Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Tokoh: Khairul Fahmi |
|||
(540 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bukan|text=[[Jemaah Tarbiyah]]}}
{{Infobox Organization
| name = Persatuan Tarbiyah Islamiyah
| image = PERTI.png
| size = 200px
| alt =
| caption = Lambang PERTI setelah Muktamar Islah pada 2016
| map =
| msize =
| malt =
| mcaption =
| abbreviation = PERTI
| predecessor = Ittihad Ulama Sumatera
| formation = {{start date and age|1928|5|5}}
| founding_location = [[Candung, Agam|Canduang]], [[Agam]]
| founder = [[Sulaiman Ar-Rasuli|Syekh Sulaiman ar-Rasuli;]]<br>[[Muhammad Jamil Jaho|Syekh Muhammad Jamil Jaho;]]<br>[[Abdul Wahid Ash-Shalihi|Syekh Abdul Wahid Ash-Shalihi;]]<br>[[Abbas Qadhi Ladang Laweh|Syekh Abbas Qadhi Ladang Laweh;]]
| type = Organisasi massa [[Islam]]
| purpose =
| headquarters = Jalan Paseban Raya No. 11 A, [[Jakarta Pusat]], [[Jakarta]]<br>
| membership =
| leader_title = [[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua Umum]]
| leader_name = [[Syarfi Hutauruk|Drs. H. Muhammad Syarfi Hutauruk, MM]]
| website =
| footnotes = Tribhakti : <br> '''Pendidikan, Dakwah dan Sosial'''
| leader_title2 =
| leader_name2 =
| leader_title3 = Sekretaris Jenderal
| leader_name3 = [[Zulhendri Chaniago|Drs. Zulhendri Chaniago, MM]]
| full_name =
| subsidiaries = * [[Persatuan Wanita Tarbiyah Islamiyah|PERWATI (Persatuan Wanita Tarbiyah Islamiyah]]
* [[Pemuda Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PEMUDA PERTI (Pemuda Persatuan Tarbiyah Islamiyah)]]
* [[Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah|KMTI (Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah)]]
}}
'''Persatuan Tarbiyah Islamiyah''' '''(PERTI)'''<ref name=":2" /> ([[Abjad Jawi|Jawi]]: {{Script|Arab|ڤرستوان تربيه اسلاميه}}; {{lang-ar|{{Script|Arab|اتحاد التربية الإسلامية}}}} ''Ittiḥād at-Tarbiyah al-Islāmīyah'') adalah [[organisasi massa]] [[Islam di Indonesia]] yang berhaluan [[mazhab Syafii|Syafii]]-[[Asy'ariyah|Asy'ari]]. Cikal bakal organisasi ini berawal dari Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PMTI) yang didirikan oleh [[Sulaiman Ar-Rasuli|Syekh Sulaiman Ar-Rasuli]] pada [[5 Mei]] [[1928]] [[Masehi|M]] atau 15 [[Zulkaidah|Zulqaidah]] 1346 [[Kalender Hijriah|H]] di [[Candung, Agam|Canduang]], [[Agam]], [[Sumatera Barat]] dan dalam perkembangannya sempat menjadi [[Partai politik di Indonesia|partai politik]] bernama Partai Islam PERTI. Dalam [[Pemilihan Umum 1955|pemilihan umum 1955]], Partai Islam PERTI mendapatkan empat kursi [[DPR-RI]] dan tujuh kursi [[Konstituante]].
== Sejarah ==
=== Masa awal ===
[[Berkas:Sulaiman Arrasuli.jpg|150px|kiri|jmpl|[[Sulaiman Ar-Rasuli|Syekh Sulaiman ar-Rasuli]], pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
Cikal bakal Persatuan Tarbiyah Islamiyah berawal dari perubahan sistem pendidikan dari [[surau]] ke [[madrasah]] yang ditandai dengan berdirinya [[Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang|Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung]] pada 5 Mei 1928 oleh Syekh Sulaiman ar-Rasuli gelar ''Inyiak Canduang,'' [[MTI Jaho]] oleh [[Muhammad Jamil Jaho|Syekh Muhammad Jamil Jaho]], [[MTI Tabek Gadang]] oleh [[Abdul Wahid Ash-Shalihi|Syekh Abdul Wahid ash-Shalihi]] dan [[MTI Batu Hampar]] oleh [[Muhammad Arifin Al-Arsyadi|Syekh Muhammad Arifin al-Arsyadi]] yang juga didirikan pada hari yang sama.
Pendirian empat MTI dimaksudkan sebagai upaya modernisasi lembaga pendidikan Kaum Tua ([[Islam Tradisionalis|tradisionalis]]) dan merupakan usulan [[Abbas Qadhi Ladang Laweh|Syekh Abbas Qadhi Ladang Laweh]]. Sebelumnya, Syekh Abbas Qadhi telah memulai upaya ini dengan mendirikan [[Arabiyah School]] di [[Ladang Laweh, Banuhampu, Agam|Ladang Lawas]] pada 1918 dan Islamiyah School di [[Aur Tajungkang Tengah Sawah, Guguk Panjang, Bukittinggi|Aur Tajungkang]], [[Bukittinggi]] pada 1924 untuk menandingi gencarnya gerakan pengembangan lembaga pendidikan milik Kaum Muda ([[Modernisme Islam|modernis]]) di Sumatera Barat.{{sfn|Koto|2012|p=29-31}} Selain Syekh Abbas, sistem [[madrasah]] juga pernah dilakukan oleh murid Inyiak Canduang sendiri yaitu Syekh Darwis al-Majidi yang mendirikan Tarbiyah School di Tabek Lumpu, [[Baso, Agam]] pada 1918.
Sepulangnya Inyiak Canduang ke kampung halamannya di Candung setelah belajar di Makkah. Pada 1908, Inyiak Canduang mengadakan pengajian di Surau Baru dengan membentuk halakah sebagaimana yang umum berlaku di Minangkabau waktu itu. Kemudian, ia merubah sistem halakah Surau Baru menjadi sistem klasikal dengan nama MTI Canduang pada 5 Mei 1928.<ref>{{Cite web|last=Canduang|first=Mti|date=2013-04-21|title=Pondok Pesantren: SEJARAH|url=https://mticanduang.blogspot.com/2013/04/sejarah.html|website=Pondok Pesantren|access-date=2024-01-30}}</ref>
Setelah kemunculan MTI Canduang dan beberapa [[:Kategori:Madrasah Tarbiyah Islamiyah|MTI]] lainnya di Sumatera Barat, Inyiak Canduang kemudian mendirikan organisasi Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PMTI) untuk menghubungkan MTI-MTI tersebut. Sebelumnya, ulama-ulama Kaum Tua di [[Sumatra Tengah]] pernah berhimpun di dalam organisasi bernama [[Ittihad Ulama Sumatera]] yang didirikan pada 1921 oleh Syekh Abbas Qadhi, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli dan Syekh Muhammad Jamil Jaho. Organisasi ini kemudian dipimpin oleh [[Muhammad Saad Mungka|Syekh Muhammad Saad Mungka]].{{sfn|Koto|2012|p=30}}
Pada 1918, [[Hasan Basri Maninjau|Syekh Hasan Basri Maninjau]] yang merupakan ''de Commisaris'' Ittihad Ulama Sumatera menerbitkan majalah [[Al-Mizan (majalah)|''Al-Mizan'']] melalui Penerbit Syarikatul Ihsan [[Maninjau]]. Majalah al-Mizan, selain berisi karangan-karangan mengenai agama, juga memuat pertanyaan dan jawaban. Pertanyaan-pertanyaan itu berasal dari pembaca al-Mizan dari berbagai daerah. Pertanyaan ini dijawab oleh Majelis Tarjih Ittihadul Ulama Sumatera yang terdiri dari beberapa ulama seperti Syekh Muhammad Saad Mungka, [[Khatib Ali|Syekh Khatib Ali Padang]], Syekh Muhammad Nur Bayur Maninjau, Syekh Abdullah Maninjau, Syekh Sulaiman Arrasuli Candung, Syekh Muhammad Jamil Jaho dan Syekh Makhudum Tanjuang Bingkuang Solok.
Setelah Al-Mizan berhenti terbit, Ittihad Ulama Sumatera sempat menerbitkan majalah ''[[Ar-Radd wal-Mardud]]'' di [[Ladang Laweh, Banuhampu, Agam|Ladang Laweh]] pada 1921. Majalah tersebut tercatat diasuh oleh [[Sirajuddin Abbas]] (sebagai kepala redaktur) dan Mustafa Salim. Majalah ini terbit hingga tahun 1926. Setelah Syekh Saad Mungka meninggal pada tahun 1923, organisasi Ittihad Ulama Sumatera pun menjadi padam.
Atas anjuran Syekh Abbas Qadhi dan Demang Datuk Batuah, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli merubah surau baru Canduang menjadi madrasah pada tahun 1928. Awalnya diusulkan nama ''Tarbiyah ath-Thullab'' untuk nama madrasah baru tersebut. Namun karena mirip [[Sumatera Thawalib]], maka istilah itu diganti menjadi ''Tarbiyah Islamiyah''. Inyiak Canduang kemudian mengundang beberapa ulama Kaum Tua yang sebelumnya tergabung dalam Ittihad Ulama Sumatera untuk menghadiri pertemuan sekaligus peresmian MTI Canduang pada 5 Mei 1928.
