Kabupaten Lumajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Bahasa Inggris bukan bahasa yang sering digunakan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(506 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{dati2
| settlement_type = Kabupaten
| translit_lang1_type1 = [[Bahasa Jawa|Jawa]]
| translit_lang1_type2 = [[Bahasa Madura|Madura]]
| nama = Kabupaten Lumajang
| lambang = Seal of Lumajang Regency.svg
| peta = [[Berkas:Locator_kabupaten_lumajang.png]]
| translit_lang1_info1 = {{resize|10pt|''Lamajang''}} {{font|size=60%|([[Bahasa Jawa#Fonologi|Gêdrig]])}}<br> {{resize|11pt|لاماجاڠ}} {{font|size=60%|([[Abjad Pegon|Pégon]])}}<br> {{resize|10pt|ꦭꦩꦗꦁ}} {{font|size=60%|([[Aksara Jawa|Hånåcåråkå]])}}
| translit_lang1_info2 = {{resize|10pt|''Lomajhâng''}} {{font|size=60%|([[Bahasa Madura#Sistem Penulisan|Latèn]])}}<br> {{resize|11pt|لَوماجۤاڠ}} {{font|size=60%|([[Abjad Pegon|Pèghu]])}}<br> {{resize|10pt|ꦭꦺꦴꦩꦗꦁ}} {{font|size=60%|([[Aksara Jawa#Penggunaan dalam bahasa Madura|Carakan]])}}
| foto = {{multiple image|perrow = 2|total_width=300
| image1 = Air Terjun Tumpak Sewu.jpg
| image2 = Lamongan.jpg
| image3 = Camping on Ranu Kumbolo.jpg
| border=infobox
| ukuran foto =
| alt foto =
}}
| caption = Searah jarum jam: [[Air Terjun Tumpak Sewu]],<br> [[Gunung Lemongan]], dan [[Ranu Kumbolo]]
| koordinat = {{Coord|-8.133714|113.224909|display=inline, title}}
| motto = Amreta brata wira bhakti<br>{{small|{{lang icon|Sanskerta|Sanskerta}} Bentuk kebaikan yang tiada terputus adalah jiwa kesatria dan pengabdian}}<br/>(1971 Masehi)<ref name="lambang">Lambang Kabupaten Lumajang, ditetapkan berdasarkan Perda No. 13 Tahun 1971.</ref>
| semboyan = Lumajang Hebat Bermartabat
| slogan = Lumajang Eksotik
| julukan = {{hlist|Bumi Jaran Kencak}}
| propinsi = [[Jawa Timur]]
| ibukota = [[Lumajang, Lumajang|Lumajang]]
| luas = 2190
| penduduk = 1147264
| penduduktahun = 2023
| kepadatan =
| kecamatan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Lumajang|21]]
| kelurahan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Lumajang|7]]
| desa = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Lumajang|198]]
| dasar hukum = UU No.12/1950
| tanggal = 8 Agustus 1950<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=31 Oktober 2021|page=25|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| hari jadi = {{start date and age|1255|12|15}}
| kepala daerah = Bupati
| nama kepala daerah = [[Indah Wahyuni]] (Pj.)
