John Lie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(106 revisi perantara oleh 57 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{dablink|Ini adalah nama [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Nama Tionghoa|marganya]] adalah ''[[Marga Tionghoa umum|Lie (李)]]}}
{{Infobox Officeholder
| namehonorific-prefix = [[Laksamana Muda]] [[TNI]] John Lie([[Purnawirawan|Purn.]])
| name = John Lie
| image = John_lie_ALRI.jpg
| birth_date = {{birth date|1911|3|9}}<ref>{{Cite news|title=Merayakan ultah ke-70 john lie|url=https://majalah.tempo.co/amp/pokok-dan-tokoh/49127/merayakan-ultah-ke-70-john-lie|access-date=2021-10-24|editor-last=Administrator|work=[[Tempo.co]]}}</ref>
| caption =
| death_date = {{death date and age|1988|8|27|1911|3|21}}
| birthname = John Lie
| image = John Lie, Jalesveva Jayamahe, p216.jpg
| othername = Jahja Daniel Dharma
| caption =
| religion = [[Kristen]]
| birth_name = Lie Tjeng Tjoan (李正泉)
| birthdate = {{birth date|1911|3|9}}
| othername = Jahja Daniel Dharma
| birthplace = {{flagicon|Belanda}} [[Kota Manado|Manado]], [[Sulawesi Utara]], [[Hindia Belanda]]
| locationnickname =
| birth_place = [[Menado]], [[Celebes]], [[Hindia Belanda]]
| occupation = [[Pahlawan Nasional Republik Indonesia]]
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| spouse = [[Pdt. Margaretha Angkuw]]
| death_cause = [[Stroke]]
| deathdate = {{death date and age|1988|8|27|1911|3|9}}
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| deathplace = {{flagicon|Indonesia}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
| location =
| serviceyears = 1924 – 1966
| parents = [[Lie Kae Tae]] dan [[Oei Tjeng Nie Nio]]
| rank = [[Berkas:Pdu_laksdatni_komando.png|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
| commands = PPB 58 LB / ''The Outlaw''
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]<br />[[Invasi Ambon]]
| awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| spouse = Margaretha Dharma Angkuw
| parents = Lie Kae Tae (bapak)<br />Oei Tjeng Nie Nio (ibu)
| relations =
| laterwork =
| profession = Tentara
| blank1 = Agama
| data1 = [[Kristen Protestan]]
}}
'''Laksamana Muda TNI (Purn.) John Lie''' atau yang dikenal sebagai '''Jahja Daniel Dharma''' ({{lahirmati|[[Menado]], [[Celebes]], [[Hindia Belanda]]|9|3|1911|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|27|8|1988}}) adalah salah seorang perwira tinggi di [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]] dari etnis [[Tionghoa]] dan [[Pahlawan Nasional Indonesia]].
 
{{Chinese|title=John Lie Tjeng Tjoan|s=李正泉|t=李正泉|y=|p=Lǐ Zhēngquán|mi=|order=}}
Laksamana Muda TNI (Purnawirawan) '''Jahja Daniel Dharma''' atau yang lebih dikenal sebagai '''John Lie''' ({{lahirmati|[[Kota Manado|Manado]], [[Sulawesi Utara]]|9|3|1911|[[Jakarta]]|27|8|1988}}) adalah salah seorang perwira tinggi di [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]] dari etnis [[Tionghoa]] dan [[Pahlawan Nasional Indonesia]]. Ia lahir dari pasangan suami isteri [[Lie Kae Tae]] dan [[Oei Tjeng Nie Nio]]. Awalnya beliau bekerja sebagai mualim kapal pelayaran niaga milik [[Belanda]] KPM lalu bergabung dengan [[Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi]] (KRIS) sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. Semula ia bertugas di [[Cilacap]] dengan pangkat Kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam [[Jepang]] untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor.
 
