Kabupaten Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Eri Tanjung (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(215 revisi perantara oleh 78 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{dati2Dati2
| settlement_type = Kabupaten
|nama ={{PAGENAME}}
| translit_lang1_type = [[Jawi]] Minang
|propinsi =[[Sumatra Barat]]
| translit_lang1_type1 = Alfabet Minang
|ibukota =[[Painan]]
| nama = Kabupaten Pesisir Selatan
|luas =5749.89
| propinsi = [[Sumatera Barat]]
|penduduk =400000
| ibukota = [[Painan, IV Jurai, Pesisir Selatan|Painan]]
|kepadatan =
| julukan = Negeri Sejuta Pesona
|kecamatan = 12
| motto = Bersatu membangun Pesisir Selatan Maju <ref>{{Cite web |url=https://berita.pesisirselatankab.go.id/page/detail/lambang-daerah#:~:text=Motto%20daerah%20Kabupaten%20Pesisir%20Selatan%20%22Bersatu%20Membangun%20Pessel%20Maju%22. |title=Salinan arsip |access-date=2019-12-24 |archive-date=2022-05-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220518103258/https://berita.pesisirselatankab.go.id/berita/detail/pessel-punya-motto-baru-kerjaku-membangun-pesisir-selatan |dead-url=no }}</ref>
|kelurahan = 76[[nagari]]/[[desa]]
| lambang = Coat of arms of Pesisir Selatan Regency.svg
|kodearea = 0756
|motto peta = Lokasi Sumatera Barat = [[Tekatku MembangunKabupaten Pesisir Selatan]].svg
| translit_lang1_info = ڤاسيسيا سلاتان
|lambang =[[Berkas:Coat of arms of Pesisir Selatan Regency.svg|150px]]
| translit_lang1_info1 = Pasisia Selatan
|peta =[[Berkas:Lokasi Sumatera Barat Kabupaten Pesisir Selatan.svg|300px]]
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|koordinat =
|perrow = 1/2/2
| dau = Rp. 514.412.081.000,-
|image1=Jalan baru mandeh.jpg
| dauref =(2011)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/|title=Perpres No. 6 Tahun 2011|date=2011-02-17|accessdate=2011-05-23}}</ref>
|image2=Jembatan Akar Sumbar.jpg
|web =http://www.pesisirselatan.go.id
|image3=Rumah Gadang di Nagari Lunang.jpg
|dasar hukum =-
|image4=Painan Pesisir Selatan.jpg
|tanggal =-
|image5=Pulau Setan Pessel.jpg
|kepala daerah = [[Bupati]]
}}
|nama kepala daerah = H. [[Nasrul Abit]]
| caption = '''Dari atas, ke bawah:''' [[Mandeh|Kawasan Wisata Mandeh Pesisir Selatan]], [[Jembatan akar|Jembatan Akar Bayang]], [[Museum Mande Rubiah|Rumah Gadang Mandeh Rubiah]], [[Pantai Carocok|Masjid Terapung Samudera Illahi]], [[Pulau Setan Gadang|Pulau Setan Tarusan]]
| dasar hukum = UU Nomor 12 Tahun 1956<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=6 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| tanggal = 19 Maret 1956<ref name="UU"/>
| koordinat =
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[Rusma Yul Anwar]]
| wakil kepala daerah = Wakil Bupati
| nama wakil kepala daerah = ''lowong''
| Sekretaris Daerah =
| nama sekretaris daerah = Mawardi Roska
| ketua DPRD =
| luas = 5749,89
| penduduk = 515549
| penduduktahun = [[2021]]
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
| kepadatan = 90
| agama = [[Islam]] 99,79%<br> [[Kristen]] 0,20%<br>- [[Protestan]] 0,16%<br>- [[Katolik]] 0,04%<br> [[Hindu]] 0,01%<ref name="DUKCAPIL"/>
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa Kerinci|Kerinci]]
| kecamatan = 15
| nagari = 182
| kodearea = 0756,0757
| nomor_polisi = BA ''xxxx'' G**/Z**
| dau = Rp 689.380.494.000.- (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
| IPM = {{increase}} 72,02 ([[2024]])<br>{{fontcolor|green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=6 Desember 2021|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201065917/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=no}}</ref>
| web = {{url|pesisirselatankab.go.id}}
}}
 
'''Kabupaten Pesisir Selatan''' ({{lang-min|Pasisia Salatan}}; [[Jawi]], ڤاسيسيا سلاتان) adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89 km&sup2nbsp;km² dan populasi 400pada tahun [[2021]] sebanyak 515.000549 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=6 Desember 2021|format=Visual|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211227/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref> [[Ibu kotanyakota]] ialahPesisir Selatan berada di kecamatan IV Jurai, tepatnya di [[Painan]].
 
