Ucu Agustin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WL10Fanny (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 10 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(28 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox person
| name = Ucu Agustin
| image = Ucu Agustin at CMB 2Image.JPGjpg
| alt imagesize = 200px
|alt =
| caption = Ucu Agustin, menerima hibahPenulis, padaPembuat tahunFilm 2011Dokumenter
| birth_name =
| birth_date = {{Birth19 dateAgustus and age|1976|08|19}}
| birth_place = [[Sukabumi]], Indonesia
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (death date then birth date) -->
| death_place =
|death_place =
|nationality = Indonesia
| religion = Islam{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
| known_for = Jurnalisme, pembuatan film dokumenter
| occupation = Pembuat film dokumenter
| alma_mater = [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]
| height ={{height|m=1.55}}
}}
'''Ucu Agustin''' (lahir di {{lahirmati|[[Sukabumi]] pada tanggal [[|19 Agustus]] |8|1976}}) adalah seorang jurnalis, penulis, dan pembuat film dokumenter dari Indonesia.
 
Ketika belajar di [[pesantren]] (dia masuk pesantren pada umur 13 tahun), saat ia pulang untuk pertamakalinya dalam perjalanan seorang diri ke [[Sukabumi]], Ucu mendapati kenyataan bahwa ada banyak perempuan dari Sukabumi yang menjadi istri simpanan. Kenyataan tersebut membuat Ucu yang waktu itu duduk di kelas 3 Tsanawiyah mempertanyakan banyak hal dan kelak pertanyaan-pertanyaan itu menjadi alasan untuk ketertarikannya pada dunia jurnalistik setelah ia menyelesaikan kuliahnya di [[IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta]].
Walau belajar di [[pesantren]], Ucu menjadi tertarik pada dunia jurnalistik setelah mengetahui bahwa ada banyak pelacur dari Sukabumi. Mulai bergerak di media cetak, dia pindah ke pembuatan film dokumenter setelah merasa terbatas dalam pembuatan liputan mengenai orang yang tertindas. Film dokumenter pertamanya, ''Death in Jakarta'', dibuat dengan bantuan dana dari [[Jakarta International Film Festival]]. Dokumenternya yang lain termasuk ''Ragat'e Anak'' dan ''Konspirasi Hening''. Dia juga menulis beberapa buku anak-anak dan cerpen.
 
Mulai menulis di koran sejak semester 6 di kampusnya, setelah lulus Ucu menjadi kontributor pada [[Majalah Berita Pantau]] lalu bergabung dengan [[Kantor Berita Radio 68H]] dan menjadi penulis untuk INGO yang bergerak di bidang transformasi konflik sambil tetap menulis artikel dan cerita pendek di koran-koran. Dari menulis di media cetak, Ucu pindah ke pembuatan film dokumenter karena merasa terbatas dalam pembuatan pelaporan liputan.
Ucu pernah disebut "salah satu pembuat film dokumenter Indonesia yang terbaik"{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} dan sering memuat isu sosial dalam karyanya. ''Ragat'e Anak'' pernah ditayangkan di [[Festival Film Internasional Berlin]] pada tahun 2009.
 
WalauKeterbatasan belajarhalaman dipada [[pesantren]],media Ucucetak menjadiserta tertariksempitnya padadurasi duniapelaporan jurnalistikradio setelah(yang mengetahuisifatnya bahwamemang adasekali banyakdengar) pelacurmembuatnya daritak Sukabumi. Mulaileluasa bergerak didan mediatak cetakmemungkinkan untuk mengeksplore lebih dalam sebuah isu, diaterlebih pindahyang kebersifat pembuatanhuman filminterest. Dengan audio visual dan media dokumenter, setelahUcu merasaingin terbatasmembawa dalamaudience pembuatanuntuk liputanlangsung mengenaiberada orangdi lapangan dan melihat sendiri apa yang tertindasterjadi. Film dokumenter pertamanya, ''Death in Jakarta'', dibuat dengan bantuan dana dari [[Jakarta International Film Festival]]. Dokumenternya yang lain termasukadalah ''Bab Akhir Pramoedya'', ''Ragat'e Anak'' dan ''Konspirasi Hening''. DiaUcu juga menulis beberapa buku anak-anak dan cerpen.
==Riwayat hidup==
===Masa kecil dan menulis===
Ucu dilahirkan di [[Sukabumi]], [[Jawa Timur]], pada tanggal 19 August 1976 di keluarga Muslim yang ketat.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Di masa kecil, dia belajar di Pesantren Darunnajah di [[Jakarta]] selama enam tahun; karena tidak berhubungan dengan dunia luar, dia merasa syok ketika mengetahui bahwa banyak perempuan dari Sukabumi bekerja sebagai pelacur.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}{{sfn|Mohamad 2008, Pelacur}} Karena sebelumnya menganggap semua yang ada di bumi sebagai berkat, penemuan ini membuat dia lebih kritis pada dunia sekitar; Ucu pernah menyatakan ini alasan mengapa dia menjadi tertarik dengan jurnalisme.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Ucu di kemudian hari kuliah di later attended the [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]].{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
 
