[organisasi]] yang didirikan di [[Yogyakarta]] pada tanggal [[5 Februari]] [[1947]], atas prakarsa [[Lafran Pane]] beserta 14 orang mahasiswa [[Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta]].
Sebelum lahirnya '''Himpunan Mahasiswa Islam''', terlebih dulu berdiri organisasi kemahasiswaan bernama [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta|Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta]] (PMY) pada tahun [[1946]] yang beranggotakan mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu [[Sekolah Tinggi Teknik]] (STT), [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (STI) dan [[Balai Perguruan Tinggi Gajahmada|Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada]] yang pada waktu itu hanya memiliki [[Fakultas Hukum]] dan [[Fakultas Sastra]]. Oleh karena PMY dirasa tidak memperhatikan kepentingan para mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Tidak tersalurnya aspirasi keagamaan merupakan alasan kuat bagi para mahasiswa Islam untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan yang berdiri dan terpisah dari PMY.
 
Pada tahun [[1946]], suasana politik di [[Indonesia]] khususnya di Ibu kota [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh [[Partai Sosialis Indonesia|Partai Sosialis]] pimpinan [[Syahrir]] - [[Amir Sjarifoeddin|Amir Syarifuddin]] dan pihak oposisi yang dipelopori oleh [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]] pimpinan [[Soekiman Wirjosandjojo|Soekiman]] - [[Wali Al-Fatah]], [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] pimpinan [[Ki Sarmidi Mangunsarkoro]] - [[Suyono Hadinoto]], serta [[Persatuan Perjuangan]] pimpinan [[Tan Malaka]]. Polarisasi ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang. Pihak [[Partai Sosialis Indonesia|Partai Sosialis]] ([[Pemerintah]]) menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan [[Indonesia]] kepada perjuangan berdiplomasi sementara pihak oposisi berpegang pada perjuangan bersenjata melawan [[Belanda]].
= Sejarah =
== Sebelum Lahirnya HMI ==
Sebelum lahirnya '''Himpunan Mahasiswa Islam''', terlebih dulu berdiri organisasi kemahasiswaan bernama [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] (PMY) pada tahun [[1946]] yang beranggotakan seluruh mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu [[Sekolah Tinggi Teknik]] (STT), [[Sekolah Tinggi Islam]] (STI) dan [[Balai Perguruan Tinggi Gajahmada]] yang pada waktu itu hanya memiliki [[Fakultas Hukum]] dan [[Fakultas Sastra]]. Kegiatan yang diselenggarakan oleh [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] selalu berbau [[Kolial Belanda]]. Sering pesta dengan poloniase, dansa serta minum-minuman keras.
 
Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah pengurus PMY berorientasi kepada Partai Sosialis. Melalui merekalah Partai Sosialis mencoba mendominasi PMY. Namun mahasiswa yang masih memiliki idealisme tidak dapat membiarkan usaha Partai Sosialis hendak mendominasi PMY. Dengan suasana yang sangat kritis dikarenakan [[Belanda]] semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern disertai dengan peristiwa [[Agresi Militer Belanda I]] pada tanggal [[21 Juli]] [[1947]] Dengan situasi yang demikian para mahasiswa yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi [[Belanda]], mencegak setidak-tidaknya mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan potensi [[Indonesia]] menghadapi [[Belanda]]. Karenanya mereka menolah keras akan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.
Oleh karena [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] dirasa tidak memperhatikan kepentingan para mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Tidak tersalurnya aspirasi keagamaan merupakan alasan kuat bagi para mahasiswa [[Islam]] untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan yang berdiri dan terpisah dari [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]].
 
Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, tetapi selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan PMY lebih lama didominasi oleh Partai Sosialis adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap PMY tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa [[Islam]], melainkan juga mahasiswa [[kekristenan|kristen]], mahasiswa [[katolik]], serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh [[ideologi]] keagamaan.<ref name="Historiografi"/><ref name="Citra_HMI">Sitompul, Agussalim, 1997, Citra HMI, Aditya Media, Yogyakarta</ref><ref name="sejarah_HMI">Tanja,Victor, 1991, Himpunan Mahasiswa Islam; Sejarah dan Kedudukannya di Tengah - Tengah Gerakan - Gerakan Muslim Pembaharu Di Indonesia</ref><ref name="cita_cita_hmi">Al Mandari, Syafinudin, 2003, Demi Cita-cita HMI, Catatan Ringkas Perlawanan Kader dan Alumni HMI terhadap Rezim Orde Baru, Karya Multi Sarana, Jakarta</ref><ref name="sejarah_perjuangan_hmi">Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974-1975), Bina Ilmu</ref><ref name="partai_islam">Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984</ref><ref name="hari_panjang">Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988</ref><ref name="mpo">M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan, 1997</ref><ref name="pbhmi">Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997</ref><ref name="mengabdi">Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI mengabdi Republik, LASPI, 1997</ref><ref name="Kawah Candradimuka Mahasiswa">Solichin, HMI: Kawah Candradimuka Mahasiswa, Sinergi Persadatama Foundation, 2013</ref>
Pada tahun [[1946]], suasana politik di [[Indonesia]] khususnya di Ibukota [[Yogyakarta]] mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh [[Partai Sosialis]], pimpinan [[Syahrir]] - [[Amir Syarifuddin]] dan pihak oposisi yang dipelopori oleh [[Masyumi]], pimpinan [[Soekiman]] - [[Wali Al-Fatah]] dan [[PNI]], pimpinan [[Mangunsarkoro]] - [[Suyono Hadinoto]] serta [[Persatuan Pernyangannya Tan Malaka]]. Polarisasi ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang, pihak [[Partai Sosialis]] ([[Pemerintah]]) menitik beratkan perjuangan memperoleh pengakuan [[Indonesia]] kepada perjuangan berdiplomasi, pihak oposisi pada perjuangan bersenjata melawan [[[Belanda]].
 
HMI diprakarsai oleh [[Lafran Pane]], seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Fakultas Hukum [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (sekarang Fakultas Hukum [[Universitas Islam Indonesia]] (FH-UII). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernapaskan [[Islam]] dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan [[November]] [[1946]], ia mengundang para mahasiswa [[Islam]] yang berada di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] baik di [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]], [[Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada]] dan [[Sekolah Teknik Tinggi]], untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah anggota [[Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta]] dan [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]]. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun [[Lafran Pane]] mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh [[Husein Yahya]]. Pada tanggal [[5 Februari]] [[1947]] (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], masuklah [[Lafran Pane]] yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".
Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah pengurus [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] berorientasi kepada [[Partai Sosialis]]. Melalu mereka inilah [[Partai Sosialis]] mencoba mendominir [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]]. Namun mahasiswa yang masih memiliki idealis tidak dapat membiarkan usaha [[Partai Sosialis]] hendak mendominir [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]]. Dengan suasana yang sangat kritis dikarenakan [[Belanda]] semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern yang kemudian pada tanggal [[21 Juli]] [[1947]] terjadilah yang dinamakan [[Agresi Militer Belanda I]]. Dengan situasi yang demikian para mahasiswa yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi [[Belanda]], mencegak setidak-tidaknya mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan potensi [[Indonesia]] menghadapi [[Belanda]]. Karenanya mereka menolah keras akan sikap dominasi [[Partai Sosialis]] terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.
 
Kemudian ia meminta agar [[Husein Yahya]] memberikan sambutan, tetapi dia menolak dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.
Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, namun selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] lebih lama didominasi oleh [[Partai Sosialis]] adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi [[Partai Sosialis]] terhadap [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa [[Islam]], melainkan juga mahasiswa [[kristen]], mahasiswa [[katolik]], serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh [[ideologi]] keagamaan.
 
Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut:
== Mula Berdirinya HMI ==
'''Himpunan Mahasiswa Islam''' di prakarsai oleh [[Lafran Pane]], seorang mahasiswa tingkat I (semester I) [[Sekolah Tinggi Islam]] (sekarang [[Universitas Islam Indonesia]] (UII)). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernafaskan [[Islam]] dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan [[November]] [[1946]], ia mengundang para mahasiswa [[Islam]] yang berada di [[Yogyakarta]] baik di [[Sekolah Tinggi Islam]], [[Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada]] dan [[Sekolah Teknik Tinggi]], untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang diantaranya adalah anggota [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] dan [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]]. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun [[Lafran Pane]] mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanda undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh [[Husein Yahya]]. Pada tanggal [[5 Februari]] [[1947]] (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah [[Sekolah Tinggi Islam]] di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) [[Yogyakarta]], masuklah [[Lafran Pane]] yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan : "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".
 
