Teuku Muhammad Hasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Minopueblo (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca)
 
(66 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
 
{{Infobox President
|honorific-prefix = [[Meester in de Rechten|Mr.]]
| name = {{PAGENAME}}
|name lived = Teuku Muhammad Hasan
| imagelived = Mr T.M. Hasan.jpg
|image caption = Mr. Teuku MuhammadMohammad Hasan Perpusnas.jpg
|caption office = Mr. = GubernurTeuku PertamaMuhammad [[Sumatera]]Hasan
|office = Gubernur Sumatra
| term_start = [[1945]]
| term_end term_start = [[1949]]1945
|term_end = 1948
| predecessor = Jabatan Baru
|lieutenant = [[Mohammad Amir]]
|predecessor = ''Jabatan Baru''
|successor =[[Sutan Mohammad Amin Nasution|Sutan M. Amin Nasution]]<small><br/>([[Gubernur Sumatera Utara]])</small><br/>[[Mohammad Nasroen]]<br/><small>(Gubernur [[Sumatra Tengah]])</small><br/>[[Mohammad Isa]]<small><br/>([[Gubernur Sumatera Selatan]])</small>
|office2 = [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]]
|term_start2 = 19 Desember 1948
|term_end2 = 13 Juli 1949
|predecessor2 = [[Ali Sastroamidjojo]]
|successor2 = [[Sarmidi Mangunsarkoro]]
|office3 = [[Menteri Agama]]
|term_start3 = 19 Desember 1948
|term_end3 = 13 Juli 1949
|predecessor3 = [[Masjkur]]
|successor3 = [[Masjkur]]
| office4 = [[Daftar anggota senat Republik Indonesia Serikat|Wakil Ketua Senat Republik Indonesia Serikat]]
| term_start4 = 25 Februari 1950
| term_end4 = 16 Agustus 1950
|birth_name = Teuku Mohammad Hasan
|birth_date = {{birth date|1906|4|4}}
|death_date = {{death date and age|1997|9|21|1906|4|4}}
|birth_place = {{flag icon|Netherlands}} [[Pidie]], [[Aceh]], [[Hindia Belanda]]
|death_place = {{flag icon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
|alma_mater = [[Leiden University]]
|religion = [[Islam]]
 
}}
| successor =Jabatan Ditiadakan
 
'''[[Meester in de Rechten|Mr.]] [[Teuku]] Mohammad Hasan''' atau juga ditulis '''Teuku Muhammad Hasan''' ({{lahirmati|[[Pidie]], [[Aceh]]|4|4|1906|[[Jakarta]]|21|9|1997}}) adalah [[Daftar bekas jabatan politik di Indonesia|Gubernur Provinsi Sumatra pertama]]<ref>https://historia.id/politik/articles/yang-terpaksa-jadi-gubernur-DO4wj</ref> setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]] dan [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun [[1948]] hingga tahun [[1949]] dalam [[Kabinet Darurat]].<ref>{{Cite web |url=http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=89&presiden_id=1&presiden=sukarno |title=Profile on Kepustakaan Presiden RI |access-date=2011-11-25 |archive-date=2012-04-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120423012907/http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=89&presiden_id=1&presiden=sukarno |dead-url=yes }}</ref> Selain itu ia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan [[pahlawan nasional]] [[Indonesia]].
| office2 = [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]]
| term_start2 = [[1948]]
| term_end2 = [[1949]]
| predecessor2 = [[Ali Sastroamidjojo]]
| successor2 = [[Sarmidi Mangunsarkoro]]
| office3 = [[Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama]]
| term_start3 = [[1948]]
| term_end3 = [[1949]]
| predecessor3 = [[Masjkur]]
| successor3 = [[Masjkur]]
| nickname =
| birth_date = {{birth date|1906|4|4}}
| death_date = {{death date and age|1997|9|21|1906|4|4}}
| birth_place = {{flag icon|Netherlands}} [[Pidie]], [[Aceh]], [[Hindia Belanda]]
| death_place = {{flag icon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| alma_mater = [[Leiden University]]
| religion = [[Islam]]
 
