Partai Amanat Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(381 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-vandalism|small=yes}}
{{gabungdari|Sejarah Partai Amanat Nasional}}
{{Distinguish|Partai Amanah Negara (Malaysia)}}
[[image:PAN.jpg|thumb|Partai Amanat Nasional]]
'''Partai{{Infobox Amanat Nasional''' atau sering disingkat '''PAN''' adalah sebuah [[partai politik]] di [[Indonesia]].
| colorcode = {{Partai Amanat Nasional/meta/color}}
| nama = Partai Amanat Nasional
| abbr = PAN
| logo = [[Berkas:Logo PAN.svg|150px]]
| ketuaumum = [[Zulkifli Hasan]]
| sekjen = [[Eddy Soeparno]]
| leader1_title = Ketua Fraksi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]
| leader1_name = [[Saleh Partaonan Daulay]]
| tahun = {{Start date and age|1998|8|23}}
| ideologi = [[Pancasila]]<br>[[Demokrasi Islam]]<br>[[w:Religious nationalism|Nasionalisme religius]]<ref name="nasionalisreligius">{{cite web|date=1 Oktober 2020|title=PAN Tegaskan Beda dengan Partai Ummat: Kami Nasionalis Religius|url=https://news.detik.com/berita/d-5195766/pan-tegaskan-beda-dengan-partai-ummat-kami-nasionalis-religius|author=Zunita Putri|publisher=[[detik.com]]|access-date=2021-05-21}}</ref>
| political_position = [[Sentrisme|Tengah]]<ref>{{cite web|date=23 Agustus 2021|title=Rayakan HUT Ke-23, PAN Nyatakan Posisi Politiknya di Tengah|url=https://www.republika.co.id/berita/qya9gl318/rayakan-hut-ke23-pan-nyatakan-posisi-politiknya-di-tengah|editor=Joko Sadewo|work=[[Republika (surat kabar)|Republika.co.id]]|access-date=14 Oktober 2021}}</ref> ke [[Politik kanan tengah|kanan-tengah]]<ref name="Is it left or right-wing?">{{cite web|title=Mapping the Indonesian political spectrum |url=https://www.newmandala.org/mapping-indonesian-political-spectrum|work=New Mandala|access-date=17 Juni 2021|language=en}}</ref><ref>{{cite book|author1=Jono Hardjowirogo|title=Noto of Java Iii The End of Day|date=2018|publisher=Xlibris US|isbn=9781984521460|page=The descent of chaos|url=https://www.google.co.id/books/edition/Noto_of_Java_Iii/9fdaDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=Then+on+the+far+right+of+the+spectrum+there+are+the+religious+parties+like+the+PKB,+PAN,+PPP,+PKS,+and+several+others&pg=PT255&printsec=frontcover |access-date=17 Juni 2021|language=en}}</ref>
| kursi_dpr = {{Composition bar|48|580|hex={{Partai Amanat Nasional/meta/color}}}}
| kursi_dprd1 = {{Composition bar|160|2372|hex={{Partai Amanat Nasional/meta/color}}}}
| kursi_dprd2 = {{Composition bar|1236|17510|hex={{Partai Amanat Nasional/meta/color}}}}
| membership = 562.541 (2023)
| situsweb = {{url|pan.or.id/}}
}}
'''Partai Amanat Nasional''' '''(PAN)''' adalah sebuah [[partai politik]] di [[Indonesia]]. Asas partai ini adalah ''Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam'' (AD Bab II, Pasal 3 [2]). PAN didirikan oleh [[Amien Rais]] pada tanggal 23 Agustus 1998 berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003. Ketua Umum saat ini adalah [[Zulkifli Hasan]].<ref>{{cite news|date=1 Maret 2015|title=Zulkifli Hasan Ketua Umum PAN 2015-2020|url=https://nasional.kompas.com/read/2015/03/01/21565851/Zulkifli.Hasan.Ketua.Umum.PAN.2015-2020.|location=Jakarta|author=Ihsanuddin|work=[[Kompas.com]]|access-date=2 Maret 2015|language=id}}</ref> Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat oleh [[Hatta Rajasa]], sedangkan Ketua Dewan Kehormatan Partai dijabat oleh [[Soetrisno Bachir]].
 
== Sejarah ==
Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh [[Majelis Amanat Rakyat]] (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan [[Soeharto]].
 
MARAPAN dideklarasikanmempunyai padakepercayaan 14diri Meiuntuk 1998menyenangkan hati rakyat melalui keterlibatan dalam pemilihan umum dan [[Pemilihan kepala daerah di Indonesia]] ini dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya mantan Ketua umum [[Muhammadiyah]] Prof. Dr. H. [[Amien Rais]], mantan Ketua umum [[MuhammadiyahGoenawan Mohammad]], [[GoenawanAbdillah MohammadToha]], Dr. [[Rizal Ramli]], Dr. [[Albert Hasibuan]], [[ToetyToeti Heraty]], Prof. Dr. [[Emil Salim]], Drs. [[Faisal Basri]], MAM.A., [[Andi Mapetahang Fatwa|A.M. Fatwa]], [[Zoemrotin]], [[Alvin Lie Ling Piao]], dan lainnya.
 
