Songkok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.1) (bot Menambah: eo:Songkok |
k Mengembalikan suntingan oleh 103.167.171.30 (bicara) ke revisi terakhir oleh Inufact Tag: Pengembalian |
||
(119 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Oemar Said Tjokroaminoto.jpg|jmpl|[[Oemar Said Tjokroaminoto|HOS Tjokroaminoto]] mengenakan Songkok, tahun 1915|268x268px]]'''Songkok''' atau '''kopiah''' adalah penutup kepala yang terbuat dari kain [[beludru]], dan umum dipakai di [[Indonesia]], [[Brunei Darussalam|Brunei]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Filipina]] selatan, dan [[Thailand]] selatan.<ref>{{Cite web|title=Arti kata songkok - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|url=https://kbbi.web.id/songkok|website=kbbi.web.id|access-date=2022-04-26}}</ref> Songkok sering digunakan oleh [[Muslim]], khususnya saat [[Salat|ibadah]]. Di Indonesia, songkok juga diasosiasikan dengan gerakan nasionalis.<ref name="yahoo">{{cite web|author=Hendri F. Isnaeni|date=10 September 2010|title=Nasionalisme Peci|url=https://id.berita.yahoo.com/nasionalisme-peci-070822568.html|publisher=Yahoo Indonesia News|language=id|access-date=10 September 2010}}</ref>
== Nama lain ==
''Songkok'' atau ''sungkuk'' mengadopsi sebutan dari topi mahkota bangsawan Jawa yaitu ''teng kuluk'' atau ''teng kulok''. Sedangkan di Jawa pedesaan disebut ''kopiah'' atau ''kopeah''.<ref>{{cite web|author=Abdullah Mubarok|date=21 February 2016|title=PDIP: Kopiah Bagian Dari identitas Nasional|url=http://m.inilah.com/news/detail/2275754/pdip-kopiah-bagian-dari-identitas-nasional|publisher=Inilah.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20160413074741/http://m.inilah.com/news/detail/2275754/pdip-kopiah-bagian-dari-identitas-nasional|archive-date=13 April 2016|access-date=13 April 2016|url-status=dead}}</ref> Dan juga dikenal luas di Indonesia sebagai ''[[peci]]'', meskipun peci memiliki bentuk yang lebih elips dan kadang-kadang dihiasi.<ref name="songkok origin2">{{cite web|author=Rozan Yunos|date=23 September 2007|title=The origin of the songkok or 'kopiah'|url=http://www.bt.com.bn/features/2007/09/23/the_origin_of_the_songkok_or_kopiah|publisher=The Brunei Times|archive-url=https://web.archive.org/web/20081205140605/http://www.bt.com.bn/en/features/2007/09/23/the_origin_of_the_songkok_or_kopiah|archive-date=5 December 2008|access-date=13 April 2016|url-status=dead}}</ref>
Awalnya disebut ketopong songkok sebuah topi mahkota [[beludru]] dihiasi orenamen emas yang merupakan mahkota Raja [[Majapahit]]. Kemudian turut digunakan oleh raja-raja Jawa yang disebut ''teng'' ''kuluk Jawa'' dengan bentuk lebih minimalis'','' Selanjutnya topi mahkota tetap digunakan pada [[kesultanan Demak]], Kesultanan Mataram Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Pakualam, Kadipaten Mangkunegaran hingga digunakan oleh bupati-bupati serta bangsawan Jawa Madura Sunda pada era Kolonial Belanda.