== Riwayat Hidup ==
}}
 
=== Kehidupan Awal ===
'''Teuku Muhammad Hasan''' adalah Gubernur Wilayah Sumatera Pertama<ref>{{cite web
Teuku Muhammad Hasan dilahirkan tanggal [[4 April]] [[1906]] sebagai '''Teuku Sarong''', di [[Sigli]], [[Aceh]]. Ayahnya, Teuku Bintara Pineung Ibrahim adalah [[Ulèë Balang]] di [[Pidie]] (Ulèë Balang adalah bangsawan yang memimpin suatu daerah di Aceh). Ibunya bernama Tjut Manyak.<ref name="tirto">{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N.|date=2019-09-21|title=Teuku Muhammad Hasan, Gubernur Sumatra Pertama dan Satu-Satunya|url=https://tirto.id/teuku-muhammad-hasan-gubernur-sumatra-pertama-dan-satu-satunya-cmbr|website=Tirto.id|access-date=2023-11-18}}</ref>
|title=http://www.jambiprov.go.id/?show=page&id=p_sejarah
|url=http://www.jambiprov.go.id/?show=page&id=p_sejarah}}</ref> setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]]
, [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun [[1948]] hingga tahun [[1949]] dalam [[Kabinet Darurat]]<ref>[http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=89&presiden_id=1&presiden=sukarno Profile on Kepustakaan Presiden RI]</ref>. Selain itu ia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan [[pahlawan nasional]] [[Indonesia]].
 
Dia bersekolah di [[Sekolah Rakyat]] (Volksschool) di Lampoeh Saka [[1914]]-[[1917]]. Pada tahun [[1924]] bersekolah di sekolah berbahasa [[Belanda]] [[Europeesche Lagere School]] (ELS), dilanjutkan ke ''Koningen Wilhelmina School (KWS)'' di [[Batavia]] (sekarang [[Jakarta]]). Kemeudian ia masuk '''[[Fakultas Hukum Universitas Indonesia|Rechtschoogeschool]]''' (Sekolah Tinggi Hukum).
== Kehidupan Awal ==
Teuku Muhammad Hasan dilahirkan tanggal [[4 April]] [[1906]] sebagai '''Teuku Sarong''', di [[Sigli]], [[Aceh]]. Ayahnya, Teuku Bintara Pineung Ibrahim adalah [[Ulèë Balang]] di [[Pidie]] (Ulèë Balang adalah bangsawan yang memimpin suatu daerah di Aceh). Ibunya bernama Tjut Manyak.
 
=== Masa-masa di Belanda ===
Dia bersekolah di [[Sekolah Rakyat]] (Volksschool) di Lampoeh Saka [[1914]]-[[1917]]. Di tahun [[1924]] bersekolah di sekolah berbahasa [[Belanda]] [[Europeesche Lagere School]] (ELS), dilanjutkan ke ''Koningen Wilhelmina School (KWS)'' di [[Batavia]] (sekarang [[Jakarta]]). Kemeudian beliau masuk '''[[Fakultas Hukum Universitas Indonesia|Rechtschoogeschool]]''' (Sekolah Tinggi Hukum).
Pada usia 25 tahun, T.M Hasan memutuskan untuk bersekolah di [[Leiden University]], [[Belanda]]. Selama di Belanda, ia bergabung dengan [[Perhimpunan Indonesia]] yang dipelopori oleh [[Muhammad Hatta]], [[Ali Sastroamidjojo]], Abdul Madjid Djojodiningrat dan [[Nazir Datuk Pamoentjak|Nasir Datuk Pamuntjak]]. Selain kesibukannya sebagai mahasiswa, Hasan juga menjadi aktivis yang mengadakan kegiatan-kegiatan organisasi baik di dalam kota maupun di kota-kota lain di Belanda
 
Hasan mendapatkan gelar [[Meester in de Rechten]] (Master of Laws) tahun 1933.
==Masa-masa di Belanda==
Pada usia 25 tahun, T.M Hasan memutuskan untuk bersekolah di [[Leiden University]], [[Belanda]].
Selama di Belanda, beliau bergabung dengan [[Perhimpunan Indonesia]] yang dipelopori oleh [[Muhammad Hatta]], [[Ali Sastroamidjojo]], Abdul Madjid Djojodiningrat dan Nasir Datuk Pamuntjak. Selain kesibukannya sebagai mahasiswa, Hasan juga menjadi aktifis yang mengadakan kegiatan-kegiatan organisasi baik di dalam kota maupun di kota-kota lain di Belanda
 
=== Kembali ke Tanah Air ===
Hasan mendapatkan gelar [[Meester in de Rechten]] (Master of Laws) tahun 1933.
Pada tahun [[1933]], Mr. T.M Hasan kembali ke [[Indonesia]]. Setiba di [[pelabuhan]] [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulee Lheue]], [[Kutaraja]], buku-bukunya disita untuk pemeriksaan karena dicurigai terdapat
buku paham pergerakan yang akan membahayakan kedudukan [[Hindia Belanda|pemerintah kolonial Belanda]], khususnya di [[Aceh]]. Selama di Kutaraja, Hasan menjadi Pegiat di bidang [[Agama]] dan [[Pendidikan]].
 