== Batas WilayahGeografis ==
Kabupaten Pesisir Selatan terletak di pinggir pantai, dengan garis pantai sepanjang 218 kilometer Topografinya terdiri dari dataran, gunung dan perbukitan yang merupakan perpanjangan gugusan [[Bukit Barisan]]. Berdasarkan penggunaan lahan, 45,29 persen wilayah terdiri dari hutan, termasuk kawasan [[Taman Nasional Kerinci Seblat]], Cagar Alam Koto XI Tarusan, dan rawa gambut.<ref name="dhakidae">{{cite book|title=Profil Daerah: Kabupaten dan Kota Jilid 2|editor=Daniel Dhakidae|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2003|pages=122-125|ISBN=979-709-054-x}}</ref>
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
 
=== Batas wilayah ===
Secara administratif, kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara = [[Kota Padang|Padang]]
|selatan = [[Kabupaten Mukomuko|Mukomuko]]
|barat = [[Samudra Hindia]]
|timur = [[Kabupaten Solok|Solok]], [[Kabupaten Solok Selatan|Solok Selatan]], [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]], dan [[Kota Sungai Penuh|Sungai Penuh]]
}}
 
== Sejarah ==
Nama ''Pesisir Selatan'' berasal dari nama daerah ini pada masa penjajahan [[Hindia Belanda|Belanda]], ''afdeling zuid beneden landen'' (dataran rendah bagian selatan). Ketika itu, pada tahun 1903, wilayah Bandar Sepuluh Inderapura dan Kerinci menjadi ''afdeeling'' yang dipimpin [[asisten residen]] yang berkedudukan di [[Inderapura, Pesisir Selatan|Inderapura]] sebagai pusat pemerintahan.
 
Melalui UU no 12 Tahun 1956 daerah ini menjadi kabupaten Pesisir Selatan Kerinci. Tahun 1957 dengan lepasnya [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]] menjadi kabupaten sendiri di bawah [[Jambi|Provinsi Jambi]], namanya berubah menjadi Pesisir Selatan saja.<ref name="dhakidae" />
Sebelum terbentuknya Provinsi Sumatera Barat, Pesisir Selatan merupakan bagian dari Kabupaten Pesisir Selatan dan Kerinci (PSK) periode Sumatera Tengah.
 
=== Sebelum 1500 M ===
Jauh dimasa silam, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat yang terdiri dari rawa-rawa dataran rendah dan bebukitan yang belum berpenghuni. Kalaupun ada penghuni jumlahnya sangat sedikit dan besar kemungkinan mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai [[Orang Rupit]] pelarian dari daerah Sungai Pagu Muara Labuh dan sekitarnya. Kemudian beberapa ratus tahun kemudian barulah datang orang-orang dari ''darek'' ([[Luhak]]) menempati wilayah ini dan juga dari arah selatan ([[Bengkulu]], [[Jambi]] dan [[Palembang]]). Dari darek sendiri ada dua daerah asal yaitu Kubuang Tigo Baleh dan Sungai Pagu Muaro Labuh.
Sebelum Abad ke-16, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat yang terdiri dari rawa-rawa dataran rendah dan bebukitan yang sudah berpenghuni. Penghuninya waktu itu masih sangat sedikit. Mereka berasal dari berbagai negeri asal. Mereka tinggal di sepanjang pesisir pantai sebagai nelayan. Sebagian mereka datang dari pedalaman Sumatra atau hulu sungai Batang Hari. Sebagian lagi penyebaran dari daerah Indojati atau Air Pura. Dan sebagian dari mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai [[Orang Rupit]] pelarian dari daerah Sungai Pagu [[Muara Labuh]] dan sekitarnya yang kemudian menyeberang ke Pulau Pagai.
 
Dipercaya sebelum abad 16 di mana pada era ini banyak terjadi ekspansi dan migrasi dari masyarakat Darek (''Luhak Nan Tigo'') ke berbagai daerah yang disebut rantau, diduga kuat wilayah Pesisir Selatan Tarusan Bayang dan Bandar Sepuluh sudah didiami oleh masyarakat dari Inderapura karena kerajaan Teluk Air Pura sudah eksis semenjak abad 9 Masehi, sementara [[kerajaan Sungai Pagu]] baru berdiri pada abad 17 Masehi, begitupula [[kerajaan Pagaruyung]] yang juga baru berdiri pada abad 17.{{butuh rujukan}}
Penduduk dari Kecamatan XI Koto Tarusan dan Kecamatan Bayang secara historis umumnya berasal [[Luhak Kubuang Tigo Baleh]] terutama dari nagari Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau [[Kabupaten Solok]] sekarang dan [[Kerajaan Sungai Pagu|Sungai Pagu]], [[Kabupaten Solok Selatan|Solok Selatan]] sekarang. Sebagian nenek moyang [[Nagari]] [[Kerajaan Inderapura|Inderapura]] ada yang berasal dari ''darek'' (Pariangan Padang Panjang, [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]] sekarang). Dan sebagian kecil dari Bengkulu dan Kerinci terutama penduduk [[Tapan]] dan [[Lunang]]{{fact}}
 