Di antara yang hadir dalam pertemuan tersebut termasuk Syekh Khatib Ali Padang, Syekh Abbas Qadhi Ladang Laweh, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Arifin al-Arsyadi Batuhampar, Syekh Abdul Majid Koto Nan Gadang, Syekh Abdul Wahid as-Shalihi Tabek Gadang, Syekh Jalaluddin Sicincin, [[Muhammad Yunus Tuanku Sasak|Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak]], Tuanku Alwi Koto Nan Ampek, Syekh Makhudum Tanjung Bingkung Solok, Syekh Adam Palembayan, [[Muhammad Zain Simabur|Syekh Muhammad Zain Simabur]], Syekh Hasan Basri Maninjau, [[Muhammad Said Bonjol|Syekh Muhammad Said Bonjol]], Syekh Ahmad Baruah Gunuang-Suliki dan [[Muhammad Sutan Sulaiman|Buya Muhammad Sutan Sulaiman]].
Syekh Sulaiman Ar-Rasuli yang memimpin pertemuan tersebut membahas pentingnya mempertahankan [[Akidah Islam|i'tiqad]] [[Ahlus Sunnah Wal Jamaah]] dan [[Mazhab Syafi'i]]. Apalagi ditengah maraknya gerakan [[Modernisme Islam|kaum muda]]. Akhirnya para ulama yang hadir dalam pertemuan tersebut berhasil menyatukan visi dan melahirkan gagasan bersama mengubah sistem surau menjadi ''[[:Kategori:Madrasah Tarbiyah Islamiyah|Madrasah Tarbiyah Islamiyah]]'' (MTI). Pada tahap awal dibentuklah MTI Canduang, MTI Jaho, MTI Tabek Gadang dan MTI Batu Hampar.
Setelah itu dibentuk organisasi ''Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah'' (PMTI) sebagai wadah pemersatu yang bertanggungjawab untuk membina, memperjuangkan dan mengembangkan MTI. Syekh Sulaiman Ar-Rasuli kemudian ditunjuk sebagai Direktur Pendidikan PMTI. Setelah kemudian terbentuk MTI-MTI di berbagai tempat, Inyiak Canduang selaku Direktur Pendidikan PMTI kemudian mengundang para ulama kaum tua untuk membicarakan masa depan MTI dalam Rapat Besar di Surau Tangah, Candung pada 19–20 Mei 1930.{{sfn|Koto|2012|p=32}}[[File:MTI Canduang 1929.jpg|thumb|Ulama-ulama Persatuan Tarbiyah Islamiyah saat perayaan ulang tahun pertama MTI Canduang tahun 1929]]
Rapat Besar di Bukittinggi tahun 1930 tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mengubah nama organisasi ''Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah'' (PMTI) menjadi ''Persatuan Tarbiyah Islamiyah'' (PTI)<ref name=":1">{{Cite web|last=Nawafil|first=Rozal|date=28 April 2021|title=5 Mei, Hari Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah)|url=https://tarbiyahislamiyah.id/5-mei-hari-pendidikan-islam-tarbiyah-islamiyah/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id-ID|access-date=11 Mei 2022}}</ref>. [[Sulthani Abdullah]] saat itu terpilih sebagai ketua (''Voorzitter''), Syekh Alwi Koto Nan Ampek sebagai wakil ketua, TM Ghazali P Tanjung sebagai sekretaris dan HMS Sulaiman sebagai bendahara. Adapun Syekh Sulaiman Ar-Rasuli menjadi ketua dewan kehormatan (''Hoofdbestuur'') Persatuan Tarbiyah Islamiyah. PTI saat itu berkantor pusat di Bukittinggi.
Hal lain yang disepakati dalam rapat besar ini adalah menetapkan tanggal [[5 Mei]] [[1928]] sebagai hari lahirnya Persatuan Tarbiyah Islamiyah serta menetapkan sepuluh orang ulama sebagai pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah, yaitu:
# Syekh Sulaiman ar-Rasuli Canduang,
# Syekh Abbas al-Qadhi Ladang Lawas,
# Syekh Muhammad Jamil Jaho,
# Syekh Khatib Muhammad Ali Padang,
# Syekh Abdul Wahid ash-Shalihi Tabek Gadang,
# Syekh Muhammad Arifin al-Arsyadi Batuhampar,
# Syekh Alwi Koto Nan Ampek Payakumbuh,
# Syekh Jalaluddin Sicincin,
# Syekh Abdul Majid Koto Nan Gadang Payakumbuh,
# Syekh Makhudum Solok.
Pada 1931, dilakukan rapat di [[Batuhampar, Akabiluru, Lima Puluh Kota|Batuhampar]] yang memutuskan pergantian jabatan ketua pelaksana dari Sulthani kepada Syekh Abdul Majid Koto Nan Gadang dan sekretaris dari Ghazali kepada Syahruddin Marajo Dunia. Pada bulan 9-14 Mei 1932, Kongres ke-I Persatuan Tarbiyah Islamiyah di [[Koto Nan IV, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Koto Nan Ampek, Payakumbuh Barat, Payakumbuh]] melahirkan keputusan untuk merubah nama organisasi menjadi ''Persatuan Pendidikan Islam Indonesia'' (PPII).
Perubahan nama ini ditolak oleh ulama-ulama Persatuan Tarbiyah Islamiyah sehingga menimbulkan friksi di tubuh organisasi. Pemakaian nama [[Indonesia]] juga menyebabkan PPII dicurigai oleh pemerintah [[Hindia Belanda]], sehingga menyebabkan ''stagnasi'' organisasi hingga tahun 1937<ref>{{Cite web|last=el-Badri|first=Muhammad Yusuf|date=10 November 2020|title=Narasi Sejarah Persatuan Tarbiyah Islamiyah|url=https://tarbiyahislamiyah.id/narasi-sejarah-persatuan-tarbiyah-islamiyah/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id-ID|access-date=11 Mei 2022}}</ref> (tahun yang sama dengan pembubaran [[Persatuan Muslim Indonesia]] [PERMI] yang merupakan pengembangan dari [[Sumatera Thawalib|Persatuan Sumatera Thawalib]], partai ini bubar setelah petinggi dan pengurusnya dibuang ke [[Kabupaten Boven Digoel|Boven Digul]]).{{sfn|Koto|2012|p=33-34}}
Kondisi stagnansi yang dialami PPII memicu kelahiran organisasi lokal Persatuan Tarbiyah Islamiyah di [[Lima Puluh Kota]] yang disingkat PERTI. Organisasi ini sebelumnya merupakan organisasi tarekat bernama ''At-Tarbiyah Ash-Shufiyah Al-Islamiyah'' yang didirikan di [[Suliki, Lima Puluh Kota|Suliki]]. Organisasi yang didirikan oleh Syekh Abdullah Suliki ini awalnya tidak memiliki hubungan dengan organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang didirikan di Canduang.
Pada 28 Januari 1934 atau 12 Syawal 1352 H, [[Rusli Abdul Wahid]] yang saat itu memimpin organisasi ini, dengan restu Syekh Abdul Wahid Ashshalihi kemudian memutuskan merubah nama organisasi ini menjadi Persatuan Tarbiyah Islamiyah namun disingkat PERTI. Peresmian organisasi PERTI ini dilakukan di Surau Baru Mungka. Organisasi ini kemudian dengan cepat mendapat sambutan dan dukungan di kawasan Lima Puluh Kota terutama di Kecamatan [[Mungka, Lima Puluh Kota|Mungka]], [[Suliki, Lima Puluh Kota|Suliki]] dan [[Payakumbuh, Lima Puluh Kota|Payakumbuh]].
Kemunculan organisasi PERTI di Mungka ini menyebabkan kalangan ulama kaum tua pada tahun 1934-1937 memiliki dua organisasi di Minangkabau. Usaha konsolidasi yang dilakukan oleh organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Bukittinggi yang diketuai Syekh Abdul Majid dan sempat mengganti nama menjadi PPII untuk memperbaiki gerakan organisasinya tidak berjalan dengan baik, sedangkan PERTI di Lima Puluh Kota berjalan lebih dinamis dengan mendapatkan dukungan dari masyarakat luas.
Pada 24 Desember 1936, rapat pimpinan di Bukittinggi kemudian memutuskan mengembalikan nama ''Persatuan Tarbiyah Islamiyah'' (PTI) dari yang sebelumnya sempat berganti menjadi Persatuan Pendidikan Islam Indonesia (PPII). Kemudian, PTI menerbitkan majalah ''[[Soearti]]'' (''Soeara Tarbijah Islamijah''). Majalah ini Terbit pertama kali Januari 1937 dengan Buya Sirajuddin Abbas sebagai pemimpin redaksinya.