Hingga pada ada seorang bangsawan dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] yang melepas gelar bangsawannya, ialah [[Oemar Said Tjokroaminoto|Hos Tjokroaminoto]] yang kemudian menjadi Ketua [[Sarekat Islam]]. Menurutnya bangsa Indonesia sudah waktunya merdeka dan tidak tunduk kepada Kolonial maupun budaya Feodalisme, sehingga memodifikasi topi bangsawan ''Teng'' ''Kuluk Jawa'' menjadi lebih pendek tanpa ada hiasan warna emas sehingga dapat digunakan oleh masyarakat biasa, terutama anggota Sarekat Islam yang tersebar diseluruh Nusantara, topi hasil modifikasi Hos Tjokroaminoto disebut dengan ''Kupluk'', maka dari itu mendapat julukan dari kolonial Belana sebagai ''De Ongekroonde Van Java'' yang berarti Raja Jawa Tanpa Mahkota.[https://regional.kompas.com/read/2022/08/17/060700378/peci-hitam-soekarno?page=all] [https://regional.kompas.com/read/2022/08/17/060700378/peci-hitam-soekarno?page=all]
Untuk memenuhi kebutuhan permintaan topi Songkok untuk anggota Sarekat Islam, Maka Hos Tjokroaminoto mengerahkan Sarekat Islam Afdeling Gresik untuk memproduksi Topi Songkok, hingga saat ini [[Kabupaten Gresik|Gresik]] dikenal sebagai industri Songkok terbesar di dunia.[https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/08/19/gresik-kabupaten-andalan-produsen-kopiah]
▲== Rujukan ==
Maka dari itu Soekarno yang menjadi murid dari HOS Tjokroaminoto meneruskan perjuangan dengan mengenakan Songkok sebagai simbol gerakan Nasionalis bangsa Indonesia, sehingga peci songkok mendapat sebutan Songkok Nasional.[[Berkas:Soekarno.jpg|ka|jmpl|260x260px|[[Sukarno]] memakai songkok]]
{{pakaian-stub}}▼
== Jenis Peci Songkok ==
Dikatakan sebuah peci songkok apabila berwarna hitam terbuat dari kain beludru, tetapi memiliki berbagai bentuk model seperti:
# Songkok Nasional atau Songkok polos, bentuknya lurus persegi panjang
# Songkok Susun, pada bagian tengah terdapat punuk seperti setengah lingkaran
# Songkok Perahu, pada bagian ujung peci lebih tinggi
# Songkok Tinggi, memiliki tinggi diatas 13 cm. Biasanya digunakan oleh Masyarakat Madura di Jawa terutama yang berada di Gresik karena terinspirasi dengan Soekarno dengan Songkok tingginya, kemudian tren memakai Songkok tinggi diikuti [[Suku Madura|Masyarakat Madura]] di Pulau Madura sebagai ciri khas.
# Songkok Kecil, memiliki tinggi songkok dibawah 7cm. Biasanya digunakan [[Suku Panaragan|Masyarakat Panaragan]].
# Songkok Mandarin atau Ceng Ho, merupakan kreasi baru dengan bentuk mirip songkok susun tetapi mengkerucut lancip segitiga
# Songkok Hias, memiliki orenamen dan motif yang menghiasi pada sisi peci Songkok, biasanya bordir benang untuk motif.
# Songkok Warna, menggunakan warna selain hitam. seperti warna merah yang lebih dikenal dengan songkok khas [[Suku Betawi|Betawi]].