=== Tiga Wilayah Utama ===
Pada tahun 1523 di Painan sudah berdiri sebuah surau, lembaga pendidikan agama di Minangkabau. Pada abad 16 ini pula, Pulau Cingkuk di Painan menjadi pelabuhan kapal international yang berjaya sebagai pelabuhan emas Salido.
* [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Tarusan]] -[[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]]-Salido [[Painan, IV Jurai, Pesisir Selatan|Painan]]
* Bandar Sapuluah ([[Batang Kapas, Pesisir Selatan|Batangkapas]]-[[Surantih, Sutera, Pesisir Selatan|Surantih]]-Kambang-Palangai-[[Air Haji, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Air Haji]])
* [[Renah Indojati]] ([[Inderapura]]-[[Tapan]]-[[Lunang]]-[[Silaut]])
 
==== Tarusan-Bayang-Salido Painan ====
Pada tahun 1660, Belanda pernah berkeinginan untuk memindahkan kantor perwakilan mereka dari Aceh ke Kota Padang dengan alasan lokasi dan udara yang lebih baik namun keinginan ini ditolak oleh penguasa kota Padang hingga akhirnya mereka berkantor di Salido.
Nenek moyang [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Koto XI Tarusan]] umumnya berasal dari nagari [[Koto Gadang Guguak, Gunung Talang, Solok|Koto Gadang Guguak]](dalam wilayah [[Luak Kubuang Tigo Baleh]], Solok sekarang) dan sebagian kecil merupakan ekspansi dari orang Bayang. Nenek moyang Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (Bayang Utara) berasal dari 3 nagari di Kubuang Tigo Baleh ([[Solok]] sekarang) yaitu: [[Muaro Paneh, Bukit Sundi, Solok|Muaro Paneh]], [[Kinari, Bukit Sundi, Solok|Kinari]] dan [[Koto Anau]].
 
Nenek moyang IV Jurai (Lumpo, Sago, Salido dan Painan) sebagian merupakan ekspansi dari Bayang (Lumpo, Sago dan Salido) dan sebagian merupakan ekspansi dari Batangkapeh (Bandar Sepuluh) yaitu Salido dan Painan. Namun Painan merupakan daerah yang dihuni oleh berbagai pendatang dari berbagai arah, dari utara maupun selatan. Salido merupakan daerah yang sangat makmur pada abad 17 hingga 18 karena aktifnya penambangan emas yang terdapat disini. Sekarang penambangan batubara juga mulai aktif di Salido.
Perjanjian Painan pada tahun 1663 yang diprakarsai oleh Groenewegen yang membuka pintu bagi Belanda untuk mendirikan loji di kota Padang, selain kantor perwakilan mereka di Tiku dan Pariaman. Dengan alasan keamaman kantor perwakilan di kota Padang dipindahkan ke pulau Cingkuk hingga pada tahun 1667 dipindahkan lagi ke kota Padang. Bangunan itu terbakar pada tahun 1669 dan dibangun kembali setahun kemudian.
 
==== Bandar Sapuluah ====
Masyarakat Bayang pernah terlibat dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda selama lebih kurang satu abad yaitu dimulai pada tahun 1663 sampai 1771.
Nenek moyang Bandar Sepuluh umumnya dipercaya merupakan perantau dari Sungai Pagu ([[Solok Selatan]]) pada abad 15. Tapi tidak tertutup kemungkinan sebelum kedatangan mereka, Bandar Sepuluh sudah didatangi dan dihuni oleh masyarakat dari Inderapura dan sekitarnya. Disebut Bandar Sepuluh karena pada masa jaya-jayanya di wilayah ini terdapat sepuluh bandar atau dermaga ("Labuhan" dalam istilah setempat). Masing-masing nagari mempunyai dua dermaga yang terdapat di muara sungai-sungai besar di wilayah Bandar Sepuluh.
 
==== Renah Indojati ====
Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau. Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.
Inderapura merupakan kedudukan sebuah kerajaan maritim terbesar di pantai barat Sumatra dari abad ke 8 sampai abad ke 18 yaitu [[Kerajaan Inderapura]] yang sultannya masih ada sampai sekarang. Inderapura terkenal dengan dua puluh penghulunya yang merupakan perwakilan dari 3 nenek moyang mereka (6 di hilir, 6 di mudik dan 8 dari daerah lain). Inderapura merupakan daerah yang sudah tua, sudah dihuni semenjak abad ke-8 Masehi. Sementara [[Tapan]] terkenal dengan 4 penghulu sukunya sehingga disebut Basa Ampek Balai. Masyarakat [[Lunang, Pesisir Selatan|Lunang]] dipercaya eksis semenjak era kesultanan Inderapura dan diduga nenek moyang mereka ekpansi dari masyarakat Inderapura sendiri, atau Sungai Pagu dan daerah sekitarnya. [[Lunang]] juga mulai eksis setelah era kesultanan Inderapura. [[Lunang, Pesisir Selatan|Lunang]] mempunyai 8 orang penghulu suku yang berperan dan berkonsultasi kepada [[Mande Rubiah]] (keturunan [[Bundo Kanduang]]) sebagai yang dituakan dan dihormati di [[Lunang, Pesisir Selatan|Lunang]] dan sekitarnya.
 