== Latar belakang ==
Ia lalu ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor [[Indonesia]] untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di [[Singapura]], [[Utoyo Ramelan]]. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade [[Belanda]]. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke [[Singapura]] untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat [[Republik]] yang ada di [[Sumatera]] seperti [[Bupati]] [[Riau]] sebagai sarana perjuangan melawan [[Belanda]]. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli [[Belanda]], juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.
Ia lahir pada tanggal 9 Maret 1911 di Kanaka, Manado, Sulawesi Utara, dari pasangan suami isteri Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio.<ref name=":1">{{Cite web|last=Wutsqaa|first=Urwatul|title=Mengenal Laksamana Muda John Lie, Penyelundup Andal TNI AL dari Manado|url=https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6407244/mengenal-laksamana-muda-john-lie-penyelundup-andal-tni-al-dari-manado|website=detiksulsel|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref> Ayahnya (Lie Kae Tae) pemilik perusahaan pengangkutan Vetol (''Veem en transportonderneming Lie Kay Thai''). Pada usia 7 tahun (1918), ia menempuh pendidikan sekolah dasar di [[Hollands Chinese School|Holland Chinese School]] (HCS) dan kemudian pindah ke Christelijke Lagere School.<ref name=":1" />
 
Sebagaimana yang diceritakan oleh Rita Tuwasey Lie—keponakan John Lie—pada usia 17 tahun John Lie kabur ke [[Batavia]] karena ingin menjadi pelaut. Di kota ini ia mengikuti kursus [[navigasi]] sembari menjadi buruh [[pelabuhan]]. Setelah itu, John Lie menjadi klerk [[mualim]] III pada kapal ''Koninklijk Paketvaart Maatschappij'', perusahaan pelayaran [[Belanda]]. Pada 1942, John Lie bertugas di [[Khorramshahr]],[[Iran]], dan mendapatkan pendidikan militer.
Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan ''the Outlaw''.
Seperti dituturkan dalam buku yang disunting [[Kustiniyati Mochtar]] (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi "penyelundupan". Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira [[Inggris]]. Di pengadilan di [[Singapura]] ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata semiotomatis dari [[Johor]] ke [[Sumatera]], dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan, kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari [[Maluku]], mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan ''the Outlaw'' tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.
 
Ketika [[Perang Dunia II]] berakhir dan Indonesia merdeka, ia pulang ke Indonesia dengan menumpang kapal ''Ophir'' pada bulan April 1946. Ia bergabung dengan [[Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi]] (KRIS) sebelum akhirnya diterima di [[Angkatan Laut RI]] pada bulan Mei 1946. Semula ia bertugas di [[Cilacap]], [[Jawa Tengah]], dengan pangkat [[kapten]]. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam [[Jepang]] untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor. Kemudian dia memimpin misi menembus blokade Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya. Daerah operasinya meliputi [[Singapura]], [[Pulau Pinang|Penang]], [[Bangkok]], [[Yangon|Rangoon]], [[Manila]], dan [[New Delhi]].
Setelah menyerahkan senjata kepada [[Bupati Usman Effendi]] dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal ''the Outlaw'' adalah milik [[Republik Indonesia]] dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di [[Malaya]] untuk mendirikan naval base yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan [[Indonesia]].
 
== Karier angkatan laut ==
Pada awal 1950 ketika ada di [[Bangkok]], ia dipanggil pulang ke [[Surabaya]] oleh KSAL Subiyakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Rajawali. Pada masa berikut ia aktif dalam penumpasan [[RMS]] ([[Republik Maluku Selatan]]) di [[Maluku]] lalu [[PRRI]]/[[Permesta]]. Ia mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada [[Desember]] [[1966]] dengan pangkat terakhir Laksamana Muda.
=== Sebagai penyelundup ===
Ia lalu ditugaskan mengamankan [[pelayaran]] kapal yang mengangkut komoditas ekspor [[Indonesia]] untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di [[Singapura]], [[Oetojo Ramelan]]. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke [[Singapura]] untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat republik yang ada di [[Sumatra]] seperti [[Bupati]] [[Riau]] sebagai sarana perjuangan melawan [[Belanda]]. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli [[Belanda]], juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.
 
Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan ''The Outlaw'' pada bulan September 1947. Operasi perdana ''The Outlaw'' melayari rute Singapura, Labuan Bilik dan Port Swattenham pada Oktober 1947.<ref name=":0">{{Cite web|last=RS|first=Zen|title=Sejarah Hidup John Lie, Penyelundup Sekaligus Penyelamat Republik|url=https://tirto.id/sejarah-hidup-john-lie-penyelundup-sekaligus-penyelamat-republik-cyGQ|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-18}}</ref> Seperti dituturkan dalam buku yang disunting [[Kustiniyati Mochtar]] (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi "penyelundupan". Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira [[Inggris]]. Di pengadilan di [[Singapura]] ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata [[semi otomatis]] dari [[Johor]] ke [[Sumatra]], ia dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari [[Maluku]], mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan ''the Outlaw'' tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.
Kesibukannya dalam perjuangan membuat beliau baru menikah pada usia 45 tahun, dengan [[Pdt. Margaretha Angkuw]]. Pada 30 Agustus 1966 [[John Lie]] mengganti namanya dengan [[Jahja Daniel Dharma]].
 
Setelah menyerahkan senjata kepada [[Bupati]] [[Usman Effendi]] dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal ''the Outlaw'' adalah milik [[Republik Indonesia]] dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke [[Pelabuhan Klang|Port Swettenham]] di [[Malaya]] untuk mendirikan pangkalan AL yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan [[Indonesia]].
Beliau meninggal dunia karena stroke pada [[27 Agustus]] [[1988]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta]]. Atas segala jasa dan pengabdiannya, beliau dianugerahi [[Bintang Mahaputera Utama]] oleh Presiden [[Soeharto]] pada [[10 Nopember]] [[1995]], [[Bintang Mahaputera Adipradana]] dan gelar [[Pahlawan Nasional]] oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada [[9 November]] [[2009]].
 
=== Akhir karier militer ===
Pada awal 1950 ketika ada di [[Bangkok]], ia dipanggil pulang ke [[Surabaya]] oleh [[KASAL]], [[Laksamana]] [[TNI]] [[R. Soebijakto]] dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Radjawali. Pada masa berikutnya ia aktif dalam penumpasan [[Republik Maluku Selatan]] (RMS) di [[Maluku]] lalu [[PRRI]]/[[Permesta]]. Ia mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada [[Desember]] [[1966]] dengan pangkat terakhir [[Laksamana Muda]].<ref name=":0" />
 
Menurut kesaksian [[Jenderal Besar]] [[TNI]] [[Abdul Haris Nasution|AH. Nasution]] pada 1988, prestasi John Lie ”tiada taranya di Angkatan Laut” karena dia adalah ”panglima armada (TNI AL) pada puncak-puncak krisis eksistensi Republik”, yakni dalam operasi-operasi menumpas kelompok-kelompok separatis seperti [[Republik Maluku Selatan]], [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]], dan [[Permesta|Perjuangan Rakyat Semesta]].
 
=== Jabatan ===
# Komandan KRI PPB 58 LB " The Outlaw " (1946-1949)
# Komandan KRI Radjawali (1950-1952)
# Staf Kepala Operasi IV Markas Besar ALRI (1952-1954)
# Kepala Dinas Angkutan & Logistik ALRI (1953-1955)
# Komandan Komando Daerah Maritim Jakarta (1955-1957)
# Perwira Siswa di Defense Service Staff College, Wellington, India (1958-1959)
# Ketua dan Kepala Inspektorat Pengangkatan Kerangka Kapal Wilayah Perairan Indonesia (1960-1966).
# Pensiun (1966)<ref>{{cite book|last=Lie|first=John|editor-first=Eddie|editor-last=Kusuma|title=Kisah Perjuang Mempertahankan Kemerdekaan NKRI Dalam Operasi Lintas Laut Militer Menerobos Blokade Belanda|publisher=Lembaga Pengkajian SAKTI|date=2009|pages=149|chapter=|isbn=978-979-18779-0-9}}</ref>
 
=== Riwayat Pangkat <ref>Lie, John (2009). Kusuma, Eddie, ed. ''Kisah Perjuang Mempertahankan Kemerdekaan NKRI Dalam Operasi Lintas Laut Militer Menerobos Blokade Belanda''. Lembaga Pengkajian SAKTI. hlm.&nbsp;148. [[International Standard Book Number|ISBN]]&nbsp;[[Istimewa:Sumber buku/978-979-18779-0-9|978-979-18779-0-9]].</ref> ===
# Mayor Laut (1946-1957)
# Letnan Kolonel Laut (1957-1960)
# Kolonel Laut (1960-1961)
# Komodor Laut (1961-1964)
# Laksamana Muda TNI (1964-1966)
 
== Kehidupan pribadi dan kematian ==
[[Berkas:John Lie - TMP Kalibata 4.jpg|jmpl|250x250px|Makam John Lie di Taman Makam Pahlawan Kalibata]]
Kesibukannya dalam perjuangan membuat ia baru menikah pada usia 55 tahun, dengan Pdt. Margaretha Dharma Angkuw. Pada 30 Agustus 1966 John Lie mengganti namanya dengan '''Jahja Daniel Dharma'''.
 