AkhirnyaSebelumnya pada pertemuan tanggal 5-65–6 [[Agustus]] 1998 di [[Bogor]], mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN). Selengkapnya di [[Sejarah Partai Amanat Nasional]]
 
PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan [[kedaulatan rakyat]], [[keadilan]], [[kemajuan]] [[material]], dan [[spiritual]]. Cita-cita partai berakar pada [[moral agama]], [[kemanusiaan]], dan [[kemajemukan]]. Selebihnya PAN menganut prinsip [[nonsektarian]]non-sektarian dan [[nondiskriminatif]]non-diskriminatif. Untuk terwujudnya [[''Indonesia baru]]Baru'', PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa. Selengkapnya di [[Platform Partai Amanat Nasional]].
 
Pada [[PemiluPemilihan umum Presiden Indonesia 2004|Pilpres 2004]], [[PAN]] mencalonkan pasangan [[Amien Rais]] dan [[Siswono Yudo Husodo]] sebagai calon presiden dan wakil presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini meraih hampir 15% suara nasional.
 
Pada 11 Desember 2011 Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Rapat Kerja Nasional PAN 2011 di [[Jakarta]] secara resmi mendukung Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai bakal calon presiden dalam [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|Pilpres 2014]].<ref>{{cite news|date=11 Desember 2011|title=PAN Resmi Tetapkan Hatta Rajasa Menjadi Capres|url=http://nasional.kompas.com/read/2011/12/11/18534653/PAN.Resmi.Tetapkan.Hatta.Rajasa.Menjadi.Capres|location=Jakarta|author=Sandro Gatra|work=[[Kompas.com]]|access-date=12 Desember 2011|language=id}}</ref>
{{rapikan}}
 
== Kegiatan ==
{|{{prettytable}}
Tanggal 5–7 Juli 1998, dilaksanakan Tanwir Muhammadiyah di [[Semarang]] yang dihadiri oleh seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta utusan dari tingkat Wilayah (provinsi). Dalam sidang komisi, mayoritas peserta menginginkan agar warga Muhammadiyah membangun partai yang baru. Namun dalam keputusan resmi dinyatakan, bahwa Muhammadiyah tidak akan pernah berubah menjadi parpol, juga tidak akan membidani lahirnya sebuah parpol. Tetapi warga Muhammadiyah diberi keleluasaan untuk terlibat dalam parpol sesuai dengan minat dan potensinya.
|Singkatan Resmi||PAN
 
Tanggal 22 Juli 1998, [[Amien Rais]] menghadiri pertemuan [[Majelis Amanat Rakyat|MARA]] di hotel Borobudur. Hadir dalam acara membahas situasi politik terahir ini, antara lain: [[Goenawan Mohammad]], [[Fikri Jufri]], [[Dawam Raharjo]], [[Ratna Sarumpaet]], Zumrotin dan Ismet Hadad. Dari hasil diskusi dan evaluasi kinerja MARA, Goenawan kemudian menyimpulkan bahwa disepakati perlunya MARA memersiapkan pembentukan partai, disamping fungsinya semula sebagai gerakan moral. Tim kecil yang diharapkan akan membidani lahirnya sebuah parpol kemudian dibentuk.
 
== Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR ==
Partai Amanat Nasional mulai menjadi peserta dalam [[pemilihan umum di Indonesia]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]]. Jumlah suara yang diperoleh Partai Amanat Nasional relatif mengalami fluktuasi di setiap pemilihan umum.<ref>{{Cite book|last=Azhar|first=Anang Anas|date=Januari 2017|url=http://repository.uinsu.ac.id/1254/2/Pencitraan%20Politik%20Elektoral.pdf|title=Pencitraan Politik Elektoral: Kajian Politik Segitiga PAN Dalam Merebut Simpati Masyarakat|location=Bantul|publisher=Atap Buku|isbn=978-602-74114-7-0|editor-last=Siregar|editor-first=Mawardi|pages=7|url-status=live}}</ref> Berikut jumlah suara, jumlah kursi dan peringkat yang dicapai oleh PAN dalam beberapa pemilu:
{| class="wikitable"
|-
!style="background:#DCDCDC;" align="center"|Tahun
|Asas||[[Pancasila]]
!style="background:#DCDCDC;" align="center"|Suara
!style="background:#DCDCDC;" align="center"|Kursi
!style="background:#DCDCDC;" align="center"|Peringkat
|-
|align="center"|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|1999]]
|Tanggal didirikan||[[23 Agustus]] [[1998]]
|align="right"|7.528.956 (7,1%)
|align="right"|34 (7,4%)
|align="center"|5
|-
|align="center"|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|2004]]
|Pengesahan Depkeh HAM||No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003
|align="right"|7.303.324 (6,4%)
|align="right"|53 (9,6%)
|align="center"|7
|-
|align="center"|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|2009]]
|Ketua Majelis Penasihat Partai||M [[Amien Rais]]
|align="right"|6.254.580 (6,0%)
|align="right"|43 (7,7%)
|align="center"|5
|-
|align="center"|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|2014]]
|Wakil Ketua||[[Hatta Rajasa]]; [[Andi Mapetahang Fatwa|A.M. Fatwa]]
|align="right"|9.481.621 (7,6%)
|align="right"|48 (8,8%)
|align="center"|6
|-
|align="center"|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|2019]]
|align="right"|9.572.623 (6,84%)
|align="right"|44 (7,65%)
|align="center"|8
|-
|align="center"|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|align="right"|10.984.003 (7,23%)
|align="right"|48 (8,3%)
|align="center"|8
|}
 