UcuOleh pernahmedia-media di Indonesia, Ucu disebut sebagai "salah satu pembuat film dokumenter Indonesia yang terbaik"{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} danyang sering memuat isu sosial dalam karyanya. ''Ragat'e Anak'' pernah ditayangkan di [[Festival Film Internasional Berlin]] pada tahun 2009.
Setelah lulus, Ucu mulai bekerja di media cetak.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Namun, karena kecewa dengan tidak adanya kesempatan untuk membuat peliputan ''human interest'' yang berkaitan dengan isu sosial, dia pindah ke media audio-visual.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
 
Ia juga pernah bermain dalam film ''[[9808 Antologi 10 Tahun Reformasi Indonesia]]''.
Ucu juga sangat aktif dalam menulis. Pada tahun 2003 dia menerbitkan lima buku anak-anak bertema Islam, dan minta agar mendapatkan royalti daripada biaya flat.{{sfn|Sembiring 2008, Writing for Muslim Children?}} Dia juga pernah menulis cerpen berjudul "Lelaki yang Menetas di Tubuhku", yang dimasukkan dalam antoligi cerpen ''Un Soir du Paris'' (''Suatu Sore di Paris'').{{sfn|Sembiring 2010, Reading Between The Lines}}
 
== Riwayat hidup ==
===Pembuatan film===
=== Kehidupan awal, pendidikan, dan awal karier ===
Pada tahun 2005, Ucu membuat film dokumenternya yang pertama, ''Death in Jakarta'' yang berdurasi 28 menit.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Film dokumenter ini, yang menceritakan apa yang dialami fakir miskin ketika ada keluarga yang meninggal, diinspirasi oleh pengamatan Ucu pada keadaan di sebuah taman pemakaman di Utan Kayu, [[Jakarta Timur]].{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} Film tersebut diproduksi setelah menjadi salah satu dari empat finalis pada Lomba Penulisan Skenario [[Jakarta International Film Festival]].{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} Dengan uang hadiah sebanyak Rp. 25 juta, Ucu membuat film ''Death in Jakarta'' dengan kamera yang dipinjamkan pihak lomba; itu merupakan pertama kali dia menggunakan kamera profesional.{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}}
Ucu dilahirkan dilahir [[Sukabumi]], [[Jawa TimurBarat]], pada tanggal 19 AugustAugustus 1976 di tengah-tengah keluarga Muslim yang ketattaat.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Di masaSewaktu kecil, diaia belajar di Pesantren Darunnajah di [[Jakarta]] selama enam tahun; karena tidak berhubungan dengan dunia luar, diaia merasa syokterkejut ketika mengetahui bahwa banyak perempuan dari Sukabumi bekerjayang sebagaimenjadi istri simpanan dan pelacur.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}{{sfn|Mohamad 2008, Pelacur}} KarenaKenyataan sebelumnyaini menganggapmenyebabkan semuaia yanglebih adakritis dipada bumidunia sebagaisekitar berkat,hingga penemuanmembuatnya initertarik membuatdengan diajurnalisme.{{sfn|Krismantari lebih2010, kritisUcu padaAgustin: duniaSmall}}. sekitar;Krismantari menjelaskan Ucu pernahsebagai menyatakan"wanita inikecil alasanyang mengapasangat diakuat", menjadiyang tertarikmenunjukkan denganpada jurnalismetubuh Ucu yang kecil dan otaknya yang kuat.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Ucu di kemudian hari kuliah di later attended the [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah]], Jakarta]].{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
 