Di bidang agama, ia bergabung dengan organisasi Islam [[Muhammadiyah]] sebagai konsul di bawah pimpinan R.O. Armadinata. Pada era ini, Muhammadiyah berhasil mendirikan perkumpulan perempuan yakni [[Aisyiyah]], [[Hizbul Wathan]], dan sebuah lembaga pendidikan setingkat [[Hollandsch-Inlandsche School]] atau HIS. Perkembangan selanjutnya, Muhammadiyah juga mendirikan cabang-cabang di beberapa kota lain di Aceh. Tercatat pada masa akhir Pemerintahan Belanda di Aceh ([[1942]]), jumlah cabang Muhammadiyah di Aceh sebanyak 8 (delapan) buah.
==Kembali ke Tanah Air==
Pada tahun [[1933]], Mr. T.M Hasan kembali ke [[Indonesia]]. Setiba di [[pelabuhan]] [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulee Lheue]], [[Kutaraja]], buku-bukunya disita untuk pemeriksaan karena dicurigai terdapat
buku paham pergerakan yang akan membahayakan kedudukan [[Hindia-Belanda|pemerintah kolonial Belanda]], khususnya di [[Aceh]].
Selama di Kutaraja, Hasan menjadi Pegiat di bidang [[Agama]] dan [[Pendidikan]].
 
Selain aktif di Muhammadiyah, Hasan juga aktif dalam dunia pendidikan. Ia ikut mempelopori berdirinya [[organisasi]] '''[[Beasiswa|Atjehsche Studiefonds]] (Dana Pelajar Aceh)''' yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.
Di bidang agama, ia bergabung dengan organisasi Islam [[Muhammadiyah]] sebagai konsul di bawah pimpinan R.O. Armadinata. Pada era ini, Muhammadiyah berhasil mendirikan perkumpulan perempuan yakni [[Aisyiyah]], [[Hizbul Wathan]], dan sebuah lembaga pendidikan setimgkat [[Hollandsch-Inlandsche School]] atau HIS. Perkembangan selanjutnya, Muhammadiyah juga mendirikan cabang-cabang di beberapa kota lain di Aceh. Tercatat pada masa akhir Pemerintahan Belanda di Aceh ([[1942]]), jumlah cabang Muhammadiyah di Aceh sebanyak 8 (delapan) buah.
 
Selain aktif di Muhammadiyah, Hasan juga aktif dalam dunia pendidikan. Ia ikut mempelopori berdirinya [[organisasi]] '''[[Beasiswa|Atjehsche Studiefonds]] (Dana Pelajar Aceh)''' yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.
 
Selain itu, Hasan juga menjadi [[komisaris]] organisasi pendidikan yang bernama ''Perkumpulan Usaha Sama Akan Kemajuan Anak'' (PUSAKA). Tujuan organisasi ini adalah untuk mendirikan sebuah sekolah rendah berbahasa Belanda seperti [[Hollandsch-Inlandsche School]].
 
AktifitasAktivitas kependidikan Hasan yang lain ialah mendirikan [[Taman Siswa|Perguruan Taman Siswa]] di Kutaraja pada tanggal [[11 Juli]] [[1937]]. Dalam kepengurusan lembaga yang diprakarsai oleh [[Ki Hajar Dewantara]] ini, Hasan menjadi [[ketua]] dengan [[sekretaris]] [[Teuku Nyak Arief]]. Sesaat setelah pembentukannya, Hasan mengirim utusannya yaitu, T.[[Teuku M. Usman el Muhammady]] untuk menemui Ki Hajar Dewantara di [[Yogyakarta]]. Tujuannya adalah memohon agar Taman Siswa memperluas jaringannya, yakni dengan mendirikan cabang di Aceh. Berdasarkan permohonan tersebut, Majelis Luhur Taman Siswa mengirim tiga orang guru ke Aceh, yaitu Ki Soewondo Kartoprojo beserta istrinya yang juga sebagai guru dan Soetikno Padmosoemarto. Dalam waktu yang relatif singkat, Hasan dan pengurus Taman Siswa di Kutaraja berhasil membuka 4
(empat) sekolah Taman Siswa di Kutaraja, yaitu sebuah Taman Anak, Taman Muda, Taman Antara dan Taman Dewasa.
 
