Tarekat (Islam): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Silsilah Tarekat Syatariyah Cirebon
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(93 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Islamrefimprove}}
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{Sufisme}}
{{Untuk|tarekat/ordo dalam agama Katolik|Ordo keagamaan Katolik}}
'''Tarekat''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size=4>طرقطريقة</font>, transliterasi: '''Tariqah'Tharīqah'') berartimerupakan "jalan"sebuah atauistilah "metode",yang danmerujuk mengacu padakepada aliran-aliran kegamaandalam dunia [[tasawuf]] atau sufisme dalam Islam. IaSecara secarabahasa konseptualberarti terkait dengan ''ḥaqīqah''"jalan" atau "kebenaran sejatimetode", yaitudan cita-citasecara idealkonseptual yangbermakna ingin"jalan dicapaikering olehdi paratengah pelakulaut"{{Cn}} aliran tersebut.ini Seorangjuga penuntutdi ilmuanggap{{Who}} agama"merujuk akankepada memulaisebuah pendekatannyaayat dengandalam mempelajariAlquran": [[syariat"''Dan Islam|hukum Islam]]sungguh, yaitutelah praktikKami eksoteriswahyukan ataupada duniawi IslamMusa, dan‘Tempuhlah kemudianperjalanan berlanjutdi padamalam jalanhari pendekatanbersama mistispara keagamaan yang berbentuk ''ṭarīqah''. Melalui praktik spiritualhamba-hamba-Ku, [dan] bimbinganbuatlah seoranguntuk pemimpinmereka tarekat,jalan calonkering penghayatdi tarekat akan berupaya untuk mencapaitengah laut''ḥaqīqah.''" (hakikat,Q.S. atauThāhā kebenaran[20]: hakiki77).{{Cn}}
 
Pemimpin sebuah tarekat biasa disebut sebagai ''Mursyīd'' (dari akar kata ''rasyada'', yang artinya: "penuntun"). Adapun para pengikut tarekat biasa disebut sebagai ''Murīd'' (dari akar kata ''arāda'', yang artinya: "yang menginginkan"), yang bermakna orang yang menginginkan untuk mendekat kepada Tuhan; atau ''Sālik'' (dari akar kata ''salaka'', yang artinya "yang memasuki"), yang bermakna orang yang memasuki atau menempuh jalan menuju Tuhan.{{Cn}}
== Arti tarekat ==
Kata tarekat berasal dari [[bahasa Arab]] ''thariqah'', jamaknya ''tharaiq'', yang berarti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) Metode, system (al-uslub), (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halah), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung (‘amud al-mizalah).
 
Metafora ''tarekat'' sebagai "jalan" harus dipahami secara khusus, sehubungan dengan istilah ''syariat'' yang juga memiliki arti "jalan". Dalam hal ini ''tarekat'' bermakna sebagai jalan yang khusus atau individual, yang merupakan fase kedua dari skema umum tahapan perjalanan keagamaan: ''syariat'', ''tarekat'', ''hakikat'', dan ''makrifat''.{{Cn}}
Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M), tarekat ialah ''metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui tahapan-tahapan/maqamat''.
 
Ada banyak aliran tarekat yang berkembang di dunia Islam, beberapa diantaranya lahir dan besar di Indonesia.{{Cn}}
Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, pertama ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan [[Tuhan]]. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum [[sufi]] (''sufi brotherhood'') yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah.
 
== Arti tarekatTarekat ==
Bila ditinjau dari sisi lain tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan (persaudaraan) dan sistem hirarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru.
Kata tarekat atau ''tharīqah'' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size="4">طريقة</font>) berasal dari kata ''tharīq'' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size="4">طريق</font>) yang memiliki bebeberapa arti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) metode atau sistem (''uslub''), (3) mazhab, aliran, atau haluan (''mazhab''), (4) keadaan (''halah''), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, atau payung (''‘amud al-mizalah''). Menurut Mulyadi Kartanegara, dalam konteks tradisi Arab, kata "tarekat" dimaknai sebagai: jalan kecil (jalan pintas) menuju wadi (oase) di gurun dan sulit dilalui karena terkadang sudah tertutup pasir.<ref>{{Cite book|last=Zaprulkhan|date=2016|url=http://www.rajagrafindo.co.id/produk/ilmu-tasawuf-sebuah-kajian-tematik-2/|title=Ilmu Tasawuf sebuah Kajian Tematik|location=Depok|publisher=PT. RajaGrafindo Persada|isbn=9789797699048|pages=87|url-status=live}}</ref>
 