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:80%"
!colspan="3" style="background:#DCDCDC;" | Media massa yang pernah diterbitkan oleh Persatuan Tarbiyah Islamiyah
|-
! Nama
! Tempat
! Tahun
|-----
| Majalah [[al-Mizan (majalah)|''al-Mizan'']] || Bukittinggi || 1918
|-----
| Majalah ''Soearti'' || Bukittinggi || 1937
|-----
| Majalah ''Insyaf'' || Suliki || 1939
|-----
| Majalah ''Super'' || Jakarta || 1951
|-----
| Majalah ''Dewan Puteri'' || Bengkawas || 1952
|-----
| Majalah ''al-Imam'' || Jakarta || 1955
|-----
| Surat Kabar ''Nyiur Melambai'' || Rengat || 1955
|-----
| Surat Kabar ''Harian Fajar'' || Jakarta || 1959
|-----
| Surat Kabar ''Harian Jihad'' || Jakarta/Palembang || 1966
|-----
| Majalah ''Sinar Tarbiyah'' || Jakarta (PB Tarbiyah) || 1970
|-----
| Majalah ''Risalah Tarbiyah'' || Jakarta (DPP Perti) || 1970
|-----
| Majalah ''B.O. Tarbiyah'' || Jakarta (PB Tarbiyah) || 1985
|-
| colspan="3" | <small>Sumber: Koto 2012{{sfn|Koto|2012|p=108-109}}</small>
|}
Akibat lumpuhnya PTI yang berpusat di Bukittinggi tersebut, beberapa ulama sepuh dan tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah kemudian mengadakan konferensi luar biasa di Suliki pada Mei 1937. Dalam konferensi tersebut, Syeikh Abbas Qadhi mengusulkan kepada Rusli Abdul Wahid (Ketua PERTI Mungka-Suliki) untuk meningkatkan PERTI Mungka-Suliki menjadi Pengurus Besar Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang berpusat di Bukittinggi sekaligus
Buya Rusli kemudian mengusulkan akronim PERTI yang selama ini digunakan sebagai identitas PERTI Suliki menjadi akronim atau singkatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Selanjutnya ia meminta agar tetap memimpin PERTI di Mungka-Suliki. Usulan ini disetujui oleh para ulama pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah termasuk Syekh Sulaiman Arrasuli dan Syekh Muhammad Jamil Jaho. Konferensi Suliki kemudian menetapkan pengurus sementara PERTI yang terdiri dari Syekh Muhammad Jamil Jaho sebagai ketua dewan kehormatan (''hoofdbestuur''), Syekh Hasan Basri Maninjau sebagai ketua pelaksana (''de voorzitter'') dan Sirajuddin Abbas sebagai sekretaris sementara. Selain itu, kantor pengurus besar juga ditetapkan berada di Bukittinggi.<ref name=":4">{{Cite web|last=Islamiyah|first=Tarbiyah|date=4 Mei 2021|title=Sejarah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Menurut Sanusi Latief (Bagian 2)|url=https://tarbiyahislamiyah.id/sejarah-persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti-menurut-sanusi-latief-bagian-2/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id|access-date=2023-04-14}}</ref>
Setelah konferensi di Suliki, PERTI mengadakan konferensi besar di Bukittinggi pada 24 Desember 1937 untuk membentuk pengurus besar PERTI yang definitif. Konferensi tersebut menetapkan Syekh Muhammad Jamil Jaho sebagai ketua dewan kehormatan (''hoofdbestuur'') Hasan Basri sebagai ketua (''voorzitter''), Sirajuddin Abbas sebagai wakil ketua, Fakih Ghazali sebagai sekretaris. Adapun anggota pengurus terdiri dari Rusli Abdul Wahid, Sulthani Abdullah Dt. Rajo Dubalang dan HMS Sulaiman. Dalam struktur pengurus, juga ada dewan penasehat yang terdiri dari beberapa sesepuh PERTI seperti Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Abdul Wahid, Syekh Arifin, dan lain-lain.<ref name=":4" /> Pada masa kepengurusan ini, PERTI membentuk dua organisasi penunjang yaitu PERTI PUTERI yang didirikan pada setiap cabang PERTI dan Persatuan Murid-Murid Tarbiyah Islamiyah (PMTI) yang didirikan pada setiap MTI .<ref>{{Cite web|date=2020-05-15|title=Majalah Al Bayan Al Mubin 1919-1921; Refleksi menuju 1 abad 1919-2019 {{!}} Surau Parabek|url=https://surauparabek.or.id/khairul-ashdiq/majalah-al-bayan-al-mubin-1919-1921-refleksi-menuju-1-abad-1919-2019/|website=web.archive.org|access-date=2023-04-14|archive-date=2020-05-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200515045932/https://surauparabek.or.id/khairul-ashdiq/majalah-al-bayan-al-mubin-1919-1921-refleksi-menuju-1-abad-1919-2019/|dead-url=yes}}</ref>
Pada konferensi PERTI di Bukittinggi pada 11–16 Februari 1938 M/10–15 Dzulhijjah 1356 H, Sirajuddin Abbas terpilih sebagai ketua (''Voorzitter'') PERTI menggantikan Buya Haji Hasan Basri yang mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Konferensi 1938 juga menetapkan Anggaran Dasar (''Statuten'') dan Anggaran Rumah Tangga (''Huishoudelijk Reglement'') PERTI sekaligus mengesahkan akronim PERTI sebagai singkatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah.<ref>{{Cite web|last=Samad|first=Duski|date=Sabtu, 04 Mei 2013|title=DPD PERTI SUMATERA BARAT: Optimalisasi Peran PERTI|url=http://dpdpertisumaterabarat.blogspot.com/2013/05/optimalisasi-peran-perti.html|website=DPD PERTI SUMATERA BARAT|access-date=2023-04-09}}</ref> AD/ART itu disempurnakan dan disahkan kembali pada Kongres ke-II di Bukittinggi pada tanggal 28 April–5 Mei 1939 M/8–15 Rabi’ul Awal 1958.<ref>{{Cite web|last=Samad|first=Duski|date=2013-04-10|title=DPD PERTI SUMATERA BARAT: Sejarah Berdirinya MTI|url=http://dpdpertisumaterabarat.blogspot.com/2013/04/sejarah-mti_10.html|website=DPD PERTI SUMATERA BARAT|access-date=2023-04-09}}</ref>
Program awal Buya Sirajuddin Abbas pada 1938 adalah menyatukan mata pelajaran sekolah-sekolah PERTI dan membuat nomor urut Madrasah Tarbiyah Islamiyah dimulai dari MTI Canduang (No. 01), MTI Jaho (No. 02), MTI Tabek Gadang (No. 03) hingga MTI Salo Bukittinggi (No. 90). Majalah Suara Perti (Super) tahun 1951 menjelaskan bahwa MTI Putri Bengkaweh yang didirikan [[Syamsiyah Abbas]] pada tahun 1938 memiliki nomor urut 130. Pada 1954, PERTI memiliki 360 MTI yang tersebar di seluruh Indonesia.<ref name="per2">{{Cite web|last=Nawafil|first=Rozal|date=24 Februari 2021|title=Pasang-Surut PERTI di Pusaran Situasi Sosial-Politik|url=https://tarbiyahislamiyah.id/pasang-surut-perti-di-pusaran-situasi-sosial-politik/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id-ID|access-date=24 Maret 2022}}</ref>
=== Perkembangan sebagai partai politik ===
{{Infobox political party
| name = Partai Islam Pergerakan Tarbiyah Islamiyah
| native_name =
| native_name_lang =
| logo = Partai Islam Perti.jpg
| caption = Lambang P. I. PERTI
| colorcode =
| leader = [[Sirajuddin Abbas|KH. Sirajuddin Abbas]] <br>([1938]1945-1950, 1962-1965)<br>[[Rusli Abdul Wahid|KH. Rusli Abdul Wahid]]<br>(1950-1962, 1965-1966)<br>[[Rusli Halil|KH. Rusli Halil]]<br>(1966-1973[1985])
| abbreviation = Partai Islam PERTI
| founded = 5 Mei 1928 (organisasi) <br /> 22 November 1945 (partai)
| dissolved = 5 Januari 1973
| merger =
| split =
| merged = [[Partai Persatuan Pembangunan]]
| newspaper = Soeara Perti (Soearti)
| women_wing = Wanita Islam PERTI
| labour_wing = GERBUMI (Gerakan Buruh Muslimin Indonesia)
| youth_wing = [[Lasykar Muslimin Indonesia|LASYMI (Lasykar Muslimin Indonesia)]]<br>[[Pemuda Islam|PI (Pemuda Islam)]]
| student_wing = [[Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah|GERMAHI (Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia)]]<br>[[Organisasi Pelajar Islam|GERPII (Gerakan Pelajar Islam Indonesia)]]
| headquarters = [[Bukittinggi]]<br>([1928]1945-1950)
[[Jakarta]]<br>(1950-1973[sekarang])
| membership_year = 1950
| membership = > 1 juta
| ideology = [[Islamisme]] ([[Islam tradisionalis]])
| position =
| religion = [[Islam]]
| national = [[Liga Muslimin Indonesia]]
| flag =
| country = Indonesia
| president =
| presidium =
| chairperson =
| vice_chairperson =
| first_secretary =
}}
Persatuan Tarbiyah Islamiyah awalnya ikut berjuang di kancah politik dengan bergabung dalam [[Gabungan Politik Indonesia]] (GAPI) menggunakan identitas Persatuan Pendidikan Islam Indonesia dan turut memberikan konsepsi kenegaraan kepada [[Komisi Visman]] pada tahun 1939. Pada April 1942, PERTI melaksanakan kongres ke-III di Padang. Memasuki tahun 1944, para pemimpin Persatuan Tarbiyah Islamiyah melakukan gebrakan dengan bergabung ke [[Majelis Islam Tinggi]] (MIT) di Bukittinggi, suatu organisasi Islam untuk seluruh Sumatra yang diketuai oleh Syekh [[Muhammad Djamil Djambek]], seorang ulama modernis yang pada masa lalu sempat bersitegang dengan ulama tua Persatuan Tarbiyah Islamiyah. MIT merupakan tempat untuk merujuk persoalan-persoalan agama, tetapi selama [[Perang Pasifik]], organisasi ini kurang dapat berfungsi dengan baik.{{efn|Pada bulan Desember 1945, MIT bertransformasi menjadi Masyumi cabang Sumatra sehubungan dengan edaran pemerintah sebelumnya agar rakyat mendirikan partai politik sebagai cermin pelaksanaan demokrasi.}}
Pada konferensi tanggal 22 November 1945, PERTI memutuskan untuk bertransformasi menjadi [[partai politik]] dengan nama Partai Islam PERTI. ''Persatuan'' dalam akronim PERTI juga berubah menjadi ''pergerakan''. Perubahan ini dikukuhkan kembali pada Kongres ke-IV di Bukittinggi tanggal 24-26 Desember 1945.<ref name="per1">{{Cite web|title=Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti)|url=http://wawasansejarah.com/persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti/|website=wawasansejarah.com|access-date=24 Desember 2016}}</ref> Pada Mei 1947, Partai Islam PERTI mengadakan kongres ke-V di Bukittinggi. Kongres tersebut juga membentuk [[sayap pemuda]] bernama Persatuan Pemuda Islam Indonesia (PERPINDO).