Berkat pengalaman di bidang pendidikan tersebut, Hasan memutuskan pergi ke [[Batavia]] dan bekerja sebagai pengawai di Afdeling B, Departemen Van Van Onderwijsen Eiredeienst (Departemen Pendidikan). Selain itu, ia juga pernah menjadi pegawai di kantor Voor Bestuurshervarming Buintengewesten. Kemudian pada tahun [[1938]], Hassan kembali lagi ke [[Medan]] untuk bekerja pada kantor [[Gubernur]] SumateraSumatra sampai tahun [[1942]]. Pada era [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|penjajahan Jepang]] ini, yakni antara tahun [[1942]] sampai [[1945]], Hasan tetap berada di Medan dan bekerja sebagai Ketua [[Koperasi|Koperasi Ladang Pegawai Negeri]] di Medan, kemudian menjadi PenasehatPenasihat dan Pengawas Koperasi Pegawai Negeri di [[Medan]] dan Pemimpin Kantor Tinzukyoku (Kantor permohonan kepada Gunsaibu) di Medan. Ketika Jepang hendak angkat kaki dari Aceh tahun [[1945]], Hasan adalah sedikit dari tokoh-tokoh Aceh yang memiliki kesadaran [[kebangsaan]] dan bersedia bergabung dengan para [[nasionalis]] di Jakarta.
 
Pada [[7]] [[Agustus]] [[1945]] Mr. Teuku Muhammad Hasan dipilih menjadi anggota [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] ([[PPKI]]) yang diketuai oleh [[Ir. Soekarno]].<ref>{{Cite web |url=http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2145}%7D |title=Salinan arsip |access-date=2021-05-27 |archive-date=2017-04-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170430220711/http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2145%7D |dead-url=yes }}</ref>.
 
=== Gubernur SumateraSumatra Pertama ===
[[Berkas:Sukarno presidential cabinet.jpg|jmpl|ka|200px|Susunan Kabinet Presidensial Soekarno setelah kemerdekaan Indonesia]]
Setelah kemerdekaan Indonesia, Mr. Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubernur Sumatera I pada tanggal [[22]] [[Agustus]] [[1945]] dengan ibukota provinsi di [[Medan]]<ref>{{cite web|title=http://books.google.co.id/books?id=z9C7NuTllisC&pg=PA142&lpg=PA142&dq=mr+teuku+muhammad+hasan+gubernur+sumatera&source=bl&ots=8e4f8c3TBZ&sig=I3OZpB3BaZ42WP5oqYp6UxTbl-M&hl=id&ei=AE62Tua2IMLwrQe0_um9Aw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEMQ6AEwBg#v=onepage&q&f=false
Setelah kemerdekaan Indonesia, Mr. Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubernur Sumatra I pada tanggal [[22]] [[Agustus]] [[1945]] dengan ibu kota provinsi di [[Medan]].<ref>{{cite web|urltitle=http://books.google.co.id/books?id=z9C7NuTllisC&pg=PA142&lpg=PA142&dq=mr+teuku+muhammad+hasan+gubernur+sumatera&source=bl&ots=8e4f8c3TBZ&sig=I3OZpB3BaZ42WP5oqYp6UxTbl-M&hl=id&ei=AE62Tua2IMLwrQe0_um9Aw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEMQ6AEwBg#v=onepage&q&f=false}}</ref>.
|url=http://books.google.co.id/books?id=z9C7NuTllisC&pg=PA142&lpg=PA142&dq=mr+teuku+muhammad+hasan+gubernur+sumatera&source=bl&ots=8e4f8c3TBZ&sig=I3OZpB3BaZ42WP5oqYp6UxTbl-M&hl=id&ei=AE62Tua2IMLwrQe0_um9Aw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEMQ6AEwBg#v=onepage&q&f=false}}</ref>
 
=== Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ===
{{seealso|Pemerintahan Darurat Republik Indonesia}}
Tidak lama setelah ibukotaibu kota RI di [[Yogyakarta]] dikuasai [[Belanda]] dalam [[Agresi Militer Belanda II]], mereka berulangkali menyiarkan berita bahwa RI sudah bubar. Karena para pemimpinnya, seperti [[Soekarno]], [[Hatta]] dan [[Syahrir]] sudah menyerah dan ditahan.
 
Mendengar berita bahwa tentara Belanda telah menduduki ibukotaibu kota [[Yogyakarta]] dan menangkap sebagian besar pimpinan Pemerintahan Republik Indonesia, tanggal 19 Desember sore hari, [[Syafruddin Prawiranegara|Mr. Syafruddin Prawiranegara]] bersama Kol. Hidayat, Panglima Tentara dan Teritorium SumateraSumatra, mengunjungi Mr. [[Teuku Mohammad Hasan]], Gubernur [[SumateraSumatra]]/Ketua Komisaris Pemerintah Pusat di kediamannya, untuk mengadakan perundingan. Malam itu juga mereka meninggalkan [[Bukittinggi]] menuju [[Halaban]], perkebunan teh 15 Km di selatan kota [[Payakumbuh]].
 