Ia meninggal dunia karena [[Strok]]e pada [[27 Agustus]] [[1988]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta]]. Atas segala jasa dan pengabdiannya, ia dianugerahi [[Bintang Mahaputera Utama]] oleh Presiden [[Soeharto]] pada 10 November 1995, [[Bintang Mahaputera Adipradana]] dan gelar [[Pahlawan Nasional]] oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada 9 November 2009.<ref name=":0" />
 
Terdapat beberapa buku dan liputan mengenai John Lie, sebagai berikut:
# “Guns—And Bibles—Are Smuggled to Indonesia”, yang terbit pada 26 Oktober 1949, oleh Roy Rowan, wartawan majalah Life.
# "John Lie Penembus Blokade Kapal-kapal Kerajaan Belanda" yang terbit pada 1988, oleh Solichin Salam.
# "Dari Pelayaran Niaga ke Operasi Menembus Blokade Musuh Sebagaimana Pernah Diceritakannya Kepada Wartawan" yang dimuat dalam buku "Memoar Pejuang Republik Indonesia Seputar 'Zaman Singapura' 1945-1950" karya Kustiniyati Mochtar terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2002.
# "Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi: Biografi Laksamana Muda John Lie" (2008), yang diterbitkan Penerbit Ombak, Yogyakarta dan Yayasan Nabil, oleh M Nursam.
 
== Tanda Jasa ==
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Mahaputera Utama rib.svg|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Pratama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Nararya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. V.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="3"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (6 November 2009)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI Yang Memperoleh Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 2004 - Sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/4404daftar_penerima_bintang_mahaputera_tahun_2004-sekarang.pdf|access-date=25 Agustus 2021}}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Utama]] (7 Agustus 1995)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Bintang Swa Bhuwana Paksa|Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M III]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
|-
!Baris ke-7
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|}
 
== Referensi ==
# ^ [http://news.detik.com/read/2014/02/25/071936/2507243/10/mengenal-john-lie-yang-akan-jadi-nama-kapal-sekelas-kri-usman-harun?991101mainnews Mengenal John Lie yang akan jadi nama kapal sekelas KRI Usman Harun] diakses pada 2014-02-25.
# ^ John [http://news.detik.com/read/2014/02/25/081939/2507278/10/john-lie-dari-penyelundup-menjadi-laksamana?9922022|Lie, Dari Penyelundup Menjadi Laksamana] diakses pada 2014-02-25
 
== Daftar Pustaka ==
<references />
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/10/02460165/tiga.orang.dapat.gelar.pahlawan.nasional "Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional"], ''Kompas'', 10 November 2009
<!--PRANALA INI SUDAH OFFLINE? *{{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0301/31/opini/105704.htm "Pahlawan Nasional Etnis Tionghoa"], ''Kompas''-->
 
* {{id}} [http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/10/02460165/tiga.orang.dapat.gelar.pahlawan.nasional "Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091111143643/http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/10/02460165/tiga.orang.dapat.gelar.pahlawan.nasional |date=2009-11-11 }}, ''Kompas'', 10 November 2009
* {{en}} [http://books.google.co.id/books?id=IkkEAAAAMBAJ&pg=PA49&hl=id&sa=X&ei=a1TwTsWPEYfJrAfT8I3ZDw&redir_esc=y#v=onepage&q&f=true Roy Rowan, "Guns - Bibles - Are Smuggled to Indonesia", Majalah LIFE 26 September 1949 h. 49]
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Lie, John}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
 
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Daftar pahlawan nasional Indonesia yang beragama Kristen]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:TokohMarga Kristen IndonesiaLi]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Manado]]
[[Kategori:MargaTokoh LieKristen Indonesia]]
[[Kategori:MargaPenerima Angkouw/AngkuwBintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
 
[[enKategori:JahjaPenerima DanielBintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[jv:John Lie]]