Kemudian ia meminta agar [[Husein Yahya]] memberikan sambutan, namun beliau menolak dikarenakan kurang memahami apa yang akan disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.
 
Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah :
* Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa [[Islam]] yang anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
* Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa [[Islam]].
* DiantaraDi antara rekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa [[Islam]] ketika itu, dikarenakan persiapan yang sudah matang.
 
Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan :
* Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal [[5 Februari]] [[1947]], menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan :
** Mempertahankan [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]] dan mempertinggi derajat Rakyat [[Indonesia]]
** Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama [[Islam]]
Baris 64 ⟶ 59:
* Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.
 
Adapun peserta rapat yang hadir antara lain:
Adapun peserta rapat yang berhadir adalah [[Lafran Pane]], [[Karnoto Zarkasyi]], [[Dahlan Husein]], [[Maisaroh Hilal]] (cucu pendiri [[Muhammadiyah]], [[KH. Ahmad Dahlan]]), [[Suwali]], [[Yusdi Ghozali]]; tokoh utama pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]]), [[Mansyur]], [[Siti Zainah]] (istri [[Dahlan Husein]]), [[Muhammad Anwar]], [[Hasan Basri]], [[Zulkarnaen]], [[Tayeb Razak]], [[Toha Mashudi]] dan [[Bidron Hadi]].
 
# [[Lafran Pane]]
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut :
# [[Karnoto Zarkasyi]]
# [[Dahlan Husein]]
# [[Maisaroh Hilal]] (cucu pendiri [[Muhammadiyah]], KH. [[Ahmad Dahlan]])
# [[Suwali]]
# [[Yusdi Ghozali]] (tokoh utama pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]]))
# [[Mansyur]]
# [[Siti Zainah]] (istri [[Dahlan Husein]])
# [[Muhammad Anwar]]
# [[Hasan Basri]]
# [[Zulkarnaen]]
# [[Tayeb Razak]]
# [[Toha Mashudi]]
# [[Bidron Hadi]]
 
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut:
{|
||Ketua||[[Lafran Pane]]
|-
||Wakil Ketua||[[Asmin Nasution]]
|-
||Penulis I||[[Anton Timoer Djailani]], salah satu pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]])
|-
||Penulis II||[[Karnoto Zarkasyi]]
|-
||Bendahara I||[[Dahlan Husein]]
|-
||Bendahara II||[[Maisaroh Hilal]]
|-
||Anggota||[[Suwali]]<br />[[Yusdi Gozali]], pendiri [[Pelajar Islam Indonesia]] ([[PII]])<br />[[Mansyur]]
|}
 
Pada saat terjadi [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|pembantaian massal anti-komunis]] yang dimulai pasca-[[Gerakan 30 September|G30S]] mahasiswa anggota HMI dilibatkan pihak universitas dalam proses skrining dan pembersihan kampus untuk menunjuk siapa pengajar atau mahasiswa yang dianggap komunis, anggota PKI, atau aktif dalam organisasi mahasiswa kiri seperti [[Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia|CGMI]]. Mereka yang tidak lolos proses skrining ini dipecat, sebagian menjadi tahanan politik, hilang, atau dibunuh.<ref>Wahid, Abdul. ''[https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-71455-4_8 Counterrevolution in a Revolutionary Campus: How Did the “1965 Event” Affect an Indonesian Public University?]''</ref> Beberapa anggota HMI dilatih oleh [[Komando Pasukan Khusus|RPKAD]] untuk membunuh.<ref>Tempo Magazine. ''[https://majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/149181/karung-latihan-itu-diisi-orang Karung Latihan itu Diisi Orang]''</ref>
== Perkembangan HMI ==
 
Sejalan dengan perkembangan waktu, HMI terbelah menjadi dua ideologi pasca diselenggarakannya Kongres ke-15 HMI di Medan pada tahun [[1983]]. Pada tahun [[1986]], HMI yang menerima azas tunggal [[Pancasila]] dengan pertimbangan-pertimbangan politis beserta tawaran-tawan menarik lainnya rela melepaskan azas Islam sebagai azas organisasnya. Selanjutnya HMI pihak ini disebuh sebagai '''HMI DIPO''', dikarenakan bersekretariat di Jalan Pangeran Diponegoro Jakarta. Sedangkan HMI yang tetap menjunjung tinggi azas Islam kemudian dikenal dengan istilah '''HMI MPO''' (Majelis Penyelamat Organisasi).
== Organisasi ==
=== Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) ===
Lembaga Pengembangan Profesi adalah lembaga pengkaderan untuk pengembangan profesi di lingkungan HMI. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:
# Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), pencetus terbentuknya [[Lembaga Dakwah Kampus]] (LDK)
# Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI).
# Le<nowiki/>mbaga<nowiki/> <nowiki/>Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
# Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
# Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
# Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)[https://www.lapenmi.id/p/profil-bakornas-lapenmi-pb-hmi.html]
# Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
# Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI)
# Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
# Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI)
 