Sejumlah tokoh pimpinan republik yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di Halaban, dan pada [[22 Desember]] [[1948]] mereka mengadakan rapat yang dihadiri antara lain oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara, Mr. Teuku Muhammad Hasan, [[Sutan Mohammad Rasjid|Mr. Sutan Mohammad Rasjid]], Kolonel Hidayat, Mr. [[Lukman Hakim]], Ir. [[Indracahya]], Ir. [[Mananti Sitompul]], [[Maryono Danubroto]], Direktur [[BNI]] [[A. Karim|Mr. A. Karim]], [[Rusli Rahim]] dan [[Latif|Mr. Latif]]. Walaupun secara resmi kawat Presiden [[Soekarno]] belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, maka dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk [[Pemerintah Darurat Republik Indonesia]] (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
Baris 84 ⟶ 85:
* Ir. Indracaya, Menteri Perhubungan/Menteri Kemakmuran.
 
=== Nasionalisasi Perusahaan Perminyakan ===
Pada tahun [[1951]], sebagai ketua [[Komisi Dewan Perwakilan Rakyat#Komisi VI|Komisi Perdagangan dan Industri]] [[DPRS]] ([[Dewan Perwakilan Rakyat#Masa Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (1950-1956)|Dewan Perwakilan Rakyat Sementara]]), Mr. T. M Hasan mengadakan suatu [[penelitian]] yang akhirnya menyimpulkan dua hal penting:
# Terdapat alasan kuat bahwa jika dilakukan [[nasionalisasi]], hasil [[minyak]] [[Sumatera Utara]] bisa dipakai sebagai alat pembayaran.
# Indonesia tidak memperoleh bagian yang wajar dari [[perusahaan minyak]] asing berdasarkan ''Let Alone Agreement'' dan sistem pembayaran [[pajak]] yang berlaku.
 
Hasil penelitiannya tersebut kemudian diusulkan dalam sebuah [[mosi]] yang didukung oleh [[kabinet]] dan diterima secara [[aklamasi]] pada tanggal [[2 Agustus]] [[1951]].
Mosi tersebut berbunyi antara lain:<ref>{{Cite web |url=http://www.nasionalis.com/nasionalisasi-usaha-pertambangan-minyak-di-indonesia/< |title=Salinan arsip |access-date=2011-11-25 |archive-date=2011-11-06 |archive-url=https:/ref>/web.archive.org/web/20111106052112/http://www.nasionalis.com/nasionalisasi-usaha-pertambangan-minyak-di-indonesia/ |dead-url=yes }}</ref>
# Mendesak kepada pemerintah untuk dalam jangka waktu satu bulan membentuk sebuah Komisi Negara tentang masalah minyak, dengan tugas: <br />
## Segera melakukan penyelidikan terhadap masalah pengolahan [[minyak]], [[timah]], [[batu bara]], [[emas]], [[perak]], dan hasil tambang lainnya.
## Membuat rencana [[undang-undang perminyakan]] yang serasi dengan keadaan yang berlaku sekarang.
## Membantu pemerintah dengan usul-usul pendapat mengenai sikap yang patut diambil pemerintah berkenaan dengan status tambang minyak di Sumatera Utara pada khususnya dan pertambangan lain pada umumnya.
## Membantu pemerintah dengan usul-usul pertambangan di Indonesia.
## Membantu pemerintah dengan usul-usul pendapat mengenai pajak produksi bahan minyak dan ketentuan harga.
## Mengajukan usul-usul lain berkenaan dengan masalah pertambangan guna meningkatkan penghasilan negara, menyelesaikan tugasnya dalam waktu tiga bulan dan menyerahkannya kepada pemerintah dan parlemen.
# Mendesak kepada pemerintah supaya menunda pemberian [[konsesi]] dan izin [[eksplorasi]] baru sampai tugas yang diberikan kepada Komisi Negara tentang masalah pertambangan selesai.
 
Dalam mosi tersebut juga diusulkan agar pemerintah dalam waktu singkat meninjau kembali Indische Mijn Wet [[1899]], [[undang-undang kolonial]] yang masih tetap dipakai sebagai dasar pengelolaan minyak di Indonesia. IMW dianggap tidak sesuai lagi dengan azasasas-azasasas pokok pemikiran bangsa Indonesia.<ref>{{Cite web |url=http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/HisYuridis_usahamigas.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2011-12-08 |archive-date=2011-01-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110103091203/http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/HisYuridis_usahamigas.pdf |dead-url=yes }}</ref>.
 