== Industri Songkok ==
Sarekat Islam yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto memiliki anggota kaum muslimin yang sangat banyak, sehingga memberi amanah kepada para pengusaha Gresik yang tergabung Sarekat Islam Afdeling Grissee untuk membuat peci Songkok yang dipergunakan oleh anggota Sarekat Islam. Sehingga menjadikan Gresik saat ini menjadi industri pembuatan Songkok terbanyak seduniavsejak era kolonial Belanda. [https://repository.unair.ac.id/94128/]
== Catatan Lain ==
Kopiah (kupiah) dicatat digunakan pasukan khusus [[Majapahit]] (''Bhayangkara''), dicatat dalam ''[[Hikayat Banjar]]'' yang ditulis pada (atau tidak lama setelah) tahun 1663.<ref>{{Cite book|title=Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography|last=Ras|first=Johannes Jacobus|location=The Hague|publisher=Martinus Nijhoff|year=1968|url=https://books.google.com/books?id=jsJkAAAAMAAJ|ref=harv}})</ref>{{Rp|181}}<ref name=":12">{{Cite book|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|year=2011|title=Majapahit Peradaban Maritim|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|isbn=978-602-9346-00-8|pages=}}</ref>{{Rp|204}}<ref>Hikayat Banjar, 6.3: ''Maka kaluar dangan parhiasannya orang barbaju-rantai ampat puluh sarta padangnya bar'''kupiah''' taranggos sakhlat merah, orang mambawa astenggar ampat puluh, orang mambawa parisai sarta padangnya ampat puluh, orang mambawa dadap sarta sodoknya sapuluh, orang mambawa panah sarta anaknya sapuluh, yang mambawa tumbak parampukan barsulam amas ampat puluh, yang mambawa tameng Bali bartulis air mas ampat puluh''. (Lihat {{harvnb|Ras|1968|p=302}})</ref> Kopiah direkam dalam catatan kosakata Italia-Melayu buatan [[Antonio Pigafetta]] tahun 1521 (terbit tahun 1524) sebagai ''cophia''.<ref>{{Cite book|last=Pigafetta|first=Antonio|year=1956|url=https://archive.org/details/1956relazionedelprimoviaggiointornoalmondo/page/n125/mode/2up|title=Relazione del primo viaggio intorno al mondo, Antonio Pigafetta, 1524|publisher=Istituto Editoriale Italiano|editor-last=Manfroni|editor-first=Camillo|chapter=Vocaboli de Questi Popoli Mori}}</ref>{{Rp|132}}<ref>{{Cite journal|last=Bausani|first=Alessandro|date=December 1960|title=The First Italian-Malay Vocabulary by Antonio Pigafetta|url=https://www.jstor.org/stable/29754279|journal=East and West|volume=11|pages=229–248|via=JSTOR}}</ref>{{Rp|235}} Kupiah tercatat dalam ''[[Hikayat Iskandar Zulkarnain]]'', naskah aslinya ditulis sebelum tahun 1600 M:<ref>{{Cite book|year=1986|title=Hikayat Iskandar Zulkarnain|location=Kuala Lumpur|publisher=Dewan Bahasa|editor-last=Hussain|editor-first=Khalid Muhammad|edition=2|url-status=live}}</ref>{{Rp|39}}<blockquote>''Maka tatkala memeliharakan disuruhnya anaknya memakai perhiasan seperti pakaian laki-laki dan dikenakan kepada kepalanya kupiah ros yang keemasan''.</blockquote>Salah satu akun surat kabar Brunei secara keliru menyatakan bahwa songkok menjadi umum di Kepulauan Melayu pada abad ke-13 dengan masuknya Islam di wilayah tersebut.<ref name="songkok origin2"/> Dalam kesusteraan Melayu, kata "songkok" telah disebut dalam [[Syair Siti Zubaidah]] (1840) "...berbaju putih bersongkok merah...."<ref>[http://mcp.anu.edu.au/N/Zub_bib.html Syair Siti Zubaidah MCP text]</ref>
Songkok juga dipakai oleh tentara dan polisi di Indonesia, Malaysia dan Brunei pada upacara-upacara tertentu.<ref>{{cite book|year=1996|url=https://books.google.com/books?id=u3JnAAAAMAAJ|title=Journal of the Society for Army Historical Research|publisher=Society for Army Historical Research.}}</ref>
== Referensi ==
<references />
{{Commons category|Songkok}}
[[Kategori:Topi]]
Baris 17 ⟶ 40:
[[Kategori:Pakaian Malaysia]]
[[Kategori:Pakaian Brunei]]
[[Kategori:Alat ibadah Islam]]
[[Kategori:Busana Muslim pria]]
[[Kategori:Aksesori]]
▲{{pakaian-stub}}
|