Dalam konteks agama, Alwi Shihab mendefinisikan ''tarekat merupakan suatu metode tertentu yang ditempuh seseorang secara kontinyu untuk membersihkan jiwanya dengan mengikuti jalur dan tahapan-tahapan dalam upayanya mendekatkan diri kepada Allah Swt''.<ref>{{Cite book|last=Shihab|first=Alwi|date=2009|url=http://www.alwishihab.com/inspirasi/2014/9/20/antara-tasawuf-sunni-dan-tasawuf-falsafi-akar-tasawuf-di-indonesia|title=Akar Tasawuf di Indonesia: Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi|location=Depok|publisher=Pustaka IMaN|pages=183|url-status=live}}</ref> Hal ini senada dengan pendapat Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M) bahwa tarekat ialah ''metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui berbagai maqamat (tahapan-tahapan)''.
Pengertian diatas menunjukkan Tarekat sebagai '''cabang''' atau '''aliran''' dalam paham '''[[tasawuf]]'''. Pengertian itu dapat ditemukan pada al-Thariqah al-Mu'tabarah al-Ahadiyyah, Tarekat Qadiriyah, Tarekat Naksibandiyah, Tarekat Rifa'iah, Tarekat Samaniyah dll. Untuk di Indonesia ada juga yang menggunakan kata tarekat sebagai sebutan atau nama '''paham [[mistik]]''' yang dianutnya, dan tidak ada hubungannya secara langsung dengan paham tasawuf yang semula atau dengan tarekat besar dan kenamaan. Misalnya Tarekat Sulaiman Gayam (Bogor), Tarekat Khalawatiah Yusuf (Suawesi Selatan) boleh dikatakan hanya meminjam sebutannya saja.
 
Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian,: pertama, ia berartimerupakan metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan [[Tuhan]].; dan Keduakedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum [[sufi]] (''sufi brotherhood'') yang ditandai dengan adannyaadanya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah.
== Empat tingkatan spiritual ==
[[Berkas:Syariah-thariqah-hakikah2.jpg|thumb|250px|left|Bagan yang menggambarkan kedudukan tarekat dalam empat tingkatan spiritual (''[[syariat Islam|syari'ah]], [[tarekat|tariqah]], [[hakikat|haqiqah]],'' dan ''[[makrifat|ma'rifah]]'' yang dianggap tidak terlihat)]]
Kaum sufi berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan spiritual umum dalam Islam, yaitu ''syari'at'', ''tariqah'', ''haqiqah'', dan tingkatan keempat ''ma'rifat'' yang merupakan tingkatan yang 'tak terlihat'. Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut.
 
Bila ditinjau dari sisi lain, tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan (persaudaraan), dan sistem hirarkihierarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru.
** Silsilah [[Tarekat di Cirebon]]
* [[Tarekat Syatariyah]]: Silsilah ini berasal dari [[Naskah]][http://naskahcirebon.blogspot.com] [[Tarekat Syatariyah Ratu Raja Fatimah Sami]] dari [[Keraton Kanoman]] [[Cirebon]] ialah [[Muhammad Rosulullah SAW]], Sayidina [[Ali bin Abi Thalib]], Sayidina [[Husen As-Syahid]], Sayidina [[Zaenal Abidin]], [[Imam Muhammad Baqir]], [[Imam Jafar Al-Shodiq]], [[Abu Yazid Al-Basthomi]], [[Syekh Muhammad Maghrobi]], [[Syekh Abu Yazid Al-Isyqi, [[Qutub Mudhofar]] [[Maulana Rummy Al-Thusi]], [[Abi Hasan Al-Harqqni]], [[Syekh Hudaqulimawuinahar]], [[Sayidina Muhammad Arif]], Syekh [[Abdullah As-Syatori]], [[Imam Qodli Syatori]], [[Syekh Hidayatullah Sarmasi]], [[Syekh Haji Hushuri]], [[Sayid Muhammad Ghaust]], [[Sayid Wajihuddin Al-Ulwi]], [[Sayid Shighotullah ibnu Ruhullah]], [[Sayidina Abi Muwahab Abdullah Ahmad bin Ali]], [[Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Madani]] alias [[Syekh Ahmad Qusasi]], Syekh [[Abdurrauf bin Ali]] [[Hamzah Fanshuri]] Al-Singkli, Syekh Haji [[Abdul Muhyi]] [[Pamijahan]], [[Syekh Abdullah Pamijahan]], [[Syekh Muhammad Hasanuddin Pamijahan]], [[Kiai Muhammad Sholeh]] [[Kertabasuki]] [[Cirebon]] [http://naskahcirebon.blogspot.com], [[Kiai Mas Muhammad]] [[Arjen]]yang menjadi [[Pengulu]] di [[Keraton Kanoman]] [[Cirebon]], [[Ratu Raja Fatimah Sami binti [[Kanjeng Gusti Sultan Anom]].[http://naskahcirebon.blogspot.com]
 