Untuk memenuhi mosi tersebut pada tanggal [[13 September]] [[1951]] pemerintah membentuk ''Panitia Negara Urusan Pertambangan (PNUP)'' yang bertugas menyelidiki masalah-masalah pertambangan termasuk pertambangan minyak dan gas bumi dan menyusun rancangan undang-undang untuk menggantikan IMW 1899.<ref>{{Cite web |url=http://www.museum-migas.go.id/Indonesia/Pembenahan.htm |title=Salinan arsip |access-date=2011-12-08 |archive-date=2010-02-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100219212817/http://www.museum-migas.go.id/Indonesia/Pembenahan.htm |dead-url=yes }}</ref>.
Hasan, dalam pidatonya mengenai mosi tersebut mengatakan bahwa kelompok ''Tiga Besar'' ([[Shell]], [[Stanvac]] dan [[Caltex]])<ref>http://redfox69.wordpress.com/2011/04/01/menilik-sejarah-kontrak-bagi-hasil-production-sharing-contract-migas-indonesia/</ref> pada hakekatnyahakikatnya menerima lima kali lebih banyak dari padadaripada yang dilaporkannya. Ia berpendapat bahwa hal itu disengaja agar harga minyak mentah lebih murah dari yang semestinya, dan sebagai bukti dia mengutip sebuah penawaran dari suatu kelompok perusahaan minyak [[Jepang]] yang bersedia membayar minyak mentah Rp.950 per ton, dibandingkan dengan Rp.100 per ton yang dilaporkan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia dalam kaitannya dengan pembayaran pajak. Kedua, menurut Mr. T. M Hasan, perusahaan-perusahaan minyak itu dengan sengaja mempertinggi ongkos operasinya secara tidak wajar.
 
Yang menarik di sini adalah pembicaraan yang dilakukan oleh Hasan dengan para pejabat perusahaan minyak asing tidak lama setelah isi mosi itu diumumkan. Mereka mengusulkan pembagian keuntungan berdasarkan pola 50:50. Hal ini dijawab Hasan bahwa dengan pola demikian dikhawatirkan biaya operasi akan bisa di mark-up menjadi lebih tinggi.
Ia kemudian mengajukan usul balasan agar hasil produksi minyak di Indonesia dibagi saja antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan minyak asing atas dasar sama banyak. Usulan Hasan tersebut membuat para bos perusahaan minyak asing tercengang dan tidak berani bersuara.<ref>[{{Cite web |url=http://nusantaracentre.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=88 |title=TEUKU MUHAMMAD HASAN MENTERI PENDIDIKAN ”DARURAT] |access-date=2011-11-25 |archive-date=2012-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120304172328/http://nusantaracentre.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=88 |dead-url=yes }}</ref><ref>http://www.scribd.com/doc/52907947/sejarah-pertambangan</ref>.
 
Efek dari mosi ini adalah dibentuknya ''Panitia Negara Urusan Pertambangan'' (PNUP), dan pada [[Maret]] [[1956]] Mr. T.M. Hasan ditunjuk sebagai ketua,<ref>{{Cite web |url=http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/3266 |title=Salinan arsip |access-date=2011-12-08 |archive-date=2012-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120611153441/http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/3266 |dead-url=yes }}</ref>, dan berhasil ''menasionalisasi'' beberapa perusahan minyak asing menjadi Permina ([[1957]]) dan Pertamin ([[1961]]). Kedua perusahaan ini pada tahun [[1968]] digabung menjadi [[Pertamina]].<ref>{{cite web
|title=http://http://www.nasionalis.com/nasionalisasi-usaha-pertambangan-minyak-di-indonesia/
|url=http://www.nasionalis.com/nasionalisasi-usaha-pertambangan-minyak-di-indonesia/}}</ref>.
|access-date=2011-11-25
<ref>[http://fajar.site88.net/sejarah.php Sejarah Pertamina]</ref>
|archive-date=2011-11-06
|archive-url=https://web.archive.org/web/20111106052112/http://www.nasionalis.com/nasionalisasi-usaha-pertambangan-minyak-di-indonesia/
|dead-url=yes
}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://fajar.site88.net/sejarah.php |title=Sejarah Pertamina |access-date=2011-11-25 |archive-date=2011-11-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111125022824/http://fajar.site88.net/sejarah.php |dead-url=yes }}</ref>
 