| wakil kepala daerah = Wakil Bupati
| nama wakil kepala daerah = ''lowong''
| sekretaris daerah = Agus Triyono
| ketua DPRD = Eko Adis Prayoga
| kodearea = +62 334
| kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|673xx – 673xx]]
| nomor_polisi = N ''xxxx'' U*/Y**/Z*
| iso = ID-JI
| apbd =
| pad =
| dau = Rp 2.045.000.000.000,- (2018)<ref>{{cite web |url= http://rri.co.id/jember/post/berita/483741/daerah/dprd_lumajang_berkomitmen_maksimalkan_apbd_2018_untuk_masyarkat.html/ |title= APBD 2018 |date= 2018-01-28 |accessdate= 2018-12-12 |archive-date= 2018-12-31 |archive-url= https://web.archive.org/web/20181231143904/http://rri.co.id/jember/post/berita/483741/daerah/dprd_lumajang_berkomitmen_maksimalkan_apbd_2018_untuk_masyarkat.html/ |dead-url= yes }}</ref>
| IPM = {{increase}} 66,07 (0.660)<br>{{fontcolor|orange|Sedang}} ([[2021]])<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=5 Desember 2021|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201065917/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=no}}</ref>
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|96,19% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 2,32% [[Kekristenan|Kristen]]
** 1,50% [[Protestan]]
** 0,82% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|1,40% [[Hindu]] |0,06% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,01% [[Konghucu]] |0,02% [[Agama di Indonesia|Lainnya]]}}
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi),<br> [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Madura|Madura]],<br> [[Bahasa Tengger|Tengger]], [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Daftar bahasa di Indonesia|Lainnya]]
| flora = [[Pisang tanduk|Pisang agung]]
| fauna = [[Tando|Walangkopo bilok]]
| zona waktu = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]] ([[UTC+7]])
| web = {{URL|https://lumajangkab.go.id/}}
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Waringinbomen op de alun-alun in Loemadjang TMnr 60027266.jpg|jmpl|Alun-alun Lumajang (1880-1920)]]
'''Kabupaten Lumajang''' ([[Aksara Jawa|Hanacaraka]]: ꦭꦸꦩꦗꦁ, [[Abjad Pegon|Pegon]]: لوماجاڠ; <small>pelafalan dalam [[bahasa Indonesia]]:</small> [[Bantuan:IPA/Bahasa Melayu|[luˈmad͡ʒaŋ]]]) adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya adalah [[Lumajang, Lumajang|Kecamatan Lumajang Kota]]. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Probolinggo]] di utara, [[Kabupaten Jember]] di timur, [[Samudra Hindia]] di [[selatan]], serta [[Kabupaten Malang]] di barat. Kabupaten Lumajang merupakan bagian dari wilayah [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda]] Jawa Timur.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-05-25|title=Mengenal Jaran Kencak Lumajang dan Jejak Arya Wiraraja Halaman all|url=https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/26/050000978/mengenal-jaran-kencak-lumajang-dan-jejak-arya-wiraraja|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-02-26|archive-date=2023-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230226132857/https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/26/050000978/mengenal-jaran-kencak-lumajang-dan-jejak-arya-wiraraja|dead-url=no}}</ref>
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang rawan bencana, khususnya letusan [[Gunung Semeru]]. Letusan akhir-akhir ini terjadi pada [[4 Desember]] [[2021]], sekitar pukul 15.20 [[WIB]]. Wilayah yang paling terdampak yakni [[Supiturang, Pronojiwo, Lumajang|desa Supiturang, kecamatan Pronojiwo, Lumajang]].<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/04/174707765/gunung-semeru-erupsi-berikut-penjelasan-bnpb|first=Dandy Bayu|last=Bramasta|editor=Rizal Setyo Nugroho|title=Gunung Semeru Erupsi, Berikut Penjelasan BNPB|date=4 Desember 2021|work=[[Kompas.com]]|accessdate=5 Desember 2021|editor-last=Nugroho|editor-first=Rizal Setyo|archive-date=2021-12-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20211205145853/https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/04/174707765/gunung-semeru-erupsi-berikut-penjelasan-bnpb|dead-url=no}}</ref>
== Geografi ==
Kabupaten Lumajang terletak pada
* [[Gunung Semeru]] (3.676 m)
* [[Gunung Bromo]] (
* [[Gunung
=== Batas Wilayah ===
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut:
* Sebelah
* Sebelah
* Sebelah
* Sebelah
=== Relief ===
Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan [[
Bagian timur laut
Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dpl., dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100–500 m dari permukaan laut, yakni seluas 63.405,50 Ha (35,40 % wilayah); dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0–25 m dpl yaitu seluas 19.722,45 Ha atau 11,01 % dari luas keseluruhan Kabupaten.
=== Vulkanologi ===
Kabupaten Lumajang dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Lemongan. Dari ketiga gunung berapi yang masih aktif tersebut, Gunung Semeru mendapat prioritas pemantauan lebih dibanding yang lainnya karena seringnya terjadi aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat sekitarnya.