== Ketua Umum ==
==Tokoh-Tokoh Partai Amanat Nasional==
{{utama|Daftar Ketua Umum Partai Amanat Nasional}}
* [[Amien Rais]]
{{:Daftar Ketua Umum Partai Amanat Nasional}}
* [[Hatta Rajasa]]
* [[Bambang Sudibyo]]
* [[Dede Yusuf]]
* [[Didiek Junaidi Rachbini]]
* [[Soetrisno Bachir]]
* [[Alvin Lie Ling Piao]]
{{gabungkepada|Partai Amanat Nasional}}
{{rapikan}}
Sebenarnya, setelah [[Soeharto]] langser, [[Amien Rais]] ingin kembali ke [[Muhammadiyah]], untuk menekuni kegiatan dakwah, pendidikan dan sosial. Akan tetapi keinginannya harus berhadapan dengan tuntutan dan harapan yang terlanjur dipikul kepundaknya. Menurut Sekjen Komnas HAM [[Baharudin Lopa]] yang langsung menemuinya dikantor PP Muhammadiyah; "Amien sudah berhasil merobohkan, kini rakyat menunggu bagaimana ia membangun." Bahkan dengan kalimat yang lebih lantang, [[Eep Saefullah Fatah]] dalam kolom [[majalah Ummat]] menyatakan: "jika Amin masih berfikir sebagai moralis an sich yang tak serius mengejar target kepemimpinan nasional, maka sebetulnya ia berkhianat kepada konstituen yang telah membesarkannya. Bahkan, bisa membuatnya tak bertanggung jawab, mengingat amanat sebagian (besar) publik belum tuntas ia tunaikan."
 
== Kepengurusan DPP PAN ==
Pada Tabloid Adil dalam sebuah artikelnya berjudul Ijtihad dan Terobosan, Amien mengungkapkan perasaannya sebagai berikut;
Pada 25 Maret 2020, Ketua Umum PAN periode 2020-2025 [[Zulkifli Hasan]] mengumumkan kepengurusan DPP PAN periode 2020-2025.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/news/read/4210962/struktur-pengurus-dpp-pan-periode-2020-2025|title=Struktur Pengurus DPP PAN Periode 2020-2025|last=Saputra|first=Muhammad Genantan|date=25 Maret 2020|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2 April 2020}}</ref>
 