Setelah lulus, Ucu mulai bekerja di media cetak,{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} dengan berkontribusi di Majalah ''Pantau'' setelah menerbitkan beberapa cerita pendek dan artikel di media lain.{{sfn|Engage Media 2011, Featured Filmmaker: Ucu}} Namun karena kecewa dengan tidak adanya kesempatan untuk membuat peliputan ''human interest'' yang berkaitan dengan isu sosial, ia pindah ke media audio-visual.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} She has also cited the intense amount of editing that her works went through as a reason for the change, noting that there "always seemed to be a wide space between the reality that happened and the 'reality' that was reported".{{sfn|Engage Media 2011, Featured Filmmaker: Ucu}}
Filmnya yang berikutnya, ''Ragat'e Anak'', menceritakan kehidupan dua pelacur paruh-waktu di suatu taman pemakaman di [[Tulungagung]], [[Jawa Timur]].{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} ''Ragat'e Anak'' dimasukkan ke ''Pertaruhan'', sebuah kompilasi film dokumenter yang diproduseri [[Yayasan Kalyana Shira]].{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} Pada tanggal 4 Juni 2009, pemerintah Tulungagung menutupi lokalisasi karena citra buruk yang dibawakan ''Ragat'e Anak''; dalam menanggapi tindakan pemerintah daerah tersebut, Ucu menyatakan bahwa dia menyesali keputusannya.{{sfn|Osman 2009, Film About the Struggle}}
 
Ucu juga sangat aktif dalam menulis. Pada tahun 2003 diaia menerbitkan lima buku anak-anak bertema Islam, dan minta agar mendapatkan royalti daripada biaya flat.{{sfn|Sembiring 2008, Writing for Muslim Children?}} DiaIa juga pernah menulis cerpen berjudul "Lelaki yang Menetas di Tubuhku", yang dimasukkan dalam antoligi cerpen ''{{lang|fr|[[Un Soir du Paris]]}}'' (''Suatu Sore di Paris'').{{sfn|Sembiring 2010, Reading Between The Lines}} The book also included stories by [[Clara Ng]], [[Seno Gumira Ajidarma]], and Agus Noor.{{sfn|Sembiring 2010, Reading Between The Lines}}
Film dokumeter berikutnya, ''Konspirasi Hening'' diprodusuri [[Nia Dinata]] dan menarik judulnya dari pernyataan Kartono Mohamad, mantan ketua Kumpulan Dokter Indonesia, bahwa sebuah "konspirasi hening" telah membuat semua peraturan di Indonesia tentang pelayanan kesehatan menjadi tidak dapat ditegaskan.{{sfn|Siregar 2010, Indonesia's Health Care}} Film ini mendalami isu tentang pelayanan kesehatan di Indonesia dengan mengikuti kehidupan tiga orang, dua yang mengalami [[malpraktek]] dan satu orang miskin yang tidak bisa mendapatkan layanan kesehatan.{{sfn|Siregar 2010, Indonesia's Health Care}} Film tersebut menarik kesimpulan bahwa otoritas kesehatan dan pemerintah harus bertanggung atas pelayanan kesehatan.{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}}
 
=== Pembuatan film ===
Pada tahun 2005, Ucu membuat film dokumenternya yang pertama, ''Death in Jakarta'' yang berdurasi 28 menit.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Film dokumenter ini, yang menceritakan apa yang dialami fakir miskin ketika ada keluarga yang meninggal, diinspirasi oleh pengamatan Ucu pada keadaan di sebuah taman pemakaman di Utan Kayu, [[Jakarta Timur]].{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} Film tersebut diproduksi setelah menjadi salah satu dari empat finalispemenang pada Lomba Penulisan Skenario [[Jakarta International Film Festival]].{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} Dengan uang hadiah sebanyak Rp. 25 juta, Ucu membuat film ''Death in Jakarta'' dengan kamera yang dipinjamkan pihak lomba; itu merupakan pertama kali dia menggunakan kamera profesional.{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}}
 
Filmnya yang berikutnya, ''Ragat'e Anak'', menceritakan kehidupan dua pelacurpekerja seks paruh-waktu di suatu taman pemakaman Gunung Bolo di [[Tulungagung]], [[Jawa Timur]].{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} ''Ragat'e Anak'' dimasukkanadalah kesatu dari empat film dokumenter pendek yang adadalam antologi ''Pertaruhan'', sebuahatau kompilasiAT film dokumenterSTAKE, yang diproduseri [[Yayasan Kalyana Shira]].{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} Pada tanggal 4 Juni 2009, pemerintah Tulungagung menutupi lokalisasi karena citra buruk yang dibawakan ''Ragat'e Anak''; dalam menanggapi tindakan pemerintah daerah tersebut, Ucu menyatakan bahwa dia menyesali keputusannyakeputusan penutupan sepihak yang dilakukan oleh pemerintah setempat tersebut.{{sfn|Osman 2009, Film About the Struggle}}
 