Pada Mei 1950, Partai Islam PERTI mengadakan kongres ke-VI di Bukittinggi. Kongres tersebut menetapkan Buya Sirajuddin Abbas sebagai ketua dewan partai tertinggi (DPT), Buya Rusli Abdul Wahid menjadi ketua umum dewan pengurus pusat (DPP) dan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli sebagai ketua majelis penasihat pusat (MPP). Selain itu juga diputuskan memindahkan kantor pusat PERTI dari Bukittinggi ke Jakarta. Pada 1950, Partai Islam PERTI mencatat memiliki 1.007.400 orang anggota.{{sfn|Kementerian Penerangan RI|1951|pp=72-73}}{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=340}}
Bulan Agustus 1953, PERTI melaksanakan kongres ke-VII di Jakarta. Pada 30 Agustus 1953, Partai Islam PERTI bersama [[Partai Nahdlatul Ulama]] (NU) dan [[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (PSII) membentuk [[Liga Muslimin Indonesia]] yang kemudian diketuai oleh [[Wahid Hasyim|Abdul Wahid Hasyim]]. Piagam peresmian Liga Muslimin Indonesia ini ditandatangani oleh Wahid Hasyim (Ketua Umum PBNU), [[Abikoesno Tjokrosoejoso]] (Ketua Umum PSII) dan Sirajuddin Abbas (Ketua Dewan Partai Tertinggi/''Hoofdbestuur'' PERTI). Hadir juga [[Daftar Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Wilopo]]. Kemudian turut bergabung dua organisasi Islam dari [[Sulawesi]] yaitu [[Darud Da'wah wal Irsyad]] dan Persyarikatan Tionghoa Islam Indonesia.
Pada bulan Agustus 1955, PERTI melaksanakan kongres ke-VIII di Jakarta. Selain membahas persiapan [[Pemilihan Umum 1955]], kongres tersebut juga memutuskan merubah nama PERPINDO menjadi [[Pemuda Islam]] (PI). Dalam Pemilu 1955, Partai Islam PERTI berhasil meraih 483.014 suara sehingga mendapatkan empat kursi [[DPR-RI]] dan tujuh kursi [[Konstituante]]. Empat kursi DPR-RI yang dimiliki PERTI saat itu terdiri dari Buya Sirajuddin Abbas (Ketua [[Fraksi]]), [[Nyak Diwan|Tgk. Nyak Diwan]] (Sekretaris Fraksi), Buya Rusli Abdul Wahid dan [[Ma'rifat Mardjani|Buya Ma'rifat Mardjani]].{{sfn|Parlaungan|1956|p=391-395}} Sedangkan tujuh kursi Konstituante dari PERTI terdiri dari Syekh Sulaiman ar-Rasuli,<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_sulaiman_ar_rasuli|title=Profil Anggota: Sjech Sulaiman Ar-Rasuli|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref> [[Hasan Krueng Kale|Syekh H. Muhammad Hasan Krueng Kale]],<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_hasan_krueng_kale|title=Profil Anggota: Hadji Hasan Krueng Kale|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref> [[Mansur Dt. Nagari Basa|H. Mansur Dt. Nagari Basa]],<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_mansur_dt_nggari_basa|title=Profil Anggota: H. Mansur Dt. Nggari Basa|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref> Hj. Syamsiyah Abbas,<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_nj_sjamsijah_abbas|title=Profil Anggota: Ny. Hj. Sjamsijah Abbas|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref> [[Umar Bakri|H. Umar Bakri]],<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_umar_bakry|title=Profil Anggota: H. Umar Bakry|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref> [[Tengku Bay|Tengku Bay bin Mahmud]],<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_tengku_bay|title=Profil Anggota: Tengku Bay|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref> dan H. Asymawi<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_asjmawi|title=Profil Anggota: H. Asjmawi|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref>.
Dalam perjalanannya pada 20 Juli 1957, Syekh Sulaiman ar-Rasuli meminta di ''PAW'' dan kemudian digantikan oleh Kuasini Sabil.<ref>{{cite web|url=https://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_kuasini_sabil|title=Profil Anggota: Kuasini Sabil|last1=Hidayat|first1=Syahrul|last2=Fogg|first2=Kevin W.|date=1 Januari 2018|website=Konstituante.Net|access-date=8 Februari 2023}}</ref> Dua tokoh pemimpin PERTI juga pernah dipercaya menjabat menteri negara pada masa pemerintahan [[Soekarno]]. Kedua ulama tersebut adalah Sirajuddin Abbas sebagai Menteri Keselamatan Negara RI dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo I]] dan Rusli Abdul Wahid sebagai Menteri Negara Urusan Umum dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II]].<ref name="per1" />
{{multiple image
| direction = horizontal
| caption_align = center
| total_width = 256
| image1 = SiradjuddinAbbas.jpg
| image2 = Rusli Abdul Wahid.jpg
| footer = Sirajuddin Abbas (''kiri'') dan Rusli Abdul Wahid (''kanan''), dua politisi terkemuka dari PERTI
}}
Kongres ke-IX yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 13 - 20 Januari 1962 menetapkan Buya Sirajuddin Abbas sebagai Ketua Umum Partai Islam PERTI (merangkap Ketua Dewan Partai Tertinggi) dan Teungku Nyak Diwan sebagai Sekretaris Umum. Selain itu juga dibentuk beberapa organisasi karya Partai Islam PERTI seperti [[Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah|Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia]] (GERMAHI). Pasca [[G30S/PKI]] [[1965]], Sirajuddin Abbas yang saat itu berada di [[Uni Soviet]] dicurigai mendukung [[komunisme]] dan kemudian bersama Tgk. Nyak Diwan diamankan sementara oleh pihak militer. Hal tersebut membuat Rusli Abdul Wahid memutuskan mengambil secara penuh kepemimpinan Partai Islam PERTI serta mendapuk dirinya sebagai ketua dewan partai tertinggi / ketua majelis syura ''(rais aam/hoofdbestuur)'' sekaligus ketua umum (''tanfidziyah/voorzitter''). Ia kemudian mengubah kembali kata ''pergerakan'' dalam akronim PERTI menjadi ''persatuan''.
Kongres ke-X tanggal 27 Agustus sampai 4 September 1966 menetapkan Rusli Abdul Wahid sebagai ''Rais Aam'' Majelis Syura P.I. PERTI dan Buya [[Rusli Halil]] sebagai Ketua DPP P.I. PERTI. Keputusan ini menimbulkan sengketa di dalam Partai Islam PERTI antara kubu Rusli Abdul Wahid dengan kubu Sirajuddin Abbas.{{sfn|Koto|2012|p=49-52}} Syekh Sulaiman ar-Rasuli akhirnya mengeluarkan seruan agar kembali ke ''Khittah 1928'' pada 1 Maret 1969, yakni Persatuan Tarbiyah Islamiyah sebagai organisasi pendidikan dan dakwah Islam yang nonpolitik. Walaupun seruan tersebut sudah disampaikan, namun perpecahan tetap tak terelakkan pada zaman [[Orde Baru]].{{sfn|Koto|2012|p=53}}
Pada 1969, Sirajuddin Abbas dan [[Baharuddin ar-Rasuli]] bersama pendukungnya membentuk kepengurusan sendiri dengan sebutan ''Tarbiyah'' yang kemudian berpolitik melalui [[Golkar]]. Baharuddin ar-Rasuli terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Tarbiyah dan [[Ma'ana Hasnuty|Ma'ana Hastuty]] sebagai Wakil Ketua Umum.{{sfn|Koto|2012|p=54-55}} Di sisi lain, Partai Islam PERTI yang diketuai Rusli Halil tetap ikut dalam [[Pemilu 1971|Pemilihan Umum 1971]] dan berhasil meraih 381.309 suara sehingga mendapat dua kursi DPR-RI. Dua kursi DPR-RI yang dimiliki DPP PERTI pada pemilu 1971 terdiri dari Buya Rusli Abdul Wahid (''Rais Aam'' DPP PERTI){{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=264}} dan [[Muhammad Saleh Aron|Tgk. Muhammad Saleh]] (Ketua DPD PERTI Aceh periode 1968-1988).{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=263}} Di sisi lain, PB Tarbiyah juga berhasil meraih dua kursi DPR-RI melalui Golkar. Anggota DPR-RI dari Tarbiyah saat itu terdiri dari Buya Baharuddin ar-Rasuli{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=295}} dan [[Khalidi Said|Buya Khalidi Said]].{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=291}}
Pada 1973, Partai Islam PERTI yang diketuai H. Rusli Halil bersama beberapa partai Islam lainnya berfusi menjadi [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]. Sementara itu Tarbiyah terus menyalurkan politiknya melalui Golkar. Pada 26 Juni 1988, Ketua Umum DPP PERTI saat itu, Buya H. [[Nurulhuda]] dengan restu ''rais aam'' Buya H. Rusli Abdul Wahid mengeluarkan pernyataan kemandirian PERTI untuk meninggalkan semua atribut politik dan kembali menjadi organisasi kemasyarakatan.<ref name="per2"/> Pada Munas ke-IV Tahun 1989, Tarbiyah juga memutuskan tidak berafiliasi lagi dengan [[partai politik]] dan kembali menjadi ormas keagamaan yang independen.<ref>{{Cite web|last=Redaksi|date=2023-05-04|title=Wapres Ma’ruf Amin akan Pidato pada Peringatan Milad ke-95 Perti di Padang|url=https://padangkita.com/wapres-maruf-amin-akan-pidato-pada-peringatan-milad-ke-95-perti-di-padang/|website=Padangkita.com|language=id|access-date=2023-05-05}}</ref>
=== Keadaan terkini ===
Islah antara kubu PERTI dengan kubu TARBIYAH baru tercapai melalui muktamar dan musyawarah nasional bersama di [[Jakarta]] pada 21-23 Oktober 2016 yang dibuka langsung oleh [[Presiden Joko Widodo]].<ref>{{Cite web|date=24 Oktober 2016|title=Tarbiyah Perti Menyelesaikan Munas dan Muktamar Islah|url=https://nasional.sindonews.com/berita/1149595/15/tarbiyah-perti-menyelesaikan-munas-dan-muktamar-islah|website=SINDONews|access-date=25 Oktober 2021}}</ref> Deklarasi islah ditandatangani oleh Ketua Majelis Pembina Pusat TARBIYAH [[Azwar Anas]], Rais Aam DPP PERTI [[Yudo Paripurno]], Ketua Umum PB TARBIYAH [[Basri Bermanda]], Ketua Umum DPP PERTI [[Mohammad Faisal Amin]] dan [[Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama RI]] [[Lukman Hakim Saifuddin]] sebagai saksi.
