Insiden Alastlogo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
 
(20 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirect|Pasuruan Berdarah}}
'''Insiden Alastlogo''' adalah peristiwa penembakan oleh [[Marinir]] [[TNI AL]] terhadap warga petani pada tanggal [[30 Mei]] 2007 di Desa [[Alastlogo, Lekok, Pasuruan|Alastlogo]], Kecamatan [[Lekok, Pasuruan|Lekok]], [[Kabupaten Pasuruan]], [[Jawa Timur]]. Peristiwa ini dipicu sengketa tanah seluas 539 hektare.
{{rapikan}}
'''Insiden Alastlogo''' adalah peristiwa penembakan oleh [[Marinir]] [[TNI AL]] terhadap warga petani pada tanggal [[30 Mei]] 2007 di Desa [[Alastlogo, Lekok, Pasuruan|Alastlogo]], Kecamatan [[Lekok, Pasuruan|Lekok]], [[Kabupaten Pasuruan]], [[Jawa Timur]]. Peristiwa ini dipicu sengketa tanah seluas 539 hektare.
 
Warga Alastlogo merupakan salah satu pihak yang memperebutkan tanah seluas 539 hektare di 11 desa di dua kecamatan, Kecamatan Lekok dan Grati yang juga diklaim PT Rajawali Nusantara.
 
== Peristiwa Versi Warga==
Peristiwa itu terjadi pukul 09.30. Mulanya sebuah traktor yang dikawal sepuluh personilpersonel TNI menggarap lahan yang sudah ditanami ketela pohon oleh warga dan hendak diganti menjadi kebun tebu. Para tentara membawa senjata laras panjang dan pistol. Bentrokan antara warga dan marinir bermula dari upaya ''pembuldoseran'' tanaman warga di atas tanah yang masih berstatus sengketa oleh pekerja dari PT Rajawali, sebuah perusahaan [[hortikultura]] yang menjadi mitranya TNI AL. Untuk menjalankan aksinya itulah, para pekerja dikawal oleh para marinir.
 
Kemudian sekitar 50 warga Alas Tlogo mendatangi lokasi tanah yang mau dirombak itu. Menurut Kepala Desa Alas Tlogo Imam Sugnadi, warga hanya mau mengingatkan agar tanah yang sudah ditanami ketela pohon itu tidak dirombak atau digarap dulu karena proses hukum terhadap tanah belum selesai.
 
Melihat banyak warga mendatangi lokasi penggarapan lahan, para tentara itu gelisah, apalagi setelah puluhan warga meneriaki tentara. Tembakan peringatan sebanyak dua kali pun dikeluarkan tapitetapi tidak dihiraukan, setelah itu tembakan diarahkan ke tanah. Warga berlarian, sebagian terkena pantulan peluru dan terjatuh.
 
Beberapa ibu-ibu yang sedang memasak dan memotong ketela pohon di luar rumah ikut terkena peluru nyasar. Seorang ibu bernama Mistin (25) yang sedang menggendong anaknya Khoirul (4) ikut terkena peluru dan langsung meninggal, sedangkan anaknya yang juga terkena peluru di dada kanan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sjaiful Anwar di Malang.
 
Melihat teman dan saudaranya terluka, warga kemudian marah dan bergerak ke jalan utama penghubung [[Probolinggo]]-[[Pasuruan]] di Kecamatan Lekok yang berjarak dua kilometer dari desa mereka. Beberapa pohon yang ada di pinggir jalan kemudian ditebang warga. Ratusan warga kemudian menduduki jalan dan melarang kendaraan lewat.
 
Bupati Pasuruan Jusbakir yang datang ke Desa Alas Tlogo bersama Panglima [[Kodam V Brawijaya]] Mayjen Syamsul Mapareppa membantah telah menyuruh tentara mengusir warga.
 
== Versi TNI ==
Menurut Komandan Korps [[Marinir]] Mayor Jenderal [[Safzen Noerdin]], kejadian berawal saat 13 personel yang dipimpin Letnan Satu (Mar) '''Budi Santoso''' berpatroli selepas apel pagi, sekitar pukul 08.00. Anggota tersebut membawa 10 senjata laras panjang dan dua senjata laras pendek, sedangkan pemimpin regu tidak membawa senjata. Sekitar pukul 09.30, regu patroli melintas Desa Alas Tlogo yang terdapat kerumunan warga seperti hendak berunjuk rasa. Letnan Budi meminta warga mengurungkan niat unjuk rasa.
 