Dalam Perkembangannya Himpunan Mahasiswa Islam kemudian terpecah menjadi dua karena upaya Orde Baru dalam meletakkan asas tunggal pancasila, yang merapat pada kekuasaan Orde Baru disebut HMI Dipo dan yang tetap sesuai asas Islam adalah HMI MPO, tetapi keduanya tetap menyebut sebagai HMI dalam dokumen organisasi.
 
== Ketua Umum ==
{| class="wikitable"
|+
!No.
!Nama
!Masa jabatan
|-
|1
|[[Lafran Pane]]
|1948
|-
|2
|[[Mohammad Syafa'at Mintaredja]]
|1948
|-
|3
|[[Achmad Tirtosudiro]]
|1948 - 1949
|-
|4
|[[Lukman El Hakim]]
|1950 - 1951
|-
|5
|[[A. Dahlan Ranuwiharjo]]
|1951 - 1953
|-
|6
|[[Deliar Noer]]
|1953 - 1955
|-
|7
|[[Amir Rajab Batubara]]
|1955 - 1957
|-
|8
|[[Ismail Hasan Metareum]]
|1957 - 1960
|-
|9
|[[Nursal]]
|1960 - 1963
|-
|10
|[[Sulastomo]]
|1963 - 1966
|-
|11
|[[Nurcholish Madjid]]
|1966 - 1969
1969 - 1971
|-
|12
|[[Akbar Tanjung]]
|1971 - 1974
|-
|13
|[[Ridwan Saidi]]
|1974 - 1976
|-
|14
|[[Chumaidi Syarif Romas]]
|1976 - 1978
|-
|15
|[[Abdullah Hehamahua]]
|1978 - 1981
|-
|16
|[[Ahmad Zacky Siradj]]
|1981 - 1983
|-
|17
|[[Harry Azhar Azis]]
|1983 - 1986
|-
|18
|[[M. Saleh Khalid]]
|1986 - 1988
|-
|19
|[[Herman Widyananda]]
|1988 - 1990
|-
|20
|[[Ferry Mursyidan Baldan]]
|1990 - 1992
|-
|21
|[[Yahya Zaini]]
|1992 - 1995
|-
|22
|[[Taufik Hidayat (politisi)|Taufik Hidayat]]
|1995 - 1997
|-
|23
|[[Anas Urbaningrum]]
|1997 - 1999
|-
|24
|[[M. Fakhruddin]]
|1999 - 2002
|-
|25
|[[Kholis Malik]]
|2002 - 2004
|-
|26
|Hasanuddin
|2004 - 2006
|-
|27
|[[Fajar Zulkarnain]]
|2006 - 2008
|-
|28
|[[Arip Mustafa]]
|2008 - 2010
|-
|29
|[[Noer Fadjrieansyah]]
|2010 - 2013
|-
|30
|[[Arief Rosyid]]
|2013 - 2015
|-
|31
|[[Mulyadi P. Tamsir]]
|2015 - 2018
|-
|32
|[[Respiratori Saddam Al Jihad]]
|2018
|-
|33
|[[Arya Kharisma Hardy]] (pj)
|2018-2020
|-
|34
|[[Raihan Ariatama]]
|2021-2023
|-
|35
|[[Bagas Kurniawan]]
|2023-2025
|}
 
== Alumni HMI ==
Untuk menyelamatkan HMI dari kehancuran, maka melalui Kongres [[Padang]] disepakatilah asas tunggal [[Pancasila]]. HMI yang bermarkas di Jalan Diponegoro sebagai satu-satunya HMI yang diakui oleh negara. Maka HMI kemudian kerap disebut dengan HMI DIPO untuk membedakan dengan [[HMI-MPO]]. HMI telah membuktikan eksistensinya sebagai [[organisasi]] gerakan yang mempunyai landasan yang disebut Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP). Pada Kongres [[Jambi]] 1999 HMI kembali ke Khittah kembali kepada asas Islam. merupakan salah satu organisasi mahasiswa terbesar di indonesia
{{Utama|Kategori:Tokoh HMI}}
Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis atau selesai masa anggotanya.
 