* Dewan Kehormatan
"Seandainya ada pilihan saya untuk kembali kekandang Muhammadiyah setelah Soeharto turun panggung, tentu saya akan mengambil pilihan ini dengan amat sangat gembira. Namun rupanya dalam hidup ini ada pilihan yang seolah dateng dari luar, sebagai tuntutan masyarakat kepada kita, yang akhirnya tidak bisa kita hindarkan."
** Ketua : [[Sutrisno Bachir]]
** Ketua DPW PAN : [[Tatong Bara]]
** Sekretaris : [[Sunartoyo]]
* Dewan Pakar
** Ketua : [[Drajad Wibowo]]
** Sekretaris : M Najib
* Mahkamah Partai
** Ketua : [[Muhammad Rizal]] (Menggantikan [[Ali Taher|M Ali Taher Parasong)]]
* Majelis Penasihat Partai
** Ketua : [[Hatta Rajasa|M. Hatta Rajasa]]
** Sekretaris : [[Tjatur Sapto Edy]]
* Badan Pengurus Harian
** Ketua Umum : [[Zulkifli Hasan]]
** Wakil Ketua Umum : [[Asman Abnur]]
** Wakil Ketua Umum : [[Yandri Susanto]]
** Wakil Ketua Umum : Kms. H. M. Umar Halim
** Wakil Ketua Umum : [[Viva Yoga Mauladi]]
** Wakil Ketua Umum : [[Achmad Hafisz Tohir]]
** Wakil Ketua Umum : [[Nasrullah (politikus)|Nasrullah Larada]]
** Ketua : [[Epyardi Asda]]
** Ketua : [[Bima Arya Sugiarto]]
** Ketua : [[Pangeran Khairul Saleh]]
** Ketua : [[Ambia B. Boestam]]
** Ketua : Widdi Aswindi
** Ketua : [[Ahmad Najib Qodratullah]]
** Ketua : [[Zita Anjani]]
** Ketua : [[Andi Yuliani Paris]]
** Ketua : [[Saleh Partaonan Daulay]]
** Ketua : [[Yahdil Abdi Harahap]]
** Ketua : [[Haerudin Amin|Haerudin]]
** Ketua : [[Darlis Pattalongi]]
** Ketua : [[Desy Ratnasari]]
** Ketua : [[Ahmad Mumtaz Rais]]
** Ketua : Tutur Sutikno
** Ketua : [[Noviantika Nasution]]
** Ketua : Barnabas Yusuf Nura
** Sekretaris Jenderal : [[Eddy Soeparno|Muhammad Eddy Dwiyanto Soeparno]]
** Wakil Sekretaris Jenderal : [[Ibnu Mahmud Bilalludin]]
** Wakil Sekretaris Jenderal : Romy Bareno
** Wakil Sekretaris Jenderal : Surya Imam Wahyudi
** Wakil Sekretaris Jenderal : Dian Islamiati Fatwa
** Wakil Sekretaris Jenderal : Damayanti Hakim Tohir
** Wakil Sekretaris Jenderal : Farazandi Fidinansyah
** Wakil Sekretaris Jenderal : Fikri Yasin
** Wakil Sekretaris Jenderal : Irvan Herman
** Wakil Sekretaris Jenderal : Rosaline Irene Romaseuw
** Wakil Sekretaris Jenderal : Slamet Nur Achmad Effendy
** Wakil Sekretaris Jenderal : [[Farah Puteri Nahlia]]
** Wakil Sekretaris Jenderal : [[Denada|Denada Tambunan]]
** Wakil Sekretaris Jenderal : M Izzul Muslimi
** Wakil Sekretaris Jenderal : [[Athari Gauthi Ardi]]
** Wakil Sekretaris Jenderal : Irfan Nuranda Djafar
** Wakil Sekretaris Jenderal : [[Sumarsono]]
** Wakil Sekretaris Jenderal : Arif Mustafa Al Buny
** Wakil Sekretaris Jenderal : [[Slamet Ariyadi]]
** Wakil Sekretaris Jenderal : H. Rabik HS, S.E., S.H., M.H.
** Bendahara Umum : [[Totok Daryanto]]
** Bendahara : [[Nazaruddin Dek Gam]]
** Bendahara : [[Farah Valensiyah Inggrid]]
** Bendahara : [[Tengku Rizki Aljupri]]
** Bendahara : [[Erwin Izharuddin]]
** Bendahara : Sri Uleng Bakrie
** Bendahara : [[Intan Fauzi]]
** Bendahara : [[Ekos Albar]]
** Bendahara : Agus Sudarto
** Bendahara : Derry Purnamasari
** Bendahara : [[Inge Inkiriwang Jambak]]
** Bendahara : Tri Haryanti
** Bendahara : Triyono Wahyudi
** Bendahara : Raji N Sitepu
** Bendahara : Indra Gobel
** Bendahara : Setyawati Molyna
 
== Sayap-Sayap ==
Untuk memantapkan pilihannya, ia kemudian membawa kebimbangan ini kedalam rapat PP Muhammadiyah (ketika itu Amien Rais masih menjadi ketuanya). Hasilnya, sebagian mengharapkan ia meneruskan perjuangannya dengan cara terjun ke partai, sementara yang lainnya menganggap tugasnya sudah selesai, dan kini saatnya ia pulang kandang. Dalam dilema seperti inilah kemudian ia mengambil keputusan yang disebutnya sebagai "ijtihad politik" untuk terus berjuang lewat partai politik. Persoalan baru timbul, apakah harus membuat partai politik baru atau cukup bergabung dengang partai yang ada. Pada saat itu tibul desakan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Solo dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI agar Amien mendirikan partai politik baru dan menolak bergabung dengan partai lama.
* Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN)
Mantan Wakil Walikota Palu yaitu Sigit Purnomo Said alias Pasha [[Ungu (grup musik)|Ungu]] terpilih menjadi Ketua Umum Barisan Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Periode 2022-2026 pada Kongres BM PAN Ke VI<ref>{{Cite web|last=Safitri|first=Eva|title=Pasha Terpilih Jadi Ketua Barisan Muda PAN 2021-2026|url=https://news.detik.com/berita/d-5955329/pasha-terpilih-jadi-ketua-barisan-muda-pan-2021-2026|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2023-06-09}}</ref>.
* PAN Muda Untuk Indonesia (Pandu Indonesia)
* Perempuan Amanat Nasional (PUAN)
* Penegak Amanat Reformasi Rakyat Indonesia (PARRA Indonesia)
* Garda Muda Nasional (GMN)
 
