Nuruddin al-Raniri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahir Hassan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak diperlukan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(79 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove|date=Oktober 2018}}
{{rapikan}}
{{Infobox Ulama Muslim
|notability = Syekh Nuruddin ar-Raniri
|image = Berkas:Nuruddin ar-Raniry.png
|caption = Syekh Nuruddin bin Ali ar-Raniry al-Quraisyi
<!-- -------------- -->
|glr_islam_dpn = [[Syekh]]
|gelar_aka_dpn =
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan =
|gelar_adat =
|gelar_lainnya1 =
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- -------------- -->
|jalur_ayah = Ibnu 'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi
|kunya =
|name = Nuruddin Muhammad bin Ali
|nama_arabic =
|nisbah = ar-Raniry al-Quraisyi
|nama_lainnya =
<!-- -------------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir = Ranir
|negara_dilahirkan = India {{negara|India}}
|nama_ayah =
|nama_ibu =
|nama_lahir =
|hari_lahir =
<!-- -------------- -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m = 21
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = September
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1658
|hari_dimakamkan =
|tempat_makam =
|negara_makam =
}}
 
'''Ar Raniri''' (lengkap: ''Syeikh[[Syekh]] Nuruddin Muhammad ibnu 'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi'')' atau populer dengan nama ''' Syekh Nuruddin Al-Raniri''' adalah ulama penasehat [[Kesultanan Aceh]] pada masa kepemimpinan [[Sultan Iskandar ThaniTsani]]. (Iskandar II).
 
ArSyekh RaniriNuruddin diperkirakan lahir sekitar akhir abad ke-16 di kota [[Ranir]], [[India]], dan wafat pada [[21 September]] [[1658]]. Pada tahun [[1637]], Ar Raniriia datang ke [[Aceh]], dan kemudian menjadi [[penasehat kesultanan]] di sana hingga tahun [[1644]].
 
== Pengetahuan yang dikuasai ==
Ar Raniri memiliki pengetahuan luas yang meliputi tasawuf, kalam, fikih, hadis, sejarah, dan perbandingan agama. Selama masa hidupnya, ia menulis kurang-lebih 29 kitab, dan namanya kini diabadikan sebagai nama perguruan tinggi agama (IAIN) di [[Banda Aceh]].
Ar Raniri memiliki [[pengetahuan]] luas yang meliputi [[sufisme]], [[kalam]], [[fikih]], [[hadits]], [[sejarah]], dan [[perbandingan agama]].<ref>{{Cite journal|last=Majid|first=Abdul|date=2015-10-11|title=Karakteristik Pemikiran Islam Nuruddin Ar-Raniry|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/view/3990|journal=Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin|language=id|volume=17|issue=2|pages=179–190|doi=10.22373/substantia.v17i2.3990|issn=2356-1955}}</ref> Selama masa hidupnya, ia menulis kurang-lebih 29 [[kitab]], yang paling terkenal adalah [[Bustanus Salatin|"Bustanus al-Salatin"]].<ref>{{Cite journal|last=Musyaffa|first=Musyaffa|date=2018|title=Pemikiran dan gerakan dakwah syeikh nuruddin ar-raniry|url=https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/syiar/article/view/1571|journal=Jurnal Ilmiah Syi'ar|language=en-US|volume=18|issue=1|pages=72–90|doi=10.29300/syr.v18i1.1571|issn=2685-2934}}</ref> Namanya kini diabadikan sebagai nama [[perguruan tinggi agama]] ([[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry|UIN Ar-Raniry]]) di [[Banda Aceh]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
== Guru ==
Ar-Raniri berperan penting saat berhasil memimpin ulama Aceh menghancurkan ajaran tasawuf falsafinya [[Hamzah Fansuri]] yang di khuatiri dapat merusak akidah umat Islam awam terutama yang baru memeluknya. Tasawuf falsafi berasal dari ajaran [[Al-Hallaj]], [[Ibn 'Arabi]], dan [[Suhrawardi]], yang khas dengan doktrin Wihdatul Wujud (Menyatunya Kewujudan) di mana sewaktu dalam keadaan ''sukr'' ('mabuk' dalam kecintaan kepada Allah Ta'ala) dan ''fana' fi''llah ('hilang' bersama Allah), seseorang wali itu mungkin mengeluarkan kata-kata yang pada zahirnya sesat atau terkeluar dari syariat Islam.
Dia di katakan telah berguru dengan Sayyid [[Umar Abu Hafs]] b Abdullah Basyeiban yang di India lebih dikenal dengan Sayyid [[Umar Al-Idrus]] adalah [[khalifah Tariqah Al-Idrus BaAlawi]] di India.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ar-Raniri juga telah menerima Tariqah [[Rifaiyyah]] dari gurunya yang bernama [[Ahmad ar-Rifa'i]]
 
