Fotografi udara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Philip Sugianto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(31 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{gaya bahasa}}
[[Berkas:Photo interpretation.jpg|thumb]]
{{paragraf pembuka}}
[[Berkas:Photo interpretation.jpg|thumbjmpl]]
'''Interpretasi foto''' dapat didefinisikan sebagai: "tindakan memeriksa gambar foto untuk tujuan mengidentifikasi objek dan menilai signifikansi mereka" (Colwell, [[1997]]).
[[Berkas:Aerial photography by Thamizhpparithi.jpg|jmpl]]
Prinsip-prinsip interpretasi citra telah dikembangkan secara empiris lebih dari 150 tahun. Yang paling dasar dari prinsip-prinsip ini adalah unsur-unsur interpretasi citra diantaranyadi antaranya: lokasi, ukuran, bentuk, bayangan, nada / warna, tekstur, pola, tinggi/kedalaman dan situs/situasi/asosiasi. Unsur-unsur ini secara rutin digunakan ketika menafsirkan sebuah foto udara atau menganalisis gambar foto. Seorang juru gambar yang terlatih menggunakan banyak unsur-unsur selama analisis nya tanpa berpikir tentang mereka. Namun, pemula mungkin tidak hanya harus memaksa dirinya untuk secara sadar mengevaluasi objek yang tidak diketahui sehubungan dengan unsur-unsur, tetapi juga menganalisis makna dalam kaitannya dengan objek lain atau fenomena dalam foto atau gambar.
 
== Unsur-Unsur Interpretasi Citra ==
Berikut ini adalah unsur-unsur interpretasi citra fotografi udara dan satelit.
 
=== Rona dan Warnawarna ===
: Rona (''tone''/''color tone''/''grey tone'') adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyekobjek pada citra. Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyekobjek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih, yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,7) μm. Berkaitan dengan penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan tingkatan dari [[hitam]] ke [[putih]] atau sebaliknya.
 
Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, obyekobjek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila objek menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya maka obyekobjek akan tampak dengan warna kuning.
 
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam warna [[biru]], [[hijau]], [[merah]], [[kuning]], [[jingga]], dan warna lainnya. Meskipun tidak menunjukkan cara pengukurannya, Estes et al. ([[1983]]) mengutarakan bahwa mata manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding dengan pembedaan objek pada foto hitam putih. Pernyataan yang senada dapat diutarakan pula, yaitu pembedaan objek pada citra yang menggunakan spektrum sempit lebih mudah daripada pembedaan obyek pada citra yang dibuat dengan spektrum lebar, meskipun citranya sama-sama tidak berwarna. Asas inilah yang mendorong orang untuk menciptakan citra multispektral.
 
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam warna [[biru]], [[hijau]], [[merah]], [[kuning]], [[jingga]], dan warna lainnya. Meskipun tidak menunjukkan cara pengukurannya, Estes et al. ([[1983]]) mengutarakan bahwa mata manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa pembedaan obyekobjek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding dengan pembedaan objek pada foto hitam putih. Pernyataan yang senada dapat diutarakan pula, yaitu pembedaan objek pada citra yang menggunakan spektrum sempit lebih mudah daripada pembedaan obyekobjek pada citra yang dibuat dengan spektrum lebar, meskipun citranya sama-sama tidak berwarna. Asas inilah yang mendorong orang untuk menciptakan citra multispektral.
Rona dan warna disebut unsur dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rona dan warna dalam pengenalan obyek. Tiap obyek tampak pertama pada citra berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya. Itulah sebabnya maka rona dan warna disebut unsur dasar.
 
Rona dan warna disebut unsur dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rona dan warna dalam pengenalan obyekobjek. Tiap obyekobjek tampak pertama pada citra berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya. Itulah sebabnya maka rona dan warna disebut unsur dasar.
 
=== Bentuk ===
: Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikanmemberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyekobjek (Lo, [[1976]]). Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyekobjek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja. Bentuk, ukuran, dan tekstur pada Gambar 1 dikelompokkan sebagai susunan keruangan rona sekunder dalam segi kerumitannya. Bermula dari rona yang merupakan unsur dasar dan termasuk primer dalam segi kerumitannya. Pengamatan atas rona dapat dilakukan paling mudah. Oleh karena itu bentuk, ukuran, dan tekstur yang langsung dapat dikenali berdasarkan rona, dikelompokkan sekunder kerumitannya.
 
Ada dua istilah di dalam [[bahasa Inggris]] yang artinya bentuk, yaitu ''shape'' dan ''form''. ''Shape'' ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedangkan ''form'' merupakan susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci.
Contoh ''shape'' atau bentuk luar:
* Bentuk [[bumi]] bulat
* Bentuk wilayah [[Indonesia]] memanjang sejauh sekitar 5.100  km.
 
Contoh ''form'' atau bentuk rinci:
* Pada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk lahan seperti [[gunungapi]], dataran pantai, tanggul alam, dsb.
* Wilayah Indonesia yang bentuk luarnya memanjang, berbentuk (rinci) negara kepulauan. Wilayah yang memanjang dapat berbentuk masif atau bentuk lainnya, akan tetapi bentuk wilayah kita berupa himpunan pulau-pulau.
Baik bentuk luar maupun bentuk rinci, keduanya merupakan unsur interpretasi citra yang penting. Banyak bentuk yang khas sehingga memudahkan pengenalan obyekobjek pada citra.
 