{{col|2}}
= Pimpinan =
# [[Nurcholish Madjid]] / Cak Nur (Tokoh Bangsa)
* [[HS Mintareja]], periode [[1947]] - [[1951]]
# [[Jusuf Kalla]], (Wakil Presiden RI)
* [[A Dahlan Ranuwiharja|A. Dahlan Ranuwiharja]], periode [[1951]] - [[1953]]
# [[Azyumardi Azra]] (Mantan Rektor UIN Jakarta)
* [[Abdullah Hehamahua]], periode [[1979]] - [[1981]]
# [[Komaruddin Hidayat]] (Mantan Rektor UIN Jakarta)
* [[Harry Azhar Azis]], periode [[1983]] - [[1986]]
# Alm. Iqbal Abdu Rauf Saimima (Majalah PanjiMas)
# [[Yudi Latief|Yudi Latif]] (Intelektual)
# Amin Abdullah (Mantan Rektor UIN Jogja)
# [[Kuntowijoyo]] (alm) (sejarawan UGM)
# [[Muhammad Rizieq Shihab]]
# [[Taufiq Ismail|Taufik Ismail]] (Budayawan)
# Sulastomo
# [[Hamzah Haz]] (Wapres RI 2001-2004)
# [[Akbar Tanjung]] (Mantan Ketua DPR RI)
# [[Amien Rais]] (Mantan Ketua MPR RI)
# [[A. M. Fatwa]] (DPD RI)
# [[Fahmi Idris]] (Mantan Menteri Perindutrian)
# [[Mar'ie Muhammad]] (Mantan Menteri Keuangan)
# [[Mahfud MD]], (Mantan Ketua MK)
# [[Anies Baswedan]],
# [[Anas Urbaningrum]]
# [[Karni Ilyas]],
# Teguh Juwarno,
# [[Abraham Samad]] & Abdullah Hehamahua & Busyro Muqqodas, Bambang Widjoyanto, Adnan Pandu Praja, Chandra M Hamzah (KPK),
# [[Harry Azhar Azis]] (Ketua BPK),
# [[Ade Komarudin]] (Ketua DPR RI 2016-2019)
# [[Zulkifli Hasan]] (Mantan Menteri Kehutanan dan Ketua MPR 2014-2019)
# Bagir Manan (Mantan Ketua MA)
# Anwar Nasution (mantan Gubernur BI),
# [[Ahmad Syafii Maarif|Syafii Maarif]] (Mantan ketua Muhammadiyah),
# [[Ridwan Saidi]] (budayawan)
# [[Yusril Ihza Mahendra]]
# Adhiyaksa Daud
# [[Hidayat Nur Wahid]] (Ketua MPR RI 2004-2009)
# Didin Hafinuddin,
# Musni Umar (Pengamat Sosial Politik)
# [[Jimly Asshiddiqie|Jimly Ashiddiqie]] (Mantan Ketua MK)
# [[Hamdan Zoelva]] (Mantan Ketua MK)
# [[Artidjo Alkostar|Artijo Alkostar]] (MA)
# Irman Gusman (ketua DPD RI 2009-2014, 2014-2019)
# Rina Valinka, Ferry Rizkia, Sigit Pamungkas, Husni Kamil Manik (KPU RI)
# Muhammad (Bawaslu RI)
# Yuddi Chrisnandi (Menpan RB 2014-2019)
# [[Ferry Mursyidan Baldan]] (Menteri Agraria dan Tata Ruang RI 2014-2016)
# [[Amran Sulaiman]] (Menteri Pertanian 2014-2019)
# M. Nasir (Menteri Ristek dikti 2014-2019)
# [[Rudiantara]] (Menkominfo 2014-2019)
# [[Sudirman Said]]
# Andrinof Chaniago (Mantan kepala BAPPENAS)
# [[Sofyan Djalil]] (Menko Perekonomian)
# [[Siti Nurbaya Bakar|Siti Nurbaya]] (Menteri LH 2014-2019)
# [[M. S. Kaban|M.S Kaban]] (Menteri Kehutanan 2004-2009)
# Saleh Husin (Menteri Perindustrian 2014-2019)
# [[Mohammad Nuh|Muhammad Nuh]] (Mendikbud 2009-2014)
# [[Bambang Sudibyo]] (Mendikbud 2004-2009)
# A Malik Fajar (Mendikbud 2001-2004)
# [[Hatta Rajasa]] (Menko Perekonomian 2009-2014)
# Bursah Zarnubi (Mantan Ketua Umum PBR)
# [[Ryaas Rasyid|Ryas Rasyid]] (Menteri Negara Otonomi Daerah 1999-2000)
# [[Abu Bakar Ba'asyir]]
# [[Soetrisno Bachir|Sutrisno Bachir]]
# dr.Taruna Ikrar (Ilmuwan di USA/Pakar Otak)
# [[Mukti Ali]]
# [[Burhanuddin Muhtadi]]
# [[Seto Mulyadi|Kak Seto]] [[Komisi Nasional Perlindungan Anak|(Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak)]]
# Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta)
# [[Sigit Pamungkas]] Komisioner KPU RI 2012-2017
# Muhammad Hafiz (Pengusaha Pempek Raihan Palembang)
# Muhammad Sholikhin (Founder Insan Ulil Albab)
 