.<ref>{{Cite book|last=Munawir|date=2019|url=http://digilib.uinkhas.ac.id/612/1/20%20tokoh%20tasawuf.pdf|title=20 Tokoh Tasawuf Indonesia dan Dunia|location=Temanggung|publisher=CV Raditeens|isbn=978-623-7456-30-8|editor-last=Suheri dan Fitria H., R.|pages=71|url-status=live}}</ref> Selain itu, ia menerima tarekat [[Qodiriyyah]] dari [[guru]] dia.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Maka oleh mereka yang tidak mengerti hakikat ucapan-ucapan tersebut, maka dapat membahayakan akidah dan menimbulkan fitna pada masyarakat Islam. Kerna individu-individu tersebut ''syuhud'' ('menyaksikan') hanya Allah sedang semua ciptaan termasuk dirinya sendiri tidak wujud dan kelihatan. Maka di katakan wahdatul wujud kerna yang wajib wujudnya itu hanyalah Allah Ta'ala sedang para makhluk tiada kewajiban untuk wujud tanpa kehendak Allah. Sama seperti bayang-bayang pada pewayangan kulit.
 
Putera Abu Hafs yaitu [[Sayyid]] [[Abdul Rahman Tajudin]] yang datang dari [[Balqeum]], [[Karnataka]], [[India]] pula telah bernikah setelah berhijrah ke [[Jawa]] dengan Syarifah Khadijah, puteri Sultan Cirebon dari keturunan [[Sunan Gunung Jati]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
Konstruksi wahdatul wujud ini jauh berbeda malah dapat dikatakan berlawanan dengan faham 'manunggaling kawula lan Gusti'. Kerna pada konsep 'manunggaling kawula lan Gusti', dapat di ibaratkan umpama bercampurnya wedang kopi sama susu-- maka substansi dua-duanya sesudah menyatu adalah berbeda dari sebelumnya. Sedangkan pada faham wahdatul wujud, dapat di umpamakan seperti satu tetesan air murni pada hujung jari yang di celupkan ke dalam lautan air murni. Sewaktu itu, tidak dapat dibedakan air pada hujung jari dari air lautan. Kerna semuanya 'kembali' kepda Allah.
 
== Peranan di Aceh ==
Maka pluralisme (menyamakan semua agama) menjadi lanjutan terhadap gagasan begini dimana yang penting dan utama adalah Pencipta, dan semua ciptaan adalah sama-- hadir di alam mayapada hanya kerna kehendak Allah Ta'ala.
Ar-Raniri berperan penting saat berhasil memimpin [[ulama]] Aceh menghancurkan ajaran tasawuf falsafinya [[Hamzah al-Fansuri]] yang dikhawatirkan dapat merusak [[akidah]] umat Islam awam terutama yang baru memeluknya.{{Bio muslim butuh rujukan}} Tasawuf falsafi berasal dari ajaran [[Al-Hallaj]], [[Ibn 'Arabi]], dan [[Suhrawardi]], yang khas dengan [[doktrin]] [[Wihdatul Wujud]] (Menyatunya Kewujudan) di mana sewaktu dalam keadaan ''sukr'' ('mabuk' dalam kecintaan kepada Allah Ta'ala) dan ''fana' fi''llah ('hilang' bersama Allah), seseorang wali itu mungkin mengeluarkan kata-kata yang lahiriahnya atau menyimpang dari syariat Islam.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Maka oleh mereka yang tidak mengerti hakikat ucapan-ucapan tersebut, dapat membahayakan akidah dan menimbulkan fitnah pada masyarakat Islam. Karena individu-individu tersebut ''syuhud'' ('menyaksikan') hanya Allah sedang semua ciptaan termasuk dirinya sendiri tidak wujud dan kelihatan.{{Bio muslim butuh rujukan}} Maka dikatakan wahdatul wujud karena yang wajib wujudnya itu hanyalah Allah Ta'ala sedang para makhluk tidak berkewajiban untuk wujud tanpa kehendak Allah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sama seperti bayang-bayang pada pewayangan kulit.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Maka faham ini, tanpa dibarengi dengan pemahaman dan kepercayaan syariat, dapat memesongkan akidah. Pada zaman dahulu, para waliullah di negara-negara Islam Timur Tengah sering, apabila di dalam keadaan begini, di anjurkan untuk tidak tampil di khalayak ramai.
 
