Nicolaus Driyarkara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(35 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Nicolaus Driyarkara (3).jpg|jmpl|280x280px|Nicolaus Driyarkara. ]]
Prof. Dr. '''Nicolaus Driyarkara''' SJ dilahirkan [[13 Juni]] [[1913]] di ({{lahirmati|[[Kedunggubah]], [[Kaligesing, Purworejo]]. Driyarkara meninggal dunia tanggal [[11 Februari]] [[1967]], dimakamkan di |13|6|1913|[[Girisonta]], [[Ungaran]], [[Jawa Tengah]]|11|2|1967}}).
 
AjaranSalah satu gagasan atau ajaran pokok Driyarkara yaituadalah "manusia adalah kawan bagi sesama". Manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini (''homo homini socius''). Pikiran ''homo homini socius'' ini ditaruhdiajukan untuk mengkritisimengkritik, mengoreksi, dan memperbaiki sosialitas [[preman]]; sosialitas yang saling mengerkah, memangsa, dan saling membenci dalam ''homo homini lupus'' (sesamamanusia adalah serigala bagi manusiasesamanya).
 
Sampai tahun [[1951]] nama Driyarkara tidak dikenal. Hampir seluruh waktunya dia gunakan untuk studi secara intensif. [[Catatan harian]] yang ditulisnya sejak [[1 Januari]] [[1941]] sampai awal tahun [[1950]] tidak pernah lepas dari persoalan aktual-mendesak yang dihadapi manusia, khususnya rakyat Indonesia.
 
Karya publik awal tulisannya tidak langsung filosofis. Karya awalnya berupa catatan ringan dalam [[bahasa Jawa]] yang dimuat majalah [[Praba]], sebuah mingguan berbahasa Jawa yang terbit di [[Yogyakarta]]. Disusul kemudian dengan ''Warung Podjok'' dengan nama samaran Pak Nala.
 
Terbitnya majalah [[Basis]] tahun 1951 membuka peluang Driyarkara memperkenalkan ide-idenya ke masyarakat. Mulanya dengan nama Puruhita, kemudian dengan nama lengkap Driyarkara. Cara penyajiannya bergaya percakapan, setapak demi setapak membawa pembaca ke permenungan filosofis.
 
Saat mengasuh Basis, Driyarkara diserahi tugas menjadi Dekan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru [[Sanata Dharma]], embrio IKIP Sanata Dharma. Pidato pertanggungjawabannya tentang kepentingan pendidikan guru memperoleh tanggapan luas, dan sejak saat itu (1955) selain dikenal sebagai filsuf juga seorang ahli pendidikan.
 
Lewat tulisan, pidato, ceramah, dan kuliah, Driyarkara memberikan pencerahan proses pencarian jati diri bangsa. Misalnya, ketika [[gerakan mahasiswa]] marak pada tahun [[1966]], dialah pembela pertama hak mahasiswa dan pelajar untuk demonstrasi. Di tengah keadaan kritis dan buntu-mentok, dia tampil dengan gagasan menerobos lewat pemberian makna.
 
== Biografi ==
* Pada tahun 1952, ia mendapat gelar [[Doktor]] bidang [[Filsafat]] di [[Universitas Gregoriana]] dengan disertasi mengenai [[Nicolas Malebrance]].
 
* Pada tahun 1952, ia mendapat gelar [[Doktor]] bidang [[Filsafat]] di [[Universitas Kepausan Gregoriana|Universitas Gregoriana]] dengan disertasi mengenai [[Nicolas Malebrance]].
* 1941-1942, ia sudah mengajar sebagai dosen di [[Girisonta]].
* 1943-1946, menjadi pengajar filsafat di [[Seminari Tinggi Yogyakarta]].
* 19521943-19581946, setelah PhD, N Driyarkara menjadi dosenpengajar filsafat di [[Seminari Tinggi Yogyakarta]].
* 1952-1958, setelah PhD, N Driyarkara menjadi dosen filsafat di Yogyakarta.
* 1960-1967, [[Guru Besar]] Luar Biasa di Fakultas Psikologi, [[Universitas Indonesia]]
* 1961-1967, dosen di [[Universitas HasanudinHasanuddin]], Ujung Pandang (Makassar)
* 1962-1967, anggota [[MPRS]]
* 1963-1964, dosen tamu di [[Universitas:en:St. Louis University|St. Louis University]], [[Amerika Serikat]]
* 1965-1967, anggota [[DPA]]
 