Namun, sekitar 10 menit kemudian muncul massa dengan membawa celurit, kayu, dan batu. Massa tampak beringas, berteriak-teriak, dan menyerang. Sebanyak lima anggota patroli pun terluka. Menghadapi situasi tidak terkontrol itu, anggota Marinir menembakkan senjata ke atas sebagai peringatan. "Tapi, ada yang meminta warga untuk tidak takut. Jangan takut, itu peluru hampa, peluru bohongan,serang terus," kata Safzen menirukan teriakan warga.
 
Untuk menunjukkan peluru yang digunakan adalah peluru tajam, senjata ditembakkan ke tanah. "Mungkin ada peluru recoset yang kena batu dan memantul terkena warga. Setelah ada warga yang terkena, warga mundur dan anggota segera melapor ke markas. Marinir jelas dalam posisi membela diri," tutur Safzen yang didampingi Komandan Pasukan Marinir I Brigadir Jenderal Mar Arief Suherman dan Komandan Komando Latihan Marinir Kolonel Dedi Suhendar.
 
Akibat peristiwa tersebut Komandan [[Pusat Latihan Tempur Grati]] pada [[31 Mei]] [[2007]] ini diganti dari Mayor (Mar) '''Husni Sukarwo''' kepada Mayor (Mar) '''Ludi Prasetyo'''. Semua personelnya, sekitar 140 orang, diperintahkan tetap berada dalam kesatriaan agar tidak menyulut konflik baru. Ke-13 personel yang berpatroli Rabu dan terlibat insiden dengan warga juga diperiksa.
Baris 29 ⟶ 31:
== Korban ==
=== Warga ===
Empat warga tewas dan 8 warga mengalami luka tembak. Keempat korban tewas tersebut adalah '''Mistin''' (25), '''Sutam''' (40), '''Khotijah''' (25) yang tengah hamil 4 bulan, dan '''Rohman''' (21). Para korban dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang setelah dari RSUD Soedarsono Pasuruan.
 
Korban yang terluka tembak sebanyak delapan orang, tiga di antaranya dirujuk ke RSSA karena lukanya parah yakni '''Khoirul''' (bocah berusia 4 tahun), '''Rohman''' (23), dan '''Erwanto''' (18). Lima lainnya luka ringan, '''Tosan''' (30), '''Nasum''' (34), '''Rohman''' (29), '''Kampung Misdi''' (40), dan '''Satikun''' (47).
 
Keempat korban meninggal semuanya dibawa ke RSSA Malang, namuntetapi masih ada korban luka lainnya yang dibawa ke Puskesmas Grati dan RS Soedarsono, Pasuruan.
 
=== Marinir ===
Lima personel Marinir yang berpatroli terluka. Mereka adalah '''Kopral Dua Mar Warsim''', '''Kopral Dua Mar Helmi''', '''Sersan Dua Mar Abdurahman''', '''Prajurit Satu Mar Suyatno''', dan '''Prajurit Kepala Mar Sariman'''.
 
=== Wartawan ===
Sebanyak empat wartawan yang hendak meliput pemblokadean jalan sempat dipukuli dan dilempari batu oleh warga. Menurut Anas Muslimin, salah seorang wartawan, keempat wartawan itu adalah kontributor [[Trans TV]] Irsa Priyongko, kontributor [[Metro TV]] Krisna, wartawan [[Radar Bromo]] Zaenal Arif, dan kontributor [[SCTV]] Jandi Ari. Irsa dipukul punggungnya dengan kayu sedangkan Krisna kakinya keseleo setelah terjatuh menghindari kejaran wargakonflik.
 
== Anggota marinir yang terlibat ==
Tiga belas personel Marinir yang berpatroli , antara lain adalah:
* Lettu (Mar) Budi Santoso
* Koptu (Mar) Moh Suratno
* Koptu (Mar) Totok L
* KopralKopda Dua(Mar) Warsim
* KopralKopda Dua(Mar) Helmi
* SersanSerda Dua(Mar) Abdurahman
* PrajuritPratu Satu(Mar) Suyatno
* PrajuritPraka Kepala(Mar) Sariman
 
== Sengketa tanah ==
Berdasarkan data [[LBH Surabaya]], konflik tanah antara warga desa Alas Tlogo dan juga beberapa desa sekitarnya dengan TNI AL berawal dari tahun [[1960]]-[[1961]]. Ketika itu, lahan warga yang eks perkebunan [[Belanda]] diambil alih dengan dalih untuk kepentingan pemukiman tentara dan juga untuk latihan perang. Namun, dalam praktiknya, belakangan lahan-lahan itu juga disewakan kepada PT Rajawali.
 