== Referensi ==
Di dalam [[Majelis Amanat Rakyat]] (MARA) juga terjadi perdebatan yang makin lama semakin mengkristal. Apakah MARA tetap seperti bentuknya semula, yakni sebagai cabinet watch dog atau diubah menjadi partai politik. Kelompok pertama, merupakan kelompok yang menginginkan MARA tetap sebagaimana jati dirinya ketika dilahirkan. Dimotori oleh [[Zumrotin]] dan [[Syahbani Kacasungkana]], bahkan karena sangat khawatirnya, sampai-sampai [[Ratna Sarumpaet]] menyatakan, kalau MARA berubah menjadi partai politik, maka ia akan kehilangan simpati dari masyarakat. Sedangkan kelompok kedua, merupakan kelompok yang menginginkan MARA berubah menjadi parpol. Yang paling Vokal dan gigih memperjuangkannya ide ini adalah [[Fikri Jufri]], yang didukung oleh [[Ulil Absar Abdullah]] dan [[Ong Hok Ham]].
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
Fikri dan Ulil bahkan sudah siap dengan usulan yang lebih jauh, yakni memperjuangkan Amien Rasis menjadi presden dalam pemilu mendatang. Bagi Ulil, fenomena pak Amien yang muncul pada saat itu belum tentu berulang dalam 50 tahun. Menurut pengamatannya, figur Amien Rais yang dinbatkan sebagai "gerbong" reformasi oleh berbagai media massa dan diakui sebagai [[tokoh reformasi]] oleh berbagai kalangan termasuk mahasiswa, memiliki sumber daya yang mendukung sangat kuat. Apalagi sampai saat itu belum ada satupun parpol yang berhasil memikat dirinya.
* [[Partai Matahari Bangsa]]
 
Tanggal 5-7 Juli 1998, dilaksanakan Tanwir Muhammadiyah di Semarang yang dihadiri oleh seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta utusan dari tingkat Wilayah(provinsi). Amien sangat berharap Tanwir akan mengambil semacam keputusan yang dapat dijadikan pegangan untuk melangkah lebih lanjut. Dalam sidang komisi, mayoritas peserta menginginkan agar warga Muhammadiyah membangun partai yang baru. Namun dalam keputusan resmi dinyatakan, bahwa Muhammadiyah tidak akan pernah berubah menjadi parpol, juga tidak akan membidani lahirnya sebuah parpol. Tetapi warga Muhammadiyah diberi keleluasaan untuk terlibat dalam parpol sesuai dengan minat dan potensinya.
 
Ketika memberikan sebuah penutupan Tanwir, Amien menyinggung kemungkinan lahirnya sebuah parpol baru dimana [[Syafi Ma’arif]] akan menjadi ketuanya. Hal yang sama diulanginya ketika konferensi pers dengan para wartawan yang hadir. Pak Syafi yang merasa belum pernah diajak bicara masalah ini merasa kaget. Tetapi saat dikonfirmasikan wartawan tentang pernyataan pak Amien, ia enggan berkomentar. Dalam pembicaraan-pembicaraan informal ia cerasa ragu dan tidak yakin dapat menjalankan peran itu. Meskipun pak Amien terus berusaha meyakinkannya. Amien juga meminta bantuan [[Sandra Hamid]] dan [[Goenawan Mohammad]] untuk meyakinkannya. Tetapi, makin lama sikap pak Syafi semakin tegas untuk menolak. Sampai suatu saat ia menyampaikan pada pak Amien, 'Anda sajalah yang ke partai, biar saya yang menjaga Muhammadiyah,' ujarnya.
 
Sekembalinya dari Malaysia dalam rangka memenuhi undangan [[Universitas Malaya]] serta bersilaturrahim dengan Perdana Menteri [[Mahathir Mohammad]] dan Wakil Perdana Mentri [[Anwar Ibrahim]]. Amien Rais berkunjung kerumah pak [[Anwar Harjono]]. Pada saat itu pak Anwar mengutarakan harapannya agar Amien mau mimimpin sebuah parpol yang sedang diproses oleh tokoh-tokoh [[DDII]]. Bahkan, ketika itu [[Yusril Ihza Mahendra]] yang sedang berada diluar kota, sempat menyampaikan dukungannya lewat telepon. Dalam ceramah ataupun wawancara dengan para wartawan, pak Amien juga menyinggung kemungkinan mendirikan parpol baru bersama Yusril. Namun bersamaan dengan itu, pak Amien selalu menyebutkan bahwa nama partai yang akan didirikannya adalah Partai Amanat Bangsa(PAB). Sebuah partai terbuka, yang akan mengakomodasi seluruh potensi bangsa.
 
Tanggal 18 Juli pagi, pak Amien kembali berkunjung kerumah pak Anwar dengan ditemani [[Dawam Raharjo]]. Saat itu juga hadir tokoh-tokoh teras PPP, diantaranya: Buya [[Ismail Hasan Metareum]], [[Aisyah Amini]] dan [[Husein Umar]]. Saat itu mereka menawarkan pada pak Amien untuk bergabung dengan PPP. Husein Umar menyatakan bahwa bagaimanapun PPP adalah hasil fusi dari partai-partai Islam, karena itu pak Amien sebagai salah seorang tokoh umat, mempunyai kewajiban untuk menyelamatkannya. Sementara Dawam menentang keras usulan ini, bahkan secara tegas mendorong pak Amien agar segera membuat parpol baru. Tidak ada keputusan ataupun kesepakatan dalam pertemuan itu.
 