Berdasarkan hasil muktamar islah, [[Buya]] Basri Bermanda terpilih menjadi [[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah]], sedangkan [[Teungku]] Mohammad Faisal Amin menjadi Wakil Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Selain itu, singkatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah juga mengalami perubahan menjadi TARBIYAH-PERTI.<ref name="per2" />
Islah tingkat nasional ini merupakan amanat Kesepakatan Bersama tanggal 29 Januari 2002 di Jakarta dan merupakan lanjutan dari upaya islah yang telah dilakukan di beberapa daerah seperti di [[Sumatera Barat|Provinsi Sumatera Barat]] pada 14 Mei 2016 oleh Buya [[Boy Lestari]] dari PD TARBIYAH dan Buya [[Duski Samad (akademisi)|Duski Samad]] dari DPD PERTI<ref>{{cite web|date=14 Mei 2016|title=Warga Tarbiah Islamiah Sumbar, Desak Perti dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah Islah Secara Nasional|url=https://www.goriau.com/berita/baca/warga-tarbiyah-islamiah-sumbar-desak-perti-dan-persatuan-tarbiyah-islamiyah-islah-secara-nasional.html|website=GoRiau|access-date=10 November 2021}}</ref>, di [[Kabupaten Aceh Barat Daya]] pada 8 Mei 2003 oleh Abuya Teungku [[Muhammad Syam Marfaly]] dari PERTI dan Teungku [[Teuku Burhanuddin Sampe]] dari TARBIYAH serta di [[Provinsi Riau]] pada 14 Maret 1999 oleh Buya [[Suwardi M. S.|Suwardi MS]] dari TARBIYAH dan Buya Muhsin Zahari dari PERTI.<ref name=":0">{{Cite web|date=(31 Juli 2021)|title=Sejarah Tarbiyah-Perti|url=https://tarbiyahpertiabdya.wordpress.com/sejarah/|website=PC Tarbiyah-Perti Abdya|language=id-ID|access-date=10 Mei 2022}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Pada Muktamar Bersama Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Organisasi Serumpun pada 23-25 Oktober 2022 di Jakarta disepakati pengembalian akronim PERTI sebagai singkatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah.<ref name=":3">{{Cite web|date=2022-10-24|title=Muktamar Tarbiyah-Perti Sepakati Pengembalian Nama Menjadi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)|url=https://www.sumbarmadani.com/muktamar-tarbiyah-perti-sepakati-pengembalian-nama-menjadi-persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti/|website=Sumbarmadani.com|language=id|access-date=2022-10-25}}</ref> Berdasarkan muktamar tersebut, [[Syarfi Hutauruk|Muhammad Syafri Hutauruk]] terpilih sebagai Ketua Umum PERTI masa bakti 2022-2027.<ref>{{Cite web|last=ketikberita|title=M.Syarfi Hutauruk Ketua Umum Perti Pusat, Guntur Ketua Umum Pemuda Perti|url=https://ketikberita.com/m-syarfi-hutauruk-ketua-umum-perti-pusat-guntur-ketua-umum-pemuda-perti/|website=Ketik Berita|language=id-ID|access-date=2022-10-25}}</ref>
== Basis massa ==
=== Paham keagamaan ===
Persatuan Tarbiyah Islamiyah dibentuk oleh alim ulama Kaum Tua yang secara ajaran masih satu haluan dengan organisasi [[Islam tradisionalis]] seperti [[Nahdlatul Ulama]] di [[Jawa]]. PERTI dalam amaliah berpedoman kepada [[fikih]] [[Syafi'i|Syafii]], [[akidah]] [[Asy'ariyah|Asy'ari]], dan [[tasawuf]] [[Sunni]] dengan mengikuti [[tarekat|tarekat-tarekat]] muktabar.{{sfn|Persatuan Tarbiyah Islamiyah|2016|p=28}}{{sfn|Koto|2012|p=27-28}} Sebagian besar anggota dan simpatisan PERTI mengikuti [[Naqsyabandiyah]]-[[Khalid al-Baghdadi|Khalidiyah]]{{sfn|van Bruinessen|1990|p=174-176}}<ref>{{Cite web|url=https://tarbiyahislamiyah.id/tarekat-naqsyabandiyah-dan-konferensi-di-bukittinggi-tahun-1954/|first=Apria|last=Putra|title=Tarekat Naqsyabandiyah dan Konferensi di Bukittinggi Tahun 1954|website=Tarbiyah Islamiyah|date=14 Oktober 2019|access-date=4 Mei 2022}}</ref> dan selebihnya adalah pengikut tarekat lain seperti [[tarekat Syattariyah|Syattariyah]] di [[Padang]] [[Pariaman]], [[Sumatera Barat]]; [[Kuta Krueng, Bandar Dua, Pidie Jaya|Kuta Krueng]]; dan [[Seulimeum, Aceh Besar|Seulimeum]], [[Aceh]].{{sfn|Fathurrahman|2008|p=116-118}}{{sfn|Samad|2020|p=16-20}}
=== Pendidikan ===
Penyangga utama PERTI sebagai lembaga pendidikan Islam berada pada keberadaan [[:Kategori:Madrasah Tarbiyah Islamiyah|Madrasah Tarbiyah Islamiyah]] (MTI) yang berkembang sejak berdirinya [[Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang|MTI Canduang]]. Kurikulum MTI setaraf dengan kurikulum [[pesantren]] pada umumnya sehingga beberapa MTI kemudian mengganti sebutannya menjadi ''Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah'' (PPMTI) atau ''Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah'' (PPTI) agar tidak dianggap sebagai sekadar [[madrasah]] dalam pengertian [[Kementerian Agama]].<ref>{{Cite web|url=https://www.pptimalalo.com/2015/01/profil-ppti-malalo.html|title=Profil PPTI Malalo|website=Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Malalo|date=23 Januari 2015|access-date=4 Mei 2022|archive-date=2022-05-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220516155757/https://www.pptimalalo.com/2015/01/profil-ppti-malalo.html|dead-url=yes}}</ref>
Pada 1957, tidak kurang dari 400 MTI didirikan di seluruh [[Indonesia]] dengan jangkauan terjauh sampai ke [[Lamakera]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Pada masa [[reformasi Indonesia|reformasi]], MTI masih menerima banyak murid walau jumlah MTI di seluruh Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 2013 diperkirakan terdapat lebih dari 2.355 MTI (pesantren, madrasah/sekolah, dan ''boarding school''), 1.150 [[dayah]] dan 15.113 lembaga pendidikan TPA dan diniyah di [[musala]] dan [[masjid]]/[[surau]] yang berafilisasi dengan PERTI.{{sfn|Kosim|2013|p=22-23}}
[[Kurikulum]] MTI pada masa awal adalah murni kajian [[kitab kuning]] sebelum akhirnya ditambah dengan pelajaran umum pada sekitar 1950-1960. Beberapa kitab karangan ulama PERTI banyak menjadi rujukan para [[ulama]] dan [[santri]] di Indonesia, seperti ''I’itiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah'', ''40 Masalah Agama'' yang terdiri dari empat jilid, ''Sirajul Munir'', ''Bidayatul Balaghah'', ''Ilmul Insya'', ''Sirajul Bayan fi Fihrasati Ayatil Qur’an'', ''Ilmun Nafs'', dan lain-lain.{{sfn|Masrial|Nasir|Nurdin|2010|p=36-37}}
Pada 26 Januari 1969, PERTI mendirikan Universitas Ahlussunnah (UNAS) di Bukittinggi dengan [[rektor]] pertamanya adalah Buya [[Ma'ana Hasnuty]], Lc, MA. Saat itu UNAS hanya mempunyai satu [[fakultas]], yaitu Fakultas Tarbiyah. Kini kelanjutan [[perguruan tinggi]] tersebut dikenal sebagai [[Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ahlussunnah Bukittinggi]].