=== TonggakMasa Sejarah Pesisir Selatan1500-1700 ===
Pada tahun 1523, di Painan sudah berdiri sebuah surau, lembaga pendidikan agama di Minangkabau. Pada abad 16 ini pula, Pulau Cingkuk di Painan menjadi pelabuhan kapal international yang berjaya sebagai pelabuhan emas Salido.
* 19 Agustus 1621 dengan peristiwa penolakan tegas pembesar Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik imperialisme dan mengarah kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.
* 7 Juni 1663, Perang Bayang (1663-1711), perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan Sumatera Barat, yakni di Pulau Cingkuk tahun 1662.
* 6 Juli 1663, Perjanjian Painan lanjutan dari Sandiwara Batangkapas. Sandiwara menolak kebijakan politik Sultan Iskandar Muda (Aceh) menjaga ketat bahkan hendak menutup kota pantai pelabuhan Samudrapura, Indrapura dalam berdagang lada dan emas.
* 28 Januari 1667, pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau dan Belanda yang salah satu solusinya adalah pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah sub kultur Minangkabau.
* 6 Juni 1701, kemarahan rakyat Pesisir Selatan terhadap tipuan Belanda menawarkan jasa memadamkan huru-hara sebagai mantel praktik imperialism mengarah colonialism, dengan membakar loji VOC di Indrapura.
 
Pada tahun 1660, Belanda pernah berkeinginan untuk memindahkan kantor perwakilan mereka dari [[Aceh]] ke [[Kota Padang]] dengan alasan lokasi dan udara yang lebih baik namun keinginan ini ditolak oleh penguasa kota Padang hingga akhirnya mereka berkantor di Salido.
=== Bandar Sepuluh dan Kerajaan Inderapura ===
 
Perjanjian Painan pada tahun 1663, yang diprakarsai oleh Groenewegen yang membuka pintu bagi Belanda untuk mendirikan loji di kota Padang, selain kantor perwakilan mereka di Tiku dan Pariaman. Dengan alasan keamaman kantor perwakilan di kota Padang dipindahkan ke pulau Cingkuk hingga pada tahun 1667 dipindahkan lagi ke kota Padang. Bangunan itu terbakar pada tahun 1669 dan dibangun kembali setahun kemudian.
Dulu hampir seluruh wilayah kabupaten Pesisir Selatan sekarang merupakan wilayah kekuasaan [[Kerajaan Inderapura]]. Juga pernah dikenal sebagai Banda Sapuluah atau [[Bandar Sepuluh]] karena ia terdiri dari sepuluh kota kecil atau [[bandar]] yang sekarang merupakan [[ibukota]] kecamatan. Tapi Bayang, Sebelas Koto Tarusan, Inderapura, Tapan dan Lunang tidak termasuk kedalam Banda Sapuluah tersebut.{{fact}}
 
Masyarakat Bayang pernah terlibat dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda selama lebih kurang satu abad yaitu dimulai pada tahun 1663 sampai 1771.
Sementara itu Banda Sapuluah merupakan wilayah rantau dari [[Kerajaan Sungai Pagu|Sungai Pagu]], [[Solok Selatan]]{{fact}}
 
=== Masa 1900-1945 ===
Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau. Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.
 
Pasca Perang Paderi, semua wilayah Minangkabau dikuasai oleh pemerintahan kolonialis Hindia Belanda langsung dibawah kendali kerajaan Belanda, bukan lagi melalui VOC. Otomatis sistem pemerintahan di Pesisir Selatan juga mengikuti sistem yang dibangun oleh Belanda. Pemerintahan Adat di Pesisir Selatan juga dirombak oleh pemerintah Hindia Belanda seperti diciptakannya beberapa gelar penghulu yang baru dan menyingkirkan gelar-gelar yang dipegang oleh penghulu adat yang menentang Belanda.
== Kecamatan di Pesisir Selatan ==
 
Bukit Sigarapai di antara Lumpo dan Bayang menjadi saksi perjuangan rakyat Pesisir Selatan yang bergerilya menentang penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan ini, rakyat Pesisir Selatan banyak melakukan "ijok" atau bersembunyi di hutan-hutan.
1. Koto XI Tarusan
 