Pengertian diatasdi atas menunjukkan Tarekat sebagai '''cabang''' atau '''aliran''' dalam paham '''[[tasawuf]]'''. Pengertian itu dapat ditemukan pada al-Thariqahberbagai al-Mu'tabarahtarekat yang ada, seperti al-Ahadiyyah, Tarekat Qadiriyah, Tarekat NaksibandiyahNaqsyabandiyah, Tarekat Rifa'iah, Tarekat Samaniyah, dlldan lain-lain. Untuk di Indonesia ada juga yang menggunakan kata tarekat sebagai sebutan atau nama '''paham [[mistik]]''' yang dianutnya, dan tidak ada hubungannya secara langsung dengan paham tasawuf yang semula atau dengan tarekat besar dan kenamaan. Misalnya Tarekat Sulaiman Gayam (Bogor), Tarekat Khalawatiah Yusuf (Suawesi Selatan) boleh dikatakan hanya meminjam sebutannya saja.
== Tarekat-tarekat di dunia ==
 
Berikut ini adalah tarekat-tarekat tradisional yang utama:
== Empat tingkatanFase spiritualPerjalanan ==
[[Berkas:Syariah-thariqah-hakikah2.jpg|thumbjmpl|250px|leftkanan|Bagan yang menggambarkan kedudukan tarekat dalam empat tingkatan spiritual (''[[syariat Islam|syari'ah]], [[tarekat|tariqah]], [[hakikat|haqiqah]],'' dan ''[[makrifat|ma'rifah]]'' yang dianggap tidak terlihat)]]
Kaum sufi berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan spiritual umum dalam Islam, yaitu ''syari'ah'' (syariat), ''tariqah'' (tarekat), ''haqiqah'' (hakikat), dan ''ma'rifah'' (makrifat). Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut. Dalam kitab ''Sirr al-Asrar'', [[Abdul Qadir al-Jailani|Syeikh Abdul Qadir al-Jailani]] memberikan penjelasan seraya mengutip sebuah hadits dan ayat berikut:<blockquote>Rasulullah saw pernah bersabda: "''Tidurnya orang alim jauh lebih mulia daripada ibadahnya orang bodoh''." ... Firman-Nya: "''Allah mewafatkan jiwa-jiwa ketika ajalnya tiba; adapun bagi yang belum sampai ajalnya, (Allah mewafatkannya) dalam tidur mereka. Kemudian Dia menahan jiwa-jiwa yang ajalnya telah tiba, dan membebaskan jiwa-jiwa yang lain (yang belum sampai ajalnya) hingga batas waktu yang telah ditentukan''." (Q.S. Az-Zumar: 42). Inilah yang dimaksud orang alim dalam hadits Nabi s.a.w. di atas. Mereka termasuk insan ruhani, manusia khusus, yang sekalipun ajal belum tiba tetapi mereka sudah kembali ke negeri asali sang jiwa, yakni negeri hakikat di semesta al-qurbah yang dekat dengan Allah Ta'ala. Negeri ini tidak akan dapat dicapai oleh mereka yang masih hidup kecuali dengan Ilmu '''Hakikat'''; dan ilmu ini tidak dapat diperoleh kecuali dengan menempuh jalan '''Syariat''', '''Thariqat''', dan '''Makrifat'''.<ref name=":0">{{Cite book|last=Al-Jailani|first=Syekh Abdul Qadir|date=2021|title=Sirrul Asrar|location=Jakarta|publisher=Qaf Media Kreativa|isbn=9786236219065|url-status=live}}</ref> </blockquote>Di dalam kitab tersebut Syeikh Abdul Qadir al-Jailani juga mengutip sebuah hadits: "''(Ilmu) syariat itu pohon, rantingnya thariqat, daunnya makrifat, dan buahnya hakikat''".<ref name=":0" />
 