Pada 1984 didirikan [[STKIP Ahlussunnah Bukittinggi|Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Ahlussunnah Bukittinggi]] dan [[STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh|STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh]]. Pendirian kedua perguruan tinggi tersebut diinisiasi oleh [[Syamsiyah Abbas|Ummi Hj. Syamsiyah Abbas]].
Pada 10 April 1997, didirikan juga [[Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Tarbiyah Islamiyah Padang|Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Tarbiyah Islamiyah]] (STAI YASTIS) Padang. Dalam perkembangannya beberapa perguruan tinggi yang berafilisasi dengan PERTI juga didirikan di luar Sumatera Barat seperti [[Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Islamiyah Nusa Tenggara Barat|Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Islamiyah (STITI) Nusa Tenggara Barat]] yang didirikan pada tahun 2014.{{sfn|Koto|2012|p=9}}
Pada 1 September 2023, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan [[Universitas Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (UPTI) di [[Padang Sarai, Koto Tangah, Padang|Padang Sarai]], [[Koto Tangah, Padang]], Sumatera Barat oleh [[Walikota Padang]] [[Hendri Septa|Hendri Sapta]] didampingi Ketua Majelis Pembina PERTI Pusat [[Oesman Sapta Odang|Oesman Sapta Odang Dt. Bandaro Sutan Nan Kayo]], Ketua Umum PP PERTI [[Syarfi Hutauruk|HM Syarfi Hutauruk]], Ketua PD PERTI Sumatera Barat [[Sufyarma Marsidin|Prof. Sufyarma Marsidin]] dan Ketua PC PERTI Kota Padang [[Salmadanis|Prof. Salmadanis]]. [[Universitas]] ini merupakan pengembangan dari STAI YASTIS Padang.<ref>{{Cite web|title=Universitas PERTI Bakal Dibangun di Kota Padang|url=http://www.nasional.top/2023/09/universitas-perti-bakal-dibangun-di.html|access-date=2023-09-04}}</ref>
=== Daerah persebaran ===
Persatuan Tarbiyah Islamiyah terbentuk di [[Sumatera Barat]], kemudian tersebar ke berbagai daerah di Indonesia. Selain di Sumatera Barat, PERTI juga berkembang pesat di [[Aceh]], [[Sumatera Utara]], [[Riau]], [[Jambi]], dan [[Bengkulu]]. Pengikut PERTI pada tahun 2022 berjumlah sekitar 30 juta orang. Hal ini menjadikan PERTI sebagai organisasi massa Islam terbesar ketiga di Indonesia, setelah [[NU]] dan [[Muhammadiyah]].<ref>{{Cite web|last=Marbeta|first=Jhoni|date=15 April 2023|title=Jelang Puncak Milad Ke-95 di Padang, Ketum PP PERTI Turun Bareng ke Ranah Minang|url=https://www.rri.co.id/bukittinggi/daerah/214767/jelang-puncak-milad-ke-95-di-padang-ketum-pp-tarbiyah-islamiyah-perti-turba-ke-ranah-minang|website=RRI.co.id|access-date=20 April 2013}}</ref>
Jaringan PERTI di Sumatera Barat terdiri dari sejumlah MTI, PPTI, atau pondok pesantren yang sealiran. Beberapa MTI yang masih menerima santri dalam jumlah besar antara lain [[MTI Candung]], [[MTI Batang Kabung]], dan [[MTI Pasir]]. Selain MTI dan PPTI, ada beberapa pondok pesantren yang tak menyandang sebutan ''Tarbiyah Islamiyah'' tetapi masih memiliki kaitan keilmuan dengan alim ulama PERTI, seperti [[Pondok Pesantren Nurul Yaqin]] yang didirikan oleh [[Ali Imran Hasan|Syekh Ali Imran Hasan]] (lulusan [[PPTI Malalo]]) pada 1960 di [[Ringan Ringan, Pakandangan, Enam Lingkung, Padang Pariaman|Ringan-Ringan]]<ref>{{Cite web|url=https://ponpesnurulyaqin.sch.id/sejarah-singkat-pondok-pesantren/|title=Sejarah Singkat Pondok Pesantren|website=Pondok Pesantren Nurul Yaqin|access-date=4 Mei 2022}}</ref> dan [[Pondok Pesantren Ashhabul Yamin]] yang didirikan oleh [[Zamzami Yunus|Buya Zamzami Yunus]] (lulusan MTI Canduang) pada 1992 di [[Lasi, Candung, Agam|Lasi Tuo]].<ref>{{cite web|url=https://www.duniasantri.co/buya-zamzami-ulama-dari-nagari-lasi/?singlepage=1|title=Buya Zamzami, Ulama dari Nagari Lasi|website=Dunia Santri|date=28 November 2020|access-date=4 Mei 2022}}</ref>
Di Aceh, perkembangan PERTI tidak terlepas dari peran [[Abuya Muda Waly|Syekh Muhammad Waly]] gelar ''Abuya Muda Waly'', ulama terkenal Aceh yang membuka cabang pertama di [[Labuhan Haji, Aceh Selatan|Labuhan Haji]] pada 15 Mei 1942. Dua tahun sebelumnya, Abuya Muda Waly mendirikan [[Dayah Darussalam Labuhan Haji]] yang kemudian mencetak beberapa ulama ternama Aceh dengan jaringan lulusannya mencakup sebagian besar [[dayah]] di Aceh. Abuya Muda Waly kemudian memperkenalkan PERTI kepada gurunya, [[Teungku Hasan Krueng Kale|Syekh Muhammad Hasan Krueng Kale]] di [[Kutaraja]]. Kepengurusan PERTI Daerah Aceh baru terbentuk pada tahun 1952, Syekh Hasan Krueng Kale kemudian terpilih sebagai Ketua pertama PERTI Aceh.<ref>{{Cite web|url=https://aceh.tribunnews.com/2011/08/24/mencetak-segudang-ulama|title=Ponpes Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan (1): Mencetak Segudang Ulama|website=Serambi News|date=24 Agustus 2011|access-date=4 Mei 2022}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://tarbiyahislamiyah.id/syekh-muda-waly-syekhul-masyayikh-ulama-dayah-aceh-kontemporer/|first=Nurkhalis M.|last=el-Sakandary|title=Syekh Muda Waly: Syekhul Masyayikh Ulama Dayah Aceh Kontemporer|website=Tarbiyah Islamiyah|date=1 Juni 2020|access-date=4 Mei 2022}}</ref>
PERTI masuk ke Riau melalui [[Kabupaten Kampar|Kampar]] atas dorongan [[Syekh Abdul Gani]], ulama Naqsyabandiyah terkemuka di [[XIII Koto Kampar, Kampar|XIII Koto Kampar]]. Buya Aidarus Gani, putra Syekh Abdul Gani dan murid Abuya Muda Waly, mendirikan MTI Batu Bersurat (kini [[Pondok Pesantren Darussalam Saran Kabun]]) pada 1956 yang beberapa lulusannya menjadi pendiri pesantren di Riau. Sebelum itu, di Kampar juga telah berdiri [[MTI Tanjung Berulak]]. MTI ini pertama kali muncul sebagai halakah pengajian pimpinan Buya Abdul Manaf pada 1926. Pola pengajaran ini berlanjut sampai 1937, ketika Buya Abdul Hamid Harun mengubah pengajian tersebut menjadi madrasah seperti yang diterapkan di MTI Canduang.<ref>{{Cite web|last=Arifin|first=Johar|date=24 Oktober 2020|title=Kaum Santri dari Kampar: “Sempena Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2020”|url=https://tarbiyahislamiyah.id/kaum-santri-dari-kampar-sempena-peringatan-hari-santri-nasional-tahun-2020/|website=Tarbiyah Islamiyah|access-date=4 Mei 2022}}</ref>
== Organisasi ==
[[Berkas:Persatuan_Tarbiyah_Islamiyah.jpg|jmpl|250x250px|Kantor Sekretariat Pimpinan Daerah Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sumatera Barat]]
=== Struktur organisasi ===
Struktur organisasi PERTI menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang disempurnakan pada muktamar 2022 ialah sebagai berikut.{{sfn|Persatuan Tarbiyah Islamiyah|2016|p=6-7}}<ref>{{Cite web|title=Perubahan AD-ART PERTI Hasil Muktamar 2022 {{!}} PDF|url=https://id.scribd.com/document/638281698/Perubahan-AD-ART-PERTI-Hasil-Muktamar-2022|website=Scribd|language=id|access-date=2023-04-23}}</ref>
* Pimpinan Pusat (PP) untuk tingkat nasional.
* Pimpinan Daerah (PD) untuk tingkat provinsi.
* Pimpinan Cabang (PC) untuk tingkat kabupaten atau kota.
* Pengurus Anak Cabang (PAC) untuk tingkat kecamatan.
* Pengurus Ranting (PR) untuk tingkat desa, kelurahan, nagari, mukim, atau sebagainya.