=== Iklim ===
Kabupaten Lumajang beriklim tropis. Berdasarkan klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson
{{Lumajang weatherbox}}
=== Hidrologi ===
Kabupaten Lumajang mempunyai 31 sungai dan 8 air terjun. Selain itu juga terdapat danau (''ranu'') yakni [[Ranu Pakis]], [[Ranu Klakah]] dan [[Ranu Bedali]] di Kecamatan [[Klakah, Lumajang|Klakah]] serta Ranu Regulo, [[Ranu Pani]] dan [[Ranu Kumbolo]] di Kecamatan Senduro.
Sungai-sungai yang cukup besar dengan daerah aliran di wilayah Lumajang dan sekitarnya antara lain [[Kali Besuk Sat]], [[Kali Bondoyudo]], Kali Asem, [[Kali Mujur]], Kali Pancing dan Kali Rejali yang kesemuanya berakhir di Pantai Laut Selatan.
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Lumajang}}
[[Berkas:Candi Kunir 131104-0857 jtg.JPG|jmpl|Sisa-sisa Candi Kunir, ditemukan tahun 2013]]
Nama Lumajang berasal dari nama tempat "Lamajang" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya. Beberapa sumber itu antara lain:
# [[Prasasti Mula Malurung]]
# Naskah [[Negarakertagama]]
# Kitab [[Pararaton]]
# [[Kidung Harsawijaya]]
# Kitab [[Bujangga Manik]]
# Serat [[Babad Tanah Jawi]]
# [[Serat Kandha]]
Prasasti Mula Malurung adalah prasasti tertua yang menyebut keberadaan "Nagara Lamajang", karenanya dianggap sebagai titik tolak hari jadi Lumajang. [[Prasasti]] yang ditemukan pada tahun 1975 di [[Kerajaan Kediri|Kediri]] dan berangka 1177 tahun Saka ini diterbitkan oleh Raja [[Kertanegara]] dari [[Singasari]] untuk memperingati anugerah Raja [[Seminingrat]] kepada Pranaraja berupa dua desa perdikan, Mula dan Malurung. Prasasti ini terdiri dari 12 lempengan [[tembaga]], dan lempengan VII halaman A memuat nama-nama putera-puteri dan kerabat Raja Seminingrat yang diangkat menjadi raja-raja bawahan. Salah satunya, disebutkan bahwa Nararya Kirana yang telah dianggap seolah-olah putera sang Prabu, dijadikan raja di Lumajang.<ref>{{aut|Muljana, S.}} 2006. ''Tafsir Sejarah Nagara Kretagama'': 87. Yogyakarta: LKiS.</ref> Menurut prasasti tersebut penetapan itu terjadi pada tahun 1177 Saka, yang sesuai dengan tanggal 14 Dulkaidah 1165 tahun Jawa atau tanggal 15 Desember 1255 Masehi.
Mengingat cukup meyakinkan bahwa pada 1255 M itu "Negara Lamajang" sudah merupakan sebuah negara yang berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.