== Kehidupan Berikutnyaselanjutnya ==
Mr.Memasuki masa Orde Baru, Teuku MuhammadMohammad Hasan mendirikanterkesan menjauh dari keterlibatan di dalam dunia politik.<ref name="tirto" /> Ia memutuskan kembali ke dunia pendidikan yang telah cukup lama ditinggalkannya dengan merintis pendirian [[Universitas Serambi Mekkah]] di [[Banda Aceh]] pada 21 Maret 1984.<ref>{{cite web |title=http://http://ypsm.serambimekkah.ac.id//
|title=http://ypsm.serambimekkah.ac.id//
|url=http://ypsm.serambimekkah.ac.id/}}</ref>, dan menulis buku. Salah satu bukunya adalah '''Sejarah Perminyakan di Indonesia''' (diterbitkan oleh Yayasan Sari Pinang Sakti, 1985)<ref>{{cite web
|url=http://ypsm.serambimekkah.ac.id/
|access-date=2011-11-25
|archive-date=2011-09-18
|archive-url=https://web.archive.org/web/20110918073218/http://ypsm.serambimekkah.ac.id/
|dead-url=yes
}}</ref> Ia juga menulis beberapa buku. Salah satu bukunya adalah '''Sejarah Perminyakan di Indonesia''' (diterbitkan oleh Yayasan Sari Pinang Sakti, 1985).<ref name="worldcat.org">{{cite web
|title=http://www.worldcat.org/title/pemberian-gelar-kehormatan-doktor-honoris-causa-dalam-bidang-ilmu-hukum-tatanegara-kepada-mr-th-moehammad-hasan-kumpulan-pidato-28-juli-1990/oclc/052434839
|url=http://www.worldcat.org/title/pemberian-gelar-kehormatan-doktor-honoris-causa-dalam-bidang-ilmu-hukum-tatanegara-kepada-mr-th-moehammad-hasan-kumpulan-pidato-28-juli-1990/oclc/052434839}}</ref>.
 
Teuku Mohammad Hasan meninggal dunia pada tanggal 21 September 1997 di Jakarta. Jasadnya dikebumikan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], Jakarta Selatan.<ref name="tirto" />
==Penghargaan==
Pada tahun [[1990]], [[Universitas Sumatera Utara]] menganugerahkan gelar [[Honoris Causa|Doctor Honoris Causa]]<ref>{{cite web
|title=http://www.worldcat.org/title/pemberian-gelar-kehormatan-doktor-honoris-causa-dalam-bidang-ilmu-hukum-tatanegara-kepada-mr-th-moehammad-hasan-kumpulan-pidato-28-juli-1990/oclc/052434839
|url=http://www.worldcat.org/title/pemberian-gelar-kehormatan-doktor-honoris-causa-dalam-bidang-ilmu-hukum-tatanegara-kepada-mr-th-moehammad-hasan-kumpulan-pidato-28-juli-1990/oclc/052434839}}</ref>.
 
[[Berkas:Teuku Mohammad Hasan - TMP Kalibata 1.jpg|jmpl|Batu nisan makam Teuku Mohammad Hasan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]].]]
Mr. Teuku Muhammad Hasan dinobatkan sebagai [[Pahlawan Nasional]] oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tertanggal [[3 November]] [[2006]]<ref>{{cite web
|title=http://www.gemari.or.id/file/gemari71hal42.PDF
|url=http://www.gemari.or.id/file/gemari71hal42.PDF}}</ref>.
 
== Penghargaan ==
Sebuah [[jalan]] di [[Banda Aceh]] dinamakan Jalan Mr. Teuku Muhammad Hasan<ref>{{cite web
=== Doktor Kehormatan ===
Pada tahun [[1990]], [[Universitas Sumatera Utara]] menganugerahkan gelar [[Honoris Causa|Doctor Honoris Causa]].<ref name="worldcat.org"/>
=== Pahlawan Nasional ===
Mr. Teuku Muhammad Hasan dinobatkan sebagai [[Pahlawan Nasional]] oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tertanggal [[3 November]] [[2006]].<ref>{{cite web
|title=http://www.gemari.or.id/file/gemari71hal42.PDF
|url=http://www.gemari.or.id/file/gemari71hal42.PDF
|access-date=2011-11-25
|archive-date=2012-04-25
|archive-url=https://web.archive.org/web/20120425142542/http://www.gemari.or.id/file/gemari71hal42.PDF
|dead-url=yes
}}</ref>
=== Eponim ===
Sebuah [[jalan]] di [[Banda Aceh]] dinamakan Jalan Mr. Teuku Muhammad Hasan.<ref>{{cite web
|title=http://www.rakyataceh.com/index.php?open=view&newsid=1361&tit=Berita%20Utama%20-%20Mr%20T%20Muhammad%20Hasan%20Jadi%20Nama%20Jalan
|url=http://www.rakyataceh.com/index.php?open=view&newsid=1361&tit=Berita%20Utama%20-%20Mr%20T%20Muhammad%20Hasan%20Jadi%20Nama%20Jalan}}</ref>.
=== Tanda Kehormatan ===
*{{Flag|Indonesia}} :
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Utama.png|70px]] [[Bintang Republik Indonesia Utama]] (7 Agustus 1975)<ref>{{Cite web|date=7 Januari 2020|title=Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|publisher=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=12 Agustus 2021|archive-date=2021-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210729004106/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|dead-url=no}}</ref>
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Adipradana]] (29 Juli 1983)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|70px]] [[Bintang Gerilya]] (5 Oktober 1961)
**[[File:Satyalencana Peringatan Kemerdekaan.png|70px]] [[Daftar tanda kehormatan di Indonesia|Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan]] (20 Mei 1961)
 
