Candiroto, Temanggung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirect|Candiroto}}
{{kecamatan
|nama =Candiroto
Baris 5 ⟶ 6:
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Temanggung
|nama camat =TotoM. BudiSetyo Nusantoro Wiyanto
|luas =5.994 ha
|penduduk =31.559 ([[2008]])
Baris 12 ⟶ 13:
}}
{{untuk|[[kelurahan]] di [[Kabupaten Kendal]]|Candiroto, Kendal, Kendal}}
'''Candiroto''' ({{lang-jv|ꦕꦤ꧀ꦢꦶꦫꦺꦴꦠꦺꦴ}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Kecamatan ini adalah penghasil [[kopi]] terbesar di Temanggung. Di kecamatan ini terletak pula "[[Umbul Jumprit"]], mata air yang disucikan yang airnya diambil untuk upacara keagamaan umat [[Buddhisme]] dan [[Hindu]].
 
== Geografi ==
Baris 50 ⟶ 51:
== Pendidikan ==
Banyaknya sekolah dan murid tahun ajaran [[2008]]/[[2009]] adalah: SD Negeri 20 buah, murid laki-laki 1.352 orang dan perempuan 1.234 orang dengan jumlah guru 147 [[pegawai negeri sipil]] dan 47 non-PNS, dan SD Swasta belum ada. Untuk SLTP Negeri 1 buah, murid laki-laki 337 orang perempuan 367 orang dengan jumlah guru 31 orang, SLTP Swasta 1 buah, murid laki-laki 52 orang perempuan 38 orang dengan jumlah guru 9 orang. Untuk SLTA Negeri 1 buah, murid laki-laki 186 orang perempuan 289 orang dengan jumlah guru 37 orang, SLTA Swasta 1 buah, murid laki-laki 77 orang perempuan 87 orang dengan jumlah guru 16 orang.
<!--== Kopi Temanggung ==
Kabupaten yang berada di tengah-tengah wilayah Provinsi Jawa Tengah ini merupakan salah satu daerah potensi penghasil kopi. Terdapat dua jenis tanaman kopi di Temanggung, yakni kopi robusta dan arabika.
 
Tanaman kopi hidup subur di kawasan utara Kabupaten Temanggung, seperti Kecamatan Tretep, Wonoboyo, Bejen, Candiroto, Kandangan, Jumo, Gemawang, Kledung, dan Kaloran.
 
Apabila menelusuri kawasan dengan ketinggian 500 hingga 1.000 meter di atas permukaan air laut tersebut, tanaman kopi menghijau di kanan-kiri jalan desa membuat suasana sejuk dan asri. Saat menjelang musim panen, buah kopi berwarna merah menghiasi ruas tangkai tanaman yang menghijau itu.
 
Tanaman kopi robusta di Temanggung hidup di dataran rendah dengan luas areal sekitar 9.278 hektare dengan jumlah produksi 5.508 ton pertahun. Sedangkan kopi arabika tumbuh di dataran tinggi dengan luas areal sekitar 966 hektar dengan produksi 365 ton pertahun.
 
Produksi kopi yang cukup tinggi tersebut menjadikan Kabupaten Temanggung menyumbang 40 persen lebih produk kopi di Jawa Tengah.
 
Panen raya kopi setiap tahun sekitar bulan Juni hingga Juli. Pada umumnya petani menjual dalam bentuk biji yang sudah diproses dan dikeringkan. Biji kopi yang bagus apabila dipetik matang dengan ciri berwarna merah tua. Biji yang matang selain memiliki bobot juga mengeluarkan aroma yang lebih harum saat diproses dalam bentuk bubuk.
 
Kopi bubuk Temanggung hasil produksi Perusda Aneka Usaha Temanggung bisa ditemuai di sejumlah warung atau toko di daerah tersebut.
 
Di Desa Mento, Kecamatan Candiroto, Kelompok Tani Akur II memproduksi kopi biji dengan dua cara, yakni melalui proses mesin maupun secara tradisional yang menggunakan penggorengan di atas tungku yang menggunakan kayu bakar. Hal ini cukup menarik untuk dijadikan wisata pendidikan untuk menambah wawasan bagi anak didik.
 
Bagi masyarakat yang melintas di jalur Semarang-Purwokerto melalui Temanggung-Wonosobo bisa istirahat sambil menikmati kopi khas Temanggung di kawasan Kledung dengan disuguhi panorama alam yang indah yakni lereng Gunung Sumbing dan Sindoro.
 
Hingga saat ini, Pemkab Temanggung terus berupaya mendorong para petani melakukan panen kopi petik merah dan didukung dengan proses pengolahan basah agar menghasilkan biji kopi berkualitas ekspor. Melalui eksportir dari Semarang maupun Malang Jawa Timur, biji kopi dari Temanggung telah diekspor ke sejumlah negara.
 
Pemkab Temanggung juga terus berusaha mengembangkan tanaman kopi di tengah tanaman tembakau yang menjadi primadona daerah tersebut dengan sistem tumpangsari antara tanaman tembakau dengan tanaman kopi arabika kate yang dikenal dengan sitem penanaman pola Tlahap, karena model tumpangsari ini pertama dikembangkan di daerah Tlahap, Kecamatan Kledung, Temanggung.
 
Petani atau kelompok tani dari daerah lain melakukan studi banding untuk mengetahui sistem tumpangsari antara tanaman tembakau dengan kopi tersebut, bahkan sejumlah bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota di Indonesia pernah berkunjung untuk mengetahui penanaman kopi pola Tlahap tersebut.-->
 
== Kesehatan ==
Baris 55 ⟶ 80:
 
== Ekonomi ==
Tanaman yang dapat dikembangkan di Kec. Candiroto antara lain [[padi]], [[jagung]], [[ketela pohon]], dan [[ketela rambat]]. Untuk tanaman sayuran antara lain [[lombok]], untuk buah-buahan antara lain [[durian]], [[rambutan]], [[jambu biji]], dan [[pisang]]. Tanaman perkebunan antara lain : [[kopi arabika]], [[kopi robusta]], [[cengkehcengkih]], [[kelapa]], [[enau]], [[kakao]], [[jahe]], [[kapulaga]]], [[kemukus]], [[kunyit]], [[tembakau]], dan [[vanili]]. Peternakan yang dikembangkan di Candiroto antara lain sapi potong, [[kerbau]], [[kuda]], [[kambing]], [[domba]], [[kelinci]], ayam buras, ayam ras, [[itik]], [[bebek]], [[burung puyuh]], dan [[angsa]]. Perikanan yang dikembangkan di desa ini antara lain [[ikan karper|karper]], [[ikan lele|lele]], [[ikan nila|nila]], [[ikan tawes|tawes]], [[ikan gabus|gabus]], [[udang]], dan [[katak dan kodok|kodok]].
 
== Pariwisata ==
Baris 64 ⟶ 89:
* Punden Berundhak di Dusun Krajan Desa Candiroto
* Kalithuk petilasan Sunan Kalijogo di Dusun Mentoroto Desa Mento
* Curug Tarung di desa Canggal
 
== Pranala luar ==
* [http://www.temanggungkab.go.id/profil.php?mnid=29 Profil Kec. Candiroto]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{Candiroto, Temanggung}}
{{Kabupaten Temanggung}}
 
{{Authority control}}
[[jv:Candhirata, Temanggung]]