=== Masa Kemerdekaan Indonesia (1945-sekarang) ===
2. Bayang
* 19 Agustus 1621 dengan peristiwa penolakan tegas pembesar Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik imperialisme dan mengarah kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.
* 7 Juni 1663, Perang Bayang (1663-1711), perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan Sumatera Barat, yakni di Pulau Cingkuk tahun 1662.
* 6 Juli 1663, Perjanjian Painan lanjutan dari Sandiwara Batangkapas. Sandiwara menolak kebijakan politik Sultan Iskandar Muda (Aceh) menjaga ketat bahkan hendak menutup kota pantai pelabuhan Samudrapura, Indrapura dalam berdagang lada dan emas.
* 28 Januari 1667, pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau dan Belanda yang salah satu solusinya adalah pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah sub kultur Minangkabau.
* 6 Juni 1701, kemarahan rakyat Pesisir Selatan terhadap tipuan Belanda menawarkan jasa memadamkan huru-hara sebagai mantel praktik imperialism mengarah colonialism, dengan membakar loji VOC di Indrapura.
 
== Pemerintahan ==
3. IV Nagari Bayang Utara
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Pesisir Selatan}}
{{:Daftar Bupati Pesisir Selatan}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
4. IV Jurai
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan}}
 
=== Kecamatan ===
5. Batang Kapas
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pesisir Selatan}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pesisir Selatan}}
 
Kabupaten Pesisir Selatan meliputi 15 kecamatan:<ref>{{Cite web |url=http://www.pesisirselatankab.go.id/kecamatan |title=Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan |access-date=2016-05-01 |archive-date=2016-04-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160412223110/http://www.pesisirselatankab.go.id/kecamatan |dead-url=yes }}</ref>
6. Sutera
# [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Koto XI Tarusan]] awalnya terdiri dari 11 koto. Sekarang sudah dimekarkan menjadi beberapa Nagari Yaitu: Siguntua, Taratak Sungai Lundang, Barung-Barung Balantai Selatan, Barung-Barung Balantai, Barung-Barung Belantai Timur, Duku, Duku Utara, Batu hampa, Batu hampa Selatan, Nanggalo, Kapuh Utara, Kapuh, Sungai Tawa Taluak Raya, Kampuang Pansua, Ampang Pulai, Pulau Karam, Carocok Anau, Mandeh, Sungai Nyalo Mudik Aia, Sungai Pinang, dan lain-lain].
# [[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]] awalnya disebut sebagai nagari Bayang Nan Tujuh karena terdiri dari tujuh koto, kemudian dimekarkan menjadi beberapa nagari sampai sekarang.
# [[Bayang Utara, Pesisir Selatan|Bayang Utara]] awalnya disebut Koto Nan Salapan, terdiri dari Pulut-pulut, Muaro Air, Pancung Taba, Ngalau Gadang, Limau-limau dan Taratak Nan Tigo (Teleng, Pisang dan Baru).
# [[IV Jurai, Pesisir Selatan|IV Jurai]] terdiri dari Lumpo, Sago, Salido dan Painan tetapi sekarang sudah dimekarkan menjadi beberapa nagari. Disini terletaknya pusat pemerintahan Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu [[Painan]].
# [[Batang Kapas, Pesisir Selatan|Batang Kapas]], merupakan kepala dari Bandar Sepuluh, terdiri dari 5 Nagari Yaitu Nagari IV Koto Hile, Nagari Koto Nan Duo IV Koto Hilie, Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hile, Nagari IV Koto Mudiak, Nagari Taluak.
# [[Sutera, Pesisir Selatan|Sutera]], merupakan singkatan dari 3 nagari: Surantih, Taratak dan Ampiang Parak.
# [[Lengayang, Pesisir Selatan|Lengayang]], terdiri dari dua nagari awal: Kambang dan Lakitan. Kambang merupakan wilayah asal penyebaran dari masyarakat Bandar Sepuluh. Nenek moyang dari Sungai Pagu turun melalui Kambang kemudian menyebar ke utara (Sutera dan Batangkapas) dan sebagian menyebar ke selatan (Ranah Pesisir dan Linggo Sari Baganti).
# [[Ranah Pesisir, Pesisir Selatan|Ranah Pesisir]] terdiri dari nagari Palangai ([[Balai Salasa]]) dan nagari Punggasan.
# [[Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Linggo Sari Baganti]] terdiri dari Punggasan dan [[Air Haji, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Air Haji]], merupakan ekor dari Bandar Sepuluh, berbatasan dengan wilayah Indojati.
# [[Pancung Soal, Pesisir Selatan|Pancung Soal]], berpusat di Inderapura
# [[Airpura, Pesisir Selatan|Airpura]], juga di wilayah Inderapura yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pancung Soal
# [[Basa Ampek Balai Tapan, Pesisir Selatan|Basa Ampek Balai Tapan]], merupakan wilayah tengah dari Indojati. Di [[Tapan]] terdapat persimpangan jalan menuju Kerinci, Sungai Penuh, Padang dan Bengkulu.
# [[Ranah Ampek Hulu Tapan]], juga di wilayah Tapan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan
# [[Lunang Silaut, Pesisir Selatan|Lunang]], tempat berkedudukannya [[Mande Rubiah]]. Sebagian wilayah Lunang adalah daerah transmigrasi.
# [[Silaut, Pesisir Selatan|Silaut]], sebagian besar wilayahnya merupakan lahan transmigrasi. Silaut adalah daerah paling selatan Kabupaten Pesisir Selatan dan Paling Selatan di [[Sumatera Barat]] yang berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Mukomuko]] Provinsi [[Bengkulu]]
 