Tanggal 20 Juli, sedianya pak Amien untuk datang kerumah pak Anwar utuk menghadiri pertemuan dengan tokoh-tokoh Badan Koordinasi Umat Islam (BKUI). Tetapi karena sangat lelah dan kondisinya kurang sehat, setelah memberikan ceramah di Jawa Timur. Pak Amien menitipkan pesan yang dibacakan dalam pertemuan itu, diantaranya; ia menginginkan partai yang akan dibentuk bernama Partai Amanat Bangsa(PAB). Menurut pak Amien kata "amanat" memiliki makna spiritual dan mengandung pesan moral yang dalam.
 
Setelah mendengar pesan pak Amien, pak Anwar kemudian menyampaikan pokok-pokok pikirannya. Ia mulai dengan, menegaskan bahwa sejak awal partai yang dibentuk dimaksudkan dpaat mempersatukan umat secara bulat. "Kalau ditanya, apakah partai ini nantinya akan memperkuat [[PPP]]?", dengan nada bertanya. Kemudian dijawabnya sendiri, "maka jawabannya, jelas tidak" Kemudian beliau melanjutkan, "apakah akan menghidupkan [[Masyumi]]?, jawabnya ada dua. "Dengan nada datar beliau menegaskan, untuk menghindari polemik yang berlarut-larut dalam masalah ini, maka disepakati secara aklamasi sebuah kompromi pertama, [[Masyumi]] tidak akan hidup kembali. Yang dituntut, hanya sebatas pemulihan nama baik saja. Kedua, nama partai yang akan dilahirkan adalah [[Partai Bulan Bintang]] (PBB).
 
Menurut pak Anwar, saat bertemu pak Amien, ketika nama tersebut disodorkan, ia tidak berkomentar. Hal ini kemudian disimpulakan bahwa pak Amien setuju. "Tapi, anehnya, mengapa, kepada media massa kok dia menyebut Partai Amanat Bangsa terus," katanya. Dengan nada prihatin pak Anwar melanjutkan, orang-orang Golkar mengharapkan agar ia tetap memimpin Muhammadiyah saja. " katanya lebih lanjut. Akhirnya rapat memutuskan bahwa nama PBB tidak akan dirubah, sedangkan AD dan ART yang sudah disusun oleh tim cukup lama tidak akan dibicarakan lagi. Mengingat, keinginan untuk mendirikan sebuah Partai Islam atau partai yang bernafaskan Islam sudah muncul sejak tahun 1996. jadi, usulan dari pak Amien tidak akan dibicarakan lagi.
 
Tanggal 22 Juli, pak Amien menghadiri pertemuan MARA di hotel Borobudur. Hadir dalam acara membahas situasi politik terahir ini, antara lain: [[Goenawan Mohammad]], [[Fikri Jufri]], [[Dawan Raharjo]], [[Ratna Sarumpet]], [[Zumrotin]] dan [[Ismet Hadad]]. Mereka kemudian, menyimpulkan bahwa terombang-ambingnya pak Amien disebabkan karena kelambanan dan tidak adanya sikap yang tegas dari MARA. Apalagi cukup lama MARA tidak mengadakan pertemuan, sehingga banyak kejadian yang tidak disikapi. Dari hasil diskusi dan evaluasi kinerja MARA, Goenawan kemudian menyimpulkan bahwa disepakati perlunya MARA memersiapkan pembentukan partai, disamping fungsinya semula sebagai gerakan moral. Tim kecil yang diharapkan akan membidani lahirnya sebuah parpol kemudian dibentuk.
 
Tanggal 23 Juli, pak Amien bertemu tokoh-tokoh PPP dipondok indah. Dalam acara tersebut hadir antara lain: [[Bachtiar Chamsyah]], [[Aisyah Amini]], [[Faisal Basir]], [[Yusuf Syakir]], [[Fuad Bawazir]] dan [[Sutrisno Bachir]]. [[Yusuf Syakir]] yang bertindak sebagai juru bicara menyampaikan bahwa PPP kini membutuhkan "suntikan darah segar". Bergabungnya pak Amien diharapkan akan memberikan image baru sebagai partai reformis pada partai berlambang bintang ini. Mereka berjanji akan memperjuangkan pak Amien menjadi ketua PPP pada muktamar yang dipercepat. Sekiranya pak Amien merasa kurang pas dengan lambang atau nama yang digunakan saat itu, semuanya bisa diperjuangkan saat muktamar. Pak Amien hanya menjawab, akan mempelajari dan menimbang-nimbang lebih dulu.
 