Pengambilalihan lahan oleh kalangan tentara di Indonesia berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, antara tahun 50-58 dengan menggunakan Peperda ([[Aturan Darurat Perang]]). Tahap kedua antara 58-64 dengan tujuan nasionalisasi lahan-lahan perkebunan eks Belanda. Dan ketiga, antara 65 hingga 70-an dengan memanfaatkan isu [[PKI]].
 
Sejak tahun [[1998]], tanah seluas 539 hektare yang sudah digarap warga selama puluhan tahun diklaim dimiliki PT Rajawali Nusantara. Gugatan hukum dilayangkan warga tahun 1999 dan pada tahun itu pula PN Pasuruan memenangkan PT Rajawali Nusantara.
 
Perusahaan itu memiliki bukti sertifikat hak pakai. Warga memiliki bukti kepemilikan tanah Petok D dan Letter C. Warga mengajukan banding, tetapi belum ada putusan dari Pengadilan Tinggi Jawa Timur.
 
Menyusul [[reformasi]], terjadi proses ''re-claiming'' oleh warga Alas Tlogo dan sekitarnya terhadap tanah-tanah mereka yang sebelumnya dikuasai pihak TNI AL. Ketika itu terjadi kesepakatan bahwa pemukiman TNI AL (Prokimal) tak akan diutak-utik, namuntetapi lahan pertanian dikembalikan kepada warga untuk digarap.
 
Permasalahannya, sejak terjadi pergantian komandan tahun lalu, terjadi kebijakan yang berbeda. Aksi kekerasan terhadap petani kembali marak. Beberapa kali warga dilaporkan dibawa secara paksa ke markas Marinir.
 
Telah terjadi peruntukan lahan lantaran sebagian lahan pertanian yang diaku milik TNI ternyata dialihfungsikan sebagai lahan pertanian [[hotikultura]] oleh PT Rajawali. Perusahaan yang antara lain menanam tebu dan mangga ini mendapat konsesi pertanian dari pihak TNI AL.
 
== Tanggapan ==
Panglima TNI Marsekal [[Djoko Suyanto]] menyesalkan insiden bentrok antara masyarakat Grati, Pasuruan, Jawa Timur, dengan prajurit TNI Angkatan Laut, yang berujung pada penembakan sehingga jatuh korban tewas dan luka-luka di pihak warga. Djoko menyampaikan duka citadukacita mendalam bagi para keluarga korban tewas dalam kejadian itu dan berjanji akan menuntaskan insiden tersebut melalui jalur hukum tanpa berupaya menutup-nutupi prajuritnya yang bersalah. "Siang tadi (kemarin) saya sudah perintahkan KSAL untuk menuntaskan kasus itu sesuai proses hukum. Sekarang sudah mulai dilakukan penyelidikan-penyelidikan, saya rasa dari [[POM TNI]] AL, dari [[Korps Marinir]], dan dari [[Polri]] sudah turun kesana," ujar Djoko. Selain itu Djoko juga menyayangkan persoalan sengketa tanah kali ini berujung pada insiden yang memakan korban. Hal itu mengingat pihaknya, khususnya TNI AL, telah berupaya patuh terhadap putusan hukum yang berlaku dalam proses pengadilan sebelumnya terkait keberadaan lahan itu.
 
Anggota Komisi I asal Fraksi [[PAN]] daerah pemilihan Jawa Timur I Djoko Susilo, menyampaikan protes keras terhadap penembakan yang dilakukan oknum prajurit TNI Angkatan Laut di Grati, Pasuruan, yang mengakibatkan sejumlah warga tewas dan luka-luka. Djoko Susilo juga mempertanyakan mengapa para oknum TNI AL itu dapat dengan mudah menembaki masyarakat padahal senjata dan peluru yang mereka gunakan dibeli dari uang rakyat. Djoko menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus segera memerintahkan pengusutan terhadap insiden penembakan yang terjadi di wilayah itu. Pengusutan dilakukan untuk menghukum semua pihak yang terlibat dalam penembakan.
 