Tiap kepengurusan diganti setiap lima tahun melalui muktamar atau musyawarah. Setiap tingkatan selain PAC dan PR terdiri dari komposisi berikut.{{sfn|Persatuan Tarbiyah Islamiyah|2016|p=6-7}}
* Majelis Pembina
* Majelis Mustasyar
* Majelis Ifta'
* Majelis Pakar
* Pengurus Harian
PP PERTI memiliki 25 (dua puluh lima) departemen dengan bidang-bidang berikut.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Nawafil|first=Rozal|date=25 Oktober 2022|title=AD/ART Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Hasil Muktamar 2022|url=https://www.academia.edu/100181489/AD_ART_Persatuan_Tarbiyah_Islamiyah_PERTI_Hasil_Muktamar_2022|journal=PP PERTI}}</ref>
{{col|2}}
* Departemen Organisasi dan Keanggotaan
* Departemen Kaderisasi, dan Pelatihan
* Departemen Tasawuf, Thariqat dan Suluk
* Departemen Dakwah dan Penerangan
* Departemen Hukum dan Advokasi
* Departemen Hak Asasi Manusia
* Departemen Informasi, Kehumasan, Komunikasi, dan Penerbitan
* Departemen Kerja Sama Luar Negeri
* Departemen Pendidikan dan Pengembangan SDM
* Departemen Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan
* Departemen Wanita dan Kesejahteraan Keluarga
* Departemen Sosial dan Pengabdian Masyarakat
* Departemen Pemberdayaan Ekonomi Umat
* Departemen Pariwisata, UMKM dan Koperasi
* Departemen Seni, Budaya dan Peradaban Islam
* Departemen Pemuda dan Olahraga
* Departemen Lingkungan Hidup dan Perkebunan
* Departemen Pertanian dan Kelautan
* Departemen Bencana dan Tanggap Darurat
* Departemen Kesehatan
* Departemen Pengembang Pesantren dan Madrasah
* Departemen Pengelolaan Aset
* Departemen Sosial dan Pengabdian Masyarakat
* Departemen Sumber Daya Mineral
* Departemen Perencanaan Strategis{{EndDiv}}
=== Organisasi serumpun ===
Pasca Muktamar Islah pada 2016, beberapa ''onderbouw'' TARBIYAH-PERTI yang masih terpisah menurut afiliasi lamanya mulai digabungkan melalui beberapa rapat kerja nasional.<ref>{{Cite web|url=https://tarbiyahislamiyah.id/rakernas-ii-persatuan-tarbiyah-islamiyah-tarbiyah-perti-dan-deklarasi-penggabungan-penyatuan-imti-dan-kmi-ipti-dan-pi/|first=Muhammad|last=Hidayatullah|title=Rakernas II Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti) dan Deklarasi Penggabungan/Penyatuan IMTI dan KMI, IPTI dan PI|website=Tarbiyah Islamiyah|date=22 Juni 2021|access-date=26 Oktober 2021}}</ref><ref>{{Cite web|date=20 Juni 2021|title=Bersatu Majukan Ummat, Tarbiyah-Perti Gelar Rakernas ke II|url=https://nukilan.id/bersatu-majukan-ummat-tarbiyah-perti-gelar-rakernas-ke-ii/|website=Nukilan.id|access-date=26 Oktober 2021}}</ref>
Setelah Muktamar Bersama Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Organisasi Serumpun Tahun 2022, organisasi-organisasi serumpun PERTI mencakup:<ref name=":2" />
* [[Persatuan Wanita Tarbiyah Islamiyah]] (PERWATI)
* [[Pemuda Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (PEMUDA PERTI)<ref>{{Cite web|date=2022-10-25|title=Muhammad Guntur dan Aldomi Putra Pimpin Pemuda Perti 2022-2027|url=https://www.sumbarmadani.com/muhammad-guntur-pimpin-kembali-pemuda-perti-hingga-2027/|website=Sumbarmadani.com|language=id|access-date=2022-10-25}}</ref>
* [[Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah]] (KMTI)
* [[Organisasi Pelajar Islam|Persatuan Pelajar Tarbiyah Islamiyah]] (PPTI)
* Persatuan Sarjana Tarbiyah Islamiyah (PSTI)
* Kesatuan Pengusaha Tarbiyah Islamiyah (KPTI)
* Petani, Pekerja, dan Nelayan Persatuan Tarbiyah Islamiyah
Lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan PERTI dibentuk dan disahkan oleh Pengurus Pusat, seperti Lembaga Pendidikan, Lembaga Dakwah dan Tariqat, Lembaga Bantuan Hukum, Lembaga Ekonomi dan Koperasi, Lembaga Aset Organisasi, Lembaga Budaya dan Seni Islam (LBSI), Badan Wakaf Perti (BWP) dan lainnya.
Pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia, PERTI memiliki beberapa ''onderbouw'' lain seperti [[Lasykar Muslimin Indonesia]] (Lasymi), Lasykar Muslimat, Wanita Islam Perti yang kemudian berubah menjadi Wanita Perti (WP), Persatuan Pemuda Islam Indonesia (Perpindo) yang kemudian berubah menjadi [[Pemuda Islam]] (PI), Lembaga Kebudayaan dan Seni Islam (LEKSI), Gerakan Kepanduan Al-Anshar, Gerakan Buruh Muslimin Indonesia (Gerbumi), Gerakan Tani Muslimin Indonesia (Gertami), Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Germahi) yang kemudian berubah menjadi Kesatuan Mahasiswa Islam (KMI), serta Ikatan Pelajar Sekolah Perti (IPSP) yang kemudian bertransformasi menjadi Gerakan Pelajar Islam Indonesia (GERPII) dan terakhir berubah menjadi [[Organisasi Pelajar Islam]] (OPI).<ref name="per2" />
Selain itu, PERTI juga pernah membentuk Ikatan Pemuda dan Pelajar Tarbiyah Islamiyah (IPTI), Ikatan Sarjana Tarbiyah Islamiyah (ISTI), Lembaga Zakat, Infaq, Sadaqah, dan Wakaf Persatuan Tarbiyah Islamiyah (LAZISWAFTI), Forum Da'i Tarbiyah Islamiyah (FDTI) serta Organisasi Serba Guna Persatuan Tarbiyah Islamiyah (SERGAP).<ref>{{Cite web|date=1 Maret 2022|title=Anggaran Dasar Perti|url=http://perti.or.id/anggaran-dasar-perti|website=Persatuan Tarbiyah Islamiyah ( Perti )|language=id-ID|access-date=10 Mei 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Trinanda|first=Desip|date=18 Juni 2015|title=Strategi Kaum Tuo dan Gejolak Kaum Mudo|url=https://tarbiyahislamiyah.id/strategi-kaum-tuo-dan-gejolak-kaum-mudo/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id-ID|access-date=24 Maret 2022}}</ref>
=== Ketua Umum ===
{{main|Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah}}
== Tokoh ==
Berikut beberapa tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah.
[[Berkas:Abdul Somad Tausiah di Lapas Pontianak 2022 (cropped).jpg|jmpl|160x160px|Buya H. [[Abdul Somad Batubara|Abdul Somad]], Ketua Majelis Ifta' PERTI [[Riau]] periode 2022-2027]]
{{col|2}}'''Sumatera Barat'''
* Syekh [[Khatib Ali]] Padang
* Syekh [[Abbas Qadhi|Abbas]] Ladang Laweh
* Syekh [[Muhammad Salim Bayur|Muhammad Salim]] Bayua
* Syekh [[Sulaiman Ar-Rasuli|Sulaiman ar-Rasuli]] Canduang
* Syekh [[Muhammad Jamil Jaho|Muhammad Jamil]] Jaho
* Syekh [[Muhammad Zain Simabur|Muhammad Zain]] Simabur
* Syekh [[Syekh Balubuih|Abdul Qadim]] Balubuih
* Syekh [[Abdul Wahid Ash-Shalihi|Abdul Wahid Saleh]] Tabek Gadang
* Syekh [[Muhammad Yunus Tuanku Sasak|Muhammad Yunus]] Tk. Sasak
* Buya [[Muhammad Sutan Sulaiman|Muhammad]] St. Sulaiman
* Syekh [[Muhammad Said Bonjol|Muhammad Said]] Bonjol
* Syekh [[Muhammad Arifin Al-Arsyadi|Muhammad Arifin Arsyad]] Batu Hampar
* Buya [[Arifin Jamil]] Tk. Solok
* Buya [[Sulthani Abdullah]] Dt. Rajo Dubalang
* Buya [[Sirajuddin Abbas]] Dt. Bandaharo
* Buya [[Mansur Datuk Nagari Basa|Mansur]] Dt. Nagari Basa
* Syekh [[Abdullah Aminuddin]] Tk. Saliah
* Syekh [[Zakaria Labai Sati|Zakaria]] Lb. Sati Malalo
* Buya [[Rusli Abdul Wahid]]
* Buya [[Syarkawi Abdul Wahid]]
* Buya [[Umar Bakri]]
* Syekh [[Mukhtar Angku Lakuang|Mukhtar]] Ak. Lakuang
* Buya [[Baharuddin ar-Rasuli]]
* Buya [[Joesoef Sou’yb]]
* Buya [[Izzuddin Marzuki]]
* Buya [[Rusli Halil]]
* Syekh [[Imam Maulana]] Batang Kabung
* Syekh [[Ali Imran Hasan]] Ringan-Ringan
* Buya [[Ma'ana Hasnuty]] Dt. Tan Pahlawan
* Buya [[Idrus Hakimy Dt. Rajo Panghulu|Idrus Hakimy]] Dt. Rajo Panghulu
* Buya [[Azwar Anas]] Dt. Rajo Suleman
* Buya [[Basri Bermanda]]
* Buya [[Syamsul Bahri Khatib]]
* Buya [[Awiskarni Husin]]
* Buya [[Dalimi Abdullah]] Dt. Indo Kayo
* Buya [[Zamzami Yunus]]
* Buya [[Nashruddin Baidan]]
* Buya [[Makmur Syarif]]
* Buya [[Asasriwarni]]
* Buya [[Sufyarma Marsidin]]
* Buya [[Leonardy Harmainy]]
* Buya [[Boy Lestari]] Dt. Palindih
* Buya [[Salmadanis]]
* Buya [[Duski Samad (akademisi)|Duski Samad]] Tk. Mudo
* Buya [[Syukri Iska]]