== Ekonomi ==
7. Lengayang
 
8. Ranah Pesisir
 
9. Linggo Sari baganti
 
10 Pancung Soal
 
11. Basa Ampek Balai Tapan
 
12. Lunang Silaut
 
== Perekonomian ==
Sebagian besar penduduk Pesisir Selatan bergantung pada sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan perdangan. Sementara sumber daya potensial lainnya adalah pertambangan, perkebunan dan pariwisata.
 
Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit mulai berkembang pesat sejak sepuluh tahun terakhir, yang berlokasi di Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek Balai dan Lunang Silaut. Melibatkan beberapa investor nasional dengan pola perkebunan inti dan plasma. Sebuah industri pengota minyak sawit CPO kini sudah berdiri di Kec. Pancung Soal, dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari.
 
== Masakan khasPariwisata ==
Pesisir Selatan memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona. Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasaan wisata ini oleh pemerintah pusat masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) mewakili kawasan barat Indonesia. Kawasan wisata potensial lainnya adalah Jembatan Akar, Water Pall Bayang Sani, Cerocok Beach Painan, Bukit Langkisau, Nyiur Melambai serta sejumlah objek wisata sejarah, seperti Pulau Cingkuak (Cengco), Peninggalan Kerajaan Inderapura dan Rumah Gadang Mandeh Rubiah Lunang. Bila semua potensi pariwisata Pesisir Selatan tersebut dapat diekelola secara profesional tentu akan jadi sumber PAD andalan daerah pada masa mendatang. Untuk itu pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membuka diri selebar lebarnya kepada investor yang berminat menanamkan modatnya di daerah ini.
Di Pesisir selatan dikenal rendang [[lokan]] (sebangsa kerang hijau) bercangkang hitam. Lokan banyak terdapat dimuara sungai Indrapura dengan kedalaman ± 16 m'. Saat pengambilan Lokan penyelam tidak memakai alat bantu sama sekali.{{fact}}
[[File:Pantai Pulau Cubadak, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.jpg|thumb|Pemandangan Pantai di Pesisir Selatan, Sumatera Barat]]
[[File:Puncak Viola, Pesisir, Sumatera Barat 2.jpg|thumb|Pemandangan pulau dan lautan dari Puncak Viola, Pesisir, Sumatera Barat]]
[[File:Hutan Bakau di Pesisir, Sumatera Barat 04.jpg|thumb|Hutan Bakau di Pesisir, Sumatera Barat]]
[[File:Laut dan Kepulauan di Pesisir, Sumatera Barat 06.jpg|thumb|Laut dan Kepulauan di Pesisir, Sumatera Barat]]
[[File:Puncak Batu Kucing, Sumatera Barat 3.jpg|thumb|Pemandangan hutan dan lautan dari Puncak Batu Kucing, Pesisir, Sumatera Barat]]
[[File:Puncak Viola, Pesisir, Sumatera Barat 6.jpg|thumb|Pemandangan pulau dan lautan dari Puncak Viola, Pesisir, Sumatera Barat]]
 
=== Objek Wisatawisata ===
Di Pesisir Selatan banyak terdapat objek wisata baik objek wisata alam maupun wisata sejarah dan budaya. Ada beberapa objek wisata yang terkenal, antara lain:
 