Contoh pengenalan obyekobjek berdasarkan bentuk
* Gedung [[sekolah]] pada umumnya berbentuk huruf I, L, U, atau berbentuk empat segi panjang
* Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon pinus berbentuk kerucut, dan tajuk bambu berbentuk bulu-bulu
* Gunungapi berbentuk kerucut, sedang bentuk kipas alluvial seperti segi tigasegitiga yang alasnya cembung
* Batuan resisten membentuk topografi kasar dengan lereng terjal bila pengikisannya telah berlangsung lanjut
* Bekas ''meander'' sungai yang terpotong dapat dikenali sebagai bagian rendah yang berbentuk tapal kuda
 
{{wide image|stadionbola.jpg|900px|<center>Stadion sepak bola yang berbentuk elips</center>}}
 
=== Ukuran ===
: Ukuran ialah atribut obyekobjek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena ukuran obyekobjek pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya.
Contoh pengenalan obyekobjek berdasarka ukuran:
* Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah mukim, kantor, atau industri. Rumah mukim umumnya lebih kecil bila dibanding dengan kantor atau industri.
* Lapangan olah ragaolahraga di samping dicirikan oleh bentuk segi empat, lebih dicirikan oleh ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m bagi lapangan [[sepak bola]], sekitar 15 m x 30 m bagi lapangan [[tenis]], dan sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan [[bulu tangkis]].
* Nilai [[kayu]] di samping ditentukan oleh jenis kayunya juga ditentukan oleh volumenya. Volume kayu bisa ditaksir berdasarkan tinggi pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya, dan diameter batang pohon.
 
=== Tekstur ===
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok obyekobjek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang.
Contoh pengenalan obyekobjek berdasarkan tekstur:
* Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.
* Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur sedang, dan tanaman pekarangan bertekstur kasar .
Baris 51 ⟶ 56:
 
=== Pola ===
Pola, tinggi, dan bayangan pada peta dikelompokkan ke dalam tingkat kerumitan tertier. Tingkat kerumitannya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur interpretasi citra. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyekobjek bentukan manusia dan bagi beberapa obyekobjek alamiah.
Contoh:
* Pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis batuan. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Pola aliran yang padat mengisyaratkan peresapan air kurang sehingga pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran dendritik mencirikan jenis tanah atau jenis batuan serba sama, dengan sedikit atau tanpa pengaruh lipatan maupun patahan. Pola aliran dendritik pada umumnya terdapat pada batuan endapan lunak, tufa vokanik, dan endapan tebal oleh gletser yang telah terkikis (Paine, 1981)
Baris 59 ⟶ 64:
=== Bayangan ===
 
: Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyekobjek yang berada di daerah gelap. ObyekObjek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyekobjek yang justru lebih tampak dari bayangannya.
Contoh:
* Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang dipasang tinggi lebih tampak dari bayangannya.
Baris 66 ⟶ 71:
 
=== Situs ===
: Bersama-sama dengan asosiasi, situs dikelompokkan ke dalam kerumitan yang lebih tinggi pada Gambar diatas. Situs bukan merupakan ciri obyekobjek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. Situs diartikan dengan berbagai makna oleh para pakar, yaitu:
* Letak suatu obyekobjek terhadap obyekobjek lain di sekitarnya (Estes dan Simonett, 1975). Di dalam pengertian ini, Monkhouse (1974) menyebutnya situasi, seperti misalnya letak kota (fisik) terhadap wilayah kota (administratif), atau letak suatu bangunan terhadap parsif tanahnya. Oleh van Zuidam ([[1979]]), situasi juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu daerah atau wilayah terhadap sekitarnya. Misalnya letak iklim yang banyak berpengaruh terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi.
* Letak obyekobjek terhadap bentang darat (Estes dan Simonett, [[1975]]), seperti misalnya situs suatu obyekobjek di rawa, di puncak bukit yang kering, di sepanjang tepi sungai, dsb. Situs semacam ini oleh van Zuidam (1979) disebutkan situs topografi, yaitu letak suatu obyekobjek atau tempat terhadap daerah sekitarnya.
 
Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh faktor situs, seperti:
* beda tinggi,
* kecuraman lereng,
* keterbukaan terhadap sinar,
* keterbukaan terhadap angin, dan
* ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun proses atau perujudan lainnya.
 
Baris 84 ⟶ 89:
 
=== Asosiasi ===
: Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyekobjek yang satu dengan obyekobjek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyekobjek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyekobjek lain.
Contoh:
* Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat persegi panjang serta dengan ukurannya sekitar 80 m x 100 m, lapangan sepak bola di tandai dengan adanya gawang yang situsnya pada bagian tengah garis belakangnya. Lapangan sepak bola berasosiasi dengan gawang. Kalau tidak ada gawangnya, lapangan itu bukan lapangan sepak bola. Gawang tampak pada foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar.
* [[Stasiun kereta api]] berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
* Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang relatif besar serta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga ditandai dengan asosiasinya terhadap lapangan olah ragaolahraga. Pada umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya lapangan olah ragaolahraga di dekatnya. <ref>[{{Cite web |url=http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/unsur-interpretasi-citra.html] |title=Unsur Interpretasi Citra |access-date=2011-09-09 |archive-date=2020-08-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200808204301/http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/unsur-interpretasi-citra.html |dead-url=no }}</ref>
 
== Daftar Pustaka ==
* Jensen, John R. ''Remote Sensing of the Environment'', Prentice Hall, 2000
 
== Referensi ==
{{reflist}}
*Jensen, John R. ''Remote Sensing of the Environment'', Prentice Hall, 2000
 
[[Kategori: Fotografi udara]]
[[Kategori: Penginderaan jauh]]