Konstruksi wahdatul wujud ini jauh berbeda malah dapat dikatakan berlawanan dengan paham 'manunggaling kawula lan Gusti'.{{Bio muslim butuh rujukan}} Karena pada konsep 'manunggaling kawula lan Gusti', dapat diibaratkan umpama bercampurnya kopi dengan susu—maka substansi dua-duanya sesudah menyatu adalah berbeda dari sebelumnya.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sedangkan pada paham wahdatul wujud, dapat di umpamakan seperti satu tetesan air murni pada ujung jari yang dicelupkan ke dalam lautan air murni. Sewaktu itu, tidak dapat dibedakan air pada ujung jari dari air lautan. Karena semuanya 'kembali' kepada Allah.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Tasawuf falsafi diperkenalkan di Nusantara oleh Fansuri dan [[Sitti Jenar]]. Sitti Jenar kemudian dieksekusi mati oleh dewan wali [[(Wali Songo)]]. Ini adalah hukuman yang akur bagi pelanggaran syariat, manakala hakikatnya hanya Allah yang dapat maha mengetahui.
 
Maka pluralisme (paham yang menghargai adanya perbedaan dalam suatu masyarakat ) menjadi lanjutan terhadap gagasan bahwa yang penting dan utama adalah Pencipta, dan semua ciptaan adalah sama yakni hadir di alam mayapada hanya karena kehendak Allah Ta'ala.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Al-Hallaj setelah di pancung lehernya, badannya masih dapat bergerak, dan lidahnya masih dapat berzikir. Darahnya pula mengalir mengeja asma Allah-- ini semua karamah untuk mempertahankan namanya.
 
Maka paham ini, tanpa dibarengi dengan pemahaman dan kepercayaan syariat, dapat membelokkan akidah. Pada zaman dahulu, para waliullah di negara-negara Islam Timur Tengah sering, apabila di dalam keadaan begini, dianjurkan untuk tidak tampil di khalayak ramai.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Di Jawa, tasawuf falsafi bersinkretisme dengan aliran kebatinan dalam ajaran Hindu dan Budha sehingga menghasilkan ajaran kejawen.
 
Tasawuf falsafi diperkenalkan di Nusantara oleh Fansuri dan Syekh [[Siti Jenar]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Syekh Siti Jenar kemudian diberi [[hukuman mati]] oleh [[Sunan Giri]] selaku salah satu anggota [[Wali Songo]] di lingkup Kesultanan Demak.<ref>{{Cite book|last=Syakur|first=Abd.|date=2021|url=https://repository.um.ac.id/1523/1/Ringkasan%20Buku%20Tarekat%20dan%20Gerakan%20Sosial%20Keagamaan.pdf|title=Tarekat dan Gerakan Sosial Keagamaan: Dinamika Tarekat Shiddiqiyyah di Indonesia|publisher=Arti Bumi Intaran|isbn=978-623-6864-20-3|editor-last=Nasih|editor-first=Ahmad Munjin|pages=31-32|url-status=live}}</ref> Ini adalah hukuman yang disepakati bagi pelanggaran syariat, manakala hakikatnya hanya Allah yang dapat maha mengetahui.{{Bio muslim butuh rujukan}}
[[Ronggowarsito]] (Bapak Kebatinan Indonesia) dianggap sebagai penerus Siti Jenar. Karya-karyanya, seperti Suluk Jiwa, Serat Pamoring Kawula Gusti, Suluk Lukma Lelana, dan Serat Hidayat Jati, sering diaku-aku Ronggowarsito berdasarkan kitab dan sunnah. Namun banyak terdapat kesalahan tafsir dan transformasi pemikiran dalam karya-karyanya itu. Ronggowarsito hanya mengandalkan terjemahan buku-buku tasawuf dari bahasa Jawa dan tidak melakukan perbandingan dengan naskah asli bahasa Arab. Tanpa refrensi kepada kitab-kitab Arab yang di tulis oleh ulama ahli syariat dan hakikat yang mu'tabar seperti Syeikh Abdul Qadir Jailani dan Ibn 'Arabi, maka ini adalah sangat merbahaya.
 