Film dokumeter berikutnya, ''Konspirasi Hening'' diprodusuriatau "Cosnpiracy Of Silence" diproduseri [[Nia Dinata]] dan menarikmengambil judulnya dari pernyataan Kartono Mohamad, mantan ketua KumpulanIkatan Dokter Indonesia (IDI), bahwa sebuah "konspirasi hening" telah membuat semua peraturan di Indonesia tentang pelayanan kesehatan menjadi tidak dapat ditegaskan.{{sfn|Siregar 2010, Indonesia's Health Care}} Film ini mendalami isu tentang pelayanan kesehatan di Indonesia dengan mengikuti kehidupan tiga orang,; dua yang mengalami [[malpraktekmalapraktik]] dan satu orang miskin yang tidak bisa mendapatkan akses pada layanan kesehatan.{{sfn|Siregar 2010, Indonesia's Health Care}} Film tersebut menarik kesimpulan bahwa otoritas kesehatan dan pemerintah harus bertanggung atas pelayanan kesehatan.{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}}
 
Pada tahun 2011 Ucu bekerja sama dengan Nia lagi dalam film ''Batik: Our Love Story'', sebuah film dokumenter tentang batik.{{sfn|Hidayati 2011, Cinta dalam Selembar}} Nia menyutradarai, dan Ucu menjadi penulis.{{sfn|Hidayati 2011, Cinta dalam Selembar}}
==Tema==
Buku anakn-anak Ucu bertema Islam moderat.{{sfn|Sembiring 2008, Writing for Muslim Children?}}
 
== Tema ==
Ika Krismantari, menulis untuk ''[[The Jakarta Post]]'', mencatat bahwa Ucu sering memuat tema yang "menantang", seperti keadilan sosial, jaminan kesehatan, dan ketidaksetaraan gender, dalam film dokumenternya;{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} isu gender sering muncul di filmnya.{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} Ucu sendiri pernah menyatakan bahwa orang yang "inspiratif" adalah topik yang bagus untuk film dokumenter, sebab penonton mungkin dapat dipengaruhi oleh kehidupan yang susah yang ditempuh subjek.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
Buku anaknanak-anak Ucu bertema Islam moderat.{{sfn|Sembiring 2008, Writing for Muslim Children?}}
 
Ika Krismantari, menulis untuk ''[[The Jakarta Post]]'', mencatat bahwa Ucu sering memuat tema yang "menantang", seperti keadilan sosial, jaminan kesehatan, dan ketidaksetaraan gender, dalam film dokumenternya;{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} isu gender sering muncul di filmnya.{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} Ucu sendiri pernah menyatakan bahwa orang yang "inspiratif" adalah topik yang bagus untuk film dokumenter, sebab penonton mungkin dapat dipengaruhi oleh kehidupankesulitan hidup yang susah yangpernah ditempuhdilalui subjek.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
==Penghargaan==
 
== Penghargaan ==
Krismantari menyatakan bahwa Ucu adalah "salah satu pembuat film dokumenter Indonesia yang terbaik".{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}}
 
Ucu salah satu pemenang Lomba Menulis Skenario yang diselenggarakan [[Jakarta International Film Festival]] pada tahun 2005, yang menjadi alasan mengapa dia bisa membuat ''Death in Jakarta''.{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} ''Pertaruhan'', yang memuat ''Ragat'e Anak'', diputar di seksi Panorama di [[Festival Film Internasional Berlin]] pada tahun 2009; bersama dengan ''[[Laskar Pelangi (film)|Laskar Pelangi]]'' (yang juga dipertontonkan tahun itu), filmnya ini merupakan film Indonesia pertama yang diputar di Panorama.{{sfn|Sasono 2009, Pelangi Indonesia di Berlin}} Ucu menghadiri tayanganya di Berlin bersama Nia.{{sfn|Sasono 2009, Pelangi Indonesia di Berlin}}
 
==Kehidupan pribadiReferensi ==
Krismantari menjelaskan Ucu sebagai "wanita kecil yang sangat kuat", yang menunjukkan pada tubuh Ucu yang kecil dan otaknya yang kuat.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
 