=== Anggota DPR-RI===
= Kongres =
* Kongres ke-1 di Yogyakarta pada tanggal [[30 November]] [[1947]], dengan ketua terpilih HS Mintareja
* Kongres ke-2 di Yogyakarta pada tanggal [[15 Desember]] [[1951]], dengan ketua terpilih A. Dahlan Ranuwiharja
* Kongres ke-3 di Jakarta pada tanggal [[4 September]] [[1953]]
* Kongres ke-4 di Bandung pada tanggal [[14 Oktober]] [[1955]]
* Kongres ke-5 di Medan pada tanggal [[31 Desember]] [[1957]]
* Kongres ke-6 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal [[20 Juli]] [[1960]]
* Kongres ke-7 di Jakarta pada tanggal [[14 September]] [[1963]]
* Kongres ke-8 di Solo (Surakarta) pada tanggal [[17 September]] [[1966]]
* Kongres ke-9 di Malang pada tanggal [[10 Mei]] [[1969]]
* Kongres ke-10 di Palembang pada tanggal [[10 Oktober]] [[1971]]
* Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal [[12 Mei]] [[1974]]
* Kongres ke-12 di Semarang pada tanggal [[16 Oktober]] [[1976]]
* Kongres ke-13 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal [[12 Februari]] [[1979]]
* Kongres ke-14 di Bandung pada tanggal [[30 April]] [[1981]]
* Kongres ke-15 di Medan pada tanggal [[26 Mei]] [[1983]]
* Kongres ke-16 di Padang pada tahun [[1986]], terpecahnya HMI menjadi dua yakni HMI DIPO dan HMI MPO
 
== Kongres'''Alumni HMI DIPOdari ==PDIP''':
# Erwin Muslimin Singajuru (Sumatera Selatan II),
* Kongres ke-24 di Jakarta, dengan formatur terpilih Hasanuddin
# Henri Yosodiningrat (Lampung II),
* Kongres ke 25 di Makassar, dengan formatur Terpilih Fajar R Zulkarnaen
# [[Jalaludin Rakhmat|Jalaluddin Rakhmat]] (Jawa Barat II),
* Kongres ke 26 di Palembang, dengan formatur terpilih Arip Musthopa
# [[Mohamad Prakosa]] (Jawa Tengah IX),
* Kongres ke 27 di Depok pada tanggal 5 - 10 November 2010, dengan formatur terpilih Noer Fadjriansyah.
# [[Idham Samawi]] (Daerah Istimewa Yogyakarta),
# Hamka Haq (Jawa Timur II),
# Nasyirul Falah Amru (Jawa Timur X),
# [[Pramono Anung|Pramono Anung Wibowo]](Jawa Timur VI)
# Nurmansyah E Tanjung (Jawa Barat V)
'''Alumni HMI dari Partai Golkar''':
# [[Rambe Kamarul Zaman|Rambe Kamaruzzaman]] (Sumatera Utara II),
# Kahar Muzakir (Sumatera Selatan I),
# Azhar Romli (Bangka Belitung),
# Deding Ishaq (Jawa Barat III),
# Eka Sastra (Jawa Barat III),
# Ichsan Firdaus (Jawa Barat V),
# [[Ade Komarudin]] (Jawa Barat VII),
# Agun Gunanjar Sudarsa (Jawa Barat X),
# Ahmad Zacky Siradj (Jawa Barat XI),
# Endang Maria Astuti (Jawa Tengah IV),
# Iqbal Wibisono (Jawa Tengah VI),
# [[Bambang Soesatyo]] (Jawa Tengah VII),
# Ridwan Hisjam (Jawa Timur V),
# Sarmuji (Jawa Timur VI),
# Zainudin Amali (Jawa Timur XI),
# [[Zulfikar Arse Sadikin]] (Jawa Timur III),
# Yayat Y. Biaro (Banten II),
# Aditya Anugerah Moha (Sulawesi Utara),
# Mohammad Said (Sulawesi Tengah),
# Syamsul Bachri (Sulawesi Selatan II),
# Andi Fauziah Pujiwatie (Sulawesi Selatan III)
# Saiful Bahri Ruray (Maluku Utara).
# [[Fadel Muhammad]] (Gorontalo)
# Zulfadhli (Kalimantan Barat)
 