Al-Hallaj setelah dipancung lehernya, badannya masih dapat bergerak, dan lidahnya masih dapat [[berzikir]]. Darahnya pula mengalir mengeja asma Allah—ini semua karamah untuk mempertahankan namanya.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Ar-Raniri di katakan telah bingkas kembali ke India setelah beliau di kalahkan oleh dua orang murid Hamzah Fansuri pada suatu perdebatan umum. Ada riwayat mengatakan beliau meninggal di India.
 
Di [[Jawa]], [[tasawuf falsafi]] bersinkretisme dengan [[aliran kebatinan]] dalam ajaran [[Hindu]] dan [[Budha]] sehingga menghasilkan ajaran kejawen.{{Bio muslim butuh rujukan}}
[[category:Cendekiawan Muslim]]
 
[[Ronggowarsito]] (Bapak Kebatinan Indonesia) dianggap sebagai penerus Siti Jenar. Karya-karyanya, seperti Suluk Jiwa, Serat Pamoring Kawula Gusti, Suluk Lukma Lelana, dan Serat Hidayat Jati, sering diaku-aku Ronggowarsito berdasarkan kitab dan sunnah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Namun banyak terdapat kesalahan tafsir dan transformasi pemikiran dalam karya-karyanya itu.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ronggowarsito hanya mengandalkan terjemahan buku-buku tasawuf dari bahasa Jawa dan tidak melakukan perbandingan dengan naskah asli bahasa Arab.{{Bio muslim butuh rujukan}} Tanpa referensi kepada kitab-kitab Arab yang ditulis oleh ulama ahli [[syariat]] dan [[hakikat]] yang mu'tabar seperti [[Syeikh Abdul Qadir Jailani]] dan [[Ibn 'Arabi]], maka ini adalah sangat berbahaya.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Ar-Raniri dikatakan pulang kembali ke India setelah dia dikalahkan oleh dua orang murid Hamzah Fansuri pada suatu perdebatan umum. Ada riwayat mengatakan dia meninggal di [[India]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
== Karya-karyanya ==
* ''[[Bustan al-Salatin]]'' (''Taman Raja-raja'')
* ''[[Shiratal Mustaqim]]'' (''Jalan yang Lurus'')
* ''[[Darul Fawaid Fi Syarah Al 'Aqaid]]''
* [[Fawaid Al Bahiyah]]
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* Sosok ulama Syekh Nur Al-Din Al-Raniri di [http://www.cybermq.com/ cyberMQ.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070601041222/http://www.cybermq.com/ |date=2007-06-01 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/240/topikutama-240.html (Bag. 1)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071023111245/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F240%2Ftopikutama-240.html |date=2007-10-23 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/243/topikutama-243.html (Bag. 2)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071030053651/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F243%2Ftopikutama-243.html |date=2007-10-30 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/245/topikutama-245.html (Bag. 3)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210315163736/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F245%2Ftopikutama-245.html |date=2021-03-15 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/247/topikutama-247.html (Bag. 4)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071009124139/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F247%2Ftopikutama-247.html |date=2007-10-09 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/250/topikutama-250.html (Bag. 5)]
 
{{Ulama Aceh}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
 
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Sastra Melayu]]
[[Kategori:Kematian 1658]]
[[Kategori:India-Indonesia]]
[[Kategori:Kesultanan Aceh]]
[[Kategori:Ahli fikih Indonesia]]
[[Kategori:Ahli hadis Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-11 H]]
[[Kategori:Ulama Aceh]]
[[Kategori:Ulama Nusantara]]
[[Kategori:Setanis]]