Dalam sejarahnya, wilayah ini sangat berhubungan dengan tokoh sejarah bernama [[Aria Wiraraja]]. Kitab Pararaton dan Harsawijaya mengisahkan bahwa tokoh yang ketika muda bernama Banyak Wide ini pada mulanya mengabdi di [[Singasari]], namun oleh Raja [[Kertanegara]] kemudian dibuang secara halus dari ibu kota Singasari dan dijadikan bupati di [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]], [[Madura]] Timur. Aria Wiraraja kemudian berkesempatan memberikan bantuan dan perlindungan kepada [[Raden Wijaya]] ketika ia dan rombongannya melarikan diri ke [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]] setelah kerajaan Singosari diserang dan ditaklukkan oleh [[Jayakatwang]]. Selanjutnya Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan bahwa Wiraraja diberi hadiah wilayah bagian timur Jawa Timur yang diberi nama "Lamajang Tigang Juru", ketika Raden Wijaya berhasil memenangkan perang dan menjadi raja pertama di kerajaan [[Majapahit]]. Akan tetapi wilayah itu baru dikuasai dan diperintahnya setelah kematian puteranya, [[Ranggalawe]], yang memberontak kepada Majapahit (1295).<ref>{{aut|[[Slamet Muljana|Muljana, S.]]}} 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit''. Yogyakarta: LKiS.</ref>
Wilayah Lumajang kembali disebut-sebut dalam Kitab [[Negarakertagama]] ketika Raja [[Hayam Wuruk]] melakukan perjalanan keliling wilayah timur Majapahit pada tahun 1359 M; kala itu wilayah ini sudah dikuasai kembali oleh Majapahit.<ref>{{aut|Muljana, S.}} 2006. ''op.cit.'': 1-10.</ref> Nama Lumajang (atau, dalam versi aslinya: Lamajang) ini mengacu pada satu wilayah yang luas di pojok timur ([[bahasa Belanda|Bld.]]: ''Oosthoek'') [[Jawa Timur]], di mana termasuk pula di dalamnya wilayah kuno [[Pajarakan, Probolinggo|Pajarakan]] di sekitar [[Kraksaan, Probolinggo]] sekarang.<ref>{{aut|Krom, N.J.}} 1914. De eigennamen in den Nâgarakŗtâgama. ''Tijdschrift voor de Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde, uitgegeven door het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen''. Deel '''LVI''': 250. Batavia: Albrecht & Co.</ref>
Perjalanan sejarah Lumajang kemudian masuk pada babak pemerintahan kerajaan Blambangan. Sejarah pada masa ini agak kurang jelas karena kurangnya data. Menurut Babad Sembar, setelah keruntuhan Majapahit maka Lumajang dipimpin oleh Lembu Miruda. Kemudian terjadi masa peperangan antara Untung Surapati, kerajaan Blambangan, Mataram, dan VOC.
Pada abad ke 17 Lumajang dikuasai oleh keluarga Untung Suropati setelah kematian pemimpin terakhir Kerajaan Blambangan, Susuhuna Tawangalun. Salah satu penguasanya yaitu [[Tumenggung Kartonegoro|Tumenggung Kartonegor]]<nowiki/>o memerintah Lumajang di kawasan perbentengan Kutorenon. Cucu Untung Suropati itu terkenal sangat anti VOC. Permintaan untuk menyerahkan diri kepada VOC ditolaknya mentah-mentah sehingga Lumajang ditaklukkan dan perbentengannya diratakan dengan tanah pada bulan Juni tahun 1767.
Pada tahun 1866 pimpinan tertinggi Lumajang adalah Asisten Residen dengan didampingi Jaksa. Pada 31 Desember 1866, Raden Astro Koesoemo diangkat menjadi Jaksa Lumajang. (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1968).
Pada tahun 1867 Lumajang menjadi daerah afdeeling di bawah Regentschap Probolinggo. Pimpinan tertinggi adalah seorang patih bernama Raden Endro Koesoemo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1870). Raden Endro Koesoemo membawahi beberapa Kawedanan seperti Kandangan, Lumajang dan Ranu Lamongan. Raden Endro Koesoemo secara keturunan masih bersambung kepada Kyai Mutamakkin Kajen Pati. Raden Endro Kusumo dimakamkan di Dukuh Gambiran, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.
Pada tahun 1886 kepemimpinan Afdeling Lumajang diteruskan oleh putranya yaitu Raden Panji Atmo Koesoemo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1887). Kekuasannya tidak berlangsung lama yaitu hanya 4 tahun. Pada masa itu Raden Panji Atmo Koesoemo ikut membidani pendirian Masjid Besar Baitussalam Senduro. Pada tahun 1890, Raden Panji Atmo Koesoemo pindah ke Demak. Di Demak, cucu Kyai Mutamakkin ini ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Pondok Pesantren Giri Kusuma hal ini dibuktikan dengan kesamaan nama masjid di pesantren tersebut yang juga bernama Baitussalam. Pendirian masjid yang konon hanya berlangsung selama 4 jam adalah petunjuk simbolik pemerintahan Raden Panji Atmo Kusumo di Lumajang yang hanya berlangsung selama 4 tahun. Di Lumajang, Raden Panji Atmo Kusumo juga menurunkan anak keturunan yang dikemudian hari aktif sebagai pengelola Masjid Besar Baitussalam mulai penghulu, takmir, guru ngaji dsb. Raden Panji Atmo Kusumo dimakamkan di Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.