Protes keras juga dilontarkan anggota Komisi I asal F-[[PDI Perjuangan]], Andreas Pareira. Dia mendesak penyelidikan terhadap motivasi serta latar belakang penembakan itu dan sekaligus mendesak institusi TNI tidak berupaya melindungi para oknum prajuritnya yang bersalah.
 
Usep Setiawan, Sekjen [[Konsorsium Pembaharuan Agraria]] (KPA), mengatakan perilaku tentara itu bukan saja harus disesalkan, tapitetapi juga harus dikutuk. Apalagi Pemerintah saat ini sebenarnya tengah bersiap-siap melaksanakan reforma agraria yang memungkinkan warga mendapat akses terhadap tanah.
 
Kecaman senada juga dilontarkan [[Federasi Serikat Petani Indonesia]]. Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) mengutuk penembakan terhadap petani. "Penyerangan dan penembakan itu tindakan biadab dan melanggar hak asasi manusia," kata deputi Kajian Kebijakan dan Kampanye FSPI Achmad Ya'kub di Jakarta. Lebih lanjut Ya'kub mengatakan tindakan TNI AL bagaimanapun tidak bisa dibenarkan. Seharusnya TNI AL menahan diri untuk tidak melakukan penembakan dan kekerasan terhadap warga, karena kasus sengketa tersebut masih dalam proses penyelesaian pengadilan. "Tindakan TNI AL jelas-jelas melanggar hukum, para pelakunya harus segara ditangkap dan diadili. Polisi jangan takut untuk mengusut kasus hingga tuntas," kata Ya'kub.
Baris 84 ⟶ 86:
Kepala Desa Alastlogo, Imam Supnadi, Kamis, menyatakan bahwa tindakan warganya mengibarkan bendera setengah tiang tersebut, sebagai ungkapan duka dan penghormatan terhadap empat orang warga yang tewas ditembak anggota marinir TNI AL di kawasan Puslatpur (pusat latihan tempur) Marinir Grati.
 
Warga Alastlogo yang berada sekitar 76  km arah tenggara Kota Surabaya, dalam kesempatan ini juga mengajukan tiga tuntutan atas peristiwa berdarah tersebut. Pertama usut tuntas kasus penembakan, kedua, penghentian kegiatan RSI (PT Rajawali Nusantara Indonesia) BUMN yang bekerja sama dengan TNI AL mengelola lahan 3.000 ha lebih di Puslatpur, dan tuntutan ketiga, warga minta seluruh lahan disengketakan dikembalikan kepada rakyat. Jika ketiga tuntutan warga ini tidak dipenuhi, warga mengancam akan terus melakukan berbagai aksi, ungkap Imam.
 
Pengibaran bendera setengah tiang dan pengajuan tiga tuntutan tersebut dilakukan seusai melakukan pemakaman terhadap empat korban tewas di pemakaman desa setempat. Jenazah keempat korban dimakamkan berdekatan.
Baris 93 ⟶ 95:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/31/utama/3568947.htm 4 Warga Tewas Ditembak Marinir] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070602122731/http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/31/utama/3568947.htm |date=2007-06-02 }}
* {{id}} [http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=4923&c_id=21&g_id=288 Patroli Atau Perusakan Tanaman milik Warga?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929202136/http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=4923&c_id=21&g_id=288 |date=2007-09-29 }}
* {{id}} [http://jakarta.indymedia.org/newswire.php?story_id=1439 Empat Warga Tewas Ditembak Marinir]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://gatra.com/artikel.php?id=114904 Anggota Marinir Menangis di Persidangan]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://surabaya.detik.com/index.php/detailberita.main/y/2007/m/08/d/20/tts/162830/idkanal/466/idnews/819310/ Labfor selesaikan uji balistik senjata marinir]
* {{id}} [http://surabaya.detik.com/index.php/detailberita.main/y/2008/m/06/d/04/tts/115434/idkanal/466/idnews/950242 Tuntutan bagi marinir batal dibacakan]
{{Sejarah konflik di Indonesia}}
 
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 2007]]
[[Kategori:Pelanggaran HAMhak asasi manusia]]
[[Kategori:Sejarah Jawa Timur]]
 
[[fr:Fusillade d'Alastlogo]]