# [[Mandeh]] ([[Koto XI Tarusan]])
Pesisir Selatan memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona. Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasaan wisata ini oleh pemerintah pusat masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) mewakili kawasan barat Indonesia.
# Bendungan Amping Parak Timur (Teratak Panas)
Kawasan wisata potensial lainnya adalah Jembatan Akar, Water Pall Bayang Sani, Cerocok Beach Painan, Bukit Langkisau, Nyiur Melambai serta sejumlah objek wisata sejarah, seperti Pulau Cingkuak (Cengco), Peninggalan Kerajaan Inderapura dan Rumah Gadang Mandeh Rubiah Lunang.
# Pantai Mandeh, Pantai Batu Kalang dan Taluak Sikulo (Tarusan)
Bila semua potensi pariwisata Pesisir Selatan tersebut dapat diekelola secara profesional tentu akan jadi sumber PAD andalan daerah di masa mendatang. Untuk itu pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membuka diri selebar lebarnya kepada investor yang berminat menanamkan modatnya di daerah ini.
# [[Pulau Keong]] (Batang Kapas)
Di Pesisir Selatan banyak terdapat objek wisata baik objek wisata alam maupun wisata sejarah dan budaya.
Ada beberapa objek wisata yang terkenal, antara lain:
# Pantai Mandeh (Tarusan)
# [[Pulau Cubadak]]
[[File:Pantai Pulau Cubadak 9.jpg|thumb|Pantai Pulau Cubadak]]
# Jembatan Akar ([[Nagari Bayang|Bayang]])
[[File:Karang di Pulau Cubadak.jpg|thumb|Foto karang yang ditemukan di sekitar pantai Pulau Cubadak]]
# Jembatan Akar ([[Nagari Bayang|Bayang Utara]])
# Air Terjun Bayang Sani ([[Nagari Bayang|Bayang]])
# Puncak Langkisau ([[Painan]])
Baris 109 ⟶ 170:
# Bekas pertambangan emas di [[Salido]]
# Pantai Pasir Putih di [[Kambang]]
# Pantai Kito di [[Air Haji]]
#Pantai Pincalang Gadih Di Labuhan Tanjak [[Air Haji Barat, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Air Haji Barat]]
#Panorama Bukit Aua di [[Pasar Bukit Air Haji]]
# Pantai Muara Jambu di [[Punggasan Utara]]
# Aia Manca Di [[Rantau Simalenang Air Haji]]
# Timbulun Tujuah di [[sungai sirah air haji]]
#Taman Maharani di [[Muara Gadang Air Haji]]
# Puing-puing Istana [[Kerajaan Inderapura]] di Muaro Sakai (Inderapura)
# Istana [[Mande Rubiah]] di [[Lunang]]
# Sako di [[Tapan]]
 
# Air Terjun Telun Berasap di Malepang [[Tapan]]
# Air Terjun Malaca di Panadah [[Tapan]]
# Pantai Sembungo Indah di [[Silaut]]
Dan banyak tempat wisata lainnya yang bisa dikunjungi.
 
=== Masakan khas ===
Di Pesisir selatan dikenal rendang [[lokan]] (sebangsa kerang hijau) bercangkang hitam. Lokan banyak terdapat dimuara sungai Indrapura dengan kedalaman ± 6 meter, disungai Batang Air Haji Tepatnya di Bediang Labuhan Tanjak dan sungai batang Tarusan juga di Batang Lengayang Kambang. Saat pengambilan Lokan penyelam tidak memakai alat bantu sama sekali. Sama seperti rendang makanan khas Sumatra barat, rendang lokan juga bisa bertahan cukup lama hingga ± 3 bulan dalam kemasan premium. Perbedaan lokan Indrapura dan Kambang terlihat dari cara penjualannya sebelum diolah. Lokan Indrapura diikat (bajarek) sedangkan lokan Kambang di onggok (baungguak).{{fact}}
 
== Pendidikan ==
# [[Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Painan]]
# [[Sekolah Tinggi Agama Islam Balai Selasa]]
# [[STKIP PESISIR SELATAN]] di [[Air Haji]]
# [[Sekolah Tinggi Agama Islam Madrasah Arabiah Bayang]]
# [[Universitas Terbuka]] di [[Tapan]] dan [[Lunang]]
# [[Sekolah Tinggi Agama Islam]] di [[Painan]]
# SDIT Jabalrahmah di Sago
#SDIT Mardatillah [[Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Linggo Sari Baganti]]
 
== Agama ==
 
Semenjak zaman Syekh Burhanuddin di Ulakan, Pariaman, dakwah Islam sudah menyebar di seantero Pesisir Selatan. Tak lama sesudah berdirinya sebuah surau di [[Painan]] oleh seorang Ulama bernama Burhanuddin, berdiri pula sebuah surau di Puluikpuluik, [[Bayang]] yang diprakarsai oleh Syekh Buyung Muda asal Puluikpuluik, rekan sesama murid [[Syekh Abdurrauf]] asal [[Aceh]].
 