== Mempelajari tarekat ==
=== Syarat ===
[[Hasjim Asy'ari|Muhammad Hasyim Asy'ari]] sebagaimana dikutip oleh Mohammad Sholikhin, seorang penganalisis tarekat dan sufi, mengatakan bahwa ada delapan syarat dalam mempelajari tarekat:<ref name=isbn9786027703476>{{Cite book|last=Sholikhin|first=Mohammad|date=2012|title=Mukjizat dan Misteri Lima Rukun Islam: Menjawab Tantangan Zaman|location=Yogyakarta|publisher=Al Barokah|isbn=9786027703476}l</ref>
* ''Qashd shahih'', menjalani tarekat dengan tujuan yang benar. Yaitu menjalaninya dengan sikap ubudiyyah, dan dengan niatan menghambakan diri kepada Tuhan.
* ''Shidq sharis'', haruslah memandang gurunya memiliki rahasia keistimewaan yang akan membawa muridnya ke hadapan Ilahi.
* ''Adab murdhiyyah'', orang yang mengikuti tarekat haruslah menjalani tata-krama yang dibenarkan [[agama]].
* ''Ahwal zakiyyah'', bertingkah laku yang bersih/sejalan dengan ucapan dan tingkah-laku [[Nabi Muhammad]] SAW.
* ''Hifz al-hurmah'', menjaga kehormatan, menghormati gurunya, baik ada maupun tidak ada, hidup maupun mati, menghormati sesama saudaranya pemeluk Islam, hormat terhadap yang lebih tua, sayang terhadap yang lebih muda, dan tabah atas permusuhan antar-saudara.
* ''Husn al-khidmah'', mereka-mereka yang mempelajari tarekat haruslah mempertinggi pelayanan kepada guru, sesama, dan Allah SWT dengan jalan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
* ''Raf' al-himmah'', orang yang masuk tarekat haruslah membersihkan niat hatinya, yaitu mencari ''khashshah'' (pengetahuan khusus) dari Allah, bukan untuk tujuan duniawi.
* ''Nufudz al-'azimah'', orang yang mempelajari tarekat haruslah menjaga tekad dan tujuan, demi meraih makrifat ''khashshah'' tentang Allah.
 
=== Tujuan ===
Tujuan tarekat adalah membersihkan jiwa dan menjaga hawa-nafsu untuk melepaskan diri dari pelbagai bentuk ujub, takabur, riya', ''hubbud dunya'' (cinta dunia), dan sebagainya. Tawakal, rendah hati/tawadhu', ridha, mendapat makrifat dari Allah, juga menjadi tujuan tarekat.<ref name="isbn9786027703476" />
 
== Tanggapan ==
Ada yang menganggap mereka yang menganggap orang-orang sufi dan tarekat sebagai orang yang bersih (''shafa'') dari kekotoran, penuh dengan pemikiran "dan yang baginya sama saja antara nilai [[emas]] dan [[batu]]-batuan," tulis Muhammad Sholikhin dalam bukunya. Ada pula yang menganggap mereka mencapai makna orang yang berkata benar, semulia-mulianya [[manusia]] setelah para [[Nabi]] sebagaimana firman Allah dalam QS. [[An-Nisa]] (4):69.<ref name="isbn9786027703476" /> Namun, [[Ibnu Taimiyah]] mengatakan pendapat ini salah sama sekali. Yang benar, adalah "orang-orang yang berijtihad dalam ketaatannya kepada Allah."<ref name="isbn9786027703476" />
 