== Buku dan tulisan ==
Driyarkara memang tidak pernah menulis buku. Driyarkara tidak meninggalkan satu pun karya utuh ''komprehensif'' tentang satu persoalan. Ketika menulis, Driyarkara kerapkali menggunakan nama samaran "Nala" atau "Puruhita".<ref>{{Cite web|title=Highlight - Universitas Sanata Dharma|url=https://www.usd.ac.id/banner.php?noid=87|website=www.usd.ac.id|access-date=2024-04-05}}</ref>
 
Kalau mau disebut sebagai "buku", mungkin tulisan tentang filsafat [[Malebranche]], disertasi untuk memperoleh gelar [[doktor]] [[ilmu filsafat]] dari [[Universitas Kepausan Gregoriana|Universitas Gregoriana]], [[Roma]], tahun 1952. Disertasi itu berupa manuskrip setebal 300 halaman ditulis dalam [[bahasa Latin]] klasik. Naskah asli disimpan di Roma, tetapi tahun [[1954]] terbit versi ringkasannya setebal 40 halaman.
 
Selain disertasi, hampir semua karya Driyarkara berupa tulisan-tulisan pendek. Isinya komentar tentang persoalan-persoalan hangat pada zamannya. Tulisan terpanjang berupa pidato pengukuhan gelar guru besar luar biasa dalam ilmu filsafat pada [[Fakultas Psikologi]] [[UI]] tahun [[1962]].
 
Dengan metode [[fenomenologi eksistensial]], metode yang dikembangkan Malebranche, persoalan kemanusiaan ditempatkan dalam situasi bersama masyarakatnya. Driyarkara lewat perenungan kehidupan bangsa-negara Indonesia terlibat dalam jatuh-bangunnya menjadi Indonesia. Driyarkara mengamati, mempertanyakan, menggugat, memberi makna, dan menawarkan jalan keluar yang menerobos.
 
=== Beberapa buku kumpulan tulisan dan tentang Driyarkara ===
 
* Jejak sebagai pemikir dibukukan dari siaran-siaran radio [[RRI]] dan renung filsafatnya dalam buku ''Pertjikan Filsafat'' (PT Pembangunan, Jakarta, 1962).
* Kumpulan kuliah-kuliahnya disatukan dalam ''Filsafat Manusia'', Kanisius, Yogyakarta 1969 Cet I dan 1975 Cet II.
* ''Driyarkara tentang Pendidikan'', ''Driyarkara tentang Manusia'', ''Driyarkara tentang Negara dan Bangsa'', Yayasan Kanisius, Yogyakarta 1980.
* ''[http://www.inibuku.com/display.php?d=cb-kbk&bkp=G01DRIJ01 Karya Lengkap Driyarkara]'', Gramedia Pustaka Utama 2006.
 
== Sekolah Tinggi ==
Pada tanggal [[2 Februari]] [[1969]] (tepat 2 tahun setelah Driyarkara meninggal), di sebuah ruang tamu di [[Susteran Theresia]] Jalan H Agus Salim, Jakarta, jejak perintisan Sekolah Tinggi Filsafat bernama Driyarkara dimulai.
 
Proses pembidanan sebuah sekolah filsafat dilakukan bersama oleh rekan-rekan almarhum, yaitu Prof. Dr. [[Fuad Hassan]], Prof. Dr. [[Slamet Iman Santoso|Slamet Iman Santosa]] yang mendambakan didirikannya sebuah institut filsafat di Indonesia yang terbuka untuk umum, berdiri sendiri, dan merupakan pusat yang mampu menarik dosen untuk lebih memantapkan usaha pengembangan filsafat di Jakarta. Inilah dies natalis pertama [[Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara]] dipada tahun 1969.
 
== Pendapat ==
[[Soe Hok Gie]], adik [[Arief Budiman]]—salah satu pengagumnya—menyebut Driyarkara sebagai "filsuf dalam arti sebenarnya". "Dia selalu meragukan postulat, bertanya, menggugat segala bidang, termasuk tentang dirinya sendiri. TetapiNamun, dari segala keraguan itu dia susun kembali satu-satu dan sederhana, sampai tercipta kepastian-kepastian kecil."
 