Begitu pula dengan berubahnya Kerajaan Inderapura menjadi [[Kesultanan Inderapura]] berkat usaha para ulama di Inderapura, telah menjadikan kesultanan ini sebagai pusat pengembangan dakwah Islam di bumi Inderapura dan sekitarnya. Di [[Balai Selasa]] dan [[Salido]] sudah berdiri [[Sekolah Tinggi Agama Islam]] swasta dalam rangka memenuhi tuntutan pendidikan agama Islam di kabupaten ini. Ulama yang termasyhur diantaranya adalah [[Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi]] atau dikenal dengan gelar Syekh Bayang, kelahiran 1864 dan wafat 1923 dan Haji [[Ilyas Ya'kub]], seorang ulama dan [[pahlawan]] nasional dari Pesisir Selatan. Khusus untuk Agama Katolik, walaupun penduduk Katolik di Sumatera Barat adalah minoritas, tetapi Kabupaten Pesisir Selatan ini masuk dalam Keuskupan Padang
 
== Pembangunan ==
Di [[Balai Selasa]] dan [[Salido]] sudah berdiri [[Sekolah Tinggi Agama Islam]] swasta dalam rangka memenuhi tuntutan pendidikan agama Islam di kabupaten ini.
Yang menjadi isu pembangunan di Kecamatan Bayang sampai saat ini adalah pembangunan jalan tembus Bayang (Pasar Baru)-Alahan Panjang ([[Solok]]/Solok Selatan) dan Kambang (Lengayang)-Muara Labuh ([[Solok Selatan]]) yang terkendala oleh keberadaan hutan lindung [[Taman Nasional Kerinci Seblat]] (TNKS). Jalan tembus ini sudah lama dinantikan masyarakat kedua kabupaten demi kemajuan ekonomi mereka.
 
== Pemekaran kabupaten ==
Ulama yang termasyhur diantaranya adalah [[Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi]] atau dikenal dengan gelar Syekh Bayang, kelahiran 1864 dan wafat 1923 dan Haji [[Ilyas Ya'kub]], seorang ulama dan [[pahlawan]] nasional dari Pesisir Selatan.
Sejak tahun 2000, masyarakat di tiga kecamatan paling selatan di kabupaten ini telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah [[Renah Indojati]] yaitu [[Inderapura]], [[Tapan]], [[Lunang]] dan [[Silaut]].
 
Usaha pemekaran ini pada awalnya tidak direspon Pemerintah daerah [[Pesisir Selatan]], namun saat ini perjuangan ini telah membuahkan hasil. Pada tahun 2012 ini telah dilaksanakan pemekaran tiga kecamatan di [[Renah Indojati]] menyusul pemekaran [[nagari]] yang telah dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan administratif sebuah kabupaten baru.
== Isu Pembangunan ==
 
Sampai saat ini masyarakat masih berjuang agar Kabupaten [[Renah Indojati]] yang diidamkan telah terbentuk. [[Kabupaten Renah Indojati]] terdiri atas 6 kecamatan yaitu:
Yang menjadi isu pembangunan di Kecamatan Bayang sampai saat ini adalah pembangunan jalan tembus Bayang (Pasar Baru) - Alahan Panjang ([[Solok]]/Solok Selatan) dan Kambang (Lengayang) - Muara Labuh ([[Solok Selatan]]) yang terkendala oleh keberadaan hutan lindung [[Taman Nasional Kerinci Seblat]] (TNKS). Jalan tembus ini sudah lama dinantikan masyarakat kedua kabupaten demi kemajuan ekonomi mereka.
# [[Basa Ampek Balai Tapan]]
# [[Lunang]], perubahan nama dari Kecamatan Lunang Silaut
# [[Pancung Soal]]
# [[Air Pura]], Pemekaran dari Kecamatan [[Pancung Soal]]
# [[Ranah Ampek Hulu Tapan]], Pemekaran dari Kecamatan [[Basa Ampek Balai Tapan]]
# [[Silaut]], Pemekaran dari Kecamatan Lunang Silaut
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Lihat juga ==
* [[Baburu alek]]
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pesisirselatan.go.id Situs Webweb Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101223161630/http://www.pesisirselatan.go.id/ |date=2010-12-23 }}
* http://wawasanislam.wordpress.com/2008/04/30/lima-pilar-sejarah-pesisir-selatan/
* http://wawasanislam.wordpress.com/2008/04/30/syeikh-muhammad-dalil-bin-muhammad-fatawi/
{{Kabupaten Pesisir Selatan}}
{{sumbarSumatera Barat}}
{{Authority control}}
{{S-start}}
{{s-off}}
{{Succession box|tahun=[[1956]]—[[1958]]|jabatan=[[Daftar Bupati Pesisir Selatan|Bupati Pesisir Selatan]]|pendahulu=[[Amiroeddin Dt R Syarif]]|pengganti=[[Udin]]}}
{{End}}
{{Daftar Bupati Pesisir Selatan}}
{{Lifetime|1907|1986|Bachtiar Datuk Pado Panghulu}}
{{politikus-stub}}
 
 
{{indo-geo-stub}}
 
[[Kategori:Kabupaten Pesisir Selatan| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Sumatera Barat|Pesisir Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Pesisir Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten Pesisir Selatan| ]]
 
[[en:South Pesisir Regency]]
[[jv:Kabupatèn Pesisir Kidul]]
[[ms:Pesisir Selatan]]
[[nl:Zuid-Pesisir]]
[[vi:South Pesisir]]