== Bibliografi ==
[[Berkas:Mr. Teoekoe Moehammad Hasan - Karya dan Pengabdiannya (1983).pdf|jmpl|''Mr. Teoekoe Moehammad Hasan, Karya dan Pengabdiannya'']]
* {{id}} Muhammad Ibrahim (Drs.) (1983) ''Mr. Teoekoe Moehammad Hasan, Karya dan Pengabdiannya'' Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek-Proyek dan Dokumentasi Sejarah Nasional
* {{id}} Teuku Muhammad Hasan (1985) ''Sejarah Perjuangan Perminyakan Nasional'' Jakarta: Sari Pinang Sakti.
* {{id}} Dwi Purwoko (1995) ''Dr. Mr. T. H. Moehammad Hasan Salah Seorang Pendiri Republik Indonesia dan Pemimpin Bangsa'', Jakarta: Sinar Harapan
* {{id}} Mr. Teuku Moehammad Hasan (1999) ''Memoir: Gubernur Sumatra dari Aceh ke Pemersatu Bangsa'', Jakarta: Papas Sinar Sinanti, Editor: Dr. T. Mohamad Isa, MPH, MA
* {{id}} Irma Widyani Roring (2000) ''Teuku Moehammad Hasan: Perjalanan yang Memberi Mahkota'' Jakarta: Puri Ratnawangsa Media
 
== Referensi ==
 
==Notes==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=89&presiden_id=1&presiden=sukarno Kepustakaan Presiden RI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120423012907/http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=89&presiden_id=1&presiden=sukarno |date=2012-04-23 }}
* {{id}} [http://nusantaracentre.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=88 TEUKU MUHAMMAD HASAN MENTERI PENDIDIKAN ”DARURAT”] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120304172328/http://nusantaracentre.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=88 |date=2012-03-04 }}
* {{id}} [http://fajar.site88.net/sejarah.php Sejarah Pertamina] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111125022824/http://fajar.site88.net/sejarah.php |date=2011-11-25 }}
* {{id}} [http://www.museum-migas.go.id/Indonesia/Pembenahan.htm Museum Migas - Jaman Pembenahan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100219212817/http://www.museum-migas.go.id/Indonesia/Pembenahan.htm |date=2010-02-19 }}
* {{id}} [http://pardi74.multiply.com/journal Berita]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{Kotak_mulai}}
{{s-off}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = 1948—1949| pendahulu = [[Ali Sastroamidjojo]]| pengganti = [[Sarmidi Mangunsarkoro]]}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri AgamaPendidikan Republikdan Indonesia|Menteri AgamaKebudayaan Indonesia]] | tahun = 1948-19491948–1949| pendahulu = [[MasjkurAli Sastroamidjojo]] | pengganti = [[MasjkurSarmidi Mangunsarkoro]]}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[GubernurMenteri SumateraAgama Indonesia]] | tahun = 1945-19491948–1949| pendahulu = Tidak ada, jabatan baru[[Masjkur]] | pengganti = Jabatan di hapus[[Masjkur]]}}
|-
{{S-new|office|rows=3}}
{{S-ttl|title=Gubernur Sumatra|years=1945–1948|rows=3}}
{{s-aft|after=[[Sutan Mohammad Amin Nasution|Sutan M. Amin Nasution]]|as=[[Gubernur Sumatera Utara]]}}
|-
{{s-aft|after=Mohammad Nasroen|as=Gubernur Sumatra Tengah}}
|-
{{s-aft|after=[[Mohammad Isa]]|as=[[Gubernur Sumatera Selatan]]}}
{{Kotak_selesai}}
 
 
 
== Pranala luar ==
*{{id icon}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=89&presiden_id=1&presiden=sukarno] Kepustakaan Presiden RI
*{{id icon}} [http://nusantaracentre.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=88] TEUKU MUHAMMAD HASAN MENTERI PENDIDIKAN ”DARURAT”
*{{id icon}} [http://fajar.site88.net/sejarah.php] Sejarah Pertamina
* [http://pardi74.multiply.com/journal Berita]
 
{{PPKI}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia}}
{{lifetime|1906|1997|Teuku Muhammad Hasan}}
{{Menteri Agama Indonesia}}
 
{{lifetime|1906|1997|Muhammad Hasan, Teuku}}
{{indo-bio-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Muhammad Hasan, Teuku}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Leiden]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Tokoh dari Pidie]]
[[Kategori:PahlawanTokoh nasional IndonesiaMuhammadiyah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Agama Republik Indonesia]]
 
[[en:Teuku Muhammad Hasan]]