Agresi Militer Belanda I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(140 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Military Conflict
| conflict = Agresi Militer Belanda I<br />''{{Nobold|Operatie Product}}''
| partof = [[
| image = [[File:Ambarawa waar de Republiek opnieuw probeert de bevolking van Indonesië te veron, Bestanddeelnr 3920.jpg|120px]] [[File:Cheribon-sectorHuizen branden, Bestanddeelnr 286-1-5.jpg|120px]] [[File:Cheribon een der vernielde havenloodsen van Tegal, Bestanddeelnr 4576.jpg|120px]] [[File:8 (IV) Bataljon Stoottroepen in Batoeradja in Zuid-Sumatra, Bestanddeelnr 320-1-2.jpg|120px]]
| caption = '''Searah jarum jam dari kiri atas:'''<br>
*Pasukan Belanda di [[Ambarawa]]
*Pembakaran rumah sektor di [[Cirebon|Cheribon]]
|place=[[Jawa]], [[Sumatera]]▼
*Pasukan Kejut Batalyon di [[Baturaja|Baturadja]], Sumatera Selatan
*Salah satu gudang pelabuhan [[Tegal]] yang hancur
| date = {{start and end dates|1947|07|21|1947|08|05|df=y}}
| result = Kemenangan Belanda
|
| combatant2 = {{flag|Netherlands|size=20px}}
|commander2={{negara|Belanda}} [[Simon Hendrik Spoor]]▼
| commander1 = {{ubl|[[Soedirman]]|[[Oerip Soemohardjo]]}}
|
| strength2 = ~120,000
| campaignbox =
| territory = Pasukan Belanda merebut kembali pusat perekonomian Sumatra dan Pelabuhan Jawa
| units2 = 3 Divisi di Jawa, 3 Brigade di Sumatra
}}
{{Commonscat|Politionele acties|Operatie Product}}▼
== Latar belakang ==
Kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya menyebabkan Belanda harus meninggalkan Indonesia pada tahun 1942. Setelah itu, Indonesia dijajah oleh Jepang hingga pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan Kemerdekaannya. Pada tanggal 23 Agustus 1945, [[Pasukan Sekutu]] dan [[NICA]] mendarat di Sabang, Aceh. Mereka tiba di Jakarta pada 15 September 1945. Selain membantu Sekutu untuk melucuti tentara Jepang yang tersisa, NICA di bawah pimpinan van Mook atas perintah Kerajaan Belanda membawa kepentingan lain, yaitu menjalankan pidato [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wilhelmina]] terkait konsepsi kenegaraan di Indonesia.Pidato pada tanggal 6 Desember 1942 melalui siaran radio menyebutkan bahwa di kemudian hari akan dibentuk sebuah persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia (Indonesia) di bawah naungan [[Kerajaan Belanda]].
Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama [[minyak]]. Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer ini sebagai [[Aksi Polisionil]], dan menyatakan tindakan ini sebagai urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Linggajati. Pada saat itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara [[Inggris]] dan tentara [[Australia]].▼
Perjanjian resmi pertama yang dilakukan Belanda dan Indonesia setelah kemerdekaan adalah [[Perundingan Linggarjati]]. [[Hubertus Johannes van Mook|Van Mook]] bertindak langsung sebagai wakil Belanda, sedangkan Indonesia mengutus [[Sutan Syahrir|Soetan Sjahrir]], [[Mohamad Roem|Mohammad Roem]], [[Soesanto Tirtoprodjo|Susanto Tirtoprojo]], dan [[Adnan Kapau Gani|A.K. Gani]]. Inggris sebagai pihak penengah diwakili oleh Lord Killearn. Namun, realisasi di lapangan tidak sepenuhnya berjalan mulus hingga Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 km dari [[Garis Demarkasi Militer|garis demarkasi]]. Pimpinan RI menolak permintaan Belanda tersebut. Pada tanggal 20 Juli 1947, Van Mook menyatakan melalui siaran radio bahwa Belanda tidak terikat lagi pada hasil Perundingan Linggarjati. Kurang dari 24 jam setelah itu, Agresi Militer Belanda I pun dimulai.
▲Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama
== Dimulainya operasi militer ==
Serangan di beberapa daerah, seperti di
Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu
Pada agresi militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus, yaitu ''
Agresi tentara Belanda berhasil merebut daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.
Pada
== Campur tangan PBB ==
Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer yang dilakukan oleh Belanda ke [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]], karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu [[Persetujuan
Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan
▲Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam semua resolusi PBB sejak tahun [[1947]], Dewan Keamanan PBB secara resmi menggunakan nama '''INDONESIA''', dan bukan ''Netherlands Indies''. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 August 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik antara Republik Indonesia dengan Belanda sebagai ''The Indonesian Question''.
Gencatan senjata akhirnya tercipta, akan tapi hanya untuk sementara. Belanda kembali mengingkari janji dalam perjanjian yang disepakati berikutnya dengan menggencarkan operasi militer yang lebih besar pada 19 Desember 1948. operasi militer tersebut dikenal dengan [[Agresi Militer Belanda II]].<ref name=":0" />
== Referensi ==
▲Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan [[gencatan senjata]], dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini awalnya hanyalah sebagai ''Committee of Good Offices for Indonesia'' (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), dan lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, [[Belgia]] yang dipilih oleh Belanda dan [[Amerika Serikat]] sebagai pihak yang [[netral]]. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.
<references />
== Lihat pula ==
▲{{Commonscat|Politionele acties|Operatie Product}}
* [[Agresi Militer Belanda II]]
* [[Aksi Polisionil]]
{{Revolusi Nasional Indonesia}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1947]]
[[Kategori:
[[Kategori:Perang yang melibatkan
[[Kategori:
[[Kategori:Konflik dalam tahun 1947]]
[[Kategori:Belanda dalam tahun 1947]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaan Indonesia]]
|