[[Fuad Hassan]] menggolongkannya sebagai pemikir yang selalu risau atas realitas masyarakat, "seorang pekerja keras" kata Slamet Iman Santoso, filsuf yang tidak memburu popularitas tulis [[Daoed Joesoef]]. [[Franz Magnis-Suseno]] SJ, [[Soerjanto Poespowardoyo]], [[Mudji Sutrisno]], [[Toeti Heraty]]—sekadar menyebut beberapa nama—menyatakan Driyarkara bukan hanya guru besar yang berhasil merangsang minat berfilsafat di Indonesia, tetapi juga filsuf pertama Indonesia yang menulis filsafat sistematik, tidak hanya sosok yang menempatkan filsafat sebagai [[philosophia]] (cinta kebijaksanaan), tetapi juga filsafat sebagai kegiatan yang inheren dalam kehidupan sehari-hari.
 
Pemikir besar Indonesia lainnya, [[Soedjatmoko]], menyebut Driyarkara pembawa pemikiran filsafat modern. Driyarkara pemberi makna atas perjalanan kehidupan bangsa Indonesia.
==Pendapat==
[[Soe Hok Gie]], adik [[Arief Budiman]]—salah satu pengagumnya—menyebut Driyarkara sebagai "filsuf dalam arti sebenarnya". "Dia selalu meragukan postulat, bertanya, menggugat segala bidang, termasuk tentang dirinya sendiri. Tetapi, dari segala keraguan itu dia susun kembali satu-satu dan sederhana, sampai tercipta kepastian-kepastian kecil."
 
== Pranala luar ==
[[Fuad Hassan]] menggolongkannya sebagai pemikir yang selalu risau atas realitas masyarakat, "seorang pekerja keras" kata Slamet Iman Santoso, filsuf yang tidak memburu popularitas tulis Daoed Joesoef. [[Franz Magnis-Suseno]] SJ, [[Soerjanto Poespowardoyo]], [[Mudji Sutrisno]], [[Toeti Heraty]]—sekadar menyebut beberapa nama—menyatakan Driyarkara bukan hanya guru besar yang berhasil merangsang minat berfilsafat di Indonesia, tetapi juga filsuf pertama Indonesia yang menulis filsafat sistematik, tidak hanya sosok yang menempatkan filsafat sebagai [[philosophia]] (cinta kebijaksanaan), tetapi juga filsafat sebagai kegiatan yang inheren dalam kehidupan sehari-hari.
 
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/19/opini/861953.htm "Jejak Pikiran dan Sosok Driyarkara"], ''Kompas''
Pemikir besar Indonesia lainnya, [[Soedjatmoko]], menyebut Driyarkara pembawa pemikiran filsafat modern. Driyarkara pemberi makna atas perjalanan kehidupan bangsa Indonesia.
* {{id}} [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0612/01/utama/3134783.htm "Warisan Driyarkara: Sumbangsih untuk Bangsa Ini"]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, ''Kompas''
 
==Pranala luarReferensi ==
{{reflist}}
*{{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/19/opini/861953.htm "Jejak Pikiran dan Sosok Driyarkara"], ''Kompas''
{{DEFAULTSORT:Driyarkara, Nicolaus}}
*{{id}} [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0612/01/utama/3134783.htm "Warisan Driyarkara: Sumbangsih untuk Bangsa Ini"], ''Kompas''
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:KelahiranYesuit 1913Indonesia|Driyarkara, Nicolaus]]
[[Kategori:KematianFilsuf 1967Indonesia|Driyarkara, Nicolaus]]
[[Kategori:FilsufProfesor Indonesia|Driyarkara, Nicolaus]]
[[Kategori:TokohRektor Katolik|Driyarkara, NicolausIndonesia]]
[[Kategori:Yesuit|Driyarkara,Rektor NicolausUniverstias Sanata Dharma]]
[[Kategori:Tokoh Jawa|Driyarkara]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah|Driyarkara]]
[[Kategori:Tokoh dari Purworejo|Driyarkara]]