== Acuan ==
;Catatan kaki
{{Reflist|colwidth=30em}}
 
;Daftar pustaka
;Bibliografi
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite news |url=http://oase.kompas.com/read/2011/10/02/10214483/Cinta.dalam.Selembar.Batik |title=Cinta dalam Selembar Batik |last=Hidayati |first=Nur |date=2 October 2011 |work=Kompas |ref={{harvid|Hidayati 2011, Cinta dalam Selembar}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zg0lVpE ?url=http://oase.kompas.com/read/2011/10/02/10214483/Cinta.dalam.Selembar.Batik|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/12/20/tackling-tough-questions.html |title=Tackling the tough questions |language=Inggris |trans_title=Menjawab Pertanyaan yang Sulit |last=Krismantari |first=Ika |date=20 December 2010 |work=The Jakarta Post |ref={{harvid|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zcHmPBB ?url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/12/20/tackling-tough-questions.html|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/12/20/ucu-agustin-small-powerful.html |title=Ucu Agustin: Small but powerful |language=Inggris |trans_title=Ucu Agustin: Kecil tapi Kuat |last=Krismantari |first=Ika |date=20 December 2010 |work=The Jakarta Post |ref={{harvid|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zOFfTve ?url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/12/20/ucu-agustin-small-powerful.html|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/15/CTP/mbm.20081215.CTP129003.id.html |title=Pelacur |authorlink=Goenawan Mohamad |last=Mohamad |first=Goenawan |date=15 December 2008 |work=Tempo |ref={{harvid|Mohamad 2008, Pelacur}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zhQNEPh ?url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/15/CTP/mbm.20081215.CTP129003.id.html|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://www.thejakartaglobe.com/news/film-about-the-struggle-of-women-sees-red-light-district-closed-down/311185 |language=Inggris |trans_title=Film tentang Perjuangan Wanita Membuat Lokalisasi Ditutup |title=Film About the Struggle of Women Sees Red-Light District Closed Down |last=Osman |first=Nurfika |date=9 June 2009 |work=The Jakarta Globe |ref={{harvid|Osman 2009, Film About the Struggle}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zdS3pY6 ?url=http://www.thejakartaglobe.com/news/film-about-the-struggle-of-women-sees-red-light-district-closed-down/311185|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/02/23/FL/mbm.20090223.FL129559.id.html |title=Pelangi Indonesia di Berlin |language=Indonesian |trans_title=An Indonesian Rainbow in Berlin |last=Sasono |first=Eric |date=23 February 2009 |work=Tempo |ref={{harvid|Sasono 2009, Pelangi Indonesia di Berlin}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zguzcK0 ?url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/02/23/FL/mbm.20090223.FL129559.id.html|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/reading-between-the-lines/398327 |title=Reading Between The Lines |trans_title=Membaca Subteks |language=Inggris |last=Sembiring |first=Dalih |date=27 September 2010 |work=The Jakarta Globe |ref={{harvid|Sembiring 2010, Reading Between The Lines}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zfWG77s ?url=http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/reading-between-the-lines/398327|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://www.thejakartaglobe.com/business/writing-for-muslim-children-use-your-imagination-/300394 |title=Writing for Muslim Children? Use Your Imagination |trans_title=Menulis untuk Anak Muslim? Gunakanlah Imajinasimu |language=Inggris |last=Sembiring |first=Dalih |date=18 November 2008 |work=The Jakarta Globe |ref={{harvid|Sembiring 2008, Writing for Muslim Children?}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zfMx60z ?url=http://www.thejakartaglobe.com/business/writing-for-muslim-children-use-your-imagination-/300394|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/indonesias-health-care-conspiracy-of-silence/409925 |title=Indonesia's Health Care Conspiracy of Silence |last=Siregar |first=Lisa |date=3 December 2010 |trans_title=Konspirasi Hening Jasa Kesehatan Indonesia |language=Inggris |work=The Jakarta Globe |ref={{harvid|Siregar 2010, Indonesia's Health Care}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63ze15NVt ?url=http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/indonesias-health-care-conspiracy-of-silence/409925|dead-url=no}}
* {{cite news |url=http://www.thejakartapost.com/news/2006/12/12/scriptwinners039-films-given-bigscreen-premiere.html |title=Script-winners' films given big-screen premiere |last=Yazid |first=Nauval |language=Inggris |trans_title=Pemenang Lomba Tulisan Skenario Mendapatkan Premiere Layar Lebar |date=12 December 2006 |work=The Jakarta Post |ref={{harvid|Yazid 2006, Script-winners' films given}} |location=Jakarta |accessdate=17 December 2011 |archivedate=17 December 2011 -12-17|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/63zcmA73L ?url=http://www.thejakartapost.com/news/2006/12/12/scriptwinners039-films-given-bigscreen-premiere.html|dead-url=no}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
* {{IMDb name |id=3296979|name=Ucu Agustin}}
{{lifetime|1976||Agustin, Ucu}}
[[Kategori:Kelahiran 1976]] [[Kategori:Tokoh dari Sukabumi]]
 
[[en:Ucu Agustin]]
[[Kategori:Kelahiran 1976]] [[Kategori:Tokoh dari Sukabumi]]
[[Kategori:Sineas Sunda]]