Kepemimpinannya di Lumajang kemudian digantikan oleh Raden Mas Singowiguno (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1898). Pada tahun 1920, Raden Mas Singowiguno digantikan oleh Mas Ngabehi Ardjosoepoetro (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1922). Beliau kemudian digantikan oleh Raden Kartoadiredjo pada tahun 1923 (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1933).
Pada tahun 1929 sistem pemerintahan di Lumajang dinaikkan statusnya menjadi Kabupaten. Raden Kartoadiredjo yang sebelumnya menjabat sebagai patih dinaikkan jabatannya menjadi seorang Bupati. Ia didampingi oleh seorang patih bernama Raden Boedihardjo (1928-1939).
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Lumajang}}
{{:Daftar Bupati Lumajang}}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lumajang}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lumajang}}
=== Kecamatan ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een man en een vrouw in een kampong te Dampar Oost-Java TMnr 10002888.jpg|jmpl|Desa di daerah Dampar (1934)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Afgedamde rivier (Kali Majong) links de inlaat naar het kanaal Dampar TMnr 10011003.jpg|jmpl|Kali Mayong dekat Dampar (1934)]]
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lumajang}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lumajang}}
== Transportasi ==
Di Kabupaten Lumajang terdapat jalan raya antar provinsi dan jalur [[kereta api]] lintas Surabaya-Jember-Banyuwangi, namun kedua jalur transportasi utama tersebut tidak melalui ibu kota Kabupaten Lumajang. [[Jalan Nasional Rute 25]] berujung di [[Wonorejo, Kedungjajang, Lumajang|Wonorejo]], sekitar 6 km di utara pusat kota Lumajang, menghubungkan [[Jalan Nasional Rute 1]] (lebih dikenal sebagai Jalur Pantura) di [[Kota Probolinggo|Probolinggo]] dengan [[Jalan Nasional Rute 3]] yang melintasi Kota Lumajang dan berbelok ke timur di Wonorejo menuju [[Kabupaten Jember|Jember]], [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]], dan berakhir di [[Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi|Ketapang]], lokasi penyeberangan feri ke [[Bali]]. Jalan raya no 25 yang bersambung dengan Jalan raya no 3 itu dilintasi bus-bus AKAP (antar kota dan antar provinsi), terutama rute Surabaya–Jember dan Surabaya–Banyuwangi via Jember. Bus-bus penumpang yang lebih kecil menghubungkan Kota Lumajang dengan [[Kabupaten Jember|Jember]] via [[Kencong, Jember|Kencong]], dan Lumajang–[[Kota Malang|Malang]] via [[Dampit, Malang|Dampit]].
== Angkutan Kereta ==
Jalur kereta api melintasi beberapa ibu kota kecamatan antara lain [[Stasiun Ranuyoso|Ranuyoso]], [[Stasiun Klakah|Klakah]], [[Stasiun Randuagung|Randuagung]] dan [[Stasiun Jatiroto|Jatiroto]]. Klakah merupakan kecamatan terdekat untuk akses kereta api dari kota Lumajang. Sebenarnya ada pula jalur kereta api yang melewati kota [[Stasiun Lumajang|Lumajang]] sampai ke [[Stasiun Pasirian|Pasirian]] dan dari Lumajang juga bercabang ke arah timur ke [[Rambipuji, Jember|Rambipuji]] melewati [[Kencong, Jember|Kencong]], namun jalur peninggalan masa kolonial Belanda ini sudah tidak aktif lagi semenjak tahun 1988.
== Angkutan Tradisional ==
Selain transportasi umum di atas, masyarakat Lumajang mengenal transportasi rakyat yakni [[becak]] dan [[dokar]] (kereta kuda) untuk pengangkutan orang, serta ''[[pegon]]'' (kereta sapi) untuk pengangkutan barang dan hasil bumi. Keberadaannya perlahan tergeser dan tergantikan dengan mesin-mesin transportasi modern dan sekarang ini digunakan secara terbatas pada lokasi dan momen tertentu.