Tanggal 27 Juli, pak Amien kembali menghadiri pertemuan MARA di Galeri Cemara, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut antara lain: [[Goenawan Mohammad]], [[Mukhtar Pabottinggi]] dan [[Albert Hasibuan]]. Selesai pertemuan, diadakan konferensi pers. Dalam kesempatan ini pak Amien menyinggung lagi tentang rencana pendirian partai, ia menyebut bahwa platform partai, saat itu sedang dipersiapkan lebih lanjut, diutarakan bahwa untuk bidang politik dipimpin oleh Mukhtar, hukum oleh Albert, sedangkan Economi oleh [[Anggito Abimanyu]] dan [[Faisal Basri]]. Seusai acara, pak Amien menemui Goenawan dan berbicara empat mata. Pak Amien menceritakan lamaran tokoh-tokoh PPP beberapa hari sebelumnya. Ternyata Goenawan memberikan respon positif. Pak Amien kemudian berfikir, bagaimana mengawinkan partai yang akan dilahirkan MARA dengan PPP yang akan direformasi.
 
Pak Amien kembali bertemu tokoh di pondok Indah. Dalam kesempatan ini ia mengutarakan, ia tertarik untuk bergabung dengan PPP. Namun katanya, ibarat rumah, PPP perlu banyak kamarnya, diperluas ruang tamunya, diperbesar dapurnya, karena akan dihadirinya penghuni baru, tanpa menggusur yang lama. Kalau perlu labelnya diganti, agar lebih menarik. Menanggapi usulan pak Amien, [[Yusuf Syakir]] sebagai juru bicara PP, menyampakan bahwa teman-temannya untuk menjadi anggota Majelis Pakar.
 
Usai pertemuan pak Amien langsung berangkat menuju kantornya [[Amin Aziz ]]di Tebet. Disitu telah menunggu [[Syafi Ma’arif]], [[Sutrisno Muhdam]], [[A.M.Fatwa]] dan [[Dawam Raharjo]]. Mereka mendiskusikan untung dan ruginya membuat partai baru atau bergabung dengan PPP. Kesimpulannya, baik mendirikan partai baru maupun bergabung dengan PPP sama-sama memiliki keunggulan sekaligus kelemahan. Idealnya adalah bila partai yang akan didirikan MARA dapat merger dengan PPP.
 
Tanggal 3 Agustus, pak Amien kembali bertemu tokoh-tokoh PPP di Pondok Indah. Hadir dalam acara tersebut antara lain: [[Yusuf Syakir]], [[Aisyah Amini]], [[Tosari Wijaya]], [[Bachtiar Hamzah]], [[Ali Hardi Kiai Demak]], [[Faisal Baasir]] dan [[Salahuddin Wahid]]. Sementara pak Amien ditemani oleh [[Sutrisno Bachir]]. Dalam pertemuan ini, kemungkinan pak Amien bergabung dengan PPP semakin kongkrit. [[Yusuf Syakir]] selaku juru bicara, menyampaikan hal-hal yang lebih lebih kongkrit dibanding pertemuan sebelumnya. Pertama, ia menyatakan bahwa Buya [[Ismail Hasan Metarium]] sudah menyatakan tidak bersedia dicalonkan kembali sebagai Ketua PPP. Kedua, masalah nama partai dapat ditinjau kembali, meskipun mayoritas masih ingin mempertahankan nama PPP. Ketiga, bersama pak Amien yang akan diusulkan sebagai Ketua Majelis Pakar, ada nama-nama seperti [[Baharuddin Lopa]], [[Ahmad Bagja]], [[Fuad Bawazir]], [[Goenawan Mohamad]] dan [[Salahuddin Wahid]] sebagai anggota.
 
Tanggal 5 Agustus, pak Amien menghadiri pertemuan yang dilaksanakan di Wisma Tempo, [[Sirnagalih]], Jawa Barat. Pertemuan ini dihadiri oleh tiga kelompok. Pertama, PPSK yang diwakili oleh [[Mohtar Mas’ud]], [[Rizal Panggabean]], [[Chairil Anwar]], dan [[Machfud]]. Kedua, kelompok Tebet diwakili oleh [[Amin Aziz]], [[Dawam Raharjo]], [[A.M.Fatwa]], [[Abdillah Toha]] dan [[A.M.Lutfi]]. Ketiga, kelompok MARA diwakili oleh [[Goenawan Mohamad]], [[Albert Hasibuan]], [[Zumrotin]], [[Nusyahbani Kacasungkana]] dan [[Ismed Haddad]]. Pak Amien berada disini sebentar, karena ia harus segera kebandara Soekarno-Hatta untuk pergi keluar negri bersama [[Syafi'i Ma'arif]].
 