* Buya [[Khairul Fahmi]]
* Buya [[Arrazy Hasyim]]
* Buya [[Apria Putra]]
* Ummi [[Syamsiyah Abbas]]
* Ummi [[Rabi’ah Jamil]]
* Ummi [[Nilmayetti Yusri]]
'''Aceh'''
* Syekh [[Habib Seunagan|Habib Muda]] Seunagan
* Syekh [[Teungku Hasan Krueng Kale|Muhammad Hasan]] Krueng Kale
* Syekh [[Abu Syekh Mud|Teuku Mahmud]] Blangpidie
* Syekh [[Abuya Muda Waly|Muhammad Waly]] Labuhan Haji
* Teungku [[Abu Ibrahim Woyla|Ibrahim]] Woyla
* Teungku [[Abu Tu Min|Muhammad Amin Mahmud]] Blang Blahdeh
* Teungku [[Abu Daud Zamzami|Muhammad Daud Zamzami]]
* Teungku Chik [[Muhibuddin Waly]]
* Teungku [[Muhammad Syam Marfaly]]
* Teungku [[Mawardi Waly]]
* Teungku [[Jamaluddin Waly]]
* Teungku [[Amran Waly]]
* Teungku [[Teungku Ahmad Dewi|Ahmad Dewi]]
* Teungku [[Teuku Burhanuddin Sampe|T. Burhanuddin Sampe]]
* Teungku [[Mohammad Faisal Amin]]
*Teungku [[Ahmada]]
'''Riau'''
* Syekh [[Abdul Gani Kampar|Abdul Gani]] Batu Basurek
* Buya [[Ma'rifat Marjani]]
* Buya [[Aidarus Gani]]
* Buya [[Suwardi M. S.|Suwardi Mohammad Samin]]
* Buya [[T.M. Busra]]
* Buya [[Alaidin Koto]]
* Buya [[Abdul Somad Batubara|Abdul Somad]]
'''Sumatera Utara'''
* Buya [[Syarfi Hutauruk]]
'''Bengkulu'''
* Ki [[Zaidin Burhany]]
'''Jambi'''
* Buya [[Fachrori Umar]]
* Buya [[Mukhtar Latif]]
'''Kalimantan Selatan'''
* Kiai [[Muhammad Thoha Ma'ruf]]
'''Sulawesi Selatan'''
* Gurutta [[Hamka Haq]]{{EndDiv}}
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Partai Islam Perti.jpg|Lambang Partai Islam Perti (1945-1973)
Berkas:DPP PERTI.jpg|Lambang Perti (1973-2016)
Berkas:PB TARBIYAH.jpg|Lambang Tarbiyah (1970-2016)
Berkas:Islah PERTI.jpg|Munas dan Muktamar Persatuan Tarbiyah Islamiyah Tahun 2016 (Islah Tarbiyah dan Perti)
Berkas:PERTI.png|Lambang Persatuan Tarbiyah Islamiyah (2016-sekarang)
</gallery>
== Lihat pula ==
* [[Badan Permusjawaratan Partai-Partai]]
== Catatan kaki ==
'''Keterangan'''
{{notelist}}
'''Rujukan'''
{{reflist|30em}}
'''Daftar pustaka'''
{{refbegin}}
*{{cite book | last1 = Cribb| first1 = Robert| last2=Kahin | first2=Audrey| title = Historical Dictionary of Indonesia | url = https://archive.org/details/historicaldictio0000crib_v4i7| publisher = Scarecrow Press Inc | year = 2004 | isbn = 978-0-8108-4935-8 | ref = {{sfnRef|Cribb|Kahin|2004}}}}
* {{Cite book | editor1 = Bestian Nainggolan | editor2 = Yohan Wahyu | title = Partai-Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa |trans-title= Indonesian Political Parties 1999-2019: Concentration and Deconcentration of Power| publisher = PT Kompas Media Nusantara | year = 2016|language=id |isbn = 978-602-412-005-4}}
*{{cite book | last = Fathurrahman | first = Oman | author-link = Oman Fathurrahman | title = Tarekat Syattariyah di Minangkabau | publisher = Prenada Media Group | year = 2008 | location = Jakarta | language = id | isbn = 978-979-3464-43-5 | ref = {{sfnRef|Fathurrahman|2008}}}}
*{{cite book | last = Feith| first = Herbert | author-link = Herbert Feith | title = The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia | publisher = Equininox Publishing (Asia) Pte Ltd | year = 2008 | orig-year = 1962 | location = Singapore | isbn = 979-3780-45-2}}
*{{cite book | last = Feith | first = Herbert | author-link = Herbert Feith | title = The Indonesian Elections of 1955 | publisher = Cornell University | year = 1971 | orig-year = 1957 | location = Ithaca | url = https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=coo.31924051295420&view=1up&seq=1 }}
*{{cite book | author = Kementerian Penerangan Republik Indonesia | title = Kepartaian di Indonesia | publisher = Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | year = 1951 | location = Jakarta | url = http://repositori.dpr.go.id/41/1/KEPARTAIAN%20DI%20INDONESIA.pdf | ref = {{sfnRef|Kementerian Penerangan RI|1951}} }}
*{{Cite journal | first = Muhammad | last = Kosim | date = 2013 | title = Tradisi Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Sumatera Barat | journal = at-Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam [[Universitas Islam Negeri Imam Bonjol]] | url = https://osf.io/preprints/inarxiv/79nqm/ | volume = 4 | issue = 1 | pages = 21-45 | language = id | ref = {{sfnRef|Kosim|2013}} }}
*{{cite book | last = Koto | first = Alaidin | author-link = Alaidin Koto | title = Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Sejarah, Paham Keagamaan, dan Pemikiran Politik 1945-1970 | publisher = Rajawali Pers | year = 2012 | location = Jakarta | language = id | isbn = 978-602-425-230-4 | ref = {{sfnRef|Koto|2012}}}}
*{{cite book | last = Lembaga Pemilihan Umum | author-link = Lembaga Pemilihan Umum | title = Riwayat Hidup Anggota-Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum 1971 | year = 1972 | location = Jakarta | language = id | ref = {{sfnRef|Lembaga Pemilihan Umum|1972}}}}
*{{Cite book | last = Masrial | last2 = Nasir | first2 = Muhammad | last3 = Nurdin | first3 = Jasril | year = 2010 | url = https://www.academia.edu/40599592/Laporan_Penelitian_Pontren | title = Laporan Program Penelitian Pendidikan dan Kelembagaan Islam Tahun 2010 | publisher = [[Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Tarbiyah Islamiyah Padang|Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Tarbiyah Islamiyah]] | location = Padang | language = id | ref = {{sfnRef|Masrial|Nasir|Nurdin|2010}} }}
*{{cite book | last = Parlaungan | date = 1956 | title = Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia | location = Jakarta | publisher = C.V. Gita | ref = {{sfnRef|Parlaungan|1956}}}}
*{{cite book | author = Persatuan Tarbiyah Islamiyah | title = Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Tarbiyah Islamiyah | year = 2016 | url = https://www.scribd.com/document/523816308/HASIL-HASIL-MUNAS-MUKTAMAR-AD-ART-TARBIYAH-PERTI | language = id | ref = {{sfnRef|Persatuan Tarbiyah Islamiyah|2016}} }}
*{{cite book | author = Pringgodigdo | title = Ensiklopedia Umum | publisher = Penerbit Kanisius | year = 1977}}
*{{cite book | last = Samad | first = Duski | author-link = Duski Samad (akademisi) | title = Tuanku Professor | publisher = Pab Publishing | year = 2020 | location = Padang | language = id | isbn = 978-623-94183-3-5 | ref = {{sfnRef|Samad|2020}}}}
* {{cite book | author = Sekretariat Jenderal KPU | title = Pemuilu untuk Pemula: Modul 1 | publisher = Komisi Pemilihan Umum | year = 2010 | url = https://www.kpu.go.id/dmdocuments/modul_1d.pdf | access-date = 2022-04-29 | archive-date = 2018-12-10 | archive-url = https://web.archive.org/web/20181210160211/https://kpu.go.id/dmdocuments/modul_1d.pdf | dead-url = yes }}
*{{Cite journal | first = Martin | last = van Bruinessen | author-link = Martin van Bruinessen | date = 1990 | title = The Origins and Development of the Naqshbandi Order in Indonesia | journal = Der Islam | volume = 67 | issue = 1 | pages = 150-179 | language = en | ref = {{sfnRef|van Bruinessen|1990}}}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://tarbiyahislamiyah.id/ Situs Web Tarbiyah Islamiyah]
* {{id}} [https://perti.or.id Situs Web DPP Perti]
{{Ormas Islam di Indonesia}}
{{Islam di Indonesia}}
{{Parpol1971}}
{{Parpol1955}}
{{Partai politik Indonesia terdahulu}}
[[Kategori:Persatuan Tarbiyah Islamiyah| ]]
[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Partai Islam]]
[[Kategori:Partai politik yang sudah bubar di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi di Aceh]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1955]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1971]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1928 di Hindia Belanda]]
[[Kategori:Mazhab Syafi'i]]
|