== Penduduk ==
Penduduk Kabupaten Lumajang umumnya adalah [[suku Jawa]] Arekan dan [[Suku Madura Pendalungan]], dan agama mayoritas adalah [[Islam]]. Di Pegunungan Tengger Kecamatan Senduro (terutama di daerah Ranupane, Argosari, dan sekitarnya), terdapat masyarakat [[Suku Tengger|Tengger]] yang termasuk sub-suku [[Suku Jawa|Jawa]] yang memiliki bahasa khas dan beragama Hindu.
Di Senduro terdapat sebuah pura yang dikenal dengan nama [[Pura Mandara Giri Semeru Agung]] (MGSA), yang digunakan untuk ibadah baik pada hari biasa maupun hari besar umat Hindu. Pada hari biasa, pura tersebut juga dijadikan sebagai tempat wisata.
== Olahraga ==
Kabupaten Lumajang memiliki beberapa sarana olahraga baik indoor maupun outdoor. Selain itu, di
=== Fasilitas Olahraga ===
* [[Stadion Semeru]]
* GOR Wirabakti
* Lapangan
=== Serikat
* [[PSIL Lumajang]] (sepak bola di liga 3)
* Gita Wira Bhakti (GWB) Korp Drumband Pemda Kab. Lumajang
* Lumajang Jeep Club
* Mahameru Jeep Club Cabang Lumajang
* Semeru FC (sepak bola di Liga 2)
== Pariwisata ==
[[Berkas:Goa tetes.png|jmpl|upright=0.7|Goa Tetes, di [[Pronojiwo, Lumajang]].]]
Lumajang memiliki cukup banyak lokasi wisata [[pantai]] di Laut Selatan ([[Samudra Hindia]]) seperti Pantai Mbah Drajid [[WGL]], Pantai Bambang, Pantai Dampar, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Di samping itu, di lereng-lereng timur [[Semeru]] terdapat beberapa lokasi wisata lokal seperti [[Piket Nol]], yang menjadi puncak tertinggi di lintas perbukitan selatan, [[Goa Tetes]], dan [[Gladak Perak]] di lintas selatan Lumajang-Malang. Di daerah Sumber Mujur juga terdapat kawasan hutan bambu di sekitar mata air Sumber Deling yang merupakan tempat pelestarian aneka jenis tanaman [[bambu]], yang sekaligus menjadi habitat bagi kawanan [[kera]] dan ribuan [[kelelawar]] ([[kalong]]). Di [[Pasrujambe, Lumajang|Pasrujambe]] terdapat sebuah tempat wisata mata air suci dan Pura Watu Klosot yang menjadi tujuan wisata bagi peziarah Hindu dari Bali.Lumajang juga memiliki air terjun yang sangat menarik, diantaranya [[Air Terjun Tumpak Sewu]], [[Air Terjun Kapas Biru]], [[Air Terjun Kabut Pelangi]]. Dan Lumajang memiliki Wisata "Negeri Diatas Awan" [[Puncak B-29]], Dan desa tertinggi yaitu desa Ranu Pani yang menjadi gerbang pendakian menuju gunung [[Gunung Semeru|Semeru]].
== Kejadian luar biasa ==
{{main|Salim Kancil}}
Tahun [[2015]], Kabupaten Lumajang menjadi sorotan nasional terkait kejadian luar baiasa yang menimpa [[Salim Kancil]], warga Desa [[Selok Awar-awar, Pasirian, Lumajang|Selok Awar-awar]] yang menjadi korban pembunuhan menyusul aksi protes menentang penambangan pasir di desa setempat.
== Referensi ==
Baris 161 ⟶ 190:
== Pranala luar ==
* {{id}}
* {{id}} [http://www.lumajang.org Lumajang Tempo dulu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200930082335/https://www.lumajang.org/ |date=2020-09-30 }}
{{Kabupaten Lumajang}}
{{
{{Tapal Kuda Jawa Timur}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Lumajang|
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Timur|Lumajang]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Lumajang]]
|