== Tarekat-tarekat di duniaIndonesia ==
Berikut ini adalah tarekat-tarekat tradisionalutama yang utamaada dan berkembang di Indonesia:
{{Col-begin}}
{{Col|2}}
* [[Tarekat QodiriyahBa 'Alawiyyah]]
* [[Tarekat Idrisiyah]]
* [[Tarekat Khalwatiyah]]
** Silsilah [[Tarekat di CirebonMaulawiyah]]
* [[Tarekat Naqsyabandiyah]]
* [[Tarekat Rifa'iahQadiriyah]]
* [[Tarekat QodiriyahQadiriyah wa Naqsyabandiyah]]
* [[Tarekat Qodiriyah]]
* [[Tarekat Samaniyah]]
* [[Tarekat Shiddiqiyyah]]
* [[Tarekat Syadziliyah]]
* [[Tarekat Syattariyah]]
* [[Tarekat Tijaniyah]]
{{EndDivcol-end}}
 
Untuk mengkaji ribuan tarekat yang ada dan berkembang di seluruh dunia, seorang Pakar Ilmu Tarekat '''Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan''' <ref>{{Cite web|last=Internasional|first=Asyraf|title=Tentang Profil Shohibul Faroji|url=https://p2k.unkris.ac.id/id1/2-3065-2962/Shohibul-Faroji_51731_p2k-unkris.html}}</ref> dengan karyanya Tafsir Midadurrahman sebanyak 115 jilid dan menjadi mufassir yang mendapatkan penghargaan [[MURI]] sebagai Penulis tafsir terpanjang dan tertebal di seluruh dunia. Mengkaji penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dengan perspektif ribuan tarekat. Dengan metode Sanadi.<ref>{{Cite web|last=MURI|first=Tafsir Midadurrahman|title=Tentang Tafsir Midadurrahman |url=https://penasantri.id/blog/2018/12/02/midadurahman-kitab-tafsir-tertebal-di-dunia/}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[MistisismeMistisismemi]]
* [[Suluk]]
* [[Salik]]
* [[Sufisme]]
* [[Silsilah Tarekat]]
 
== Pranala luarReferensi ==
{{Reflist}}
* [http://www.alawiyyah9.blogspot.com THARIQAT 'ALAWIYYAH]
* [http://www.qadiriyyah9.blogspot.com THARIQAT QADIRIYYAH]
* [http://www.naqsabandiyyah9.blogspot.com THARIQAT NAQSABANDIYYAH]
* [http://www.syadziliyyah9.blogspot.com THARIQAT SYADZILIYYAH]
* [http://www.sanusiyyah9.blogspot.com THARIQAT SANUSIYYAH]
* [http://www.maulawiyyah9.blogspot.com THARIQAT MAULAWIYYAH]
* [http://www.nurmuhammadiyyah9.blogspot.com THARIQAT NURMUHAMMADIYYAH]
* [http://www.khidiriyyah9.blogspot.com THARIQAT KHIDIRIYYAH]
* [http://www.ahadiyyah9.blogspot.com THARIQAT AHADIYYAH]
* [http://www.suhrawardiyyah.blogspot.com THARIQAT SUHRAWARDIYYAH]
* [http://www.kubrawiyyah.blogspot.com THARIQAT KUBRAWIYYAH]
* [http://www.khalwatiyyah.blogspot.com THARIQAT KHALWATIYYAH]
* [http://www.chistiyyah.blogspot.com THARIQAT CHISTIYYAH]
* [http://www.nimatullahi1.blogspot.com THARIQAT NI'MATULLAHI]
* [http://www.rifaiyyah.blogspot.com THARIQAT RIFA'IYYAH]
* [http://www.madawis.blogspot.com THARIQAT WALISONGO]
* [http://pesambanganjati.com TAREKAT DI CIREBON
 
{{Authority control}}
{{Islam-stub}}
 
[[Kategori:Tarekat Sufi| ]]
[[Kategori:Sufi]]
[[Kategori:Tarekat| ]]
 
[[ar:طرق الصوفية]]
[[arz:الطرق الصوفيه]]
[[az:Təriqət]]
[[bs:Tarikat]]
[[ca:Tariqa]]
[[de:Tariqa]]
[[en:Tariqa]]
[[es:Tariqa]]
[[fr:Tariqa]]
[[it:Confraternite islamiche]]
[[ko:타리카]]
[[ku:Terîqet]]
[[lbe:Тарикъат]]
[[ml:ത്വരീഖത്ത്]]
[[ms:Tarekat]]
[[pl:Tarika]]
[[ru:Тарикат]]
[[simple:Tarika]]
[[sl:Tarika]]
[[tr:Tarikat]]
[[ur:طریقت]]