'''Alumni HMI dari Partai HANURA''':
== Kongres HMI MPO ==
# Fauzih Amro (Sumatera Selatan I),
# M. Farid Alfauzi (Jawa Timur XI)
# Syarifuddin Suding (Sulawesi Tengah)
# [[Saleh Husin]] (NTT II)
'''Alumni HMI dari PAN''':
# Alim Abdullah (Lampung II),
#Mohammad Ichlas El Qudsi (Michel) (Sumbar 1)
#M. Fanshurullah Asa (Dapil Kalbar)
# [[Teguh Juwarno]] (Jawa Tengah IX),
# [[Totok Daryanto]] (Jawa Timur V),
#Sukiman (Kalbar)
# Viva Yoga Mauladi (Jawa Timur X)
# M. Yamin Tawary (Maluku Utara)
# [[Zulkifli Hasan]] (Lampung I)
'''Alumni HMI dari NASDEM''':
# Zulvan Lindan (Nangroe Aceh Darussalam II)
# Taufiqulhadi (Jawa Timur IV)
# [[Akbar Faizal]] (Sulawesi Selatan II)
# Ahmad M. Ali (Sulawesi Tengah)
'''Alumni HMI dari Demokrat''':
# [[Saan Mustopa]] (Jawa Barat VII)
# [[Nurhayati Ali Assegaf]] (Jawa Timur V)
# [[Wahidin Halim]] (Banten III)
# [[Syariefuddin Hasan]] (Jawa Barat III)
'''Alumni HMI dari PKB''':
# Handayani (Jambi)
'''Alumni HMI dari PPP''':
# [[Irgan Chairul Mahfiz]] (Banten III)
# Mohammad Arwani Thomafi (Jawa Tengah III)
# Reni Marlinawati (Jawa Barat IV)
# Arsul Sani (Jawa Tengah X)
# Marta Sulistiyaningsih (Jawa Barat VIII)
'''Alumni HMI dari Gerindra''':
# [[Desmond Junaidi Mahesa]] (Banten II)
# Darori (Jawa Tengah VII)
# Supratman Andi Agtas (Sulawesi Tengah)
'''Alumni HMI dari PKS''':
# [[Tamsil Linrung]] (Sulawesi Selatan I)
# Hermanto (Sumatera Barat I)
# [[Hidayat Nur Wahid]] (DKI Jakarta II)
# Soemandjaja (Jawa Barat V)
{{EndDiv}}
 
== Pranala luarReferensi ==
{{reflist}}
* {{id}} [http://www.hmi.or.id/ Situs PB HMI DIPO]
* {{id}} [http://www.pbhmi.net/ Situs PB HMI MPO]
* {{id}} [http://www.kohati-pbhmi.com/ Situs PB KOHATI HMI]]
* {{id}} [http://pbhmi.org/ Situs Pengurus Besar Blogger HMI]]
 
== Pranala luar ==
{{organisasi-stub}}
* {{id}} [http://www.pbhmi.or.id/ PB HMI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161108135735/http://www.pbhmi.or.id/ |date=2016-11-08 }}
* [https://suarahimpunan.com Suara Himpunan]
 
[[Kategori:Organisasi mahasiswa{{Islam di Indonesia]]}}
 
[[enKategori:MuslimOrganisasi Students'mahasiswa Associationdi (Indonesia)|Islam]]
[[Kategori:Islam di Indonesia]]
[[ms:Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1947 di Indonesia]]