Ada dua Agenda besar yang harus dirumuskan dalam pertemuan ini. Pertama, menyusun platform partai. Kedua, menyepakati formatur yang akan ditugasi untuk menyusun kepengurusan. Melalui voting, nama partai kemudian disepakati sebagai Partai Amanat Nasional(disingkat PAN). Ketua formatur ditetapkan M.[[Amien Rais]], dengan delapan anggota, antara lain: [[Goenawan Mohamad]], [[Zumrotin]], [[Abdillah Toha]], [[A.M.Lutfi]], [[Ismed Haddad]], [[Albert Hasibuan]] dan [[Rizal panggabean]].
 
Sepulang dari luar negri, pak Amien diminta menandatangani "surat kesediaan" untuk duduk di Majelis Pakar PPP. Beberapa media massa menyiarkan bergabungnya pak Amien ke PPP sendiri. Dengan rencana bergabungnya pak Amien ke PPP, Mereka yang telah berkumpul di Wisma Tempo merasa gelisah mendengar berita itu. Mereka berusaha menemui pak Amien untuk mendapatkan penjelasan kebenaran berita tersebut, selain keinginan segera menyampaikan hasil pertemuan yang sudah disepakati. Saat itu pak Amien dikitari orang.orang tertentu, sehingga tidak mudah ditemui.
 
Beberapa hari kemudian, muncul beberapa nada sumbang dari tokoh-tokoh PPP sendiri dengan rencana bergabungnya pak Amien. Selain itu, dari hasil jejak pendapat yang dilaksanakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Solo, ternyata mayoritas warga Muhammadiyah menginginkan Pak Amien mendirikan partai sendiri. Dari DKI Jakarta, juga datang surat resmi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang mendesak agar pak Amien mendirikan partai sendiri. Dengan perjuangan khusus, [[Rizal Panggabean]] dan [[A.M Fatwa]] akhirnya berhasil menemui pak Amien, saat bersiap-siap untuk tampil dalam sebuah acara di TV swasta. Dan mereka menyampaikan hasil pertemuan di Sirnagalih. Tanggal 13 Agustus malam, pak Amien kembali bertemu tokoh-tokoh PPP di Pondok Indah. Ada sekitar sepuluh tokoh PPP hadir malam itu. [[Yusuf Syakir]] memulai dengan sebuah kiasan, katanya "Pak Amien, ibarat orang pacaran, kini kita sudah menikah, maka itu diharapkan pak Amien tidak lagi melirik gadis lain." Dengan kiasan juga pak Amien menjawab;" dalam Islam kan boleh kawin dua." Pak Amien kemudian menyinggung komentar beberapa petinggi PPP yang bernada negatif tentang rencana itu. Meskipun [[Yusuf Syakir]] dan kawan-kawan berusaha meyakinkan bahwa komentar yang dimaksud bukan berarti menentang. Juga ia mengingatkan, apapun yang ingin dicapai, semua memerlukan perjuangan.
 
Keesokan harinya, Amien muncul di TV mengutarakan rencananya untuk mendirikan partai baru. Sebuah partai terbuka, lintas agama dan lintas etnik. Diharapkan bisa dilaksanakan bertepatan dengan hari kemerdekaan. Tetapi, karena faktor etnis, akhirnya deklarasi baru bisa dilaksanakan pada 23 Agustus 1998, di Istora Senayan. Puluhan ribu masa berjubel menghadirinya. Puluhan tokoh-tokohnya tampil dipanggung, melambai-lambaikan tangan menyambut riuhnya tepuk tangan hadirin saat itu.
 
Kini PAN sudah berusia enam tahun. Dalam usia belia sudah mampu melalui ujian pertamanya dengan keberhasilannya menempatkan 34 orang kadernya sebagai anggota DPR RI, sehingga PAN termasuk lima besar pemenang [[pemilu 1999]]. Tahun 2004 juga lima besar dengan 53 anggota. Ujian berikutnya, bagaimana wakil-wakil PAN berkiprah baik di [[DPR]] RI, [[DPRD]] I atau DPRD II untuk memperjuangkan aspirasi rakyat sesuai yang dijanjikan ketika kampanye dulu.
 
[[Kategori:Partai Amanat Nasional]]
 
== Pranala luar ==
* [{{Official|http://pan.rianggaputraor.com/ DPB PAN Berlin]id}}
* [http://www.sutrisnobachir.com/ Ketua Umum PAN]
 
{{stubParpol2024}}
{{Parpol2019}}
{{Parpol2014}}
{{Parpol2009}}
{{Parpol2004}}
{{Parpol1999}}
 
[[Kategori:Partai Amanat Nasional| ]]
[[Kategori:Partai Islam|Amanat Nasional]]
[[Kategori:Partai progresif|Amanat Nasional]]
[[Kategori:Partai politik di Indonesia|Amanat Nasional]]
[[Kategori:Tokoh Koalisi Merah Putih]]
 
[[Kategori:Partai politik yang didirikan tahun 1998]]
[[en:National Mandate Party]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1998 di Indonesia]]
[[ms:Parti Amanat Nasional]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]]
[[nl:Partai Amanat Nasional]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2004]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2009]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2014]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2019]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2024]]